Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello~

Apa kabar manteman? Udah se-darder-dor apa awal tahun kalyan? wkwk.

Di musim panas yang hot hot pop ini tentcunya godaan untuk minum minuman berasa, berwarna dan berembun makin nggak tertahankan. Aku bahkan break the boundaries dan minum pake es batu saking nggak kuwatnya 🔥. Atas dasar efisiensi energi kita ngide beli es batu di warung, mayan laya seenggaknya kita nggak perlu bolak balik bikin es batu di kulkas. Beberapa hari kemudian aku, Widy dan Mas Bagus kena demam, di antara kita bertiga yang paling parah gejalanya cuma Widy, pas dicek ternyata tipes dan mesti dirawat.

Saat tahu Widy kena tipes tentcunya keluargaku panik dongs, secara doi sedang hamil dan bayinya ikut demam. Hampir seminggu aku bolak-balik rumah dan klinik, dari sekedar rotasi barang, mengantar makanan, beli ini itu sampai menemani doi nonton drakor. Setelah diperbolehkan pulang tentcunya doi mesti bedrest yekan, so... semua pekerjaan domestik rumah tangga dihibahkan kepadaku 😅. Sadar nggak bisa meng-handle semuanya sendiri, aku minta bantuan keluarga besar yaini, nggak sanggup euy~ 😆

situesyen menunggu bis di pool
FYI, pool Rosalia Indah terbesar ada di rest area Pemalang dan exit tol Subang

Jeda seminggu aku kembali on the track mempersiapkan trip ke Solo karena ada kerabat yang akan menikah. Tadinya cuma uwak-uwakku aja yang berangkat namun menimbang kondisi mereka yang wes tuwek dan butuh bantuan anak muda akhirnya aku ikut. Setelah melalui berbagai pertimbangan, kita memutuskan untuk pake bis ketimbang pake kereta api atau kendaraan pribadi. Kita pake Rosalia Indah karena lokasi pool-nya yang mudah diakses.

So far... aku nggak menikmati perjalanannya 😂 mungkin karena bisnya tinggi jadi semua hal terjadi jalanan terasa sampai ke kursi penumpang. Aku cuma tidur tipis-tipis sisanya ngemil biar nggak mual. Sampai di Terminal Solo kita dijemput dan diantarkan ke rumah Mbah Warsini di Karanganyar, yha~ masih satu kelurahan dengan pakde Joko. Uwak-uwakku mah tentcunya langsung ngobrol dongs, sementara aku mempersiapkan diri menghadapi gelombang teh manis yang datang bertubi-tubi *ytta 😅.

yang manis... yang manis...

mam duls ya manteman

Malamnya kita menghadiri acara midodareni, meski nggak faham-faham banget apa yang diobrolin aku sih yes hehe Alhamdulillah aku bisa merasakan lagi hidangan piring terbang, Aku suka semuanya... *katro. Urutannya: snack (kue dan sosis solo) - sop manten - nasi dan lauk - dessert (es krim atau pudding). 

Oh ya, aku adalah PIC untuk trip kali ini jadi semua hal yang berhubungan dengan akomodasi adalah tanggung jawabku. Berhubung acaranya nyempil di long weekend, aku nggak berhasil mendapatkan tiket sesuai request buibu, jadinya delay sehari, tapi isokay laya daripada nggak pulang-pulang 😁. Aku beli tiket bisnya ots beberapa hari sebelum keberangkatan, sebenarnya bisa sih beli via aplikasi namun biar lebih afdhol beli di pool-nya *sekalian keluar rumah.

So, kemana aja kita selama di Solo?

MESJID SYEIKH ZAYED

Sebelum ke Solo aku disuruh untuk cari spot wisata yang lansia friendly, tentcunya aku langsung merekomendasikan Mesjid Syeikh Zayed ini karena uwak-uwakku udah lama nggak ikut wisata religi 😁. Langsung approved yaini. Kita baru bisa ke Mesjid Syeikh Zayed ini malam karena hujan sesorean, busedd... rame banget. Gerimis bikin rang-o-rang melipir ke serambi mesjid, sebagian lalu beribadah, sebagian tetap berteduh. Termasuk kita yang sholat sambil menunggu hujan reda *twist 😁.

di seberang Mesjid Syekh Zayed ada Gereja Sola Gratia

view Mesjid Syekh Zayed dari Gereja Sola Gratia

lantainya bermotif kawung, nggak terbayang panasnya saat siang

di ujung selasar ini ada pintu menuju mushaf besar

menunggu hujan reda

pulang dari Mesjid Syekh Zayed kita makan sotoy di Pasar Legi, rasanya tyda usah ditanya 💖

gorengan yang kurindukan 😍

TAMAN MAKAM PAHLAWAN

Salah satu uwakku memanfaatkan trip ke Solo ini untuk mencari makam kerabatnya yang meninggal saat berperang melawan Belanda. Yha~ kalyan nggak salah baca, sebelum Indonesia merdeka ada banyak peperangan yang terjadi di seluruh negeri, salah satunya terjadi di Solo. Untungnya pengelola Taman Makam Pahlawan masih menyimpan catatan nama 'penghuni' makam yang diurutkan sesuai abjad *penting, alhamdulillah ketemu.

gerbang Taman Makam Pahlawan Surakarta

uwak-uwakku lagi mengecek buku besar 'penghuni' makam

perlu penelusuran nggak? 😁

sejauh mata memandang aku melihat makam

untuk yang penasaran kenapa fotoku nggak ada 😅 panas coy...

KERATON SOLO

Tadinya kita mau ke Keraton Solo, namun menimbang keraton mah gitu-gitu aja akhirnya kita jalan-jalan aja hehe. Uwakku cerita dulu Mbah Uti pernah kesambet di keraton, katanya beliau merasa mau ditombak oleh penjaganya *ceunah. Syitmen. Kebetulan driver kita pernah tinggal di dalam keraton, jadi doi-lah yang menjelaskan ini itu termasuk rahasia dapurnya. Oh ya, ternyata Solo ramenya saat malam hari ya, pantesan siang B aja, yumari bestie... ke Solo lagi.

kalyan familiar nggak dengan bentuk atapnya?

nggak serame Keraton Yogyakarta siya namun okelah

nasi + sop timlo ✨👌

***
Kita sempat ditawari silaturahmi ke rumah pakde Joko karena di long weekend biasanya doi open house. Jujur aku merasa nggak siap memperkenalkan diri sebagai Bendahara Umum Liburan Bareng Bestie 😅, dan membayangkan diri star struck lalu keceplosan nanya: ijazahnya asli atau palsu pak? bikinku overthinking. Untungnya saat kita ke rumah pakde Joko antriannya mengular hingga ke jalan, jadi kita cuma keliling kompleks dan melihat rumah baru anake. 

Satu-satunya hal yang nggak kusuka dari Solo adalah teh manisnya yang maniisss banget. Bayangkan... baru 2 hari di Solo badanku udah gatal-gatal, sekalinya digaruk malah berdarah 😭, saking nggak kukunya aku sampai pake daster (yang seharusnya untuk oleh-oleh) biar adem padahal cuaca dingin. Selama di Solo aku lebih banyak minum air teh manis ketimbang air bening makanya seret mulu, pencernaanku jadi kurang OK dan itu bikinku nggak nyaman.

lapangan dekat rumah yang selalu jadi patokan sebelum kenal GPS

nasi liwet Solo begini ya

***

BTW, pulang dari Solo aku puas-puasin minum air bening 😂.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Telah sampailah kita pada tujuan sebenarnya mengapa kita main ke Solo…

Kalau kalyan adalah followers-nya Rania Yamin atau pernah menonton liputan pernikahannya Kaesang dan Erina Gudono, mestinya udah nggak asing dengan Pracima Tuin. Apalagi kalau kalyan adalah TikTokers (yang lebih demen nonton ketimbang bikin video 😆) pasti pernah nyelip di FYP-nya video tentang rang-o-rang yang mengunjungi Pracima Tuin, entah untuk makan di Pracimasana atau sekedar berfoto dengan vibes ala puteri keraton.

FYP-ku dan Icunk (Deya nggak pake TikTok 😆) tentcunya nggak mau ketinggalan dongs, Pracima Tuin lagi Pracima Tuin lagi. Dari yang amazed karena konsep bangunannya yang cantik, sampai yang gregetan karena bisa-bisanya rang-o-rang bikin video tapi nggak menuliskan review lengkap nama menu dan rasa makanan yang dicicipi di Pracima Tuin. Please kasih tahu gimana review-nya wahai netizen… biar nggak salah order haha

Pracimasana adalah fine dining restaurant yang menyajikan menu-menu khas Mangkunegaran yang menjadi favoritosnya para sultan terdahulu. Pracimasana ini berlokasi di Pracima Tuin (Taman Barat) yang berada sisi barat Pura Mangkunegaran. Kalau kalyan ingin jalan-jalan atau sekedar berfoto di Pracima Tuin tanpa makan di Pracimasana bisa kok namun ada fee entry-nya, 20K untuk wisdom dan 40K untuk wisman Untuk kalyan yang membawa kendaraan tyda udah khawatir karena parkirannya lega.


PRACIMASANA

Demi kenyamanan bersama Pracimasana memberlakukan reservasi yang bisa diakses via IG-nya, di lamannya kita bisa memilih tanggal dan waktu yang diinginkan. Untuk T&C-nya sih standar ya, kita dikasih waktu 90 menit sejak kedatangan dan ada minimal order 100K/orang (diluar tax and service). Biar lebih leluasa kita reservasi di H-sebulan dongs… Oh ya, menu yang di-share di IG kurang update, lebih update yang ada di buku menu.

Kalau kalyan muslim jangan ragu untuk menanyakan komposisi makanan/minuman ke mb dan mas yang bertugas, karena ternyata ada beberapa menu yang menggunakan wine dalam proses pembuatannya. Untuk dessert kita bisa memilih; langsung disajikan dengan main course atau disajikan terpisah setelah main course selesai. Sambil menunggu order-an disajikan kita dipersilakan untuk berfoto di seluruh area Pracimasana.







bentar sis, ini menu kenapa beda...

biar kalyan tahu, aku punya teman

Karena masih kenyang pasca makan Selat Solo, kita sepakat untuk memilih menu hiburan yang sifatnya berchandyaaa 😅 Nggak deng… Kita sengaja memilih menu non karbo karena berencana untuk makan Gudeg Yu… siapa gitu nanti malam. Semua menu yang ada di Pracimasana udah melalui penyesuaian rasa dan rupa biar bisa relate dengan palette lidah netizen masa kini.

Yang kita order di Pracimasana

BRUBUS 35K 
Kalau kalyan sering nonton konten resep mudah untuk anak kost pasti langsung ngeh bahwa Brubus adalah si Sawi Putih Kukus Isi Daging. Bedanya, Brubus adalah makanan favoritosnya K. G. P. A. A. Mangkunegaran VII yang terbuat daging cincang dan rempah pilihan yang dimasak pake kuah santan, sedang Sawi Putih Kukus Isi Daging adalah makanan favoritosnya anak kost di awal bulan yang terbuat dari daging cincang supermarket dan bumbu instan yang dimasak pake panci listrik aesthetic.


URAP PITHIK LINTING 30K 
Bedanya dengan Urap rakyat jelita, Urap Pithik Linting ini menggunakan ayam yang disuwir-suwir yang nantinya melinting sendiri saat proses pemasakan. Isian Urapnya adalah parutan kelapa, bunga turi, daun kenikir, tauge, buncis, kecombrang dan petai cina (atau selong atau bandara). Untukku, Urap Pithik Linting ini adalah versi fancy-nya Botok Selong (masih keluarga Urap kan? 😅) meski menarik secara visual rasanya sendiri bertabrakan sebab masing-masing elemen memiliki karakter rasa yang kuat


DADAR JAGUNG 25K
Sebagai sobi gorengan, belum afdhol rasanya kalau makan nggak ada gorang-gorengnya yekan *padahal tadi udah makan Mendoan 😁. Sayangnya ekspektasi kita akan Dadar Jagung ini ketinggian, untuk teksturnya udah pas dan kematangannya pun udah merata, crunchy. Cuma… entah adonannya yang pake santan atau digorengnya pake minyak kelapa, untukku after taste-nya kurang ngenakin di tenggorokan, jadi eneg aja gitu meski udah bolak balik minum 😅.


SOP JAMUR KENTHEL 55K
Aku nggak tahu Sop Jamur Kenthel ini favoritosnya siapa, namun aku sih yes ya hehe Kalau kalyan suka jamur serta olahan turunannya, kurekomendasikan Sop Jamur Kenthel ini di Pracimasana. Tekstur sopnya yang macem bubur mungkin akan terasa asing di lidah, begitu pun dengan aromanya yang jamur banget, sedang rasanya ada hint gosongnya. Akhirul kalam, aku hanya bisa bilang bahwa Sop Jamur Kenthel ini not everyone’s favorite, tapi kalau penasaran silakan dicoba 😊.


PUDING ROTI MENTEGA 65K
Diantara semua order-an kita di Pracimasana, yang paling okay di malah dessert-nya. Setelah lidah kita bolak balik dibilas santan yang bikin eneg, kehadiran Puding Roti Mentega sebagai penutup beneran bisa bikin nyesss… adem guise 😆 Puding Roti Mentrga menjadi satu-satunya menu yang kita (bukan Tasya Farasya yaini 😅) approved, rasa manisnya nggak berlebihan dan teksturnya yang familiar bikin lidah kita nyaman seketika. Agak menyesal, mengapa tadi kita nggak order Panacotta Tape-nya sekalian 🥲.


PAREANOM 35K
Terbuat dari jeruk baby java, jeruk siyem madu, jeruk lemon dan sate kolang kaling, kesan pertama saat melihat minuman ini: Muhammadiyah banget. Kubilang begini karena warnanya mengingatkanku pada bendera Muhammadiyah yang ada di kelas 😝.

SINOM 25K
Terbuat dari daun Asam yang masih muda, gula jawa dan gula pasir. Lupa lagi lagi rasanya gimana karena nyicip punya Deya.

ES RUJAK 25K
Terbuat dari rujak pedas yang dikasih air, nggak kurekomendasikan bagi kalyan yang kalau beli Seblak milihnya level 0. Pedasnya (bukan panasnya) bikin tenggorokan dan perut kaget seketika. Nggak ada yang mau menghabiskan minuman ini.

TEH PRACIMASANA 30K
Terbuat dari secang, kayu manis, cengkih, jeruk nipis dan madu yang lebih nikmeh diminum saat dingin. Pertama kali mencoba kok rasanya kecut-kecut seret, eh ternyata gulanya nggak teraduk huhu 😅. So far, aroma minumannya wangi meski rasanya didominasi oleh secang yang syelalu ada di Wedang Uwuh.


Kepada kalyan yang penasaran gimana rasanya makan ala Mangkunegaran di Pracimasana, well… aku mesti bilang bahwa they are not everyone’s cup. Meski udah udah melalui penyesuaian rasa dan rupa, tetap masih belum bisa menjangkau kita yang terbiasa gadoin micin 😅. Semua elemen memiliki karakter rasa yang kuat dan berlomba untuk tampil, jadi saat sampai di lidah semuanya bertabrakan dan bikin bingung, mau dibawa kemana rasa ini… 😆 IMHO, aku kurang cocok dengan penggunaan santan hampir di semua menu, terasa too much, tapi ini hanya untukku aja sih.

Yha~ sebagai rakyat jelita yang sama-sama berdarah biru (karena piking nu aing 🐯) kita mesti mengakui bahwa pengalaman makan ala Mangkunegaran adalah pengalaman makan yang menyenangkan meski kurang coy.

@pracima.mn
⏰ 10:00 – 21:00
📍 Istana Mangkunegaran Solo Jl. RA Kartini, Timuran, Kec. Banjarsari Surakarta

PRACIMA TUIN

Setelah selesai kita memutuskan untuk berjalan-jalan di Pracima Tuin yang saat itu sedang sepi karena hanash, tamannya bersih dan rapi, cucok laya untuk foto grup pake dress code. 


pertanyaan Icunk: kalau kodoknya dicium bakal berubah jadi pangeran nggak?







Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Semangats bestie… masih ada post yang lain yang menunggu untuk dibaca 🤭.

Karena masih ada waktu luang sebelum ke Pracimasana kita memutuskan untuk mengunjungi Museum Lokananta yang lokasinya berada di Lokananta Bloc. Beberapa kota kini udah ada Bloc-Bloc-annya, apakah Bandung akan menyusul? Atau ternyata udah ada tapi akunya yang belum tahu 😅

Kita sampai di Lokananta Bloc sekitar jam 11 siang, hanash bund… sun screen-nya udah pada luntur 🥵. Di Museum Lokananta kita diarahkan oleh Pak Satpam untuk membeli tiket (yang ternyata bisa online 😌) sekaligus menitipkan barang. FYI, pengunjung hanya diperbolehkan membawa smartphone dan tripod (untuk selfie), sedang barang lainnya mesti dititipkan.


Museum Lokananta adalah museum sejarah musik dan rekaman di Indonesia, yha~ Lokananta adalah studio musik legendaris di era 1960-1990. Studio Lokananta memproduksi VHS dan piringan hitam (vinyl) untuk musisi dan dokumentasi acara penting macem Muktamar Muhammadiyah dan siaran RRI. Musisi alumni Lokananta, diantaranya: Waldjinah, Gesang dan Titiek Puspa.

Meski teknologi yang digunakan udah nggak relate dengan device masa kini, Studio Lokananta merilis versi VCD dan kasetnya kok, jadi masih bisa laya 😅 masih pada punya VCD player dan tape player kan? 😁 Saat ini vinyl, VCD dan kaset hanya bisa dinikmati oleh segmented market yang punya device, mungkin bukan perkara merilis via digital platform-nya melainkan perkara royalty-nya, who knows yekan…

Oh ya, demi kenyamanan bersama Museum Lokananta hanya membuka 3 sesi kunjungan per harinya, jadi pastikan kalyan datang di waktu yang tepat ya. Museum Lokananta terdiri dari beberapa ruangan interaktif dimana kita bisa berinteraksi langsung dengan objek yang dipamerkan. Meski kita diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi ruangannya, ada beberapa guide yang akan memandu sekaligus dimintai tolong saat berfoto.


GALLERY LINIMASA
Di ruangan ini kita banyak membaca artikel, mendengarkan rekaman dan melihat benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan Studio Lokananta



GAMELAN
Di ruangan ini kita cuma sebentar karena isinya adalah seperangkat gamelan yang nggak boleh disentuh atau dimainkan

DISKOGRAFI
Di ruangan ini tersimpan berbagai koleksi vinyl Studio Lokananta, kita nggak bisa masuk cuma bisa ngintip aja dari pintu kaca.


BENGAWAN SOLO
Di ruangan ini kita bisa melihat proses rekaman yang lucu 😆.



ANEKA NADA
Di ruangan ini kita bisa melihat berbagai koleksi vinyl dan kaset Studio Lokananta dari dekat, kita juga bisa mendengarkannya pake headset yang udah disediakan.



PROKLAMASI
Di ruangan ini kita bisa mendengarkan rekaman proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

RUANG PAMER
Di ruangan ini kita bisa melihat berbagai koleksi vinyl dan kaset Studio Lokananta yang dan beberapa instalasi seni.


Di bagian tengah ada taman yang dilengkapi dengan meja dan kursi, kalau cuacanya adem kayanya sih nyaman ya duduk dan ngobrol disana. Sayangnya, saat itu kita datang menjelang tengah hari makanya panas banget 😂. Setelah selesai berkeliling Museum Lokananta kita memutuskan untuk caw ke Lokananta Bloc di sebelah, penyegaran dulu guise…

💸 HTM: 50K (OTS dan online)
📌 Jl. Ahmad Yani no. 389, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta
🗓️ Rabu-Senin 10.00 – 16.00 (sesi 10.00, 12.00 dan 14.00)

tyda mau kalah dengan geng arisan macan, tetap difoto meski panas banget

***

Dari Museum Lokananta kita mampir di Filosofi Kopi, yha~ ngapain lagi kalau bukan untuk jajan dan ngobrol (lagi) 😂 Mungkin karena masih baru jadi belum banyak tenants yang buka, tapi enak sih jadi nggak terlalu rame… Sebelum caw dari Museum Lokananta aku sempat menanyakan lokasi musholla, ke mas guide-nya, begitu dicari kagak nemu-nemu dongs… Ternyata letak musholla-nya masih berada di lantai 2 bangunan lama, makanya sulit ketemu 😅.







***

Dari Lokananta Bloc kita mampir ke Pasar Gede untuk jalan-jalan dan membeli oleh-oleh macem wedang uwuh, teh campur dan bumbu pecel. Tadinya kita mau jajan tipis-tipis ala TikTok tapi nggak jadi karena ingat sebentar lagi kita mau ke Pracimasana. Aku nggak belanja ya karena masih punya stok bumbu pecel dan teh dari ngunduh mantu kemarin, yang kusuka dari Pasar Gede adalah suasana pasarnya yang bersih dan rapi ✨👌🏻.




Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (16)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (1)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Jun (3)
    • ▼  Jul (2)
      • The 13th Years Of (modern) Slavery
      • Sore: Istri Dari Masa Depan

SERIES

Book Annual Post Quaranthings Screen Shopping Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates