Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.
Photo by Karolina Grabowska
Hello~

Tahun lalu aku nggak sempat bikin annual birthday post karena sibuk banget 😁. Hampir sepanjang tahun aku kepikiran annual birthday post ini, ingin menulis sesuatu tapi bingung mau menulis apa. Mungkin karena di tahun-tahun sebelumnya udah banyak menulis, aku merasa semuanya (post-ku) udah cukup mewakili. Sayang banget ya… pasalnya aku udah pusing memikirkan judul post-nya sejak beberapa bulan sebelumnya 😅. Yha~ make it double (three).

Untuk saat ini alhamdulillah aku merasa hidupku udah ‘cukup’ menurut standar yang ku bikin sendiri 😎, jadi ya… sans aja 😉. Meski nggak rajin nge-post story, aku bersyukur memiliki inner circle yang supportive dan bisa bikin ketawa di dunia nyata *bukan sekedar ketawa karir 🙃. Mengabaikan segala huru hara yang (pernah) ada, aku merasa nyaman dengan hidup yang dijalani saat ini, so… nggak usahlah mengasihaniku dengan apa-apa yang belum kumiliki. Bisa jadi, hidupku yang gini-gini aja dan banyak plot twist-nya adalah hidup yang diam-diam kalyan inginkan 😏.

Doaku masih sama: Ya Allah… tolong konversikan pahalaku jadi rezeki, hamba mau healing. Plis ini mah ✨😆✨.

Di bulan penuh muhasabah ini, aku ingin berbagi wishlist yang selama ini terkumpul di board Pinterest-ku. Yakali ada diantara kalyan yang ingin kasih hadiah 😁. Nggak ketang, aku hanya ingin menambahkan taburan hiburan biar post-ku nggak anyep. Wishlist-ku terdiri dari hal-hal yang selama ini kukecengin, yang karena belum bisa teralisasikan meneng ae di board Pinterest. Feel free to skip the rest of the post… and give me the nicest pray you’ve thought about ✨👌🏻.

PC
Alhamdulillah tahun ini laptop netbook-ku berusia lebih dari satu dekade, performanya so far so good. Karenanya 2-3 tahun yang akan datang aku pasti membutuhkan device baru, just in case netbook-ku tetiba bermasalah dan nggak bisa diselamatkan 🥺. Setelah menimbang-nimbang kurasa aku lebih membutuhkan PC ketimbang laptop. Memang PC nggak sefleksibel laptop yang bisa dibawa kemana-mana, ya gpp sih yang kubutuhkan dari PC adalah kapasitas memory dan RAM-nya yang mantips. Selain itu, screen yang luas insya allah bikinku nyaman saat nonton drakor 😂.

tyda mengapa kalau bukan iMac
credit: website-nya iBox

WIRELESS KEYBOARD
Saat ini aku udah memasuki fase dimana sering sakit leher dan punggung karena posisi screen yang kurang sejajar dengan mata. Solusi terbaik memang memindahkan screen-nya agar sejajar dengan mata atau pake wireless keyboard, kalau di kantor masih bisa diusahakan sedang di kosan masih butuh effort karena aku pakenya netbook. Wireless keyboard yang menjadi wishlist-ku adalah Yunzii Actto, ofkors karena desainnya yang cakep dan vintage (meski sebenarnya lebih cocok untuk tablet siya 😅). Yha~ aku pernah mengalami masa ketak ketik pake mesin tik makanya saat menemukan Yunzii Actto di Pinterest berasa nostalgia.

credit: website-nya Yunzii

PORTER YOSHIDA BALLOONSAC
Aku lebih tertarik dengan tas berbahan nylon ketimbang kulit imitasi yang namanya sering disamarkan menjadi faux leather, vegan leather atau ultra fine fiber. Aku suka desain tas yang compact dan muat banyak dengan strap webbing (bukan fabric). Sejauh ini aku belum menemukan desain tas ala Porter Yoshida, sekalinya ada miripnya malah dengan Porter Yoshida Tanker *beda konsep 😅. Kan kukecengin Porter Yoshida Ballooonsac ini sampai termiliki…

credit: website-nya Porter Yoshida

EXSPORT KUMARA 
Porter Yoshida Baloonsaac-nya di-skip dulu ya, aku kembali ke khittoh-ku yakni Exsport 😁. Aku udah pake Exsport sejak SD, so far... tasnya masih pada awet dan desainnya OK. Aku memutuskan untuk beli Exsport Kumara ini karena ingin punya tote bag yang proper dan stylish, aku memilih warna hijau biar asyik aja gitu haha 😂. Meski nggak ada fitur saku samping untuk menyimpan payung, aku suka desainnya yang nggak neko-neko dan cemplung-able.

Beli di Shopee

credit: akun Shopee-nya Exsport

HOKA ONE ONE HOPARA
Tahun ini aku berencana untuk hiking (lagi) dan melakukan kegiatan outdoor, karenanya aku akan membutuhkan footwear baru *alasan 😂. Setelah menimbang-nimbang dan searching sana sini kurasa Hoka One One Hopara akan cocok untukku. Ketimbang sepatu aku suka sandal macem begini karena nggak bikin kakiku kepanasan kalau kelamaan dipake, dan yang paling penting cushion-nya empuk ✨👌🏻. Sayangnya aku belum menemukan warna yang kumau, well... aku nggak anti warna hitam ya cuma kurasa desainnya akan lebih menyala kalau berwarna.

credit: website-nya Hoka Hoka One

STUDIO
Last but not least, aku ingin punya studio yang akan kugunakan untuk… tidur siang 😂. Aku ingin punya creative space yang terpisah dari kamar tidur untuk bekerja dan menyimpan printilan nggak-penting-tapi-ingin-punya. Kurasa studio yang lapang dan clean (wae ah haha) akan ideal untukku yang mudah terdistraksi sana sini. Yha~ akan ada saatnya aku bekerja mandiri sesuai dengan flow yang kuinginkan, nanti ya… belum tahu kapan 😅. Marilah kita mulai bermanifestasi punya studio dengan memikirkan namanya dulu hehe 😁.

credit: Marika Maijala Design Studio

spero autem protinus adveho verus
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Hello~

Selamat membaca post akhir tahunku ini, semoga tahun yang akan datang hidupku semakin menarik 😉.

SOCIAL MEDIA DETOX
Setelah sekian lama menjadi wacana, akhirnya… aku melakukan social media detox *bangga 😎. Terhitung sejak 6 bulan yang lalu aku meng-uninstall aplikasi Instagram dan Twitter di smartphone. Awalnya coba-coba… lama-lama keterusan… Tadinya aku ingin melakukannya secara bertahap, 1 bulan - jeda - 3 bulan - jeda - 6 bulan. Setelah dijalani selama 1 bulan aku menyadari bahwa hidupku B aja tanpa Instagram dan Twitter, fix tahun depan aja login-nya 😁.

Jadi, maaf banget niya pemirsa kalau ada DM yang nggak terbalas, Instagram story yang nggak di-repost atau mention yang dianggurin. Aku sengaja wkwkwk 🤭. Ide social media detox kembali muncul saat aku meng-unfollow beberapa akun influencer yang influence-nya udah nggak relevan lagi. Jengah juga dengan Instagram story yang isinya drama duniawi dan printilannya. Pun dengan Twitter yang isinya nggak jauh-jauh dari permasalahan sosial yang ada di muka bumi 😅.

Karena social media detox tentcunya aku jadi kurang udpdate, namun terima kasih ya Aisya ya Deanty untuk kiriman links-nya, kalyan sungguh pengertian 😘. Nggak sedikit yang mengira aku sedang ‘bermasalah’ karena tetiba uninstall Instagram dan Twitter, faklah ceuk aing teh. Saat kamu tahu aku nggak berada ‘di tempat byasa’ apakah kamu mencariku?

Lemme tell you… satu-satunya yang mencariku dan menyelam hingga dasar feeds di berbagai social media hanyalah HRD dari LinkedIn. Asli ini mah. Gils bangetlah skill-nya si qaqa HR ✨👌🏻.

Tujuan sebenarnya kenapa aku melakukan social media detox adalah karena aku ingin membereskan urusan-urusan duniawi sebelum pergantian tahun. Biar nyaman aja gitu membuka lembaran kalender barunya… 😆. Selama 6 bulan ini aku mengalami pasang surut mood yang berimbas pada to-do-list yang nggak keceklis-ceklis. Selain itu kondisi paska koronces dan cuaca yang panasnya kebangetan bikinku mudah lelah, makanya aku lebih banyak beristirahat 🙂.

Spotify Wrapped-ku tahun ini sesuai prediksi BMKG

***

Hal-hal yang kulakukan saat social media detox, sebagian masih on progress, sebagian udah final-fix-alhamdulillah 😇.

MONEY MANAGER
Sebenarnya urusan rekap merekap cash flow akan lebih mudah dijalani kalau dilakukan secara berkala, aku juga faham yaini. Permasalahannya adalah tahun ini aku banyak acara yang sambung menyambung menjadi satu makanya aku sering nge-skip beberes Money Manager 😅. Tahu-tahu udah bertumpuk weh si kertas bill dan screenshot-an m-banking teh, jadinya jang-head si guweh, butuhnya healing tapi malah hulang healing 🥲.

CICILAN PINDAHAN
Karena aku ada rencana pindahan di tahun depan, aku mulai memilah dan menjual preloved items macem buku, sepatu dan printilan duniawi lainnya. Dulu kukira aku hanya akan ngekos selama 2-3 tahun ternyata malah molor sampai 6 tahun dan masih gini-gini aja *bukan plot twist 😅. Demi memuluskan rencana pindahanku kelak, aku membeli container, storage dan vacuum bag biar barangku nggak berceceran. Yha~ urusan kehidupan setelah pindahan mah masih gimana nanti 🥲.

BLOG
Mungkin kalyan bertanya-tanya mengapa mengapa blog-ku jarang update, well… blog-ku update kok cuma memang post-nya di-publish berdasarkan timeline-ku makanya menclok-menclok. Kalyan bisa mengecek post terbaruku secara manual di archive tahun 2023, ada nggak? 😅 Oh ya, kalau kalyan ada waktu boleh dongs ikutan survey untuk improvements blog-ku ini, link-nya disini.

*aku nggak meminta kalyan untuk memberikan data diri macem e-mail atau kontak, cukup nickname (apa aja, bebas).

REFRESH
Setelah tepar menghadapi kerempongan pernikahannya Widy, aku menyempatkan diri untuk main ke Solo dan Yogyakarta, dengan siapa lagi yhaha… 🤭. Aku menonton drakor-drakor yang belum sempat kutonton, alhamdulillah mataku nggak jereng karenanya. Aku kembali nonton ke bioskop meski nggak bersama Icunk yang kembali ke MLB (Malangbong ya, bukan Melbourne). Aku bertemu dengan teman-teman yang udah lama nggak kutemui dan mendapatkan pencerahan 🌟.

KACAMATA
Setelah menemani selama 2 tahun lebih, kacamataku akhirnya pensiun ygy… aku nggak sengaja mendudukinya sesaat sebelum pergi ke kantor. Kali ini kedua batang frame-nya yang patah, karena udah mepet aku memindahkan lensaku pada frame lama yang batang tinggal satu. Hinyai di wajahku bikin kacamatanya sering terpeleset, kerudungku bahkan nggak bisa simetris 🥲. Aku bertahan dengan keenggaknyamanan ini selama 2 minggu, untuk cek ke RS. Mata Cicendo, menunggu frame-nya sampai dan mengganti lensanya (yang ukurannya berubah).


***

Social media detox membawakanku interaksi nyata lebih banyak ketimbang saat berada di dunia virtual. Di 6 bulan yang ini aku kembali bertemu dengan teman-teman ter-❤️yang jauh di mata dekat di hati 😘. Meski saat di sekolah kita nggak deket banget macem teman sebangku atau teman seranjang, namun mereka adalah teman-teman yang flow-nya seirama denganku (ini aku aja sih, nggak tahu mereka gimana 😅).

ACI 
Surprise…. Aku bertemu Aci + Ruka Chan + bapak dan ibu Budi lagi yang lagi mampir di Bandung. Ini adalah kali pertamaku bertemu dengan Aci sejak farewell-nya di BIP sebelum lanjut kuliah S2 di Jepang. Aku juga bertemu dengan Uti yang sedang menikmati hari-harinya sebagai webtoon translator. Kita ngobrolin hal-hal standar macem: Sekarang lagi ngerjain apa di Jepang? Apa bedanya tinggal di Indonesia dan di Jepang? Kalau pulang ke Indonesia Ruka-chan masuk ke sekolah negeri apa swasta? 😊.


HANI
Memenuhi undangan housewarming-nya Hani kita caw menuju Cicalengka, di kompleks yang sama dengan Fira. Sumpah capek banget ketawa, apalagi saat Bois yang memperkarakan bombastic side eyes-nya Deya 😂. Gusti… aya weh piobroleun teh… dari yang serius sampe yang dua rius tiga rius pun hayu gaskeun… Alhamdulillah satu persatu temanku udah punya rumah, happy to know that one of their dreams are checked. Sisanya menyusul ya… ✨👌🏻.


minus Risoles dan Es Kelapanya Fira

MAZIA
Di perjalanan dari Jakarta menuju Semarang, Mazia mampir ke Bandung karena suaminya ada meeting. Kita bertiga ngobrol agak serius berkaitan dengan rencananya lanjut kuliah S2, buseddd… aku bangga padamu ya teman 😍. Kupikir keputusan Mazia untuk brainstorming dengan banyak sumber sebelum memutuskan pilihan udah tepat ya, entah untuk mencari opsi terbaik, entah untuk mencari validasi. FYI, dulu Mazia S1 di dua universitas dan jurusan yang berbeda yakni di UMY dan UGM, cuiii… kita kuliah satu jurusan aja udah puyeng, laini dua… 😭.


pulangnya kita ke Ambrogio Pattiserie

AMI
Saat tahu Ami melahirkan aku kaget karena nggak tahu hamilnya kapan… yha~ saling terkoneksi di media sosial nggak berarti kita saling berinteraksi yekan 🥲. Kita menengok Ami dan baby Mima di rumahnya, nggak foto bukan berarti kita nggak coy ya… Cuma rempong aja bolak balik ke Vitasari gegara rotinya belum jadi.

PICI
Awal tahun ini dibuka dengan panen anggur di rooftop-nya Pici (baca post-nya disini) dan ditutup dengan soft opening rumahnya Pici. Tujuan sebenarnya kita main ke rumah Pici adalah karena ingin mengurai kegalauan sebagai akademisi *bukan aku *bukan Icunk *tapi Deya 😁. Dari obrolan dosen-dosen kita ini aku jadi terenyuh dengan situesyen yang terjadi di balik dinding kampus. Percayalah… Menemukan rang-o-rang yang benar-benar mengabdi demi mencerdaskan anak bangsa itu sulit ya 🥲.

(rich) onti main dengan Sangga :)


***

KEMBALI KE KHITTOH
Deya menyebut tahun ini sebagai re-connecting years, tahun dimana kita terkoneksi dengan hal-hal yang pernah menjadi bagian dari diri kita. Kalau nggak bertemu kembali dengan teman-teman semasa sekolah kita mungkin udah amnesia bahwa dulu kita pernah mengalami masa dimana spirit kita menyala dan terbakar karenanya 😎. Pertemuan-pertemuan ini menyisakan pertanyaan: apakah universe memberikan sinyal untuk bersiap menghadapi siklus yang berulang? 🤔.

Sebagai netizen yang meyakini bahwa everything happens for a reason dan what is meant for you will reach you, aku merasa bahwa ada hal-hal yang menunggu untuk dieksekusi layaknya Ragnarok di film Thor. Aku udah tahu point-nya apa namun aku masih bingung bagaimana mem-bridging cita-cita muliaku ini biar eksekusinya smooth. Mana aku udah sepik sana sini lagi ah… hahanjirrr… beginilah kalau punya mimpi tapi nggak bikin brief dulu 🥲.

These re-connecting years turn into re-connecting dots which lead us into the core.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Assalamualaikum ya akhi ya ukhti… Alhamdulillah kita dipertemukan lagi dengan bulan Ramadan.

Bagaimana Ramadan kalyan? Teuteup asyik atau malah B aja? So far, Ramadan-ku nggak jauh berbeda dengan Ramadan tahun lalu, tentcunya ini bukanlah hal yang bisa kubanggakan ya 🥺. Kadang kepikiran aja kenapa belakangan ini hidupku seputar memburu, diburu dan terburu-buru padahal aku sukanya santai malah kadang mageran 😁.

Di bulan Ramadan udah pasti retail macem kantorku mah marema, makanya kadang ikut lembur nge-packing paketnya warga +62 yang udah ngebet ingin pake sepatu baru saat lebaran. Inget banget tahun lalu aku packing-nya pake acara diukur-ukur dan selotipnya dibagus-bagusin, sekarang mah yang penting barangnya benar dan ada nomor resinya 🤭. Kurasa kecepatan packing-ku udah meningkat ketimbang tahun lalu, tapi tetap ya baliknya kita pada sakit pinggang.

Kalau tahun lalu aku selalu sahur mepet-mepet ke imsak biar nggak tidur lagi, tahun ini mah nggak sanggup ya hamba… meski udah sahur mepet-mepet ke imsak, aku tetap butuh tidur minimal 1 jam setelah sholat shubuh. Makanya aku ngantor dengan keadaan yang kuyu karena nyawanya belum sepenuhnya ngumpul, bisa sih nggak tidur dulu tapi nanti aku pasti sakit kepala. Wes tuwek…

Gegara hectic dengan kerjaan masing-masing, wacana bukber baru tercetus di minggu-minggu terakhir Ramadan. Ofkors tempat-tempat ideal bukber udah full booked karena antusiasme warga +62 yang akhirnya merasakan lagi euphoria Ramadan pasca pandemic. Happy to say that we are bring back Ramadan vibes into our house… saking excited-nya rang-o-rang mendekor rumahnya ala timur tengah, yha~ aku mah bagian nontonin videonya 😂.

Bukberku tahun ini didominasi oleh Icunk 😆 mumpung masih ada di Bandung yekan, siapa tahu tahun depan mah kita bukber virtual lintas benua 😝.

BUKBER (TEMAN) KANTOR

Setelah mencari kesana kesini akhirnya bukber kantor diadakan di Armor Urban Coffee, menuju akhir Ramadan mah udah nggak banyak pilihan yekan 😅. Salah satu pertimbangan kita memilih untuk bukber di Armor Urban Coffee adalah karena tempatnya berada di tengah-tengah antara kantor offline dan kantor online, jadi insya allah pada keburu bukbernya.

Mungkin karena saat itu lagi ada banyak bukber alhasil kita mendapatkan pengalaman bukber yang kurang memuaskan. Sebagian menu nggak keluar saat waktunya berbuka sebagimana ekspektasi kita, setelah complain berkali-kali barulah menu tersebut diantarkan ke meja pake wadah kertas… oh ternyata piringnya yang belum ada 😂. Begitu pun dengan minumannya, sebagian pake gelas beling macem di foto IG sebagian lagi pake cup plastic.

Untuk rasanya sih B aja ya dan aku pun isokey karena sadar Armor Urban Coffee ini bukan tempat makan enak macem Imah Babaturan melainkan tempat nongkrong. Unwritten rules-nya perkulineran di Bandung: kalau makanannya enak tempatnya B aja dan kalau tempatnya aesthsetic makanannya B aja. Untuk tempatnya sih memang okey, sangat memadai untuk bukber atau acara-acara lainnya, parkirannya pun luas.

meja sebelah yang well prepared

100K udah termasuk tax & service

yang akhirnya di-take away

BUKBER ICUNK part 1

Aku sempat bertemu dengan Icunk dan Lisna yang lagi healing setitik di Bandung, karena Bandung so pasti macet kita memutuskan untuk sekalian join the hype dengan ngebuburit di Braga. Yha~ kemana lagi kalau bukan ke Feel Matcha wkwkwk Dari sana kita lanjut sholat di BCW (yang musholla-nya nggak kurekomendasikan 😌) dan menutup hari dengan makan di Kastsunyaka depan Sarinah, tyda perlu waiting list karena paginya kita udah reservasi 👍🏻.



BUKBER ICUNK part 2

Aku sempat ketemuan dengan Icunk di Baltos sebab ingin mencari kerudung yang matching dengan baju lebaran mama pun nitip bergo spandek yang ada pad-nya, susah susah gampang yaini karena udah nggak musim lagi. Dari Baltos kita ke Javan Steak karena ingin mengenang masa lalu saat pilihan makan steak (yang bukan dengan orang tua) mentok di Waroeng Steak, Javan Steak dan Moen-Moen 😂. Meski tahun berlalu, Javan Steak nggak banyak berubah, bahkan layout-nya pun masih gitu-gitu aja. Setelah berbuka dengan makanan berat *astagfirullah ukhti  🙏🏻 kita caw ke J.Co dan melanjutkan obrolan yang nggak ada habisnya.



BUKBER ICUNK part 3

Hampir setiap Ramadan aku dan Icunk pasti menyempatkan diri ke TSM, selain karena lokasinya yang berada di tengah-tengah kosan kita, ada beberapa tenant yang byasanya kita incar. Dan seperti tahun-tahun yang lalu, kita jajan gorengan di Old Chang Kee, nge-war sholat di musholla-nya yang nggak begitu luas, dan makan kemalaman sambil ngobrolin barang yang akan atau udah kita beli saat itu.

Nasi Campur Kedai Wardhani

BUKBER BESTIE

Byasanya bukber minggu-minggu pertengahan atau akhir mah udah di-booking duluan sama teman kantor dan keluarga yekan, makanya bukber dengan teman seangkatanku memilih untuk bukber di awal Ramadan. Nah, tumben-tumbenan WAG sepi dan baru mulai bangun menjelang akhir Ramadan, lokasi bukber tahun ini di rumah RV di Rancaekek.

Sadar diri Rancakekek teh jauh, kita berangkat lebih awal sekitar jam 4 sore karena Deya mesti nge-pick aku, Memed + Ijal dan Icunk di sepanjang jalur Soekarno-Hatta. Macetnya Bandung Timur menuju waktu berbuka nggak memungkinkan kita sampai tepat waktu, jadilah kita bukber di mobil. Mungkin karena masih belum puas ngobrol, pulang bukber kita nyangkut di Bakso Murni.


***

Tahun ini kita masih ber-Idul Fitri di rumah Mbah, Widy dan Bagus baru akan datang saat Idul Fitri di hari ke 2-3 cie… cie… cie… tercapai juga resolusi doi ber-Idul Fitri bersama keluarga baru 😂. Sezuzurnya daku lelah ya bund, malamnya sampai ke rumah eh paginya udah mesti ke rumah Mbah. Aku pulang ke rumah inginnya istirahat, beberes dan rebahan karena sedang lelah menjalani hidup 🥺.

Tahun ini kita kembali mengalami 2 kali Idul Fitri, keluargaku pun terbelah antara Muhammadiyah dan Pemerintah.

Sebagai warga Muhammadiyah (karena pernah sekolah di DA 😅), aku berencana ikut sholat sunnah Idul Fitri bersama uwak dan sepupuku. Kita berangkat pagi namun saat sampai di lokasi kita cengo dongs karena sholatnya udah bubar 😂, kemudian kita pindah ke lokasi lain eh sama udah bubar juga 😅. Yaudalaya… kita pulang ke rumah Mbah, makan ketupat dan opor lalu memisahkan diri, ber-Idul Fitri mandiri. Keesokan harinya, aku dan uwakku ikut sholat sunnah Idul Fitri bersama pemerintah.

***
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

FYI. Tadinya aku ingin menulis post tentang mid round up, semacam rekap akhir semester 1 di tahun 2022, tapi karena susah banget menyelesaikannya kujadikan annual post di penghujung tahun.

Hello~

Post ini adalah reminder bahwa kita udah melewati tahun 2022, tahun yang lambat sekaligus nggak terduga. Banyak rencanaku yang berubah menjadi wacana, udah nggak terhitung pula berapa banyak task-ku yang mesti di delete 🥺.

Yha~ time management-ku udah porak poranda, kamarku kini sering berantakan, yagimana... Banyak banget hal yang mesti dikerjakan tapi waktunya nggak cukup. Kadang aku merasa sedang kembali ke masa sekolah dan kuliah yang membuatku ingin extend hari saking nggak ke-handle-nya. Dear Professor MacGonnagal, kasih aku jam pasir pembalik waktunya macem punyanya Hermione 🙏🏻.

Karena libur official-ku hanya di hari sabtu minggu, byasanya aku memadatkan hal-hal yang ingin kulakukan dalam 2 hari itu, tapi... Ada aja hambatannya. Tiba-tiba demam. Tiba-tiba mesti ke ke luar kota. Tiba-tiba flu, tiba-tiba nonton. Tiba-tiba kacamata patah, tiba-tiba batuk berkepanjangan, hadehhh... Bahkan liburku terdistraksi sana sini. Plis dwehhh itu to do list mau diceklis kapan? 🥲.

Sebagaimana warga +62 yang hobby-nya rebahan dan scroll sana sini, kadang aku merasa takjub kepada rang-o-rang yang terlihat (atau memperlihatkan) punya stok energi yang melimpah. Ada aja progress dan achievement yang di-post, aku nggak iri yaini karena sejujurnya aku pun turut bersuka cita untuk hal-hal baik yang terjadi di kehidupan mereka. Namun…

Dear my beloved friends.... Where you've got that energy?

Mungkin aku terlalu lama berada di zona nyaman sehingga aku butuh waktu (lebih lama)untuk beradaptasi dan menemukan flow yang sesuai. Menemukan flow dalam masa adaptasi mungkin terdengar menantang, nyatanya perjalananku nggak semulus konsep yang kurencanakan di kepala ya karena ada fase trial and error yang mesti dilewati.

Kalau di Harry Potter mah udah macem dikecup dementor ya… energiku terkuras dan kebahagiaanku menguap.

Karena sadar kemampuanku (dalam mencapai goals) agak terbatas aku memutuskan fokus pada hal-hal yang ada dalam jangkauan dan bisa kukerjakan. At least untuk saat ini. Aku memilih untuk lebih meng-appreciate hal-hal yang ada disekitarku, mencoba untuk lebih peka dan menyamankan diri.

Biar nggak kelamaan intro-nya markicek calyfedoscpe-ku tahun ini, yang kususun berdasarkan mood.

GAGAL MOVE ON FOKUS

Pada dasarnya aku memang mudah terdistraksi, tapi tahun ini agak lain gagal fokusnya haha Kurasa hal ini terjadi karena ada banyak hal yang terjadi di kepalaku namun belum sempat diekstraksikan, dientaskan, dieksekusi atau apalah itu istilahnya. Macem aku butuh waktu tambahan untuk menyelesaikan pekerjaanku agar aku bisa segera menyelesaikan pekerjaan lainnya.

Ketimbang multitasking aku merasa lebih cocok untuk monotasking karena aku lebih suka menyelesaikan pekerjaan secara berurutan dan selesai. Sialnya, hal ini juga yang menghambatku saat ini karena ketika aku mesti berpindah fokus pikiranku masih tertinggal dan ujung-ujungnya membuatku KZL sendiri 😅.

Beberapa minggu yang lalu tim produksi mengabari ada material baru bernama Patio yang bisa kugunakan, aku udah melihat rupanya, merasa teksurnya dan memiliki bayangan desain apa yang cocok untuk material ini. Entah kenapa setiap kali aku mendesain material tersebut kutulis sebagai Prito, Paito bahkan Parto meski kutahu namanya Patio 😭.

Sabun mandi dan shampoo-ku menggunakan botol pump atas nama kemudahan, sayanganya gegara gagal fokus aku sering salah pencet huhuhu Niatnya mau pake sabun mandi tapi yang dipencet botol shampoo, kan hadehhh… padahal bentuk dan warna botolnya pun berbeda 😭.

LUPA LUPA LUPA

Sebagaimana warga +62 yang menggunakan 2 SIM card di smartphone (1 untuk nomor utama dan 1 untuk kuota *karena jangkauan sinyal bergantung amalan 🥲) aku nggak ngeh bahwa nomor ku udah melewati masa tenggang dan auto dinonaktifkan. Selama ini aku sans aja karena masih bisa mempergunakan WA, begitu ingin men-subscribe Disney+ aku baru sadar nomorku udah nggak bisa digunakan.

Membutuhkan waktu hingga berminggu-minggu untuk mengganti nomor kontak di akun-akun yang kumiliki, yha~ aku tahu ini terkesan lebay, tapi percayalah yeoreobun mengganti nomor kontak itu menyita waktu, pulsa dan tenaga. Tapi… karena hal ini aku jadi berkesempatan untuk memperbaharui list akun beserta e-mail yang ditautkan, otakku udah nggak mampu mengingat semuanya makanya kubikin list.

Eh. Kalyan bikin juga nggak? Kusarankan sih bikin ya karena we never know what will happen… 😁.

Mengatur ulang e-mail yang mungkin terliat sepele namun nyatanya menyita waktu, entah karena lupa password, menunggu kode OTP dikirimkan atau enebak-nebak e-mail mana yang kugunakan untuk registrasi. Lelah daku… 😟.

UNLOCKED SKILL: Pasang screen protector di smartphone

Yha~ aku belum pernah mengganti screen protector dan silicon case smartphone-ku sejak pertama kali membelinya, selama masih bisa dipake ya pake terus, push until the limit. Kemarin kuganti karena screen protector-nya udah mengelupas dan case smartphone-nya udah menguning nggak bisa diselamatkan. Meski udah berkali-kali melihat aa-aa mengganti screen protector aku tetap butuh bantuan YouTube, well… hari gini apa sih yang nggak ada tutorial-nya di YouTube.


BEHANCE (UPDATE)

As we all known… awal tahun ini aku resmi ngantor, udah nggak remote lagi kerjanya. Selama masa transisi itulah aku kembali meng-update portfolio dan menemukan bahwa laman Behance-ku apeu banget 😁. Awalnya kukira urusan Behance ini akan beres dalam kurun 1 minggu aja, eh ternyata molor menjadi 1 bulan, 3 bulan bahkan setahun.

Mungkin gegara aku terbiasa menulis (di blog) selalu ada keinginan untuk membuat audience-ku nyaman dan faham saat melihat/membaca portfolio-ku. Aku mesti mengakui, ini adalah part yang sulit karena aku mesti kembali memilah dan memilih bagian mana dari project-ku yang ingin di-publish, apalagi kalau materinya udah berceceran atau lenyap.

This is how I spent weekend… Kalau lagi nggak kemana-mana byasanya aku akan meng-update Behance-ku, alasan yang sama mengapa blog post-ku sering terlambat wkwkwk Sejujurnya, yang membuat update Behance-ku molor adalah keinginan untuk membuatnya rapi dan enak dipandang. Udah nggak terhitung berapa kali aku mengganti template-nya, entah itu karena ukurannya, fotonya, font-nya. Aku selalu menemukan celah revisi setiap kali membuka laman Behance. Ada yang begini juga?

Always on process, tapi kalau mau mampir ini laman Behance-nya.

BLOG (UPDATE)

Ini mah nggak usah ditanya lagi ya… Aku selalu menyempatkan waktu untuk memikirkan post apa yang akan kutulis, sayangnya (lagi) distraksi duniawi membuatku kesulitan untuk mengeksekusinya. Kalau gabut, aku sering membaca ulang post-ku yang lalu-lalu, kadang geli sendiri dengan apa yang ada di dipikiranku sampai bisa menulis hal seperti itu 😆.

Karena rajin throwback itulah aku jadi sadar ada banyak hal yang mesti dibenahi di blog-ku, diantaranya adalah kualitas foto yang seadanya, inkonsistensi penggunaan tanda baca, broken link dan monetize ulang. Aku melakukan kesalahan dengan menghapus monetize blog karena nggak tahu bisa menghasilkan, ternyata setelah dicek malah ada saldonya, kan monangesss… 🥲.

Sebagian post ku-update, agar lebih menyesuaikan dengan situesyen terkini, berikut dengan fotonya yang kutambahkan. Setelah berpikir, berpikir dan berpikir sayang aja gitu kalau foto-foto yang kupunya nggak kubagikan, toh salah satu tujuanku mengambil foto adalah untuk dibagikan. Untuk post yang udah ku-update bisa dicari sendiri ya… dan aku nggak membuat label khusus untuknya.

SMALL WINS

- Bangun pagi karena mesti qerja… qerja… qerja… 🎠
- Menyiapkan pakaian kerja (atasan, bahan dan kerudung) untuk seminggu, jadi bisa sat set
- Me-manage income yang tentcunya berbeza dari byasanya, but hey… I survived! 👊🏻😅
- Jam 21.00 udah ngantuks

WHAT MAKES ME HAPPY

- Tiktok
- Screen time-ku tahun ini didominasi oleh TikTok, apalagi kalau bukan gegara nontonin Tante Lala live dan mencari referensi jajajan ashek. Live capit-capit juga seru, ingin ikutan beli tapi terhalang fatwa MUI, gimana dong bestie 😆.
- Kembali ke bioskop
Tahun ini aku kembali aktif mengunjungi bioskop, lha~ tinggal ngesot secara beda blok.
- Youtube Vincent & Desta
Pertandingan penting tahun ini aku saksikan dari YouTube-nya Vincent & Desta, juwara banget laini event-nya. Meski bertujuan untuk having fun acaranya dieksekusi secara serius.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by Brady Knoll from Pexels

Hay…

Untuk tahun ini aku nggak membuat annual post akhir tahun ya, ketiduran… bangun-bangun eh udah ganti tahun 😅. Lagi pula, resolusi tahunanku masihlah sama dengan tahun-tahun sebelumnya jadi lebih baik dilanjut aja dengan beberapa penyesuaian sana sini. Toh, aku masihlah orang yang sama, yang berbeda mungkin isi kepala yang semakin bertumbuh ✨👌🏻.

Selama ini aku senang mendokumentasikan apa yang terjadi di hidupku, entah itu berupa foto, gambar, note atau tulisan panjang seperti yang sedang kau baca saat ini. 

Kemudian aku menemukan bahwa aku bisa mengetahui proses tumbuh kembang yang kualami melalui dokumentasi. Saat kuliah, dosenku pun menganjurkan hal yang sama, agar mendokumentasikan proses kreatif yang dilakukan karena dokumentasi adalah cara terbaik untuk membuktikan orisinalitas ide ✨👌🏻.

Dibandungkan dengan orang Eropa, pada dasarnya orang Indonesia lebih senang bertutur kata ketimbang menyusun naskah peradaban, daun lontar terlalu sustainable yakawan dan batu kali susah dipahat 😌. Salah satu hikmah kedatangan VOC di Hindia Belanda adalah mereka rajin mendokumentasikan apa yang mereka temukan.

Kalau VOC nggak pernah mengirim peneliti dan drafter ke pelosok Papua, kita mungkin akan terlambat tahu bahwa Burung Cendrawasih ada banyak jenisnya, kita mungkin akan terlambat tahu bahwa pohon Sukun bisa diberdayakan di daerah beriklim non tropis dan kita akan terlambat tahu bahwa kamus Bahasa Sunda ori super HD kini berada di Belanda 🥺.

VOC adalah 2 sisi koin emas Jack Sparrow 🪙.

Kalau VOC nggak pernah menginjakkan kaki di Hindia Belanda, nggak akan ada yang pernah mendokumentasika kekayaan flora dan fauna yang tersebar di seluruh nusantara. Makanya nggak salah kalau ada ungkapan: kalau ingin mengenal Indonesia lebih dalam, datanglah ke Belanda. Toh, segala macam dokumentasi udah ‘diamankan’ disana 😉.

Untuk hal ini aku sih yes. Aku sangat berharap pemerintah Belanda nggak jadi mengembalikan artefak yang pernah dicuri kembali ke Indonesia, SDM kita belum mampu menanganinya. Yha~ sayang aja kalau ujung-ujungnya malah jadi collectible items incarannya pejabat atau influencer, diklaim atas nama pribadi meski nggak ngerti-ngerti amat 🥲.

Eh,

Udah sampe Belanda aja nih intronya 😁.

Balik lagi ke Indonesia ya, ke Bandung, ke altar WFH, kepadaku 🤗.

Tentcunya, aku pun sangat menikmati bagimana aku mendokumentasikan hidupku, dari diary, printilan-nggak-penting-tapi-ingin-punya, catatan padahal curhatan, foto-foto, video-video etc. Aku punya banyak dokumentasi dari acara inilah itulah, maka nggak jarang kalau ada teman yeng tetiba mengontak karena ingin throwback pake foto lawas.

Meski nggak penting-penting amat aku pun sering mendokumentasikan apa yang kumakan, kuminum, kulakukan dan hal-hal yang kuanggap penting. Ujung-ujungnya mah tetap dihapus kok 😅. Setiap habis menonton film atau drakor aku selalu mengusahakan untuk membuat review-nya, begitu pun dengan membaca buku jalan-jalan apalagi.

Nggak tahu niya dengan kalyan namun aku merasa kini semua hal mesti banget didokumentasikan, mungki gegera social media juga kali ya. Kadang bingung juga siya dengan cara kita (as a human) menjalani hidup saat ini, apa-apa dijadikan konten dan kini kita terbiasa dengannya.

Dengan segala tetek bengek perkontenan ini, sejujurnya, sejak beberapa tahun lalu aku merasa kurang menikmati hidup. Sense-ku terasa tumpul dan banyak momen yang kurang bisa kunikmati, gimana ya… flat aja gitu macem Lays. Kadang merasa capek melihat kehidupan mesti dibuat double macem akun Twitter, ada akun personal dan ada akun alter.

Beberapa tahun lalu aku sempat melakukan social media detox, kupikir itu adalah hal yang menenangkan sekaligus menyenangkan karena aku bisa fokus menjalani kehidupan di dunia nyata. Wacana untuk kembali melakukan social media detox sering mampir, namun terhalang oleh kerjaanku yang memang membutuhkanku untuk terus melek di social media.

Dan pandemi yang nggak tahu kapan kelarnya ini membuatku rajin mengecek keadaan teman-temanku via social media. Ngecek doang, interaksi kagak 😅 At least aku tahu mereka masih ‘ada’ ketika update status. Begitu pun denganku, meski hanya sekedar berbagi meme (yang seringnya hanya lucu untukku sendiri 😂) aku ingin kau tahu bahwa aku masih ‘ada’ ✨👌🏻.

Ohya, aku melewatkan momen pergantian ulang tahunku karena (lagi-lagi) ketiduran makanya nggak adalah annual birthday post yang diawali dengan kalimat happy birthday to me… 😉.

Aku lupa sejak kapan namun sampai saat ini aku nggak punya resolusi hidup spesifik yang pake target usia, yha~ nggak semua hal bisa diukur 😅. Aku punya keyakinan ✨👌🏻. Setiap harinya kita berusaha untuk menjadi lebih baik bukan? dan untuk menjadi lebih baik itu kita nggak mesti menunggu valiadasi dari orang lain.

Setiap kali membahas validasi aku selalu ingat bio-nya Ana di awal main IG yakni: “I post to express, not to impress”. So far, this mantra works on me 🥺.

Di tahun yang baru ini, kupikir aku harus kembali lebih santai dalam menyikapi hal-hal (yang akan datang) nggak overthinking atau membebani diri. Mungkin aku akan membiarkan diri melakukan apa yang kuinginkan sesuai mood 🤣.

Jadi, harap maklum ya kalau post-ku kelak akan terlambat di-publish, aku ingin menikmati secara utuh momen kehidupanku. Setelah puas baru akan kubagikan. I need space as drakor did to my laptop 🙂.

Haha
Jauh-jauh ke Belanda ujung-ujungnya butuh space 😂.

Anyway… happy birthday! 🎉

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hallo... 
Bertemu lagi di annual birthday post yang kesekian haha

Happy birthday to me
Happy birthday to you
Happy birthday to everyone that have birthday today

Kalau kau adalah penonton Game of Thrones pasti ingat di ending season 6, Sansa Stark mengatakan “I’m slow learner, it's true... but I learn” sebagai last words-nya untuk Lord Baelish yang misuh-misuh sebelum dieksekusi Arya Stark. Hal yang mengesankan mengingat Sansa Stark adalah karakter yang sama sekali nggak pernah terpikirkan akan survive hingga season terakhir.

Kalau ada kata-kata yang bisa menggambarkan bagaimana kesanku saat memasuki fase hidup baru, kupikir Sansa's last words ini cukup mewakili.

Selama tahun-tahun kehidupanku (haha malay banget nih nyebut umur) ada banyak hal yang sudah kulalui. Dari yang menyenangkan, menyedihkan, mengesalkan, mengkhawatirkan, mengharu biru, membahagiakan, melegakan sampai yang nggak ingin terulang lagi.

1 dekade belakangan ini *heu😅 kupikir aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk berpikir... berpikir... berpikir... mengenai esensiku sebagai manusia. Ada banyak kejadian yang membuatku merasa bahwa hal-hal luar biasa telah terjadi tanpa sebab yang pasti, yang malah membuatku semakin mempertanyakannya.

Saat aku masih kuliah dan galau tentang tujuan hidup, aku dan beberapa teman pernah menemui Teh Uwi (dosenku) untuk sekedar curhat haha Hayoolohh ngaku... pasti pernah kan berada di fase ini. Saat itu aku galau gegara merasa apa yang kulakukan saat itu berada jauh dari goals hidupku. Sungguh sebuah ke-nggak-nyambungan yang HQQ.

Let’s see...

Goals (seumur) hidupku adalah:
1. Menjadi arsitek
2. Punya perkebunan
3. Hidup bahagia selamanya abadan wadaiman
Selama OTW dari point 1 ke point 3 aku menikmati waktu (dengan) menjadi backpacker sekaligus travel blogger.

Tapi aku malah:
1. Kuliah di jurusan Desain Produk
2. Nggak punya hobby lantaran seluruh saripati kehidupan terserap tugas
3. Nggak sempat mengurusi blog lantaran patah hati dicampakkan Multiply
Lebih dari segalanya, aku nggak tahu lagi mau dibawa kemana hidupku ini.

Saat itu Teh Uwi bilang kalau kita (aku dan teman-teman) nggak harus terlalu mengkhawatirkan betapa jauhnya expectation and reality, karena pada akhirnya hidup itu sendiri yang akan mengantarkan kita pada goals yang diinginkan. Believe it or not, it happened pada orang-orang di sekitar Teh Uwi, ingin sekali rasanya hal itu terjadi padaku juga.

Hal lain yang kuingat dari teh Uwi adalah; akan ada saatnya kita mengalami fase menemukan Tuhan (lupa lagi kalimatnya gimana, tapi intinya gini) yakni di usia sekitar 20 akhir atau 30 awal. Pada fase tersebut kita pasti akan lebih concern terhadap hal-hal yang menyangkut keyakinan, macem lebih peduli halal dan haram, berusaha menjalankan sholat 5 waktu bahkan mengikuti kajian tertentu.

Later did I know, yang dimaksud saat Teh Uwi saat itu kini disebut hijrah.

Aku sendiri mengartikan hijrah sebagai improvement, dari good jadi better (dan jadi best). Good adalah saat aku menjalankan sholat 5 waktu, better adalah saat aku menjalankan sholat 5 waktu kemudian sholat sunnah, sedang best adalah saat aku menjalankan sholat 5 waktu kemudian sholat sunnah kemudian ber-dzikir setelahnya.

Hmm... kayanya mending dibahas di post terpisah ya haha (sip, ditunggu eaaa).

Dari memory tersebut aku menyadari bahwa apa yang kudapatkan saat ini mungkin nggak akan langsung berguna saat ini juga, namun akan ada saatnya digunakan.

Pelajaran yang kudapat saat di ma’had mungkin nggak terlalu berguna (dan digunakan) saat kuliah, namun nyatanya pelajaran tersebut malah relevan dengan situesyen saat ini. Pelajaran mengenai tafsir uluhiyah dan rububiyah mendadak muncul di kepalaku saat melihat akun-akun hijrah membahas tentang tauhid, begitu pun dengan dalil-dalil penggunaan uang digital yang Hot Hot Pop.

Pelajaran yang kudapat saat kuliah mungkin nggak terlalu digunakan saat bekerja, hanya sebagian aja, namun cerita-cerita dan petuah yang disisipkan di sela-sela kuliah masih membuatku overwhelmed sampai saat ini. Mungkin seharusnya aku memberikan lebih banyak effort untuk mata kuliah teori, karena nyatanya sama bergunanya dengan mata kuliah studio.

Benih yang ditanam hari ini nggak akan langsung berbuah hari ini guise...

Kecuali,

Toge haha

Udah ya, kapan-kapan post ini dilanjut.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hallo... 

Rasanya baru minggu lalu aku menulis post akhir tahun, eh ternyata.. udah waktunya menulis lagi, gils... setahun berlalu tapi rasanya skip abis haha 😂 Banyak rencana berakhir menjadi wacana gegara pandemi yang belum tentu kelar meski uji coba vaksin berhasil. 

Kalau ditanya gimana rasanya (kena) pandemi? Menurutku, rasanya macem kembali ke masa hiatusku di tahun-tahun lalu 😅. Nostalgia 🤣 Mungkin perbedaannya terletak pada bagaimana aku menghadapinya, kalau hiatus vol. 1 adalah tentang how to survive, maka hiatus vol. 2 adalah tentang finding purpose. Menurutku ya... 😊.

Di hiatus vol. 1, aku belajar untuk memilih dan melepaskan hal-hal (yang kupikir esensial) dalam hidup seperti pertemanan, pekerjaan, tujuan dan berbagai printilan duniawi lainnya haha Ternyata nothing last forever... 🥺.

Katakanlah, kamera. Kupikir kamera adalah salah satu hal esensial yang mesti kumiliki karena berdaya guna mengabadikan momen. Kadang sampai greget sendiri ingin beli kamera. Tapi ya setelah melalui hari-hari overthinking akhirnya aku memutuskan untuk menyisihkan kamera karena toh ternyata (setelah dijalani) aku masih bisa hidup meski nggak punya kamera 🤗. 

Ada masanya ketika aku meng-unistall social media gegara gedeg, hanya bisa makan tahu dan tempe selama 2 bulan lebih gegara alergi dan menghabiskan waktuku ala the art of doing nothing 😌. Beberes rumah, menyiram tanaman, membaca buku, menonton TV, ngeblog lagi, declutter isi laptop, sedang sisanya (masih) berusaha menata hidup 😋. 

Di hiatus vol.2 aku belajar untuk lebih menghargai waktu dan berusaha untuk lebih well prepare untuk segala kemungkinan. Tapi kalau boleh jujur, aku cukup senang karena rencanaku untuk lebih menikmati hidup akhirnya tercapai meski melalui cara yang wkwkwk Aku menemukan bahwa pandemi ini membuatku lebih santai dalam menjalani hidup 😉. 

Percayalah... di post yang lalu-lalu aku lebih sering menggunakan tata bahasa yang agak baku, macem; membuat, sudah, sepertinya dan berusaha untuk membuat tulisanku menjadi lebih berbudi bahasa. Sedang saat ini aku lebih sering menggunakan tata bahasa yang lebih santai macem; bikin, udah, kayanya dan berusaha untuk membuat tulisanku senyaman dan sesantai bagai ngobrol dengan coy yang sefrekuensi 😘. 

Karena sudah WFH sejak tahun lalu alias kerja remote, yang terjadi saat ini nggak jauh berbeda dengan hari-hari (yang bukan hari Jisun) biasa. Bedanya kali ini massanya banyak... Wow! Se-excited itukah orang-orang dalam menyambut WFH? 🤔 Well... Kurang lebih itulah yang kurasakan saat awal-awal kerja remote, sensasinya macem kerupuk. Meski mampu ngembang cepat di awal tapi lama-lama melempem juga 🙃. 

Ohya, selama pandemi beberapa hal mendadak hype 😎.


1. Dalgona Coffee 
Skip. Nggak ikutan karena nggak mau mempersulit diri sendiri 😌. 

2. Bercocok tanam 
Skip juga. Tapi mama di rumah malah makin excited, begitu pulang banyak tanaman baru yang belum kenalan 😁.

3. Virtual photoshoot 
Skip juga. Nggak ikutan karena nggak tertarik 😌. 

4. Online streaming 
Ada beberapa serial yang kutonton dan kutunggu di Netflix, tapi akhirnya memutuskan untuk fokus hanya ke drakor aja karena lebih menjual mimpi 😂.
Oppa... Oppa... Anyonghaseyo... ❤️.

5. Online class & Webinar 
Aku sempat mengikuti beberapa online class baik yang berbayar maupun yang nggak berbayar, sejauh ini online class yang menurutku berfaedah adalah kelasnya Jonathan End ✨👌🏻. Sedang sisanya adalah milik Future Learn, Skill Academy dan berbagai IG live-nya orang-orang. Etapi... banyak yang live banyak yang leave 😏. 

6. Mendadak enterpreneur 
Salah satu efek pandemi yang paling terasa adalah berkurangnya income akibat WFH, sebagian netizen memanfaatkan peluang tersebut dengan berjualan online. Setiap kali nonton insto isinya jualan mulu, dari home dress, dessert box sampai jasa belanja sayuran, semangat yakawan. Love you... 😘.

7. Main game 
Salah satu game yang hype di masa pandemi ini adalah Among Us, aku pernah ikutan main tapi nggak sampai 2 minggu aplikasinya udah di uninstall lagi, yagimana... mainnya belum lama udah keburu dibunuh haha 😂.
Meski terlambat, saat ini aku lagi anget-angetnya main Redecor, ternyata seru ya... 🤗.

8. Masak sendiri 
Salah satu pencapaian terbaik selama pandemi adalah masak sendiri, saking niatnya aku sampai beli kompor listrik. Sungguh sebuah effort bisa beres masak sebelum jam 8 pagi 😉. 

9. Masker 
Yawla... banyak banget yang jualan masker unyu... Ada beberapa yang kuincar (bahkan sampai kunyalakan notifnya) tapi selalu sold out, gercep banget nih netizen 😁.

10. Dan masih banyak lagi 

Bersandar pada Resoluslice, harusnya aku menulis tentang beginning of the decade and end of the decade ya, kupikir 2020 adalah tahun spasi alias jeda alias pause, karena rasanya kilat banget. Januari, Februari, Maret...eh tahu-tahu Desember 🥺. 

Kalau ditanya apa goals-ku di tahun depan. Well... kupikir aku masih akan meneruskan apa yang sudah kumulai. Kemungkinan liburan tipis-tipis dan berusaha untuk nggak ngoyo ingin ini itu karena sadar diri ada hal-hal yang nggak bisa ku kontrol. 

Berarti masih sama ya hehe 🙃.

Semoga tahun depan (dan tahun-tahun seterusnya) kita semua diberkahi kebahagiaan yang tak surut, menerima sesuai yang dipanjatkan, memiliki yang sebelumnya tak termiliki serta masa yang panjang untuk menikmatinya. 

Aamiin. 

Inilah tweet penutup tahun dariku, jangan pernah berhenti berdoa ya... aku sayang kalyan semua wahai netizen ❤️❤️❤️.


David Gogishvili ✪ · Snowman _ Sia
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates