Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello….

Akhirnya ketemu lagi dengan Studio Lestari yang isinya adalah project suka-suka yang dikerjakan saat senggang (bisanya weekend), yang saking random-nya bisa di-pending sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan 😅. Sebelumnya aku sempat bimbang memilih project apa yang akan dikerjakan, pilihannya ada crocheting, journaling, macrame atau sketching *inspired by SBY ✨👌🏻.

Crocheting di-pending karena masih mengumpulkan pola dan tutorial YouTube-nya, journaling juga di-pending karena lagi (sok) sibuk ikutan online course dan sketching juga di-pending karena nggak ada mood haha Aku sudah membeli tali-talian dan printilan kecil untuk bikin strap mask tapi tetap masih aja ada yang kurang, karena demotivation akhirnya di-pending.

Awal tahun aku membeli kursi kerja karena butuh sandaran yang pantas untuk bekerja, mungkin karena keseringan diduduki dan bukan kualitas terbaik hanya dalam waktu 3 bulan aja dudukannya terasa menipis. Kalau duduk pasti terasa dasar kursinya 😅 Aku sudah mencoba pake bantal (yang bukan bantal tidur) tapi ketinggian dan kurang nyaman sedang pake bantal leher berasa lagi duduk di kloset 😂.

Tentcunya aku pun mencari di e-commerce kesayangan jama’ah sekalyan, banyak banget pilihan dan spesifikasinya, saking banyaknya aku jadi bingung. Kemudian aku teringat lagi dengan sisa bahan untuk membuat masker di tahun lalu, ternyata masih tersisa lumayan banyak meski sebagian sudah dibuat menjadi lap tangan, kalau untuk dibuat 2-3 cushion duduk mah sepertinya masih cukup.

Sayangnya ide random semacam ini datang di saat tak terduga, sekitar jam 9-10 malam di hari Minggu malam (besok hari Senin woy!). Khawatir kehilangan mood, saat itu juga aku langsung mengumpulkan semua alat dan bahan yang ada. Ohya, karena aku membeli bahannya potongan kecil maka konsep cushion duduknya adalah patchwork alias tambal-tambalan tapi bukan gembel 😁.

Bahannya kupotong dengan ukuran (yang kalau disatukan menjadi) 40 cm X 40 cm, karena belum punya mesin jahit aku menjahitnya secara manual. Cangkeul memang tapi ya mau gimana lagi, kalau nggak begini project-ku pasti berakhir di-pending. Sebagian kujahit malam itu, sebagian lagi kujahit keesokan harinya. Nah, berarti tinggal isiannya kan…

Untuk isiannya aku menggunakan dakron yang (katanya) kualitasnya OK, butuh waktu hampir seminggu untuk sampai di kosan. Setelah sampai kumasukkan ke dalam cushion duduknya, nah ini agak PR, lubang untuk memasukkan dakronnya kekecilan haha Butuh usaha yang santai untuk memasukkan dakron ke dalamnya, tapi setelah jadi semuanya terbayarkan.

Di awal cushion duduknya memang mengembang sempurna macem Kue Bantal (Odading) tapi ya karena hampir setiap hari diduduki lama-lama kempes juga haha Tapi tenang guise… masih ada satu lagi. Cushion duduk ini belum pake cover, mungkin nanti bisa dimasukkan ke dalam list. Semoga nanti sudah punya mesin jahit biar nggak capek hehe

Note: aku pake ½ kg dakron untuk mengisi 2 buah cushion duduk.



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hay~

Selamat datang kembali di Studio Lestari (belum punya official name wkwk 🦆)... Semoga harimu semenyenangkan dan senikmeh Klaus waktu dipuja-puja pengikutnya 😉. 

Kalau sebelumnya aku pernah mengulas tentang aplikasi dan game favorite-ku disini. Kali ini aku akan mengulas salah satu aplikasi berfaedah yang membantuku kala kepepet membuat pattern non Adobe dengan singkat dan cepat ✨👌🏻. Nama aplikasinya adalah Flaticon.

Flaticon dan Freepik masihlah terhubung macem Unsplash dan ShutterStock, makanya kalau kau search Flaticon di Google akan muncul search result Freepik juga. Bedanya, Flaticon berfokus pada icon dan pattern sedangkan Freepik berfokus pada template, background dan grafis.

Untuk membuat pattern darurat di Flaticon, yang pertama kali mesti dilakukan adalah membuka www.flaticon.com. Menurutku sih lebih enak pake PC atau laptop, kalau pake smartphone space-nya kurang luas jadi agak kagok dan mesti bolak balik buka tutup tab. Kalau sekedar mencari dan men-download icon tentcunya aku lebih merekomendasikan pake smartphone, lebih cepatzzz... 💨

Nah, kalau ingin membuat pattern yang mesti dilakukan adalah membuka http://flaticon.com/pattern. Aku juga lupa gimana dulunya bisa nyasar membuat pattern di Flaticon, karena kalau di tampilan web-nya mah nggak ada (opsi atau icon yang mengarah pada pembuatan pattern). Jadi langsung aja ya buka url di atas. 


***

1. Ini adalah basic visual saat kita pertama kali berada di http://flaticon.com/pattern, masih bersih ya semuanya... Ohya, karena Flaticon ini berfokus pada icon maka gambar yang akan digunakan adalah icon yang ada di library-nya Flaticon (bukan vector). Kalau masih belum yakin space-nya bersih, klik lagi icon clear-nya.


2. Untuk mendapatkan icon yang diinginkan kita tinggal mengetikkan keyword di tab search. Kemudian akan muncul dua pilihan, yang pertama adalah pack dan yang kedua adalah icon. Bedanya, pack akan mengarahkan kita pada pack yang memiliki icon dengan keyword yang kita ketik, sedang icon langsung mengarah pada icon dengan keyword yang kita ketik. 

In simple terms, pack adalah serian sedang icon adalah eceran (kang dagang pasti ngerti 😁).


3. Setelah search result muncul, kita tinggal memilih icon mana yang ingin digunakan. Bisa dengan cara diklik atau langsung di-drag ke space kosong di sampingnya.


4. Untuk mengaktifkan fungsi cursor pada icon yang dipilih, kita tinggal mengklik icon tersebut sampai muncul lingkaran dengan bulatan serupa cincin. Nah, bulatan itulah cursor-nya. Fungsi cursor meliputi move (memindahkan objek), scale (skala objek) dan rotate (rotasi objek). Ohya, ketika kita (misal) memindahkan suatu objek maka objek yang lain akan mengikuti. Jibeh... 😌


5. Lebih jauhnya lagi, saat kita mengklik suatu objek (dalam hal ini adalah icon) maka akan muncul tab modifikasi diatasnya. Tab tersebut terdiri dari: palette (palet warna), mirror (efek cermin, membolak balik objek), transparency (skala muatan warna), copy (duplikasi), stack (efek tumpang tindih) dan delete (hapus).

Kalau kita nggak suka dengan warna default icon-nya, kita bisa menggantinya dengan warna lain. Ada banyak pilihan warnanya, tinggal atur-atur aja gaess... Kusarankan pake warna yang ada di palette-nya karena kalau pake color picker suka lupa lagi kodenya apa haha 😁


6. Inilah yang akan terjadi kalau kita mengklik random pattern, bener-bener random pattern-nya wkwk


7. Dan inilah yang akan terjadi kalau kita mengklik icon berbintang (yang ada bintang di bawahnya), berbayar gaesss... 🥺


8. Kurang lebih beginilah tampilan pattern-nya, karena setting-nya offset jadi langsung seamless.


9. Kita juga bisa mengganti warna backgrond, yakeles kurang sreg... 


10. Setelah selesai, kita bisa men-download pattern-nya dalam format PNG, JPG, SPV dan B64. Untuk format PNG dan JPG hasilnya adalah gambar dengan format 1:2 seperti di bawah ini.


***

Meski membuatnya terbilang mudah dan asique, pattern yang dibuat dari Flaticon ini resolusinya nggak cocok untuk di-print besar macem kain atau banner karena pasti pecah. Lebih ke penggunaan pribadi macem banner social media atau printilan lucu sih... kalau mau yang resolusinya okcey bisa melipir dulu ke Adobe ya haha Namanya juga pattern darurat...

Sampai bertemu di tutorial selanjutnya yaww...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Salah satu hal yang membuatku KZL di tengah pandemi COVID-19 ini adalah betapa sulitnya mendapatkan masker, apalagi di awal outbreak. Nggak ngerti juga dengan para penimbun masker musiman, kok bisa ya otaknya menguap gitu aja 🤔. ‘huft’ banget sih kelakuannya... 😌 

Sejak awal bulan aku udah berusaha mencari masker, just in case aku tetiba membutuhkannya. Tapi ya... nihil ☹️. Mini market, apotik, drug store atau toko terdekat yang ku datangi udah kehabisan masker dan pada nggak tahu kapan akan restock barang, mungkin mainku kurang jauh tapi e-commerce lebih sadis 😑.

Di e-commerce macem Shopee dan Tokopedia 1 box masker dihargai Rp 300.000 – Rp 1.500.000 per box, gils... padahal biasanya mah sekitar Rp 30.000 per box. Yawla... lucknut sekali kelakuan calon karakter utama sinetron azab Indosiar 🥴.

Setelah berminggu-minggu nggak berhasil mendapatkan masker, akhirnya aku (beneran) sakit dan sesuai dengan instruksi pemerintah ku mulai menjalankan self isolation 👌🏻. Nggak mudah ya menjalankan self isolation, karena adaaa ajaaa hal yang mengharuskanku keluar, entah itu ke workshop, ATM, belanja, laundry atau jajan 😉.

Ya. Ku butuh masker.
Dan sayangnya aku nggak punya stock 😭.

Huft.

Karena masih batuk nggak mungkin kan aku keluar kelayapan mencari masker, yang ada orang-orang pada parno duluan. Memang pada akhirnya aku berhasil mendapatkan masker dengan harga yang (cukup) wajar di e-commerce, tapi pengirimannya lamaaa banget... curiga dibikin dulu ini mah 😂.

Dipikir-pikir... lah aku kan designer, pernah ikut kelas fashion juga, ngapa nggak buat sendiri? Disini animal instinct-ku mulai menyala 💡. Jadi, ketimbang mencari masker (serius, aku masih usaha) dengan waktu pengiriman yang lebih cepat aku mencari mesin jahit portable. Yha~ Aku mau bikin masker sendiri guise... 😘.

Saat ku tanya Widy spesifikasi mesin jahit portable yang ingin kubeli udah bener apa belum, doi malah melarang sebab ternyata di rumah juga ada. Yatapi kan itu di rumah dan kita disini terjebak~ 😌 Sebab animal instinct-ku kadung menyala kupikir nggak ada salahnya untuk mencoba, trust me I’m designer 😉.

Diantara semua jenis masker yang bisa di DIY-in kupilih yang paling mudah pattern-nya, maklum guise, mau hand stitch aja haha nggak jadi beli mesin jahit portable-nya 😅. Untuk pattern-nya bisa dicari di Pinterest, biasanya dari Pinterest nge-link ke web atau channel YouTube. Aku sendiri pattern-nya ngikutin ini.

Saat nonton mah bagus ya shape-nya enak dilihat dan terkesan simple, begitu dibuat mah beda euy... 😁 Aku nggak ngikutin tumplek plek ya pattern-nya, ada beberapa bagian yang dirubah demi menyesuaikan kemampuan hand stitch-ku yang masih amatir.




Kupikir hasilnya nggak jelek-jelek amat ya, masih bisa dipake meski sebenarnya nggak begitu pas di wajahku 😋.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Di bulan ramadhan kali ini aku punya kegiatan sok seru haha yakni melanjutkan sketch project iseng yang kunamai dengan; #yangkuinginkansaatbokek.

Dari penamaannya sudah jelas ya bahwa yang ku sketch adalah hal-hal #yangkuinginkansaatbokek dan mostly adalah makanan + minuman byasalah ya... semakin bokek semakin banyak mau, ingin ini, ingin itu, ingin semuanya... 

So, ketimbang kepikiran terus menerus maka akhirnya ku sketch apa yang kuinginkan, distraksi yang cukup jitu untuk melupakan ke-bokek-anku 👌 terutama saat harap-harap pasrah menunggu reimburse.

Makanan + minuman yang di-sketch nggak melulu yang diinginkan saat ini namun juga adalah versi manual (sketch) dari foto-foto yang yang ada di gallery smartphone-ku. Ternyata berguna juga ya hehe 😁






Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Have you ever watched The Marvelous Mrs. Maisel? If you never watch yet, please watch J But if you ever watch, well... I bet you’ll know why I do love her :p

The Marvelous Mrs. Maisel is a fancy tv series from Amazon about Midge Maisel (portrayed by Rachel Brosnahan), a Jewish woman who trying to become a (female) stand-up comedian after breaking up with her husband Joel. Life wasn’t easy for her since she left her education for marriage, she was working as a beauty advisor in the store during the day and performing in Gaslight at night. Despite her bitter life, she always finds a funny and hilarious way to express her feelings through her performances, not an easy way by the way... but she nailed it! 💖

That’s the half reason why I do love her 

The other half reason why I do love her is... her outfit.

OMG! OMG! OMG! Thanks to Donna Zakowska as costume designer to bring a super-good-looking view into my eyes.

I do love her outfit as I did love Blair Waldorf's outfit in Gossip Girls. Yes! I always fallin’ into the neat cutting and explicit line dress, besides that I also fallin’ into the outfit tone color, bold and sweet with a touch of classy. Sometimes I feel that she is my avatar in It Girl haha even the font is familiar right?

Pardon my amateur face and body template Pinterest artwork based, I am still on the way to finding my own sketch style. Yap. I made these only by Corel Draw and edited by Photoscape, I wish I have an IPad or Cintiq to make it (my sketch) better. FYI. I gave the Wacom to my sister because she need it more than me, so... I just can say to myself: practice makes perfect!

XOXO
Good night... and thank you...






* You also can take a peek on my Behance or Instagram,
**The picture credits is belong to me. I let you to repost or share (absolutely non commercial) but please don’t forget to mention me.
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Aloha!

A couple months ago I saw @ditut tweeting about the free licensed version of Adobe Sketchbook software. Wow. It’s very nice to know that my most-wanted software is free hehe... I use often free trials before. So, I asked my sister to give me back the Wacom that she’s claimed since I’m in college, actually... Sketchbook is mouse friendly even though it would be great to use Wacom or Cintiq, well... I didn’t have Cintiq hehe 😛

I just want to practice again, the last time I used Sketchbook is when in college and it was only for random doodles. It’s quite hard hehe... 😫 I tried my best but the result isn’t as good as I expected, maybe I need to practice harder... 💞

But yes, I need to warm up my finger 😘  
                                
Because Sketchbook X Wacom is still on my deal, I’m trying to warm up my finger with... the basic design software, Microsoft PowerPoint 🆒. No, I’m kidding 😉 hehe by Corel Draw X6. I used my skincare and makeup as the objects because they’re on my desk, the nearest objects that I saw and touch every day. Besides that, who doesn’t love ‘em? 😉

Please welcome... MY... Let’s say... Warming up project hehe 😋












All illustration credits are belong to Lestari Utami
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
When my SPV asked me to start designing a bag my mind is like: Really? I even haven’t any idea about that... The last time I designed a bag is in college and it didn’t end very well. But when working for someone else, I should prepare myself to be a multi-skill designer because they knew me as an industrial designer which means, I can design everything as long as the (supporting) industry is available.

Yeah... thug lyfe...😫

Then I realize, no matter am I design shoes, bags, jewelry, or sunglasses, I’m still a designer and a designer could design anything. So... the challenge was accepted! I tried my best to design a bag day by day, observing and practicing to make a good one, the funniest thing is... they didn’t use any of my designs because they think we had a different perception of taste. Well... I don’t want to comment on that... ehehe 😋

The only thing I learned from that case is to do everything passionately and don’t even think about the production thingy, a kind of: is it would be produced or not?. I might not produce the bag yet but I had a great time to design and I’m very appreciative of it. Thanks for gave a month to let me do what I love *kisses 😚😚😚





* All designs credit is belong to Lestari Utami made by Micosoft Power Points 🖏
* To see more design, please visit my Behance gallery.
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
www. pexels.com

Darimana datangnya inspirasi?

Kalau ada yang jawab “dari mata turun ke hati”... Yak! Kamu luar biasa... haha 😂😂😂

Sering ada yang menanyakan; desainer kerjanya ngapain aja? Kalau mau dijabarin satu persatu pasti banyak ya, namun intinya desainer kerjanya adalah merealisasikan mimpi dan mewujudkan rupa 😍. Mimpinya siapa? Tentu saja mimpinya klien *eh Kecuali... kalau sudah punya usaha sendiri ya, idealismenya berbeda.

Sebagai desainer memang ada previledge tersendiri yang membuat kita agak ‘berbeda’ dengan yang lain, ya meski ujung-ujungnya tetep dikejar deadline 😂 Ada anggapan bahwa desainer kerjanya nggak bisa dipaksa-paksa (bener banget sih ini) eh tapi tergantung dimana kerjanya ding, kalau yang di requirement kerjaannya ‘sanggup bekerja di bawah tekanan’ mah lain ceritanya 😏 *heu Selalu ada ‘maklum’ untuk kita yang suka ngelamun di depan layar PC atau mondar mandir nggak jelas seharian kaya setrikaan, karena katanya “nggak apa-apa, lagi nyari inspirasi kan?”

Sebegitu istimewanya inspirasi, sebegitu biasanya fee desainer. Yha~~~ 🌈🌈🌈

Karena saat ini aku bekerja sebagai desainer aja yang kerjanya hanya mendesain tanpa perlu membuat sample di workshop atau market research kaya desainer lain, kebanyakan waktuku dihabiskan di kantor, lebih tepatnya, di depan layar PC yang bikin mata siwer kalau kelamaan ditatap. Sayangnya, nggak ada field trip atau market research untuk membantu proses desain kita dengan alasan “kan bisa pake internet” *elahh... 😫

Meski berbatas pada space kerja, masih ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendatangkan inspirasi. Kan kita kreatif... *ehe *apeu 😂 Nggak harus tumplek mendatangkan inspirasi sih, tapi seenggaknya bisa membuat mood lebih nyaman dan tentram karena mood sangat berpengaruh besar ya dalam menentukan nasib suatu hari. Belum kepo juga dengan desainer lainnya (selain Widy dan temen di sebelah) tapi kayanya sih mirip-mirip... ya semoga aja mirip hehe 😊

Darimana datangnya inspirasi?

Sebelum (mulai) bekerja, biasanya aku akan meluangkan waktu sekitar 1 jam atau lebih untuk mengecek smartphone biar nggak terganggu saat bekerja nanti. Apa yang dicek? Social media timeline atuh...  kali aja ada yang belum dilove fotonya atau di reply tweetnya haha Begitupun dengan Whatsapp dan Line, ngeread chat berbalas video di grup keluarga sekalian ngehapusin videonya yang suka nggak sengaja kedownload. Kemudian, baca-baca notification atau newsletter dari blog atau situs yang ku subscribe.

Oh iya, chat kerjaan meski dikirim setelah sholat tahajud direspon mengikuti jam operasional kerja ya, sabtu dan minggu juga ikutan libur. Mon maap yee urusan kantor selesaikanlah di kantor, ku tak ingin membiasakan diri untuk borderless karena nanti bisa-bisa nggak kan ada bedanya waktu libur dengan waktu kerja.

Okey, diulang lagi ya...

Darimana datangnya inspirasi?

KAIZEN 
Ini sebenernya istilah di kantor lama ya, yang intinya adalah membereskan / membersihkan space kerja baik itu sebelum maupun sesudah bekerja karena dipercayai bahwa lingkungan yang baik akan menghasilkan mood yang baik. Setuju sih ini, karena selain menciptakan mood aku jadi belajar untuk bertanggungjawab dan memupuk sense of belonging teritori 😉

PINTEREST
Sebagai bibelnya dunia pergambaran Pinterest menyajikan berbagai gambar yang menyejukkan mata dan membuka pikiran. Banyak inspirasi yang bisa didapatkan dari Pinterest terutama yang berhubungan dengan desain.

YOUTUBE
Sebelum mulai mendesain ada baiknya untuk menonton video craftmanship-nya brand-brand ternama seperti Hermes, Channel, Dior dkk. Seneng aja melihat desainernya ngawur-ngawur premium material untuk membuat strap jam tangan, kulit buaya sebadan-badan yang dipake Cuma bagian tengahnya aja dongs demi mengejar tekstur. Kan jadi kepikiran ... sisa kulitnya dikemanain coba? 🤔

SPOTIFY ATAU RADIO

Sebenarnya aku lebih suka mendengarkan radio ketimbang playlist di Spotify, tapi karena sampai saat ini belum menemukan penyiar yang enak ngebawain acara jadi seringnya melipir ke Spotify. Track list Spotifyku nggak jauh beda dengan lagu-lagu yang ada di laptop, nggak terlalu fanatik dengan penyanyi tertentu (kecuali Sheila on 7) yang penting lagunya enak didengar dan nyenengin. Mendengarkan musik saat bekerja ini lebih ke arah untuk membangun mood ya ...

HILIR MUDIK
Kadang jenuh juga nambleg mulu di kursi kaya Jabba The Hut, untuk me-refresh otak ada baiknya untuk jalan-jalan sebentar, biasanya sih ke pantry biar agak berfaedah dikit tapi kalau beneran sumpek seringnya mondar-mandir nggak jelas ke bagian lain, sing penting cuci mata 👀👀.

Selain hal-hal diatas ada banyak hal yang sebenarnya lebih bisa mendatangkan inspirasi, kaya jalan-jalan, nonton film, karena inspirasi lebih banyak datang dari hal-hal kecil semacam joke's receh tapi kan berhubung space kerjanya berbatas hal-hal diatas lah yang paling memungkinkan untuk dilakukan. Mungkin akan berbeda kalau lingkungan kerjanya berubah atau pindah 😉.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Flat design by PowerPoint

Kalau kalian bekerja sebagai designer atau pekerjaan apa pun yang berhubungan dengan design, pasti familiar dengan beberapa software grafis seperti CorelDraw atau Adobe Creative Suite. At least, CorelDraw adalah software ter-basic yang mesti dikuasai oleh para designer, tidak mesti fasih namun familiar.

Saat kuliah CorelDraw atau Adobe Creative Suite adalah software yang wajib dimiliki, meski kenyataannya tidak semuanya (software) wajib dipelajari, itu mah tergantung minat dan niat sih hehe 😊

Salah satu kendala terbesar selain kapasitas RAM yang kurang memadai adalah kenyataan bahwa software tersebut tidaklah gratis. Bahkan software bawaan di laptop yang baru sekalipun bukan software yang original  jadi mesti di-install ulang.

Sebagai mahasiswa/i design yang selain fakir kuota juga fakir software terkadang harus berpuas diri dengan software trial  berjangka 30 hari yang cepet banget expired-nya haha Kalau mau lebih lama bisa cari crack-nya, tapi itu pun mesti di-update terus menerus. PR banget kan ...

Apalagi menjelang UTS atau UAS di kelas pasti pada sibuk nyari software, kadang suka bete nunggu giliran nginstall software eh ketika di-install ternyata laptopnya nggak support. Yawla KZL ... 😞😞😞

Dari situ aku mulai mencari (software) alternatif lainnya, yang tidak harus selalu di-update setiap kali akan digunakan. Saat kuliah requirement wajib untuk UTS atau UAS adalah laman presentasi mengenai project yang sedang digarap, di print pada kertas berukuran A3 kemudian di tempel pada panel dan dipresentasikan kepada dosen.

Saat itu salah seorang temanku membuat laman presentasi menggunakan CorelDraw dengan alasan malas mengganti software dan agar memudahkannya menyimpan dalam 1 file meski bukan peruntukannya. Well ... kalau CorelDraw bisa digunakan untuk membuat laman presentasi, apakah PowerPoint bisa digunakan untuk membuat graphic design?

Ternyata bisa ... 😃

Meski fitur PowerPoint tidak selengkap fitur CorelDraw, secara fungsi PowerPoint memenuhi kualifikasi sebagai grdphic design software. Bagiku PowerPoint adalah versi sederhana dari CorelDraw karena toh design yang dibuat tidaklah sekompleks design-nya anak DKV atau secanggih anak Interior.

Tantangannya sendiri ada pada kreativitas dan daya ngulik haha Karena intinya kan ngakal-ngakalin gambar. Bagaimana caranya membuat gambar seolah-olah terlihat reasonable dan bisa dimengerti oleh khow-khow sekalian 😇

Kalau kalian memang sudah merasa familiar dengan CorelDraw seharusnya merasa familiar juga dengan PowerPoint. PowerPoint memang tidak diperuntukkan untuk graphic design namun jika fiturnya sendiri memungkinkan untuk graphic design ya why not? 😤

Sejak menyadari bahwa PowerPoint mampu menggantikan posisi CorelDraw sebagai graphic design software, aku tidak terlampau peduli dengan keberadaan CoreDraw di laptop, meski sebenarnya masih butuh untuk kirim file ke klien atau order barang.  Ujung-ujungnya CorelDraw terkesan seperti  formalitas kehadiran di absensi.

Kadang orang-orang terkejoed ketika tahu design-ku dibuat menggunakan PowerPoint bukan CorelDraw sebagaimana harusnya, mungkin pikirnya aku ini antara “keren” atau “memang kurang kerjaan” 😆😆😆😆haha Karena kemudian mereka herman ... “Emang bisa ya pake PowerPoint?” yang dilanjutkan dengan ekspresi “kalau ada CorelDraw kenapa pake PowerPoint?”.

Untuk pekerjaan sehari-hari aku lebih memilih menggunakan PowerPoint daripada CorelDraw, berdasar pada pertimbangan komputer yang suka ngadat kalau buka CorelDraw dan output yang diminta hanya berbentuk file PNG atau JPEG dan sesekali PDF. 

Mungkin baru @pinotski dan followers-nya yang mengerti bagaimana asyiknya mengulik software bukan pada peruntukannya. Selama ini aku bersikap sok asyik dengan kebiasaan menggunakan PowerPoint tanpa merasa harus ambil pusing dengan orang-orang, ketika menemukan Papin aku merasa menemukan pembenaran 😙


Cobalah kalian sesekali baca tweet-nya Papin kalau perlu sampai ke dasar timeline, ia bisa di-hire agency di NY karena menggunakan software bukan pada peruntukkannya (juga). Keren kan ...😜😘😘 Insight-nya tentang inner artist yang terdapat pada diri setiap manusia juga memberikan positive influence untuk followers-nya 😽😽😽

Setiap orang memiliki pertimbangannya sendiri mau men-design menggunakan software jenis apa atau yang bagaimana, tergantung dengan kebiasaan dan kesukaan masing-masing. Tapi ya itu tadi ... just in case CorelDraw-nya expired, second option terdaruratnya adalah dengan menggunakan PowerPoint.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates