Hello~
Sejak minggu lalu di feed Pinterest-ku nyempil gambar-gambarnya Alexa Chung, kemungkinan gegara aku searching sepatu mulu, yaiyalah… Waas aja gitu guise 😅… berasa disuntrungin ke era 2000an, dimana doi menjadi fashion inspiration-nya rang-o-rang. FYI, saat itu Alexa Chung adalah pacarnya Alex Turner (pokalisnya Arctic Monkey) sayangnya kini mereka udah bubar jalan dan menjalani hidup masing-masing.
Entah angan-anganku ketinggian atau memang sulit tergapai, namun menjadi Alexa Chung salah satu wish list-ku 😂. Setiap kali melihat gambarnya, aku merasa: this is what I want 😍… jadi cewek cakep yang style-nya keren (not to mention, the one and only Alex Turner 😆). Aku suka personal style-nya Alexa Chung yang casual, chic and a little bit quirk ✨👌🏻, yang mana masih okay untuk diadaptasikan oleh rakyat jelita sekalyan.
Menurutku, personal style-nya Alexa Chung terasa nggak pernah gagal karena masih berada dalam batas aman dan nyaman, aman untuk budget dan nyaman untuk dipake bahkan di negara tropis. Di era 2000an agak sulit menemukan straight denim dan sepatu Mary Jane yang mirip dengan punyanya Alexa Chung, kalau pun ada pasti out of budget mahasiswi banyak tugas. Sekarang mah udah banyak ya... 😊.
Oh ya, #alexachungcore adalah fashion stuff yang menjadi ciri khasnya Alexa Chung, yang kalau kita pake niscaya berasa jadi titisannya 😆. FYI, Mary Jane adalah model sepatu dengan strap di punggung kaki, yang seiring perkembangan zaman turut berkembang desain turunannya. Sepatu Mary Jane yang menjadi #alexachungcore adalah sepatu Mary Jane Kina berwarna merah dari brand Carel (Paris).
xilau men... |
Karena #alexachungcore ini aku jadi kepikiran untuk beli sepatu Mary Jane *mendadak impulsive 😅. Aku dari tadi tuh pikir-pikir, mending beli apa nggak nih sepatu Mary Jane 😆. Desainnya okay untuk daily use dan cakep, apalagi kalau kakinya kagak burik dan gosong. Udah lama juga yekan aku nggak beli sepatu cewek yang bertali-tali, kayanya terakhir beli 5-6 tahun yang lalu. *aku ingin pembenaran 😌 *suapi egoku 😀.
Kenapa di rentang waktu 5-6 tahun aku nggak beli sepatu cewek? Karena kurasa sneakers lebih mampu mengakomodir kebutuhanku akan alas kaki yang bisa digunakan di berbagai surface, ditambah lagi musim pancaroba nggak kelar-kelar. Selain itu aku sempat remote working selama 2 tahunan, yang mana membuatku jarang keluar rumah.
Kekurangan sepatu cewek byasanya adalah: material-nya tipis, jadi sering bikin lecet di bagian atas tumit, kalau lecetnya dibiarkan bisa meninggalkan bekas yang nggak enak dilihat. Untuk kita yang udah biasa pake sneakers, sole-nya yang flat akan terasa kurang nyaman. Kalau jadi beli sepatu Mary Jane (apfah? Yakin nggak mau jadi titisan Alexa Chung? 😆) kayanya aku akan beli 2 item ini.
Heels pad
Heels pad ini dipake untuk meminimalisir lecet di bagian tumit atas yang disebabkan oleh gesekan material di kulit. Untuk sepatu cewek byasaya pake yang lurus menyesuaikan dengan pinggiran sepatunya, kalau kepepet bisa pake panty liner cuma memang mesti di-double karena tipis banget.
Insole
Insole ini dipake untuk memberikan kenyamanan pada kaki, terutama kalau udah terbiasa pake sneakers. Untuk insole usahakan pilih yang ada cushion di bagian medial (dalam) biar menyesuaikan dengan ergonomi kaki yang dinamis. Kalau kalyan flat footed usahakan pilih yang non cushion ya, kan kakinya udah datar. Byasanya insole ini pake ukuran standar (all size) jadi kalau ukurannya kurang pas bisa digunting.
FYI. Kalau kalyan beli sepatu kebesaran 1 size atau lebih 2-3 mm, bisa diakali pake insole ini.
Secara Mary Jane Carel out of budget ya, so… aku akan mencari di e-commerce aja. Let me know kalau kalyan punya rekomendasi brand yang OK, please bantu aku menjelma menjadi titisannya Alexa Chung 🙏🏻😂.
credits: Carel & Alexa Chung