Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.
Photo by Suhyeon Choi on Unsplash

Dulu Indonesia hanya mengenal 2 musim saja yakni musim hujan dan musim kemarau, seiring global warming dan kuasa Tuhan 😇, kini Indonesia hanya mengenal 1 musim saja yakni ... musim pancaroba 😉. Anomali cuaca yang cukup extreme belakangan ini membuatku lumayan kerepotan ... apalagi kalau bukan karena kondisi tubuh yang sering nge-drop akibat daya tahan tubuh yang menurun.

Keluar rumah meski sebentar mesti pake jaket, nonton di bioskop apalagi, bahkan naik ojol pun mesti di-double pake vest. Halah ... lelah Adinda ... tiap bepergian prinitilannya banyak, ya jaket ... ya jas hujan ... ya payung ... eh, taunya panas ngabelentrang 🌞 *alternate ending 😏.

Biasanya mamaku yang paling rajin mensubsidi kita (anak-anaknya) dengan supplement (vitamin dan turunannya) agar nggak mudah sakit. Namun sudah beberapa tahun ke belakang mamaku mengganti supplement (subsidinya) dengan madu, simple sih alasannya, sunnah Rasullullah 💖 Selain itu mama ingin agar kita mengurangi konsumsi bahan kimiawi dan kembali ke alam alias back to nature.

Saat serah terima madu mama mem-briefing kita dengan resep sbb:

1 gelas air hangat
1 SDM madu

+ (optional)
Perasan lemon atau geprekan jahe

Awalnya aku mengkonsumsi air madu hangat ini hanya untuk menyenangkan mama belaka haha 😁sayang dong, sudah dibuatkan masa nggak diminum *padahal malas dimarahin 😝.

Aku malah baru merutinkan diri mengkonsumsi air madu hangat ini saat mulai bekerja lagi, nggak tahu nih dengan kalian tapi aku sering sekali masuk angin 😵 + demam nggak jelas 😓 + mudah layu 😩. Tadinya kupikir gegara kecapekan PP Cibiru - M.Toha setiap hari kerja , tapi masa sih seharian mager di kostan masuk angin juga.

Pheww ... Pancaroba ini benar-benar menguji kesehatan ... 😫

Aku pernah mencoba menambahkan jahe merah di air madu hangatku dengan harapan agar intensitas masuk anginku bisa menurun lagi. Ternyata byasa saja yaw ... nggak ada bedanya hanya tenggorokan terasa lebih hangat 😊. Karena merasa jahe agak nirfaedah aku menyetop dulu penambahan jahe di minumanku dan kembali lagi ke resep awal yakni hanya air hangat + madu. Toh sama saja ...

Baru sekitar sebulanan yang lalu aku agak berinisiatif menambahkan perasan lemon di minuman air madu hangatku dan yha~ *wink *wink *wink this is it! Setelah kurang dari seminggu mengkonsumsi air madu hangat + perasan lemon aku merasa lebih bugar alias nggak mudah layu meski terpapar angin malam (ecieee ... 😉).

Kalau biasanya pulang dari Soreang aku masuk angin ini nggak dong haha 😤 Bahkan nonton di bioskop pun adem ayem tentrem macem nonton di kamar 💃. Tapi bukan berarti pancaroba traveling-pack (jaket, payung & jas hujan) nya ditinggalkan ya, masih tetap dibawa kok hehe Hanya saja aku merasa lebih siap (bukan ahsiaappp 😜) mengawali hari.

Merasa menyesal ya kenapa dulu nggak rajin menambahkan perasan lemon haha

Dulu aku pernah beberapa kali menambahkan perasan lemon di minumanku, tapi karena minumnya yang nggak rutin makanya manfaatnya kurang terasa. Saranku sih, kalau memang ingin segera merasakan manfaatnya cobalah untuk meminumnya secara rutin selama 1 minggu penuh, nggak masalah apakah itu hanya sekali sehari (pagi) atau dua kali sehari (pagi dan malam).

Sejauh yang kurasakan memang kombinasi air hangat + madu + perasan lemon lebih cespleng ketimbang kombinasi air hangat + madu + jahe. Mungkin manfaatnya akan terasa berbeda bagi setiap orang, sebab kapasitas dan kebutuhan tubuh setiap orang berbeda 👌.

Beberapa hari yang lalu saat mencari review madu (karena berencana ganti) aku menemukan review-nya Alodita tentang manfaat madu + lemon yang populer dengan sebutan #honeylemonshot . Yawla... kemana aku selama ini 😂😂😂. FYI #honeylemonshot-nya Alodita ini pure hanya madu + perasan lemon tanpa tambahan air.

Kalau #honeylemonshot aku jelas nggak cocok ya karena gigiku pasti ngilu sebab kandungan asam dari lemonnya cukup kuat dan gigiku nggak bagus-bagus amat haha Jadi ya ... sadar diri sajalah 😥. Selain itu aku memang lebih suka untuk menambahkan air setiap kali mengkonsumsi madu agar mudah dicerna (+ agar lambungnya nggak kaget) dan nggak mblenger di kepala.

Oh iya, aku pakenya lemon lokal ya ... Pertimbangan kenapa aku pakenya lemon lokal ketimbang lemon import adalah karena tempat tinggalku kini lebih dekat ke pasar ketimbang ke supermarket, 1 butir lemon lokal bisa dibagi untuk dua kali penyajian, ½ untuk pagi dan ½ untuk malam.

Sedangkan untuk madu aku sekarang pakenya madu uray, sebelumnya sering gonta ganti tergantung mama belinya apa 😂😂😂

Bagi kalian yang sering masuk angin, demam nggak jelas atau mudah layu mau itu karena anomali cuaca, terpapar angin malam atau sering begadang. Sudah saatnya kalian lebih peduli dengan kesehatan, apalagi musim pancaroba yang belum bisa diketahui kapan kelarnya 😂

Eym... Bisa kali ah cobain honey  lemon shot-nya😉

Update:
Meski awalnya aku hanya meminum honey lemon shot ini sebagai immune booster biar nggak mudah sakit, ada manfaat lain yang menjadi bonus untukku, yakni: kurusan 🥳 Nggak menyangka aku akan kurus seperti sekarang 😅.

Selain itu manfaat lain dari honey lemon shot ini adalah kulitku berasa agak glowing 🤭 yha~ meski yang merasakan cuma diri sendiri sih hehe
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
source
Udah akhir Februari aja nih ... berasa Januari kemarin Cuma teaser tahun 2019 😂😂😂

Di bulan Februari ini ada beberapa film yang rilis, salah satu yang menarik minatku adalah Antologi Rasa yang diadaptasi dari novelnya Ika Natassa. FYI Antologi Rasa adalah novel Ika Natassa pertama yang kubaca dan yha~ membuatku jatuh hati seketika, nggak perlulah kujelaskan mengapa sebab kuyakin kalian pun akan jatuh hati saat membaca novelnya ❤❤❤.

Tentcunya aku pun membaca novel Ika Natassa yang lain, berharap akan menemukan plot-plot yang katakanlah ... ngeri-ngeri sedap haha Dan diantara semua novel Ika Natassa, Antologi Rasa ini memang yang paling matang dari segi penceritaan dan karakter, oh ya ... jangan lupakan quote-qoute-nya yang juwara.

Err ... Bukan berarti novel Ika Natassa yang lain nggak bagus ya ... Cuma yang paling kusuka adalah Antologi Rasa.

Sebelum Antologi Rasa, Critical Eleven dan Architecture of Love sudah lebih dulu difilmkan, aku nggak nonton sebab memang kurang tertarik dan review-nya kurang asyik, jadilah aku menunggu film Antologi Rasa ini. Sebagai pembaca novelnya tentu aku (kita) memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap film Antologi Rasa ...

Gimana nggak ngarep ya, fans service-nya cociks sih hehe Ada masanya dimana kita betah menyimak akun Twitter @harrisrisjad dan @kearatedjakusuma saling berbalas mention (yang juga auto-RT), terbaper-baper ingin ikutan, tapi kemudian sadar ... mau siapapun yang di-mention yang membalas adalah Ika Natassa *ehe.

BTW aku #teamharris yaw ... kamu #teamharris juga atau #teamrully?

Setelah sempat gonta-ganti cast akhirnya official poster fim Antologi rasa rilis juga, agak kecewa sebenarnya dengan pemilihan tagline-nya. Kupikir tagline bagi yang sudah menemukan namun tak bisa memiliki kurang terasa esensi Antologi Rasa-nya, lebih cocok the more you make me suffer the more I find I love you ... eh tapi balik lagi sih ya, ini kan film bukan novel.

Karana universe-nya Ika Natassa ini sambung menyambung menjadi satu, maka ada beberapa karakter yang udah nyolong start tampil duluan di film Critical Eleven. Yap. Beliau adalah si tengil Raefal Hady. Kupikir Raefal Hady ini adalah sebenar-benarnya visualisasi Harris Risjad. Oke sip. Lalu ada Anggika Bostrelli yang direncanakan akan berperan sebagai Keara. Oke sip juga ini.

Setelah gembor-gembor sana sini eh ternyata ... cast-nya diganti tcoy! Aduh ... udah terlanjur naksir nih, gimana dong? Heu ...

Minatku lantas susut.

Lha terus kenapa nonton?
Penasaran.
Dan ingin membuktikan kebenaran review yang diRT Ika Natassa haha

Menurut prediksi Icunk, film Antologi Rasa ini nggak akan lama di Ubertos secara XXI-nya nurut banget sama market. Makanya mesti cepat-cepat ditonton sebelum keburu turun layar.

Harris Risjad (Herjunot Ali), Keara Tedjakusuma (Carissa Peruset), Rully Walantaga (Raefal Hady) dan Denisse adalah 4 sekawan yang ... udahlah ... langsung ke kesimpulan aja ya haha

Kalau ditanya worth to watch nggak Antologi Rasa ini? Kupikir itu tergantung, kalau belum pernah membaca bukunya bolehlah nonton toh bahkan secara garis besar pun filmnya nggak satu nyawa dengan bukunya, tapi kalau sudah pernah membaca bukunya ... hmm ... don’t expect too high.

Diulang lagi ya ...

Don’t expect to high because it wasn’t that high.

Sepanjang film diputar yang ada aku malah cengo mikirin “jirr ... apaan nih ... Rp 35.000ku terbuang siya-siya” Belum pernah merasa sekesal ini pulang dari bioskop ... Jadi mon maap ya wahai #sobatmisquen kalau sekedar penasaran mah mending di-hold dulu nontonnya, Rp 35.000 bisa sangat berarti di tanggal tuwa macem sekarang.

Di awal film ku merasa Junot trying so hard to get Keara menjadi Harris Risjad, banyak tingkah dan banyak bacot, tapi baiknya Junot akhirnya mampu menempatkan dirinya berada pada level yang pas sebagai Harris Risjad. Satu-satunya yang mengusikku malah kumisnya yang macem lele, KZL dah ini.

Kita pasti mengakui Carissa ini cakepnya pake banget, secara visual cocoklah berperan sebagai Keara yang gemar pake high end brand (+ kata Icunk kakinya bagus). Kekurangannya cuma satu, expressionless. Setiap kali galau jidatnya dibuat kerang kerung  jadi kesannya nggak natural (padahal emang acting) dan ekspresi nangisnya jele’ terutama scene di dalam mobil.

Selain itu yang cukup mengganggu (selain fakta Carissa cakepnya pake banget) adalah intonasi pelafalan dialognya, pada beberapa scene Carissa memecah kalimat yang agak panjang menjadi beberapa bagian dan bagiku ini genggeus. Yha~ mungkin tarikan nafas doi memang kurang panjang ... jelas, bukan kriteria murid favorite-nya Pak Babam.

Sedangkan Raefal Hady ini terkesan kurang penting ya, setiap kali Raefal ngomong aku mesti berkali-kali menghela nafas dan mengelus dada “naon sih ieu si Rully, geje deh ...”. Tak ketinggalan Denisse yang hadir sebagai pemanis belaka, yang toh tanpa kehadirannya pun film akan tetap berjalan.

Sayang Dinda (Angel Pieters) hadirnya sekejap, padahal Dinda seharusnya cukup berperan dalam hubungan Keara dan Panji. Permisi ... Panji adalah Manusia Millenium haha *apeu Panji ini adalah iparnya Dinda sekaligus pacar pengalihannya Keara yang mendominasi hampir setengah buku Antologi Rasa.

Di pertengahan film kita mulai menyadari kenapa Junot mesti trying so hard, yap, karena cuma Junot yang berusaha untuk melebur dan berkemistri dengan lawan mainnya. Serius nanya nih, MANA KEMISTRINYA? MANA? AAA ... AA ... A *pake echo. Kita tungguin sampai kelar ternyata emang nggak ada.

Nggak ada kemistrinya ini levelnya macem dimasukin WAG tanpa kenal satu sama lain, canggung dan terbata-bata. Junot kemana, Carissa kemana, Raefal apalagi. Hambar. Apalah artinya kissing scene yang di-zoom maksimal kalau kemistrinya nggak ada sama sekali ... Lelah hamba ... ingin rasanya cabs tapinya nggak jadi karena inget Rp 35.000ku ada di mereka.

Kalau biasanya OST diputus dengan smooth pada peralihan scene, di film Antologi Rasa mah nggak berlaku ya, cara OST diputus mirip kita kalau lagi mainin volume TV, digedein-dikecilin-digedein-dikecilin-digedein-dikecilin begitu sampe selesai jadi jatuhnya nggak smooth dan genggeus.

FYI. Suara OST-nya lebih kencang ketimbang suara dialog antar cast-nya, cukup mengganggu karena kita jadi nggak fokus mendengarkan cast-nya berdialog.

Namun mesti diakui film Antologi Rasa ini memiliki gambar yang menawan dan HD, kita bahkan bisa melihat wajahnya Carissa di-zoom sampai kelihatan bulu halus di pipinya yang mulus. Nyatanya gambar yang menawan dan HD tak cukup untuk memuaskan dahaga penonton yang haus cerita berbobot dan berbelit rumit macem benang kusut.

Kalau dideskripsikan dalam 3 kata, film Antologi Rasa ini ... dangkal, hambar dan geje. Berbeda jauh dengan novelnya yang pernah mengaduk-aduk perasaan ciwik-ciwik di masa kuliahku dulu. Yha~ Antologi Rasa terasa hanya mentok sebatas judul belaka.

Mon maap nih mb Ika Natassa, novel Antologi Rasa-mu memang bagus (dan aku suka) namun gagal diadaptasikan ke film. Mungkin nanti bisa dicoba format web series macem Sore, Istri dari Masa Depan atau serial televisi yang tayang di Net TV. Kalau nggak sreg dengan episode pertama kan bisa dicoba nonton episode keduanya, siapa tahu berubah persepsinya.

Kali ini, bukan cuma kisah cinta Keara yang berantakan, kisah nontonku juga berantakan ...

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hallo ... Hallo ... Hallo ... 😂.

Bagi yang (pernah) punya usaha di bidang persepatuan atau pertasan di Bandung pasti sudah hafal ya dengan Toko Jumbo yang terletak di Cibaduyut, minimal pernah main-mainlah, lihat-lihat material sekalian waving check mana nih material yang dipake brand-nya si A atau brand-nya si B. Coba lihat dulu ... kali aja mau buat 😁.

Ada banyak toko material kulit imitasi (synthetic) di sepanjang jalan Cibaduyut, tapi orang-orang lebih senang untuk merekomendasikan Toko Jumbo ketimbang toko-toko lainnya. Selain karena Toko Jumbo adalah toko terbesar dan cukup lengkap, kita bisa melihat-lihat dan memilih sendiri material-nya (semacam semi self service) tapi tetap ya urusan mengambil dan memotong mah sama pegawainya.

Aku tahu Toko Jumbo ini saat kuliah, perjuangan banget yaini dari Suci ke Cibaduyut pake ancot secara bus DAMRI masih butut dan reyot. Pertama kali masuk ke tokonya, eym ... surprise ... panas banget tcoy 🥵! Mana waktu itu tokonya lagi ramai dan belum mengerti sistem ordernya gimana. Dan yha~ Toko Jumbo memberikan pengalaman yang cukup menarik ... 🙂.


Kalau dibandingkan dengan 5-7 tahun yang lalu, kupikir Toko Jumbo saat ini lebih rapi dan nyaman terutama untuk urusan sample. FYI ... Toko Jumbo menyediakan free sample ya (nggak masalah kitanya belanja atau nggak di tokonya). Dulu free sample-nya disimpan di box macem sale box di mall, jadi kita mesti ngubek-ngubek tumpukannya dengan sabar apalagi kalau nggak tahu material apa yang dicari.

Saat ini Toko Jumbo menyediakan space khusus untuk men-display sample, jadi kita tinggal berkeliling dan memotret sample tersebut. Free sample masih tetap ada kok tapi nggak sebanyak dulu, mungkin ini salah satu strategi tokonya biar nggak terlalu banyak ngeluarin material, 2 cm X 3 cm kalau dikumpulin mah bisa jadi 1 m kan ya, lebih malah. Mana yang ngambil free sample belum tentcu beli~ 😁.

Sample display ini mempermudah orang-orang yang ingin mencocokkan material atau mencari material yang sama, karena kadang nama pasar (dagang) antara satu toko dengan toko lainnya berbeda. Kalau di toko A nama material-nya anu, di toko B bisa jadi nama material-nya una atau malah nau 😅.

Eh iya... Coba deh sekali-kali main ke Toko Jumbo, pasti geli sendiri bacain nama material-nya. Masih menjadi misteri siapa dalang dibalik penamaan material-nya, yang jelas mesti pada salim nih kalau ketemu 🙏🏻 Material yang dinamai dengan nama orang, kota / negara atau jenisnya mungkin sudah biasa, tapi di Toko Jumbo, lain ceritanya ...

Kita bisa menemukan material yang dinamai serupa brand otomotif yakni Pajero, Sierra dan Toyota, sedang untuk ranah elektronik ada Panasonic dan Sony 😂. Jangankan brand, Avenger pun ada ... maksudnya, nama material-nya Avenger.  Yang paling membuatku surprise adalah Barney dan Robin, mesti banget #howimeetyourmother mbakbro massist? 🤣.

Mau yang lebih anti mainstream? Okay ... ada Handsome dan Fatboy 😂.

Yawla reyceh sekali hidupku ... Humorku ambyar ... Eksistensiku buyar ... Bacain nama material sampai sebegininya. Meski kadang malah jadi nggak fokus, aku merasa terhibur kok ... Good job guys!


Kalau masih bingung mau beli material yang mana kita bisa tanya-tanya ke pegawainya (yang cowok ya ... jangan yang cewek), misalnya “kalau buat tas model gini (*sambil liatin gambar di smartphone) material-nya pake yang mana ya?” atau “aku mau buat sepatu boots nih, enaknya pake material yang mana ya?”. Biasanya mereka (pegawai) akan memberitahu material yang kita butuhkan, tapi tetap ya ... keputusan ada di tangan kita.

Selain menjual material kulit imitasi (synthetic) Toko Jumbo menjual material pelengkap dan aksesoris untuk membuat sepatu, seperti sponge (busa hati), tali-talian dan ring. Untuk material pelengkap dan aksesorisnya memang nggak sebanyak material kulit imitasi (synthetic), tapi lumayanlah untuk referensi harga.

Oh ya ... menurutku harga material di Toko Jumbo ini relatif ya, kisaran harganya standard lah ... yang membedakan Toko Jumbo dan toko lainnya hanyalah faktor kenyamanan berbelanja (dan free sample). Di Cibaduyut sendiri ada banyak toko kulit imitasi (synthetic) dan toko kulit asli, dari ujung ke ujung malah... Cuma memang Toko Jumbo adalah pilihan pertama.


Jadi kalau kalyan mencari material XXX dan ternyata nggak ada di toko A bukan berarti material tersebut nggak ada di toko B, mungkin juga material tersebut adanya di toko E cuma namanya aja yang beda. Asal mau aja mencari keluar masuk toko 😉.

So... Kalau kalyan sekalyan yang berniat membuka usaha di bidang fashion apparel seperti tas, sepatu dan aksesoris, bolehlah Toko Jumbo ini dijadikan sebagai referensi.

Toko Jumbo
Jl. Cibaduyut Raya no 174, Bandung
Senin-Jum'at 08.00-15.30
Sabtu 08.00-14.30
0811227978
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by Leonardo Wong on Unsplash

Let’s check my latest resolution ...


All this time I had an interest and curiosity about many things but still had boundaries to make it real, wish later I could find a way to do it.
Still on the way ...

I also had ... let says ... a mini project haha I’ll share it with you soon!
Yep! My mini project is ... on the way to less waste into zero waste, still in progress by the way.

Maybe I would do a little bit of internet manners change haha
I decreased writing unfaedah-unfaedah posts :p

What I do next might be out of my habit, but believe me, just because I rarely do doesn’t mean I’m not interested or curious, maybe I’m too lazy to do it.
I joined Bandung Hijab Bloggers and joined some workshops.

See ... people change, so with you *eh
Actually ... I didn’t know why I write this one, but ... yeah ... people changed.
  
Well ... I should admit that self(ish) branding isn’t fit yet for me muehehe so let’s jumpin’ into the new chapter of my life...

Self-care. Self-love. Self-acceptance.

It wasn’t hard to read those words, the hardest part is how to make it happen hehe Sometimes I wonder why I always have no idea about everything that related to myself? Call me too old fashion ... but I do put myself behind after somebody and I bet you too :p

I knew ... I’m too put high standards for myself until forget how I supposed to live, sometimes I’m asking myself what is exactly makes me stay alive. Then I realize that the only reason why I’m here is myself and that is the reason why I choose self-care. self-love. self-acceptance as my newest chapter.

When everything is getting sucked, always remember what Jethro said.
Be a sniper!  You should be patient and stubborn at the same time. 

Finally, I’m 29 hehe Never been imagine I’m going through this far.

Stay tuned! Interesting things happening soon ...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sejak akhir tahun 2018 lalu list film-film yang akan tayang di tahun 2019 sudah lalu lalang di timeline-ku, nggak sabar juga ya menunggu Avengers 4: End Game, Lion King dan Fantasatic Beast and Where To Find Them 3 rilis 😘. Sedang untuk film lokalnya aku menunggu Keluarga Cemara, Gundala (yang kabarnya akan dibuat universe seperti MCU) dan Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas 😘.

Tanpa berniat untuk melupakan film Aquaman dan Spiderverse yang katanya keren namun nggak sempat ditonton sebab keburu libur panjang. Aku mengawali tahun 2019-ku dengan menonton film Keluarga Cemara.

Aku dan Icunk menonton film Keluarga Cemara ini di minggu pertama penayangannya (dimana lagi kalau bukan di Ubertos 😅), namun atas dasar kemalasan yang menjadi-jadi dan keinginan untuk memaparkan spoiler di dalam review. Maka... reviewnya agak ditangguhkan dulu yaw haha ... 😌

Bisa dibilang hari minggu adalah hari sakralnya anak-anak era 90an, sebab rata-rata kanal televisi menayangkan program untuk anak-anak. Pokoknya ya dari bangun tidur sampai tengah hari kartun semua 💋, saking banyaknya kita sering gonta-ganti kanal setiap kali ada iklan dan nggak jarang malah kelupaan mindahin balik 😉 Ohya paling sebel deh kalau ada program tinju di RCTI 😂.

Saat itu kita sangat dimanjakan sekali .. sehingga kita pun nggak berkeberatan untuk menonton serial GNOTA atau Anak Seribu Pulau yang digagas oleh pemerintah. Eh, kalau lagi geje suka menelepon 153 nggak sih? 😮 Meski sudah didengarkan berkali-kali, sering merasa bersalah aja gitu kalau nggak mendengarkan mb operatornya bercerita sampai selesai 😂😂😂.

Nggak usah ditanyalah sesejahtera apa keseharian anak-anak era 90an 😊. Ada Tralala Trilili dan ABC program musik merangkap infotainment untuk anak-anak. Ada Cinta Clarita, Maria Belen, Amigos X Siempre (yang episode terakhirnya membuatku bolos les). Ada film vampire China yang cast-nya itu-itu aja dan ada Keluarga Cemara... Kalau mau dewasaan dikit ada serial Lupus dan Olga Sepatu Roda.

Keluarga Cemara adalah serial televisi keluarga yang diadaptasi dari cerita pendek karya Arswendo Atmowiloto, potret kesederhanaan Keluarga Cemara ini bagaikan cerita pendek  di buku Pendidikan Bahasa Indonesia terbitan PT. Sarana Panca Karya 👌. Sederhana sekali... hanya menjelaskan peristiwa yang terjadi saat ini tanpa ada penjelasan latar belakang peristiwa. Present tenses tanpa embel-embel past tenses.

Adalah Abah (Adi Kurdi) dan Emak (Novia Kolopaking & Ema Waroka) serta ketiga anaknya Euis (Ceria Hade), Cemara ‘Ara’ (Anisa Fujianti) dan Agil (Puji Lestari). Pasca usaha Abah kolaps mereka tinggal di cottage minimalis dengan kamar mandi outdoor yang airnya luber jadi empang. Sehari-hari Abah bekerja sebagai tukang becak sedang Emak membuat opak yang dijajakan Euis di terminal Sukabumi.  

FYI. Keluarga Cemara ini sudah menerapkan sustainable living loh ... 🌱

Serial Keluarga Cemara ini tayang di sore hari, jam-jamnya sekolah TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an). Meski ceritanya sederhana selalu terselip pesan moral di setiap episodenya, hal yang maya pada dari tayangan masa kini. Selain itu, serial Keluarga Cemara berhasil menanami benak kita dengan esensi tentang keluarga melalui lirik theme song-nya. “harta yang paling berharga... adalah keluarga...” 👌.

Salah satu episode serial Keluarga Cemara yang (sejauh ini) masih kuingat adalah saat Ara ingin memiliki kempis (botol minum) seperti teman-teman di kelasnya. Setelah menatap nanar Pipin and the gank yang ngeceng-cengin mulu dari sebrang jalan, terus Ara pulang ke rumahnya sambil asruk-asrukan lewat sawah. Sedih banget lah ini... 😭

Tadinya Abah dan Emak nggak mau membelikan Ara kempis sebab nggak ada budget, tapi Emak enggak tega apalagi saat nggak sengaja mendengar Ara curhat ke Agil “temen-temen pada punya kempis ...” 😞. Demi menyenangkan Ara, alhasil Emak pun mengkredit kempis ke Ceu Salmah yang sering mampir say Hi ke Emak. Besoknya Ara girang banget ke sekolah bawa kempis.

Untuk film Keluarga Cemara tadinya aku cukup merasa skeptis sebab nggak semua yang di-remake feel-nya bisa dapet, apalagi Keluarga Cemara ini adalah serial yang bisa dibilang legend. Berkaca dari yang sudah-sudah, film yang menjual tema nostalgia biasanya malah beresiko terjun bebas dan ambyar begitu saja, ya mungkin sebenarnya memang nggak perlu dibuat film layar lebarnya juga sih 😁.

Yhahaha~ namanya juga usaha ... 😛

Sedari wacana Film Keluarga Cemara ini menuai respon yang cukup beragam dari warga Twitterland. Pokoknya, banyol-banyol-konyol deh ini. Dari mulai Abah menjadi driver Go-Jek dan Emak punya online shop Opak (biar Euis nggak perlu kepanasan jualan ke terminal) sampai Ara dan Agil yang mainin plushie dan slime. Monang akutu bacainnya haha 😂😂😂

Sebagai film bertema keluarga yang menjual nostalgia kupikir Yandy Laurens ini berhasil mengadaptasikan film Keluarga Cemara ke masa kini. Penyesuaian yang dilakukannya nggak terlalu berlebihan dan terasa pas. Jadi ya... meski alur ceritanya digubah, intisarinya masih tetap sama.

Berbeda dari serialnya, film Keluarga Cemara ini mengambil setting waktu lebih awal yakni saat Abah dan Emak mesti kehilangan hartanya. Part yang sama sekali nggak pernah diceritakan di serialnya ya... kita pun nggak pernah tahu kan bagaimana kehidupan keluarga Abah sebelumnya. Tahu-tahu jadi tukang becak weh... 

Sedangan film Keluarga Cemara lebih menceritakan tentang turning point sebuah keluarga yang sempat mempertanyakan makna dari keluarga itu sendiri.

Sebagaimana realita kaum urban masa kini dimana Abah (Ringgo Agus) adalah satu-satunya bread winner , tentunya Abah mesti mengesampingkan ego dan mengorbankan banyak hal demi menghidupi keluarganya. Namun mirisnya, dalam hal ini yang menjadi korban malah keluarganya sendiri yakni Emak (Nirina), Euis (Zara JKT86) dan Ara (Widuri).

Banyak hal yang sudah Abah lewatkan termasuk menonton dance performance-nya Euis, yang meski masih dongkol tetap berusaha berpikir positif. Sayangnya, kali ini Abah kembali melewatkan hari penting Euis sebab mengurusi proyeknya yang bermasalah akibat iparnya Kang Fajar (Ario Wahab).

Abah pun memboyong keluarganya ke rumah masa kecilnya di daerah Bogor, untungnya seolah sedang libur jadi nggak perlulah kita ikut-ikutan memikirkan Euis dan Ara akan bolos apa putus sekolah 😛. Rumahnya Abah adalah tipikal rumah di film-film horror  yang dibangun di era kolonial, halamannya luas, jauh dari jalan raya, zona tropis (sering hujan), propertinya usang dan tampak menyeramkan haha

Terbiasa dengan dengan segala kemudahan tentunya Abah dan keluarganya mesti beradaptasi di lingkungan yang baru, kebayang dong gimana anyepnya jam-jam sholat Isya disana, kalau nggak suara motor ngebut ya suara tonggeret sama jangkrik. Butuh perjuangan untuk menyamakan frekuensi sinyal provider, mana nggak ada colokan di pohonnya 😢.

Demi menghidupi keluarganya Abah beralih profesi menjadi kuli bangunan, namun nggak lama ya sebab Abah akhirnya lebih memilih menjadi driver Go-Jek sesuai dengan prediksi netyzen. Euis dan Ara pindah sekolah, Emak juga jualan opak kok cuma belum buat online shop-nya 😛. Beruntung, banyak tetangga Abah yang mau membantu termasuk teman masa kecilnya Romli (Abdurrahman Arif) dan Ceu Salmah (Asri Welas) si tukang kredit loba ceta 💃.

Kupikir judul Keluarga Euis lebih cocok ketimbang Keluarga Cemara sebab Euislah yang merasakan betul degradasi kehidupan keluarganya, si Ara mah hanya sebagai pemanis sebab masih kanak-kanak. Kalau nantinya Keluarga Cemara dibuat sekuelnya, Keluarga Euis ini adalah prekuel yang ajeg, seenggaknya kita jadi tahu kan kenapa bisa ada Agil 😳

Hal semacam baju kertas untuk potong rambut dan menyisakan makanan untuk anggota keluarga yang belum pulang membuat kita merasa sedang berada di tengah-tengah keluarga, sesuai dengan tagline-nya “kembali ke keluarga”.

Saat Abah marah-marah sama Euis terselip kata-kata yang lumayan ngegas “kalau kata Abah nggak ya nggak, ngerti nggak?... ngerti nggak?... ngerti nggak?” eh ada anak kecil yang nyahut dong “nggak!” sambil ngegas juga jawabnya HAHAHAHAHA sumpah ini satu studio pada ngikik tapi dipelanin suaranya.

Si Abah mah ya... ditipu iparnya sabar, mendadak misqueen masih sabar, kecelakaan kerja masih juga sabar. Barulah saat bertemu dengan keluarganya kesabaran itu mendadak habis dan meledak di akhir-akhir. Nggak adil memang... sebab Euislah yang paling kena getahnya. Namun perlu diingat Abah juga manusia... 🙏 Segitu juga Euis mah nggak misuh-misuh minta dibeliin kuota.

Banyak yang berpendapat bahwa Ceu Salma dan Romli adalah scene stealer di film Keluarga Cemara ini, itu sudah pasti ya. Namun bagiku scene stealer di film Keluarga Cemara ini adalah... eteh-eteh nasi rames + gorengan yang dihutangi Romli haha Bisaanlah udat adatna, satu kali take lagi 😂😂😂😂😂

Seakan menjawab pertanyaan penonton “Euis itu nama panggilan” kita sih possitive thinking bisa jadi kan nama asli Euis adalah Aisyah, kepleset dikit jadi Euis *haha maksa banget lah ini... ya nggak Cunk?

Teman-teman barunya Euis juga nggak kalah seru, scene nyanyi-nyanyi sambil diiringi gitar ini lawasnya level Dilan. Ada Rindu (Yasamine Jasem), Deni (Kafin Sulthan), Andy (Joshia Frederico) dan Ima (Kawai Labiba). Saat masih bocah Kafin pernah perform di acara kampus, sebab selain memang menggemaskan dan beneran bagus suaranya doi adalah anaknya dosenku. Maka saat melihatnya di film Keluarga Cemara ini, duh... berasa tuwir banget yhahaha... 😂😂😂

Pemilihan cast untuk film Keluarga Cemara terbilang pas ya... Ringgo dan Zara ada sedikit miripnya, Nirina dan Widuri pun ada sedikit miripnya. Kalau sebelumnya aku melihat Ringgo ini sebagai babanya Bjorka, setelah menonton film Keluarga Cemara ini aku melihat Ringgo sebagai sosok yang berbeda dan kupikir Abah adalah salah satu penampilan terbaiknya Ringgo (selain Agus di film Jomblo).

Tanpa perlu melebih-lebihkan, film Keluarga Cemara ini adalah salah satu film terbaik tentang keluarga (yang sejauh ini pernah kutonton). Nggak usah menunggu sampai hari raya untuk bisa menontonnya di televisi, kalau masih belum turun layar tontonlah di bioskop, nggak rugi kok 😊
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates