Hello~
Ini adalah post muqaddimah dari rangkaian post jalan-jajan ke Solo-Yogyakarta, alhamdulillah wacana yang udah mengendap bertahun lamanya bisa terealisasi. Liburan kali ini disponsori oleh… diri sendiri 😆 Aisya, Deanty dan Lestari.
Setelah mempertimbangkan dengan seksama dan dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya (cukup 2 bulan aja 😅) kita memilih untuk berlibur di bulan Agustus. Karena: ada harpitnas (*penting), ArtJog masih buka, load kerjaan nggak begitu banyak (terutama Deya, yang shadow job-nya ngintil mulu 🥲) cuacanya masih hangat (cenderung panas) dan faktor X yang tidak terdefinisikan.
Meski Ijen dan Baluran masih menggoda, kita tetap memilih Solo dan Yogyakarta sebagai tujuan liburan kita kali ini. Kenawhy? Karena ke Ijen dan Baluran nggak cukup 3-4 hari aja ya guise… menurut penerawanganku, setidaknya kita butuh 2 minggu kalau mau liburan ke Ijen dan Baluran 🧐. 1 minggu untuk acara inti (termasuk perjalanan Bandung-Banyuwangi 20 jam) dan 1 minggu untuk recovery. Hello~ sobat jompo.
Yha~ kita tahu kok, Yogyakarta adalah tujuan yang B aja, apalagi kalau kita udah berkali-kali kemari. Hampir semua konturnya udah pernah kita singgahi, dari pegunungan, pantai, air terjun, sampai jalan santai sekitar Taman Sari. Dan Bowo menjadikan Yogyakarta-Bandung tampak begitu dekat macem Cibiru-Cileunyi, yang kalau di Path mah: sleeping at Yogyakarta, wake at Bandung, touch down UIN SGD 😁.
Yogyakarta adalah pilihan yang (ny)aman untuk kita, setidaknya untuk saat ini.
Kita menambahkan Solo sebagai tujuan karena wara wiri mulu di FYP TikTok 😅. Karena TikTok kita jadi tahu bahwa Yogyakarta-Solo bisa ditempuh pake KRL dalam 1 jam aja dan ada banyak tempat yang bisa dituju. Tentcunya dari semua list yang udah kita susun nggak semuanya bisa ter-checklist, beberapa tempat mesti tercoret karena waktu, jarak dan ketahanan (tubuh kita) yang mulai terbatas.
16 AGUSTUS 2023 (RABU)
Kita semua berangkat dari Stasiun Bandung pake kereta Lodaya (Ekonomi-Premium), termasuk Icunk yang udah stay di Garut. Bukan liburan kalau nggak ada dramanya yekan… pulang kerja aku langsung menuju Stasiun Bandung pake TMP. Hawa liburan memang beda yakawan… aku merasa chill & relax macem playlist Spotify 😆, apalagi saat itu mataharinya cakep dan anginnya sepoi-sepoi, seketika pikiranku terbuai: mau jajan apa nanti di stasiun 🤔.
Bandung saat weekday udah macet, Bandung saat weekend macet pake banget, Bandung saat tahu lusa adalah harpitnas (tanpa hujan + cai cileuncang) udahlah… nggak usah dibahas. Aku sempat mengira salah naik bis karena rutenya berbeda, ternyata rute bisnya dialihkan karena sedang ada gladi bersih untuk upacara Agustusan. Kalau aku aja udah kena macet, apa kabar Deya yang berangkat dari Kopo? 🤔.
Sambil menunggu Deya yang masih stuck di Kopo, aku dan Icunk gercep sholat di masjid baru, nge-print tiket dan jajan ini itu. Alhamdulillah… Deya datang di waktu yang tepat, di saat kita udah hulang huleng (padahal mau pergi healing) memikirkan perlu beli tiket lagi apa nggak 😅. Jangankan bikin footage untuk video aesthetic yang ada kita langsung caw ke peron, melewati sky bridge yang udah sepi, menuju kereta yang siap berangkat.
Di kereta aku menonton Moving dan ngemil jajanan yang kita beli tadi, termasuk Cilor-nya Icunk yang enak itu 🤤. Perjalanan menuju Yogyakarta kali ini nggak bisa dibilang nyaman ya karena kita terganggu dengan suara dengkurannya buibu di belakang, lelah meureun… 🥲. Tak lupa, aku menelepon ibu suri yang posesif ditinggal liburan.
17 AGUSTUS 2023 (KAMIS)
Kita sampai di Yogyakarta di sepertiga malam, waktu yang sebenarnya lebih tepat untuk sholat tahajud 🤭. Sambil menunggu Shower & Locker buka, kita memutuskan untuk mencari makan di area Malioboro. Tadinya kita mau ke Gudeg Yu (siapa gitu) yang katanya buka sampai shubuh, ternyata udah tutup. Kemudian kita ke KFC Malioboro yang katanya buka 24 jam, ternyata udah tutup juga. Kemudian kita ke Burger Kings Malioboro, eh ternyata beneran buka 24 jam, akhirnya kita ishoma disana.
Beruntung, saat kembali ke Shower & Locker antriannya nggak begitu banyak, sambil menunggu giliran kita mengobrol di bagian belakang yang berbatasan langsung dengan stasiun. Selesai mandi kita ke hotel untuk menyimpan tas kemudian kembali ke Stasiun Tugu untuk naik KRL ke Solo (8K, cuma bisa pake e-money atau Go Pay). Sepanjang perjalanan menuju Solo kita sesekali tertidur, nggak kuat euy.
Ternyata mengunjungi Solo selain saat mudik enakeun ya… kotanya nyaman untuk jalan-jalan meski agak senyap. Kita pake Go Car untuk mobilitas dan hampir semua driver Go Car yang kita naiki membicarakan kepuasannya pada kinerja Gibran. Karena waktu yang terbatas, kita hanya sempat mengunjungi 4 tempat aja, yakni: Selat Solo Tenda Biru, Museum Lokananta, Pracimasana dan Pasar Gede.
Pulang dari Solo kita kembali lapar wkwkwk dan memutuskan untuk mampir ke Gudeg Yu Sum yang lokasinya berada di darah Kauman, dekat rumahnya Ana. Mungkin karena masih diliputi euphoria liburan, kita memutuskan untuk berjalan kaki menuju Gudeg Yu Sum, strong banget yekan. Pulangnya kita naik bentor, untung bapaknya mau ngangkut kita bertiga 😂.
18 AGUSTUS 2023 (JUM’AT)
Tahu sendiri laya… gimana jomponya tubuh kita saat memasuki usia dirty thirty yang ke sekian 😅. Karena masih lelah sisa ke Solo kemarin kita mengawali hari dengan santai. Setelah sarapan kita sempat-sempatnya ngobrol dongs padahal nanti di jalan kita juga ngobrol lagi. Ohya kita memutuskan untuk menyewa mobil karena akan mengunjungi beberapa tempat yang berjauhan.
Bukannya langsung menuju ke Gunung Merapi yang ada kita malah muter-muter sambal mencari Point Coffee, iya… tadi kita udah sarapan, tapi ingin ngemil. Hari ini kita hanya sempat mengunjungi 3 tempat aja, yakni: Museum Ullen Sentalu, Sate Ratu dan Laguna View Depok. Tadinya kita mau sunset-an di tepi pantai, namun karena ngaret (lagi-lagi) kita mencari opsi penggantinya.
Sebelum kembali ke hotel kita sempat makan malam di Mie Godog Mbah Gito, karena lokasinya sejalan dengan arah pulang. Sezuzurnya, aku nggak menikmati Mie Godog-nya gegara terdistraksi meeting online dan printilannya. Jadinya terasa numpang lewat aja, nggak berkesan, mungkin lain kali kesana lagi.
19 AGUSTUS 2023 (SABTU)
Hari terakhir di Yogya kita memutuskan untuk mengubah itinerary perkara IG story-nya mb Lucedale. Jadilah kita pagi-pagi kembali ke Stasiun Tugu untuk ke Stasiun Brambanan yang hanya berjarak 2 stasiun. Hari ini kita mengunjungi 3 tempat aja, yakni: Prambanan X KAWS: Holiday Indonesia, TFP Kopi Warung Pasar Kranggan dan ArtJog 2023.
Setelah dari Artjog 2023 kita mengunjungi Ana di rumahnya di daerah Kauman, sekaligus mencari barang karena Icunk buka jastip printilan Aisyiyah. Mungkin karena kita udah berkali-kali main ke rumah Ana jadinya feels like home 😁. Ada bapak dan Mas Kunta yang sedang ngobrol setelah sholat maghrib, dan baby Alesha yang imut banget.
Suatu kemajuan menemukan Teh Pucuk di rumahnya Ana yang menerapkan konsep less salt – less sugar di dapur keluarga. Kita pamit karena mau jalan-jalan ke Malioboro tapi akhirnya kembali ke rumah Ana, makan Mie Godog yang pedas dan melanjutkan obrolan yang sempat ke-pause. Menjelang tengah malam kita pulang ke hotel, melalui gang-gang rumah keluarga dan kesamprok warga yang sedang meronda.
20 AGUSTUS 2023 (MINGGU)
Rasanya semalam belum cukup untuk berbagi cerita dan tertawa-tawa mengingat masa lalu yang, gusti… tak-kusangka-pernah-begini. Pagi harinya, Ana berkunjung sebelum kita pulang ke Bandung, meninggalkan Ale (yang masih terbayang imutnya 😊), membawakan kita bekal untuk dimakan di perjalanan *terharu 🥺. Selalu seperti ini.
Kita meninggalkan Yogyakarta di pagi hari demi mengejar jeda untuk beristirahat, tahu sendiri yekan liburannya 3 hari jomponya bisa sampai seminggu. Maafin aku ya temans… aku nggak ngeh saat memilih seat, seat kita menghadap ke belakang jadi berasa mundur keretanya. Setelah menyimpan tas dan mencari posisi yang nyaman kita semua langsung ‘lep’ tertidur, dan terbangun saat mencapai perbatasan Jawa Tengah – Jawa Barat.
Yang pertama kali kita lakukan setelah terlelap adalah… makan wkwkwk bekal yang dibawakan Ana tandas bahkan sebelum tengah hari, padahal tadi pagi kita sarapan loh. Di Stasiun Cipeundeuy kita berhenti agak lama sehingga kita bisa jajan atau sekedar berjalan-jalan biar kakinya nggak bengkak. Buibu menjajakan dagangannya dari balik pagar pembatas, mengingatkanku akan suasana kereta api sebelum eranya Pak Jonan.
Icunk turun di Stasiun Cipeundeuy sedang aku dan Deya lanjut menuju Bandung.
Di sisa perjalanan kita Kembali ngobrol (yaeyalahhh… 😅) dan mengamati bahwa hampir semua stasiun yang dilewati sedang direnovasi. Wow… kita melewati Stasiun Rancaekek dimana Neng Is berangkat kerja ke kota semasa muda, melewati stasiun-stasiun kecil yang diperbaharui, melewati sawah-sawah produktif yang sebentar lagi mati. Who knows yekan… 5 tahun yang akan datang, sawah-sawah akan berubah menjadi perumahan atau mungkin pabrik 🤔.
Aku dan Deya memutuskan untuk makan dulu di Tjuankie Stasion sebelum pulang ke rumah. Well… Yang kita inginkan setelah liburan adalah mandi, rebahan dan ketiduran, karenanya kita nggak mau rencana re-charge energi tahap 1 ini terganggu lapar makanya makan dulu 😁.. Mungkin memang udah saatnya kita pake koper ketimbang pake tas ransel, punggungku sakit hingga seminggu kemudian, yakin banget Deya merasakan hal yang sama.
Akhirul kalam… Terima kasih bestie untuk menyempatkan diri melakukan perjalanan bersama di tengah perjalanan kita sendiri. Semoga kita dipertemukan kembali di perjalanan lain yang lebih menyenangkan dan menenangkan, karena yang terpenting: bukan kemana melainkan dengan siapa 🤭.