Air 💧… Tanah ✨… Api 🔥… Udara 💨…
Selama ribuan tahun keempat negara hidup rukun, kemudian… segalanya berubah saat Negera Api menerang. Hanya Avatar, penguasa keempat elemen yang mampu menghentikan mereka, namun saat dunia membutuhkannya, ia menghilang.
*kalau kalyan hafal intro-nya... aku padamu.
***
Saat James Cameron merilis film Avatar di tahun 2009 kukira ia mengadaptasi Avatar: The Legend of Aang, makanya heran banget kenapa si Aaang berubah jadi biru eh ternyata memang beda 😂. Avatar: The Legend of Aang atau Avatar: The Last Airbender adalah serial kartun (ah elah… yang nyebut kartun-kartun gini byasanya gen 90an 😂) yang diproduksi oleh Nickelodeon dan ditayangkan oleh ANTV sejak tahun 2005 sampai... sekarang masih ada nggak sih? 🤔.
Serial Avatar: The Legend of Aang terdiri dari 61 episodes yang terbagi dalam 3 seasons, dan aku adalah satu dari sekian juta pasang mata yang nonton serialnya lebih dari 2 rit, ayo ngaku… siapa yang nonton Avatar sambil sarapan? 😁. Setelah Avatar: The Legend of Aang ada Avatar: The Legend of Korra, aku nggak nonton sampai tamat karena merasa ceritanya kurang asique, mungkin nanti (kapan-kapan) akan rewatch siapa tahu akfeel-nya akan terasa berbeda.
Sebenarnya James Cameron nggak salah-salah amat ngasih judul filmnya pake Avatar karena Avatar (yang kutahu) berarti terlahir kembali. Avatar biru terlahir dari dalam pod, sedang Avatar Aang terlahir dari dalam es batu. Avatar: The Legend of Aang pernah didaptasi oleh M. Night Shyamalan di tahun 2010, sayangnya gagal maning 😅.FYI. Avatar: The Last Airbender adalah hak cipta yang diperjualbelikan oleh Paramount Picture dan Netflix.
Aku nggak merekomendasikan Avatar: The Last Airbender-nya M. Night Shyamalan terutama bagi kalyan yang penasaran kenapa filmnya bisa gagal maning. Durasinya terlalu mepetz 😌, cast-nya nggak sesuai ekspektasi 😥, konsep diversity-nya nggak masuk 😕, udahlah esmosi 😡. Aku curiga M. Night Shyamalan nggak nonton serialnya sekhidmat kita yang nonton sambil sarapan, makanya filmnya kurang bernyawa. India merupakan bagian dari Asia tapi nggak Dev Patel juga kali ah…
Makanya saat ada kabar Netflix mengadaptasi Avatar: The Last Airbender dan menjadikannya serial, aku sih 50:50. Di satu sisi aku enggan over expectation karena rasanya tuh huft banget, sedang di sisi lain aku penasaran sejauh apa Netflix akan membawa Avatar: The Last Airbender. Sejak kesuksesan live action One Piece kupikir Netflix mulai bermanuver pada serial anime, saat post ini kutulis ada kabar bahwa Netflix akan mengadaptasi Naruto.
UPDATE
Taa… Daa… Netflix resmi mengabarkan bahwa Avatar: The Last Airbender akan lanjut ke season 2 dan 3. FYI. Serial Avatar: The Legend of Aang memang terdiri dari 3 buku yakni:
Book 1: Water 💧
Book 2: Earth ✨
Book 3: Fire 🔥
tyda percaya? tanyalah bapake yang satu ini |
So, without any further do… here is my review of Avatar: The Last Airbender, semoga bisa menjadi pertimbangan bagi kalyan yang masih maju mundur mau nonton apa nggak. Review ini kutulis sepenuh hati berdasarkan POV-ku yang udah nonton Avatar: The Legend of Aang sejak SMA, kuliah, nganggur kerja dan gabut 😁. Perlu diingat bagimu taste-mu, bagiku-taste-ku, experience nontonku mungkin berbeda dengan experience yang kalyan punya dan isokey.
***
Di Avatar: The Legend of Aang diceritakan bahwa manusia terbagi menjadi 4 bangsa, yakni water tribe 💧 (Suku Air – utara dan selatan), earth kingdom ✨(Kerajaan Bumi), fire nation 🔥 (Negara Api) dan air nomad 💨 (Pengembara Udara) dan. Masing-masing bangsa memiliki bender (pengendali elemen) yang biasanya diwariskan melalui keturunannya. Dalam setiap generasi akan terlahir Avatar yang mampu mengendalikan semua elemen, siklus kelahiran Avatar selalu sama, yakni: air, tanah, api dan udara.
Para bender mengasah skill-nya sejak dini, mereka juga belajar untuk mengendalikan kekuatannya. Kekuatan para bender bisa meningkat saat elemen yang mempengaruhinya berada di puncak, untuk negara api puncak elemen mereka terjadi 100 tahun sekali saat komet Sozin 🌠 melintasi bumi. Negara Api memanfaatkan komet Sozin untuk memusnahkan pengembara udara, pun dengan fire lord Ozai (Daniel Dae-kim) yang kelak memanfaatkan komet Sozin untuk bertarung dengan Aang *bukan spoiler 😁.
100 tahun sejak air nomad dimusnahkan, Avatar Aang (Gordon Cormier) tetiba di muncul di hadapan Katara (Kiawentiiao Tarbell) dan Sokka (Ian Ousley). Mereka akhirnya memutuskan untuk menemani Aang mencari guru untuk mengasah pengendalian elemennya, maklum laya… saat hilang Aang belum sempat belajar banyak. Tujuan pertama mereka adalah Pulau Kyoshi, pulau yang dipisahkan oleh Avatar Kyoshi (Yvonne Chapman) dari kerajaan Bumi.
Tentcunya berita kedatangan Aang ke pulau Kiyoshi terdengar oleh Zuko (Dallas Liu) dan uncle Iroh (Paul Sun-hyung) yang langsung mengejarnya. Saat itulah Aang berhasil terkoneksi dengan Avatar Kiyoshi dan menghalau pasukan Negara Api yang dipimpin oleh Zhao (Ken Leung). Oh ya… Pulau Kiyoshi dijaga oleh Kiyoshi warrior yang dipimpin oleh Suki (Maria Zhang), yha~ doi cakepnya kebangetan 😍 apalagi saat nggak pake make-up, bisa laya jadi BA micellar water.
Aang yang muncul dari es batu |
mb Kiyoshi janlup double cleansing sebelum tidur |
Dari Pulau Kiyoshi Aang mampir di Kerajaan Bumi yang dipimpin oleh Raja Bumi (Utkarsh Ambudkar), sumpah gagal faham dengan headpiece-nya yang dibikin macem jin Sarimi 😂. Maaf pemirsa namun aku nggak ter-Jet-Jet (Sebastian Amoruso) macem kalyan yang ter-Suki-Suki, aku lebih happy melihat Cabbage Man alias Kang Kubis (James Sie) yang setres karena kubisnya berkali-kali hancur. FYI, Cabbage Man ini adalah salah satu karakter yang ditunggu-tunggu karena M. Night Shyamalan menghilangkannya di film.
Dari Kerajaan Bumi Aang menuju Suku Air Utara, namun perjalananya terhambat karena Koh Si Pencuri Wajah (George Takei). Aang pun pergi menemui Avatar Roku (C. S. Lee) di Negara Api untuk mengambil totem yang pernah diambilnya. Zuko dan uncle Iroh meng-hire seorang bounty hunter bernama June (Arden Cho) untuk menangkap Aang, aku sangat menyayangkan screen time June yang cimit padahal doi kewren, yha~ mungkin di season 2-3 *kalau ada.
Appa dan Momo juga kiyut... gegara netizen setiap kali melihat Appa aku malah teringat Rigen |
Untuk ceritanya kurasa nggak jauh berbeda, memang ada beberapa part yang dikurangi atau ditambahkan namun aku nggak masalah dengannya. Salah satu keputusan terbaik adalah memvisualisasikan Tui saat penyerangan di Suku Air Utara, mengingatkanku pada si Toothless di How To Train Your Dragon. Fan theory yang beredar: princess Yue adalah Avatar setelah Aang, namun karena Aang hilang rohnya ikutan nyangkut that’s why princess Yue terlahir ‘kosong’ sehingga Tui meminjamkan roh kepadanya.
Untuk cast-nya kurasa udah mendingan ketimbang versi M. Night Shyamalan, kusuka Aang yang ceria dan petakilan. Concern-ku (dan kita semua) adalah cast ciwik-ciwik Negara Api yakni Azula (Elizabeth Yu), Mai (Thalia Tran) dan Ty Lee (Momona Tamada) yang why oh why? Namun setelah membaca fan theory aku jadi faham, ciwik-ciwik Negara Api gemoy karena mereka adalah noble woman (bangsawan) yang kehidupannya terjamin, tyda perlu khawatir ygy kemungkinan besar akan mereka glow up kok.
Meski nggak mirip 110%, tim produksi Avatar: The Last Airbender ini udah bekerja kerasa bikin kostum dan membangun set yang proper, terutama Kerajaan Bumi yang menurutku kompleks banget. Pun dengan detail kecil macem ornamen yang dimiliki setiap bangsa, kalau ada yang bikinku jengkel itu adalah wig-nya princess Yue yang too much dan jambangnya Ruy Iskandar yang nggak dipoles biar natural.
***
Dear Netflix… Plis bikin Avatar: The Last Airbender season 2 dan 3 secepatnya, sebelum Gordon tambah tuwir.
Avatar poster taken from impawards.com
Avatar: The Last Airbender scenes picture taken from @watchmen.id thread