Saiyo Sakato

by - April 26, 2020



Udah lama ya nggak nulis review film haha Padahal baru 3 bulan, eh 4 bulan deng... Terakhir kali aku ke bioskop yakni bulan Januari nonton film Invisible Man, bukan pengalaman nonton yang so good so nice makanya malay nulis review-nya 😏 Sebelumnya aku nonton 3 film di biskop 2 minggu berturut-turut tapi nggak ada satu pun yang ku tulis review-nya. Nggak mood.

Dalam rangka mensukseskan WFH putaran pertama di akhir bulan Febuari, aku turut serta meng-install aplikasi Go Play. Tadinya free access tersebut akan kugunakan untuk menonton serial Ghibah Girl alias Gossip Girl Indonesia yang sempat bikin heboh gegara akulturasi penamaan karakternya yang kurang smooth.

Setelah menonton pilot episode-nya kupikir Gossip Girl Indonesia ini bukanlah seleraku lagi 🙃, maap maap aja niya tapi aku masih stuck di Gossip Girl versi original. Chuck Bass dan Blair Waldorf udah nempel banget di Ed Westwick dan Leighton Meester, Gossip Girl voice-nya kurang ear catchy (bagiku) dan astaga... Jajang C. Noer jadi Dorotha masa 😱.

Mau dibawa kemana per-love-hate-toxic-relationship-an penuh tusuk-tusukkan ini? 😝

Maka aku mencari opsi serial lain demi memberdayakan free access dari Go Play hehe Setelah membaca review-nya aku menemukan 2 opsi serial Indonesia yang tampak cukup meyakinkan yakni Saiyo Sakato dan Tunnel. Then, aku memilih Saiyo Sakato ketimbang Tunnel sebab jajaran cast-nya lebih menjanjikan. Sebelumnya aku pernah melihat campaign-nya Saiyo Sakato di social media tapi masih kalah gencar sama miminnya Netflix Indonesia 😁.

Saiyo Sakato bercerita tentang perseteruan 2 rumah makan masakan Padang dalam memperebutkan (nama) Saiya Sakato. Kupikir tagline-nya cociks ya, awas batambuah ciek-nya benar-benar menyentil kelakuan Da Zul (Lukman Sardi) pemilik Saiyo Sakato 🤭.

Diceritakan, setelah kematian Da Zul, Mardiah aka Uni Mar (Cut Mini) berencana akan menghabiskan masa tuanya di kampung halamannya dengan tenang, ia bahkan suda mempercayakan Saiyo Sakato kepada kedua anaknya yakni Annisa (Fergie Brittany) dan Zaenal (Chicco Kurniawan) serta Da Eri (Candra Satria). Sayang, rencana pensiunnya Mar mesti berubah saat Nita (Nirina Zubir) dan Budi (Gamaliel Eleazer) datang bersilaturahmi ke Saiyo Sakato 😊.

Kedatangan Nita yang nggak-disangka-sangka ke Saiyo Sakato membuat Mar meradang dan mengusirnya saat itu juga, inilah awal mulanya perseteruan Saiyo Sakato. Nita yang tersinggung kemudian nekat membuka rumah makan masakan Padang baru bernama Saiyo Sakato di depan Saiyo Sakato original. Jadi ada 2 Saiyo Sakato yang saling berhadap-hadapan. Head to head.

Mar dan Nita tentunya terlibat adu bacot memperebutkan nama Saiyo Sakato. Mar yang merasa sebagai istri Da Zul nggak rela nama Saiyo Sakato dipergunakan tanpa sepengetahuannya, sedangkan Nita merasa ia memiliki hak atas Saiyo Sakato sebab ia juga adalah istrinya Da Zul. Well... Kupikir Saiyo Sakato hanyalah perumpamaan, sebab yang sebenarnya mereka berdua perebutkan adalah cintanya Da Zul 😉.

Beginilah repotnya kalau poligami diam-diam, mau nanya Da Zul, doi udah metong duluan 😅.

Pak RT (Unang) yang suda pusing dengan drama istri pertama dan istri kedua akhirnya menjadikannya kompetisi, bahwa barang siapa yang memiliki omzet paling tinggi dalam waktu 1 bulan ini maka ia yang berhak menggunakan nama Saiyo Sakato. Tenang... Pak RT nggak sendiri, ia dibantu anak kosan yang magang jadi pembantu juri yakni Diva (Diva Apresya) 👍🏻.

Belum lengkap rasanya kalau kompetisi nggak ada intrik yekan haha Baik Mar dan Nita udah saling tikung aja nih, dari yang kecil macem gosip pasar sampai yang besar macem sabotase acara TV ‘icip’ makanan Lidah Tak Bisa Menduo. Epic banget laini theme song acaranya, apalagi saat dibawakan oleh Tek Cie (Upiak Isil), berasa nonton iklan 😂.

Oh ya, Da Zul memiliki 2 saudara lainnya yakni Da Eri yang sehari-harinya membantu di Saiyo Sakato dan Tek Cie yang (akhirnya) membantu Nita di Saiyo Sakato (juga). Tek Cie jugalah yang menjadi penyambung lidah antara Nita dan ibunya (Ida Leman). Byasalah... dalam sebuah keluarga selalu ada aja kan ya yang kelakuannya macem Tek Cie, sebrang menyebrang kubu dan merapats begitu ada kesempatan 😏.

Sedangkan di Saiyo Sakato-nya sendiri terjadi gesekan antara Annisa dan Zaenal, sebagai anak pertama Annisa merasa suda siap mengambil alih Saiyo Sakato namun Mar ingin Zaenal-lah yang mengambil alih Saiyo Sakato. Namun ketimbang mengambil alih Saiyo Sakato Zaenal malah membuka stand minuman bobba, tipikal anak muda masa kini 😁.

Menurutku nggak ada salahnya kalau Annisa yang mengambil alih Saiyo Sakato, kupikir masalahnya Annisa ini adalah masaknya kurang pake hati, kurang passionate-lah. Ia terlalu fokus pada hal-hal yang bersifat teknis ketimbang me’rasa’, jadi ujung-ujungnya selalu aja ada yang kurang 😅.

Perkembangan karakter di Saiyo Sakato ini yang cukup baik ya, terutama bagi karakter Mar dan Nita. Mar yang asalnya meratap bucin ditinggal Da Zul berubah menjadi judes ngeselin meski sebenarnya punya empati. Sedangkan Nita yang asalnya datang dengan damai (dan salahnya menyinggung warisan 😌) berubah menjadi nekat nggak mau kalah meski sebenarnya sering baper digunjingi tetangga.

Begitu pun dengan Annisa yang agak defensif setiap kali bersinggungan dengan Saiyo Sakato, perlahan mulai melunak setelah mengenal Emir (Joudy Pranata). Hubungan mereka runyamnya suda macem Romeo dan Juliet 💏, Annisa adalah anak dari Mar sedangkan Emir adalah adik dari Nita. Well... skrip season 2 udah ada niya haha 🤭.

Zaenal yang dalam masa pencarian jati diri masih angin-anginan menentukan masa depannya dan kabur-kaburan saat dimarahi Mar perlahan mulai bersikap dewasa. Zaenal-lah yang pertama mengetahui hubungan Annisa dan Emir, sebagai anak lelaki tentu ia merasa bertanggungjawab akan keluarganya. 

Ironisnya, disaat Mar dan Nita berusaha saling membuktikan siapa yang paling layak menggunakan nama Saiyo Sakato, keluarga besar mereka perlahan saling menerima. Ya. Saiyo Sakato adalah perangnya Mar dan Nita 😌. Selain mereka berdua ada juga Susi (Dea Panendra) dan Tupar (Indra Jegel) yang ribut mulu gegara rebutan lahan parkir 😝.

Isu yang diangkat memang dekat di keseharian 3P (patriarki, poligami dan pelakor) Indonesia banget kan hehe Salah satu yang kusuka dari serial Sakato ini adalah meski beberapa aktor dan aktrisnya nggak terlalu dikenal kupikir acting mereka cukup natural alias nggak terlalu mengada-ada. Selain itu kusuka bagaimana serial Saiyo Sakato ini dieksekusi, editing-nya rapi dan secara visual enak dilihat 👌🏻.

Bahasa yang digunakan campuran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Padang, bagi orang non-Padang sepertiku tersedia subtittle Bahasa Indonesia. membantu sekali yaini apalagai kalau Mar suda marah-marah menceracau macem uni-uni Padang 🤭.


Nggak mungkin nggak kepikiran masakan Padang saat nonton Saiyo Sakato ini 🤤 Sumvah niya aku nontoninnya aja sambil mupeng, ingin ikutan makan haha Dari serial Saiyo Sakato aku jadi tahu official name masakan Padang yang saban hari ku tahu bentuknya tapi cuma tahu nama dagangnya aja. Rendang, Gulai Kepala Kakap, Asam Padeh dan Itiak Lado Mudo hanyalah sebagian dari khazanah per-masakan Padang yang astagfirullah... menggoda iman 🙃.

Aku belum pernah menonton film Tabula Rasa jadi belum bisa membandingkan, tapi kupikir apapun yang berhubungan dengan masakan Padang moal pasti salah haha 🤣Kupikir serial Saiyo Sakato ini adalah pembuka yang menyenangkan dari Go Play dan kalau ternyata nanti serial Saiyo Sakato ada season 2-nya aku sih yes haha 👌🏻.

Credit: IG Go Play Indonesia

You May Also Like

0 comments

Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~