Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hai~

Selamat PSBB, suda pada bosan belum? Aku sih suda haha 😁 Nggak terhitung lagi berapa IG challenge dan blablabla bingo yang kuikuti atau berapa banyak episode K-Drama yang kutonton. Di awal-awal mah semangat sekarang mah wae... 😌 Apalagi aku memang remote worker, jadi bisa dibilang bosannya suda double. 

Katanya belum sah jadi #quaranteam kalau belum bikin Dalgona Coffee haha bodo amat! 🤭 Aku suda cukup puas nontonin teman-temanku membagikan ke-WFH-annya dengan bikin Dalgona Coffee. Turut senang dengan pencapaian mereka ngocok kopi + gula dengan cara yang nggak mudah 😉. 


Selain mencari rutinitas dan hobby baru untuk dijalani di masa WFH (-nya orang-orang 😁) aku juga mencari hiburan virtual yang bisa kuakses dengan mudah selain kumpulan meme-ku. Salah satunya datang dari @faisalyadin yang mendadak viral gegara video Crash Landing On You-nya. Sumvah ini rame banget, memang menghibur sekali yaini 🤣. 

Kemudian aku menemukan videonya @katie.one yang di-repost oleh @instagram, karena videonya lucu maka aku pun main-main ke IG-nya. Ternyata feeds-nya kewren... 


Katie One adalah lifestye influencer (yang nggek self proclaimed 😅) macem @nicolewarne gitu lah  yang kini tinggal di Paris. Hampir setiap hari Katie mem-posting video #quaranteam (dengan suaminya) dari balkon apartemen mereka, kupikir videonya lucu-lucu yaw...🥰 ada beberapa yang konyol 😜, ada beberapa yang manits 😍, ada beberapa kocak, 🤣 intinya sih menghibur 👌🏻. 

Aku memang baru main ke akunnya di hari ke 12, tapi nggak butuh waktu lama bagiku untuk langsung anteng mantengin feeds-nya. Cakep bener deh ini hehe 😊 Foto-fotonya macem foto-foto yang sering ku ‘pin’ di Pinterest dulu, yang vintage ke-Paris-Paris-an 😂.


Style-nya Katie memang Paris banget (terlepas saat ini ia memang tinggal di Paris) makanya wajar sih kalau ia akhirnya membuat aplikasi sendiri. Nama aplikasinya KatiOneApp, yakni aplikasi editing foto + tips + isinya kurang lebih tentang tempat yang wajib dikunjungi saat berada di Paris (dan sekitarnya).

Kupikir aplikasinya segmented ya, lebih cocok bagi orang-orang yang memang ingin mengeksplor Paris dan bikin konten macem influencer. 

Eh tapi jangan kecewa dulu karena Katie punya filter AR sendiri, yang kupikir konsepnya mayan uwwuuu... 😍 Intinya kita bikin flower crown sendiri dengan cara makan bunga yang berjatuhan macem Nyi Blorong 🧞‍♀️, warna bunga di flower crown-nya sesuai urutan bunga yang kita makan. bisa niya dicoba kalau gabut haha 👌🏻

Semoga per-COVID-19-an ini cepat berakhir yaw...
#staysafe #stayhealth #stayconnected 

Credit: @katie.one
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Udah lama ya nggak nulis review film haha Padahal baru 3 bulan, eh 4 bulan deng... Terakhir kali aku ke bioskop yakni bulan Januari nonton film Invisible Man, bukan pengalaman nonton yang so good so nice makanya malay nulis review-nya 😏 Sebelumnya aku nonton 3 film di biskop 2 minggu berturut-turut tapi nggak ada satu pun yang ku tulis review-nya. Nggak mood.

Dalam rangka mensukseskan WFH putaran pertama di akhir bulan Febuari, aku turut serta meng-install aplikasi Go Play. Tadinya free access tersebut akan kugunakan untuk menonton serial Ghibah Girl alias Gossip Girl Indonesia yang sempat bikin heboh gegara akulturasi penamaan karakternya yang kurang smooth.

Setelah menonton pilot episode-nya kupikir Gossip Girl Indonesia ini bukanlah seleraku lagi 🙃, maap maap aja niya tapi aku masih stuck di Gossip Girl versi original. Chuck Bass dan Blair Waldorf udah nempel banget di Ed Westwick dan Leighton Meester, Gossip Girl voice-nya kurang ear catchy (bagiku) dan astaga... Jajang C. Noer jadi Dorotha masa 😱.

Mau dibawa kemana per-love-hate-toxic-relationship-an penuh tusuk-tusukkan ini? 😝

Maka aku mencari opsi serial lain demi memberdayakan free access dari Go Play hehe Setelah membaca review-nya aku menemukan 2 opsi serial Indonesia yang tampak cukup meyakinkan yakni Saiyo Sakato dan Tunnel. Then, aku memilih Saiyo Sakato ketimbang Tunnel sebab jajaran cast-nya lebih menjanjikan. Sebelumnya aku pernah melihat campaign-nya Saiyo Sakato di social media tapi masih kalah gencar sama miminnya Netflix Indonesia 😁.

Saiyo Sakato bercerita tentang perseteruan 2 rumah makan masakan Padang dalam memperebutkan (nama) Saiya Sakato. Kupikir tagline-nya cociks ya, awas batambuah ciek-nya benar-benar menyentil kelakuan Da Zul (Lukman Sardi) pemilik Saiyo Sakato 🤭.

Diceritakan, setelah kematian Da Zul, Mardiah aka Uni Mar (Cut Mini) berencana akan menghabiskan masa tuanya di kampung halamannya dengan tenang, ia bahkan suda mempercayakan Saiyo Sakato kepada kedua anaknya yakni Annisa (Fergie Brittany) dan Zaenal (Chicco Kurniawan) serta Da Eri (Candra Satria). Sayang, rencana pensiunnya Mar mesti berubah saat Nita (Nirina Zubir) dan Budi (Gamaliel Eleazer) datang bersilaturahmi ke Saiyo Sakato 😊.

Kedatangan Nita yang nggak-disangka-sangka ke Saiyo Sakato membuat Mar meradang dan mengusirnya saat itu juga, inilah awal mulanya perseteruan Saiyo Sakato. Nita yang tersinggung kemudian nekat membuka rumah makan masakan Padang baru bernama Saiyo Sakato di depan Saiyo Sakato original. Jadi ada 2 Saiyo Sakato yang saling berhadap-hadapan. Head to head.

Mar dan Nita tentunya terlibat adu bacot memperebutkan nama Saiyo Sakato. Mar yang merasa sebagai istri Da Zul nggak rela nama Saiyo Sakato dipergunakan tanpa sepengetahuannya, sedangkan Nita merasa ia memiliki hak atas Saiyo Sakato sebab ia juga adalah istrinya Da Zul. Well... Kupikir Saiyo Sakato hanyalah perumpamaan, sebab yang sebenarnya mereka berdua perebutkan adalah cintanya Da Zul 😉.

Beginilah repotnya kalau poligami diam-diam, mau nanya Da Zul, doi udah metong duluan 😅.

Pak RT (Unang) yang suda pusing dengan drama istri pertama dan istri kedua akhirnya menjadikannya kompetisi, bahwa barang siapa yang memiliki omzet paling tinggi dalam waktu 1 bulan ini maka ia yang berhak menggunakan nama Saiyo Sakato. Tenang... Pak RT nggak sendiri, ia dibantu anak kosan yang magang jadi pembantu juri yakni Diva (Diva Apresya) 👍🏻.

Belum lengkap rasanya kalau kompetisi nggak ada intrik yekan haha Baik Mar dan Nita udah saling tikung aja nih, dari yang kecil macem gosip pasar sampai yang besar macem sabotase acara TV ‘icip’ makanan Lidah Tak Bisa Menduo. Epic banget laini theme song acaranya, apalagi saat dibawakan oleh Tek Cie (Upiak Isil), berasa nonton iklan 😂.

Oh ya, Da Zul memiliki 2 saudara lainnya yakni Da Eri yang sehari-harinya membantu di Saiyo Sakato dan Tek Cie yang (akhirnya) membantu Nita di Saiyo Sakato (juga). Tek Cie jugalah yang menjadi penyambung lidah antara Nita dan ibunya (Ida Leman). Byasalah... dalam sebuah keluarga selalu ada aja kan ya yang kelakuannya macem Tek Cie, sebrang menyebrang kubu dan merapats begitu ada kesempatan 😏.

Sedangkan di Saiyo Sakato-nya sendiri terjadi gesekan antara Annisa dan Zaenal, sebagai anak pertama Annisa merasa suda siap mengambil alih Saiyo Sakato namun Mar ingin Zaenal-lah yang mengambil alih Saiyo Sakato. Namun ketimbang mengambil alih Saiyo Sakato Zaenal malah membuka stand minuman bobba, tipikal anak muda masa kini 😁.

Menurutku nggak ada salahnya kalau Annisa yang mengambil alih Saiyo Sakato, kupikir masalahnya Annisa ini adalah masaknya kurang pake hati, kurang passionate-lah. Ia terlalu fokus pada hal-hal yang bersifat teknis ketimbang me’rasa’, jadi ujung-ujungnya selalu aja ada yang kurang 😅.

Perkembangan karakter di Saiyo Sakato ini yang cukup baik ya, terutama bagi karakter Mar dan Nita. Mar yang asalnya meratap bucin ditinggal Da Zul berubah menjadi judes ngeselin meski sebenarnya punya empati. Sedangkan Nita yang asalnya datang dengan damai (dan salahnya menyinggung warisan 😌) berubah menjadi nekat nggak mau kalah meski sebenarnya sering baper digunjingi tetangga.

Begitu pun dengan Annisa yang agak defensif setiap kali bersinggungan dengan Saiyo Sakato, perlahan mulai melunak setelah mengenal Emir (Joudy Pranata). Hubungan mereka runyamnya suda macem Romeo dan Juliet 💏, Annisa adalah anak dari Mar sedangkan Emir adalah adik dari Nita. Well... skrip season 2 udah ada niya haha 🤭.

Zaenal yang dalam masa pencarian jati diri masih angin-anginan menentukan masa depannya dan kabur-kaburan saat dimarahi Mar perlahan mulai bersikap dewasa. Zaenal-lah yang pertama mengetahui hubungan Annisa dan Emir, sebagai anak lelaki tentu ia merasa bertanggungjawab akan keluarganya. 

Ironisnya, disaat Mar dan Nita berusaha saling membuktikan siapa yang paling layak menggunakan nama Saiyo Sakato, keluarga besar mereka perlahan saling menerima. Ya. Saiyo Sakato adalah perangnya Mar dan Nita 😌. Selain mereka berdua ada juga Susi (Dea Panendra) dan Tupar (Indra Jegel) yang ribut mulu gegara rebutan lahan parkir 😝.

Isu yang diangkat memang dekat di keseharian 3P (patriarki, poligami dan pelakor) Indonesia banget kan hehe Salah satu yang kusuka dari serial Sakato ini adalah meski beberapa aktor dan aktrisnya nggak terlalu dikenal kupikir acting mereka cukup natural alias nggak terlalu mengada-ada. Selain itu kusuka bagaimana serial Saiyo Sakato ini dieksekusi, editing-nya rapi dan secara visual enak dilihat 👌🏻.

Bahasa yang digunakan campuran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Padang, bagi orang non-Padang sepertiku tersedia subtittle Bahasa Indonesia. membantu sekali yaini apalagai kalau Mar suda marah-marah menceracau macem uni-uni Padang 🤭.


Nggak mungkin nggak kepikiran masakan Padang saat nonton Saiyo Sakato ini 🤤 Sumvah niya aku nontoninnya aja sambil mupeng, ingin ikutan makan haha Dari serial Saiyo Sakato aku jadi tahu official name masakan Padang yang saban hari ku tahu bentuknya tapi cuma tahu nama dagangnya aja. Rendang, Gulai Kepala Kakap, Asam Padeh dan Itiak Lado Mudo hanyalah sebagian dari khazanah per-masakan Padang yang astagfirullah... menggoda iman 🙃.

Aku belum pernah menonton film Tabula Rasa jadi belum bisa membandingkan, tapi kupikir apapun yang berhubungan dengan masakan Padang moal pasti salah haha 🤣Kupikir serial Saiyo Sakato ini adalah pembuka yang menyenangkan dari Go Play dan kalau ternyata nanti serial Saiyo Sakato ada season 2-nya aku sih yes haha 👌🏻.

Credit: IG Go Play Indonesia
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by Anna Shvets from Pexels

To be honest, aku merasa geli sendiri saat menulis judul post ini 🤭. Ternyata 3 minggu ikutan WFH membawa dampak positif untukku, karena saking gabutnya aku jadi masak. Hmm... ini adalah self appreciation post 👌🏻yang kalau merujuk slogannya koran Pikiran Rakyat mah dariku, olehku, untukku. Self(ish) mode on babe... 😎.

Kalau ditanya suka masak apa nggak, suda jelas la bahwa aku nggak begitu tertarik dengan masak-masakan 😋 sebab kupikir masak nggak memenuhi kriteria life balance yang mana masaknya lama makannya sebentar 😁 (belum termasuk urusan cuci-cuci). Atas dasar itulah aku B aja dengan masak, kecuali kalau disuruh ya haha kalau nggak dikerjain dimarahi soalnya 😅.

Saat kuliah temanku pernah tanya “kamu paling jago masak apa?” yang tentcunya kujawab dengan “masak aer gan” mana ada masak air yang gagal kan ya? haha 🤣 Ya. Kalau masak Indomie dan apa-apa yang mudah-mudah aku masih bisa, tapi kalau masak yang susah-susah macem yang berkuah, bersantan dan makan banyak waktu ofkors wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh 💆🏻‍♀️.

Mungkin karena sadar aku nggak begitu tertarik dengan masak-masakan mamaku pernah kasih tips yakni kalau masak harus disajikan dengan baik dan menarik. Tujuannya agar orang tertarik untuk mencicipi, sesudah itu biarlah selera yang berbicara 😂 Beginilah implementasi sesungguhnya saat real product nggak sesuai foto jualan di Shopee.

Kupikir alasan sebenarnya kenapa aku nggak begitu tertarik dengan masak-masakan adalah karena aku nggak terbiasa. Saat di asrama aku jelas nggak masak karena suda ada yang masakin, saat kuliah aku jelas nggak masak karena sibuk ngerjain tugas, saat kerja aku jelas nggak masak karena efisiensi waktu, barulah saat hiatus aku dimarahi kenapa nggak bisa masak 🤔.

Well... Kalau melihat history-nya kupikir alasanku nggak begitu tertarik dengan masak-masakan suda valid ya 😌 Mama inginku bisa seperti sepupu-sepupuku yang lain, yang bisa masak ini itu apalah, yang pokoknya kalau kumpul keluarga selalu jadi seksi konsumsi. Berharap aku kecipratan even setetes dua tetes skill masak dari kakekku.

Yha~ 🙃

Sejak beberapa minggu yang lalu pemerintah menghimbau kita untuk #stayathome alias #cicingdiimah nggak perlulah keluar kalau nggak penting-penting amat, imbasnya banyak pedagang yang libur yang mana membuatku makin galau dengan pikiran “makan apa ya hari ini? 🥺”. Aku juga suda bosan dengan pilihan menu yang ada di Go-Food dan Grab-Food, ayam-ayam bae 🥚🐔🍗.

Dan hari-hari corona belakangan ini membuatku lebih kreatif dalam mencari kegiatan berfaedah, salah satunya adalah masak. Lupakanlah gimana expert-nya aku masak air 😅, karena nggak mungkin aku survive hanya dengan minum air, yakeles film Cast Away (To The Moon). Maka aku memutuskan untuk masak, belajar masak tepatnya, nggak setiap hari ya kalau ingin aja dan mood-nya lagi okey.

Nggak ada yang instan di dunia ini, kecuali pemutih kulit, pembesar payudara, peninggi dan pelangsing badan. Maka, harap dimaklumi kalau hasilnya masih B aja, proses trial and error ini memang menyita banyak effort 😂 Berhubung di kosan nggak ada dapur umum, maka aku membeli kompor listrik (niat sekali bukan 😎) dan menggunakan tools seadanya, mungkin hasilnya akan berbeda kalau di rumah.

Ohya, tester-ku saat ini adalah Widy, urusan skill masak kita 11-12 haha 🤣 Tapi kalau Widy mau makan berarti bisalah di-approve 😋.

Ma, aku masak nih...
(disclaimer: air dan Indomie nggak termasuk, foto lainnya menyusul 😁)

brownies 😅

gyoza jadi-jadian isi kornet

ceritanya the dark side of garlic bread 😁

mac & cheese

acar bawang yang terinspirasi dari gambar di bungkus Indomie rasa Mie Aceh

versi non kuah dari sayur sop

persatuan kentang dan telur

sayur sop tanpa daging, karena dagingnya terjebak bunga es di freezer

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hi Ho!

Welcome April... wish you bring us a joyful and better story, we are all sick here 😔.

Ya. ini adalah delay post haha 😅 Sempet mandeg berbulan-bulan atas dasar mager dan sibuk cari masker wkwk 😋. Jadi di awal tahun, sekitar bulan Januari aku melakukan declutter alias bebersih kamar, sekaligus menyingkirkan sampah yang sudah ku kumpulkan kurang lebih 6 bulan ke belakang. Ternyata banyak juga ya kalau dikumpulkan 😊.

Tujuan awalku mengumpulkan sampah-sampah ini adalah karena penasaran dengan berapa banyak sampah yang ku hasilkan. Aku terinspirasi oleh seorang wanita (yang kulupa namanya) yang mengumpulkan product empties-nya selama 1 tahun. Tentunya sampah yang dihasilkannya lebih banyak ketimbang sampah milikku, ditambah lagi mbnya suka masak dan tinggal di apartment jadi kebutuhannya lebih banyak.

Sedari awal sampah milikku direncanakan akan dikirim ke bank sampah terdekat, makanya aku selalu meluangkan waktu sehari dalam seminggu untuk memilahnya karena bank sampah hanya menerima sampah terpilah. Ada beberapa bank sampah yang masuk di list-ku, namun atas dasar beberapa pertimbangan aku memilih Plastafall Bank meski jaraknya jauh.

Hampir semua bank sampah memiliki kriteria sampah, jadi pastikan lebih dulu dengan mengecek sampah macam apa yang bisa mereka terima. Nggak semua bank sampah menerima sampah plastik mika, baterai atau peralatan elektronik, mereka akan lebih memilih sampah yang bisa di daur ulang. Sampah yang nggak sesuai kriteria biasanya berakhir menjadi sampah reguler (berakhir di TPA).

Sampah milikku mostly berasal dari online shop yang kalau pakein bubble wrap nggak kira-kira 😂 Sampah milikku ini tentunya suda kupilah berdasarkan jenisnya dan suda kucuci. Aku menganggapnya sebagai project jangka panjang sebab butuh waktu lebih dari 6 bulan untuk mengumpulkan, memilah sampai mengirimkannya ke bank sampah.

Karena jaraknya yang jauh itulah aku memilih untuk mengirimkannya via JNE. Ohya, semua sampah yang ku kirimkan ini nggak termasuk sampah rumah tangga macem packaging makanan dan minuman ya, udah dibuang duluan soalnya dan ribet cucinya 😅.

Markicek isi paketku...

SAMPAH KERTAS/KARTON
Sampah kertas / karton ini terdiri dari struk belanja, struk ATM, struk paket, tiket kereta api, tiket masuk tempat wisata, peta Mirota, invitation acara, kartu nama, hang tag, label, kartu nama, amplop paket, paper bag, bungkus obat, bungkus snack, bungkus skin care, bungkus cookies, bungkus paket dan segala macam jenis bungkus yang terbuat dari kertas dan karton.

Sejak kecil aku memang suka mengumpulkan struk belanja :)

Kebaca nggak nih?

Pilih mana, Pocky atau Pejoy?

Waktu sering jajan di Vitasari

SAMPAH PLASTIK
Sampah plastik ini terdiri dari bubble wrap, kantong plastik paket, tas plastik alias keresek berbagai ukuran, warna dan bentuk, botol minuman (yang mesti dikempesin dulu biar hemat tempat), label plastik, alat makan plastik, kemasan makanan plastik, toples plastik dan berbagai product empties.

Udah pada kempes

Aslinya lebih banyak *huft

Thai Tea may lop

Syudah dicuci bersih yaw

SAMPAH KACA DAN ELEKTRONIK
Sampah kaca terdiri dari botol minuman dan body mist, sedang sampah elektronik terdiri dari mouse dan kabel-kabel rusak yang nggak dipake lagi. Semuanya kumasukkan dalam satu box khusus yang dijejali potongan-potongan kertas (yang tentunya kudapatkan dari online shop) biar nggak pecah.

Semua sampah ku kirimkan menggunakan box lebaran yang kudapatkan di tahun lalu, tadinya kupikir box-nya nggak akan penuh ternyata penuh dong dan berat. Kupikir bagian tersulit dari declutter-awal tahun ini adalah cuci product empties, PR banget soalnya jadi ya haha... Tapi abis itu jadi kepikiran, mending diabisin sekalian aja biar nggak nyisa sana sini.

You C 1000

Ternyata penuh gangs

***
Semoga tahun depan bisa declutter lagi :).
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ▼  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ▼  Apr (4)
      • Declutter Awal Tahun
      • Ma, Aku Masak Nih
      • Saiyo Sakato
      • Instagram Finds: Katie One
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ►  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ►  Apr (1)

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates