Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Telah sampailah kita pada tujuan sebenarnya mengapa kita main ke Solo…

Kalau kalyan adalah followers-nya Rania Yamin atau pernah menonton liputan pernikahannya Kaesang dan Erina Gudono, mestinya udah nggak asing dengan Pracima Tuin. Apalagi kalau kalyan adalah TikTokers (yang lebih demen nonton ketimbang bikin video 😆) pasti pernah nyelip di FYP-nya video tentang rang-o-rang yang mengunjungi Pracima Tuin, entah untuk makan di Pracimasana atau sekedar berfoto dengan vibes ala puteri keraton.

FYP-ku dan Icunk (Deya nggak pake TikTok 😆) tentcunya nggak mau ketinggalan dongs, Pracima Tuin lagi Pracima Tuin lagi. Dari yang amazed karena konsep bangunannya yang cantik, sampai yang gregetan karena bisa-bisanya rang-o-rang bikin video tapi nggak menuliskan review lengkap nama menu dan rasa makanan yang dicicipi di Pracima Tuin. Please kasih tahu gimana review-nya wahai netizen… biar nggak salah order haha

Pracimasana adalah fine dining restaurant yang menyajikan menu-menu khas Mangkunegaran yang menjadi favoritosnya para sultan terdahulu. Pracimasana ini berlokasi di Pracima Tuin (Taman Barat) yang berada sisi barat Pura Mangkunegaran. Kalau kalyan ingin jalan-jalan atau sekedar berfoto di Pracima Tuin tanpa makan di Pracimasana bisa kok namun ada fee entry-nya, 20K untuk wisdom dan 40K untuk wisman Untuk kalyan yang membawa kendaraan tyda udah khawatir karena parkirannya lega.


PRACIMASANA

Demi kenyamanan bersama Pracimasana memberlakukan reservasi yang bisa diakses via IG-nya, di lamannya kita bisa memilih tanggal dan waktu yang diinginkan. Untuk T&C-nya sih standar ya, kita dikasih waktu 90 menit sejak kedatangan dan ada minimal order 100K/orang (diluar tax and service). Biar lebih leluasa kita reservasi di H-sebulan dongs… Oh ya, menu yang di-share di IG kurang update, lebih update yang ada di buku menu.

Kalau kalyan muslim jangan ragu untuk menanyakan komposisi makanan/minuman ke mb dan mas yang bertugas, karena ternyata ada beberapa menu yang menggunakan wine dalam proses pembuatannya. Untuk dessert kita bisa memilih; langsung disajikan dengan main course atau disajikan terpisah setelah main course selesai. Sambil menunggu order-an disajikan kita dipersilakan untuk berfoto di seluruh area Pracimasana.







bentar sis, ini menu kenapa beda...

biar kalyan tahu, aku punya teman

Karena masih kenyang pasca makan Selat Solo, kita sepakat untuk memilih menu hiburan yang sifatnya berchandyaaa 😅 Nggak deng… Kita sengaja memilih menu non karbo karena berencana untuk makan Gudeg Yu… siapa gitu nanti malam. Semua menu yang ada di Pracimasana udah melalui penyesuaian rasa dan rupa biar bisa relate dengan palette lidah netizen masa kini.

Yang kita order di Pracimasana

BRUBUS 35K 
Kalau kalyan sering nonton konten resep mudah untuk anak kost pasti langsung ngeh bahwa Brubus adalah si Sawi Putih Kukus Isi Daging. Bedanya, Brubus adalah makanan favoritosnya K. G. P. A. A. Mangkunegaran VII yang terbuat daging cincang dan rempah pilihan yang dimasak pake kuah santan, sedang Sawi Putih Kukus Isi Daging adalah makanan favoritosnya anak kost di awal bulan yang terbuat dari daging cincang supermarket dan bumbu instan yang dimasak pake panci listrik aesthetic.


URAP PITHIK LINTING 30K 
Bedanya dengan Urap rakyat jelita, Urap Pithik Linting ini menggunakan ayam yang disuwir-suwir yang nantinya melinting sendiri saat proses pemasakan. Isian Urapnya adalah parutan kelapa, bunga turi, daun kenikir, tauge, buncis, kecombrang dan petai cina (atau selong atau bandara). Untukku, Urap Pithik Linting ini adalah versi fancy-nya Botok Selong (masih keluarga Urap kan? 😅) meski menarik secara visual rasanya sendiri bertabrakan sebab masing-masing elemen memiliki karakter rasa yang kuat


DADAR JAGUNG 25K
Sebagai sobi gorengan, belum afdhol rasanya kalau makan nggak ada gorang-gorengnya yekan *padahal tadi udah makan Mendoan 😁. Sayangnya ekspektasi kita akan Dadar Jagung ini ketinggian, untuk teksturnya udah pas dan kematangannya pun udah merata, crunchy. Cuma… entah adonannya yang pake santan atau digorengnya pake minyak kelapa, untukku after taste-nya kurang ngenakin di tenggorokan, jadi eneg aja gitu meski udah bolak balik minum 😅.


SOP JAMUR KENTHEL 55K
Aku nggak tahu Sop Jamur Kenthel ini favoritosnya siapa, namun aku sih yes ya hehe Kalau kalyan suka jamur serta olahan turunannya, kurekomendasikan Sop Jamur Kenthel ini di Pracimasana. Tekstur sopnya yang macem bubur mungkin akan terasa asing di lidah, begitu pun dengan aromanya yang jamur banget, sedang rasanya ada hint gosongnya. Akhirul kalam, aku hanya bisa bilang bahwa Sop Jamur Kenthel ini not everyone’s favorite, tapi kalau penasaran silakan dicoba 😊.


PUDING ROTI MENTEGA 65K
Diantara semua order-an kita di Pracimasana, yang paling okay di malah dessert-nya. Setelah lidah kita bolak balik dibilas santan yang bikin eneg, kehadiran Puding Roti Mentega sebagai penutup beneran bisa bikin nyesss… adem guise 😆 Puding Roti Mentrga menjadi satu-satunya menu yang kita (bukan Tasya Farasya yaini 😅) approved, rasa manisnya nggak berlebihan dan teksturnya yang familiar bikin lidah kita nyaman seketika. Agak menyesal, mengapa tadi kita nggak order Panacotta Tape-nya sekalian 🥲.


PAREANOM 35K
Terbuat dari jeruk baby java, jeruk siyem madu, jeruk lemon dan sate kolang kaling, kesan pertama saat melihat minuman ini: Muhammadiyah banget. Kubilang begini karena warnanya mengingatkanku pada bendera Muhammadiyah yang ada di kelas 😝.

SINOM 25K
Terbuat dari daun Asam yang masih muda, gula jawa dan gula pasir. Lupa lagi lagi rasanya gimana karena nyicip punya Deya.

ES RUJAK 25K
Terbuat dari rujak pedas yang dikasih air, nggak kurekomendasikan bagi kalyan yang kalau beli Seblak milihnya level 0. Pedasnya (bukan panasnya) bikin tenggorokan dan perut kaget seketika. Nggak ada yang mau menghabiskan minuman ini.

TEH PRACIMASANA 30K
Terbuat dari secang, kayu manis, cengkih, jeruk nipis dan madu yang lebih nikmeh diminum saat dingin. Pertama kali mencoba kok rasanya kecut-kecut seret, eh ternyata gulanya nggak teraduk huhu 😅. So far, aroma minumannya wangi meski rasanya didominasi oleh secang yang syelalu ada di Wedang Uwuh.


Kepada kalyan yang penasaran gimana rasanya makan ala Mangkunegaran di Pracimasana, well… aku mesti bilang bahwa they are not everyone’s cup. Meski udah udah melalui penyesuaian rasa dan rupa, tetap masih belum bisa menjangkau kita yang terbiasa gadoin micin 😅. Semua elemen memiliki karakter rasa yang kuat dan berlomba untuk tampil, jadi saat sampai di lidah semuanya bertabrakan dan bikin bingung, mau dibawa kemana rasa ini… 😆 IMHO, aku kurang cocok dengan penggunaan santan hampir di semua menu, terasa too much, tapi ini hanya untukku aja sih.

Yha~ sebagai rakyat jelita yang sama-sama berdarah biru (karena piking nu aing 🐯) kita mesti mengakui bahwa pengalaman makan ala Mangkunegaran adalah pengalaman makan yang menyenangkan meski kurang coy.

@pracima.mn
⏰ 10:00 – 21:00
📍 Istana Mangkunegaran Solo Jl. RA Kartini, Timuran, Kec. Banjarsari Surakarta

PRACIMA TUIN

Setelah selesai kita memutuskan untuk berjalan-jalan di Pracima Tuin yang saat itu sedang sepi karena hanash, tamannya bersih dan rapi, cucok laya untuk foto grup pake dress code. 


pertanyaan Icunk: kalau kodoknya dicium bakal berubah jadi pangeran nggak?







Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Semangats bestie… masih ada post yang lain yang menunggu untuk dibaca 🤭.

Karena masih ada waktu luang sebelum ke Pracimasana kita memutuskan untuk mengunjungi Museum Lokananta yang lokasinya berada di Lokananta Bloc. Beberapa kota kini udah ada Bloc-Bloc-annya, apakah Bandung akan menyusul? Atau ternyata udah ada tapi akunya yang belum tahu 😅

Kita sampai di Lokananta Bloc sekitar jam 11 siang, hanash bund… sun screen-nya udah pada luntur 🥵. Di Museum Lokananta kita diarahkan oleh Pak Satpam untuk membeli tiket (yang ternyata bisa online 😌) sekaligus menitipkan barang. FYI, pengunjung hanya diperbolehkan membawa smartphone dan tripod (untuk selfie), sedang barang lainnya mesti dititipkan.


Museum Lokananta adalah museum sejarah musik dan rekaman di Indonesia, yha~ Lokananta adalah studio musik legendaris di era 1960-1990. Studio Lokananta memproduksi VHS dan piringan hitam (vinyl) untuk musisi dan dokumentasi acara penting macem Muktamar Muhammadiyah dan siaran RRI. Musisi alumni Lokananta, diantaranya: Waldjinah, Gesang dan Titiek Puspa.

Meski teknologi yang digunakan udah nggak relate dengan device masa kini, Studio Lokananta merilis versi VCD dan kasetnya kok, jadi masih bisa laya 😅 masih pada punya VCD player dan tape player kan? 😁 Saat ini vinyl, VCD dan kaset hanya bisa dinikmati oleh segmented market yang punya device, mungkin bukan perkara merilis via digital platform-nya melainkan perkara royalty-nya, who knows yekan…

Oh ya, demi kenyamanan bersama Museum Lokananta hanya membuka 3 sesi kunjungan per harinya, jadi pastikan kalyan datang di waktu yang tepat ya. Museum Lokananta terdiri dari beberapa ruangan interaktif dimana kita bisa berinteraksi langsung dengan objek yang dipamerkan. Meski kita diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi ruangannya, ada beberapa guide yang akan memandu sekaligus dimintai tolong saat berfoto.


GALLERY LINIMASA
Di ruangan ini kita banyak membaca artikel, mendengarkan rekaman dan melihat benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan Studio Lokananta



GAMELAN
Di ruangan ini kita cuma sebentar karena isinya adalah seperangkat gamelan yang nggak boleh disentuh atau dimainkan

DISKOGRAFI
Di ruangan ini tersimpan berbagai koleksi vinyl Studio Lokananta, kita nggak bisa masuk cuma bisa ngintip aja dari pintu kaca.


BENGAWAN SOLO
Di ruangan ini kita bisa melihat proses rekaman yang lucu 😆.



ANEKA NADA
Di ruangan ini kita bisa melihat berbagai koleksi vinyl dan kaset Studio Lokananta dari dekat, kita juga bisa mendengarkannya pake headset yang udah disediakan.



PROKLAMASI
Di ruangan ini kita bisa mendengarkan rekaman proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

RUANG PAMER
Di ruangan ini kita bisa melihat berbagai koleksi vinyl dan kaset Studio Lokananta yang dan beberapa instalasi seni.


Di bagian tengah ada taman yang dilengkapi dengan meja dan kursi, kalau cuacanya adem kayanya sih nyaman ya duduk dan ngobrol disana. Sayangnya, saat itu kita datang menjelang tengah hari makanya panas banget 😂. Setelah selesai berkeliling Museum Lokananta kita memutuskan untuk caw ke Lokananta Bloc di sebelah, penyegaran dulu guise…

💸 HTM: 50K (OTS dan online)
📌 Jl. Ahmad Yani no. 389, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta
🗓️ Rabu-Senin 10.00 – 16.00 (sesi 10.00, 12.00 dan 14.00)

tyda mau kalah dengan geng arisan macan, tetap difoto meski panas banget

***

Dari Museum Lokananta kita mampir di Filosofi Kopi, yha~ ngapain lagi kalau bukan untuk jajan dan ngobrol (lagi) 😂 Mungkin karena masih baru jadi belum banyak tenants yang buka, tapi enak sih jadi nggak terlalu rame… Sebelum caw dari Museum Lokananta aku sempat menanyakan lokasi musholla, ke mas guide-nya, begitu dicari kagak nemu-nemu dongs… Ternyata letak musholla-nya masih berada di lantai 2 bangunan lama, makanya sulit ketemu 😅.







***

Dari Lokananta Bloc kita mampir ke Pasar Gede untuk jalan-jalan dan membeli oleh-oleh macem wedang uwuh, teh campur dan bumbu pecel. Tadinya kita mau jajan tipis-tipis ala TikTok tapi nggak jadi karena ingat sebentar lagi kita mau ke Pracimasana. Aku nggak belanja ya karena masih punya stok bumbu pecel dan teh dari ngunduh mantu kemarin, yang kusuka dari Pasar Gede adalah suasana pasarnya yang bersih dan rapi ✨👌🏻.




Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Tujuan pertama kita di Solo tentcunya adalah makan, yang Burger King tadi shubuh masuknya sahur ya bukan sarapan 🤭. Sebelumnya kita udah bikin list-nya Selat Solo yang recommend, lupa lagi pertimbangannya apa tapi kita berakhir dengan Selat Solo Tenda Biru ini.

Turun dari KRL Yogyakarta-Solo kita langsung menuju pintu keluar dan dengan penuh kesotoyan diri kita menunggu bus di halte. Sialnya, aku baru tahu bahwa Solo ternyata memiliki 3 feeder bis (yang berbeda), maafin aku guise… 🥺 langsung pening begitu melihat maps-nya. Kita nggak sempat searching rute bis di KRL sebab udah kepalang ngantuks paska jalan-jalan shubuh di Malioboro.


Lagi. Dengan penuh kesotoyan diri kita naik bis yang sekiranya akan mengantarkan kita pada Selat Solo Tenda Biru, untuk kemudian turun di halte terdekat dan order Go-Car. Bukannya dari tadi huhu Saat sampai di Selat Solo Tenda Biru situesyennya cukup ramai, pengunjung hari itu didominasi oleh buibu bapack-bapack yang baru pulang dari upacara 17 Agustus.

Selain menyajikan menu Selat Solo, mereka juga menyediakan menu lain yang sezuzurnya bikin penasaran macem Sop Matahari dan Nasi Pecel Wader. Meski sempat gamang kita memantapkan diri untuk order Selat-nya, yha~ kapan lagi yekan kita sengaja kemari. FYI, Selat Solo adalah hidangan gubahan yang terinspirasi dari Salad, kadang disebut Bistik Jawa.

Yang kita order:


SELAT DAGING & SELAT GALANTINE
Selatnya terdiri dari potongan kentang goreng, wortel dan buncis kukus, daun selada, tomat, telur pindang dan olahan sapi (iga, daging dan galantine) yang disiram kuah barbeque. Kalau byasanya bumbu barbeque-nya disajikan macem sauce, di Selat ini bumbu barbeque-nya diencerkan dan disajikan macem kuah.

Bedanya, Selat Daging pake potongan daging macem Rendang, sedang Selat Galantine pake bola-bola daging macem di IKEA. FYI, galantine adalah daging cincang yang dimasak ala sosis dan digulung macem lagi bikin bolu gulung, kita mengenalnya dengan… Rolade wkwkwk 🤭. Iya guise… Galantine adalah Rolade tanpa partisi telur dadar, makanya kurasa sah aja kalau mereka bikinnya macem bola-bola daging.

Well… ternyata rasa Selat-nya nggak masuk di palette lidah kita yaini, kenawhy? Karena nggak ada sambalnya 😱. Meski kurang suka pedas aku setuju sih kalau Selat-nya pake sambal, at least mencoba untuk mengimbangi rasa manis dari kuahnya yang cawerang 😂.

Selat Daging 21K

Selat Galantine 16K

MENDOAN
Enak. Ukurannya pas untuk sekali gigit.

Mendoan bite size 7K

ES GEMPOL PLERET 
Aslinya Icunk yang order, tapi karena nggak sesuai ekspektasi jadinya dimakan bareng. Gempol dan Pleret terbuat dari tepung beras, dan kuahnya pake kuah Dawet.

Es Gempol Pleret 8K

IMHO, aku menyesal nggak order menu selain Selat-nya 🥲. Pasalnya aku lihat menu order-an rang-o-rang kok menarik banget, macem menu yang ada di resepsi (orang Jawa tentcunya). Kangen banget rasanya makan supnya yang bening dan sederhana, yang sayangnya mesti bikin sendiri karena belum nemu yang mirip di Bandung. Aku lebih suka Mendoannya ketimbang Selat-nya, karena bagiku taste-ku bagimu taste-mu.

@tendabiru_solo
📌 Jl. Dr. Wahidin No.26, Purwosari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta
📅 Senin - Minggu
⏰ 09.00 - 18.00
🍲 13K - 30K
🥟 7K - 15K
🍹 3K - 14K

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates