Queen of Katwee

by - July 28, 2017

Jika film Slumdog Millionaire membawa penonton menyusuri kehidupan kelas bawah di India sana, maka Queen of Katwee adalah versi Afrikanya. Yap! Queen of Katwe adalah film yang mengisahkan tentang perjuangan Phiona Mutesi dari seorang penjual jagung yang buta huruf hingga menjadi seorang calon grandmaster catur di Uganda.

Menyesuaikan dengan kultur dan budaya Afrika yang identik dengan tone color yang bold dan bright, film Queen of Katwe ini menyuguhkan visual yang kaya sekaligus kontras pada saat yang bersamaan, tidak bermaksud rasis, tapi film ini benar-benar memiliki taste yang begitu kental.

Di awal film diceritakan bahwa Robert menerima pekerjaan paruh waktu sebagai pelatih sepakbola sambil menunggu panggilan pekerjaan (yang full time). Melihat animo anak-anak yang rendah terhadap sepakbola, ia menanyakan pada anak-anak tersebut alasan kenapa mereka Cuma menonton saja alih-alih ikut berlatih. Mereka bukannya tidak tertarik, melainkan hanya tidak ingin terluka karena berobat adalah sesuatu yang mewah. 

Menyikapi permasalahan tersebut, Robert Katende kemudian berinisiatif untuk mengajak mereka berlatih catur alih-alih berlatih sepak bola. Kebanyakan anak-anak yang ikut berlatih catur adalah anak-anak putus sekolah atau membantu perekonomian keluarga dengan berjualan, karenanya Robert memberikan bubur gratis untuk menarik minat anak-anak.

Harriet  adalah seorang janda dengan 4 orang anak yang harus dihidupi, beruntung ketiga anaknya yaitu Night, Phiona dan Brian bersedia membantunya berjualan jagung di pasar, sedangkan anaknya yang terkecil yaitu Richard masih balita. 

Suatu hari Phiona membuntuti Brian yang sering kabur setelah selesai berjualan, ia melihat Brian masuk ke tempat anak-anak berlatih catur. Karena tidak mengerti apa-apa Phiona mengamati dari luar, Robert yang melihat kehadirannya lantas menyuruhnya masuk. Anak-anak yang merasa terusik karena Phiona belum mandi kemudian mengejeknya sehingga terjadi perkelahian, Robert berhasil melerai mereka dan memberi Phiona bubur.

Keesokan harinya Phiona datang lagi ke tempat anak-anak berlatih catur, tentu saja ia mandi dulu sebelumnya. Robert menyuruh Gloria agar mengajarkannya catur, meski menggerutu Gloria mengajarkannya cara bermain catur, hal yang baru bagi Phiona karena sebelumnya ia bahkan belum pernah mengecap pendidikan di sekolah.
Then, Phiona dan Brian memiliki kegiatan baru setelah selesai berjualan yaitu berlatih catur, kadang di malam hari pun mereka berlatih catur menggunakan tutup botol di depan rumah.

Seperti gadis pada umumnya Night menjalin hubungan dengan pemuda setempat bernama Theo. Harriet yang tidak ingin Night bernasib sama dengan gadis-gadis di lingkungannya mengancam Theo agar tidak mendekati Night, namun Night malah memilih untuk meninggalkan keluarganya demi hidup bersama dengan Theo (hidup bersama disini bukan kawin lari ya tapi kumpul kebo). Meski demikian Night selalu menyempatkan diri untuk mengobrol dengan Phiona atau sekedar menengok adik-adiknya.

Karena berlatih catur dengan tekun Phiona bisa mengalahkan Benjamin yang saat itu dianggap paling ‘jago’ diantara anak-anak lainnya. Melihat potensi dalam diri Phiona, Robert kemudian membimbingnya dan meminta istrinya mengajari Phiona membaca agar bisa membaca buku-buku mengenai catur.

Robert mengikutsertakan anak-anak bimbingannya untuk mengikuti kompetisi catur tingkat sekolah, karena baru pertama kali mengikuti kompetisi Benjamin sempat mogok dan ciut nyalinya, Robert pun turun tangan untuk menyemangati anak-anak. Tak disangka-sangka mereka akhirnya menjadi juara pertama kompetisi catur.


Meski telah memenangkan kompetisi catur, tidak serta merta merubah nasib anak-anak tersebut, mereka tetap menjalani hiidup seperti biasanya dan berlatih catur.

Ketika sedang berjulan Brian tertabrak sepeda motor sehingga harus dirawat di rumah sakit, karena tidak memiliki uang Harriet membawa Brian kabur dari rumah sakit, ketika sampai di rumah mereka dihadapkan pemilik rumah yang menagih uang sewa, karena tak mampu membayarnya mereka diusir dan hidup di jalanan.

Harriet akhirnya sanggup menyewa rumah bagi keluarganya, mereka kemudian pindah ke tempat baru dengan bersuka cita. Suatu hari hujan deras turun dan mengakibatkan banjir, Harriet, Phiona dan Brian bergegas pulang karena khawatir akan Richard yang dititipkan kepada Night. Benar saja, Night meninggalkan Richard sendirian dan pergi bersama Theo, beruntung Richard bisa selamat dan tidak terbawa arus.

Karena keberhasilannya memenangkan kompetisi catur tingkat sekolah lalu, Robert diminta untuk mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti kompetisi catur ke Sudan. Robert mendatangi Harriet untuk meminta izin agar Phiona mengikuti kompetisi catur ke Sudan, awalnya Harriet menolak namun setelah diberikan pengertian dan kemungkinan Phiona akan mendapatkan pendidikan ia akhirnya luluh.
Robert membawa 3 orang anak bersamanya yaitu Phiona, Benjamin dan Ivan. Mereka terbang ke Sudan untuk mengikuti kompetisi catur dan lagi-lagi mereka menjadi juara pertama. 


Ada yang berubah sejak Phiona kembali dari Sudan, ia tak lagi melakukan pekerjaannya serajin dulu dan bermalas-malasan. Harriet yang khawatir kemudian menemui Robert agar memberikan Phiona pengertian bahwa ia tidaklah sespesial ketika memenangkan kompetisi, ketika sampai di rumah ia harus kembali ke kehidupan nyata dan hidup seperti sebelumnya. Harriet mengancam Robert jika sikap Phiona tidak berubah maka ia tidak akan mengizinkannya untuk berlatih catur dengannya.

Phiona terbuai dengan kemenangannya sehingga lupa bahwa ada awan di atas awan, ia meminta Robert mendukungnya untuk ikut serta dalam kompetisi catur di Russia, ia ingin menjadi seorang grandmaster catur. Karena sikapnya yang terlalu percaya diri, ia tak sanggup untuk menghadapi pecatur dari Kanada dan memilih untuk menyerah ketimbang kalah. 

Kekalahannya di Russia membuatnya tersadar bahwa masih banyak hal yang tidak ia ketahui, dan sesuai dengan janji Robert dulu Phiona dan Brian bisa bersekolah. Butuh lebih dari sekedar pengertian dan kesabaran bagi Robert untuk bisa terus membimbing anak-anak bermain catur, namun karena ketekunannya itu ia berhasil membawa harum Uganda di dunia melalui catur.

Saat ini Phiona adalah salah satu calon grandmaster catur dan Robert sedang mengembangkan program catur-nya di seluruh Uganda. And yes ... Queen of Katwe is based on true story, you can googling if you want ...
 
Salah satu hal tak yang tak terlupkan dari Queen of Katwee ini adalah aksen khas Lupita Nyong’o sebagai Harriet ketika menggeram ‘hhmmm ...’ dengan gestur pongah dan tatapan menilai. Mungkin di Uganda menggeram seperti itu adalah hal yang wajar namun disini akan tampak provokatif seperti ‘siap menerkam’.

Queen of Katwe merupakan film yang worthed to watch karena kisahnya yang inspiratif dan memanjakan visual J So ... stay tune on Fox channel movie! Bulan ini Queen of Katwe masuk ke jajaran film premiere jadi pasti akan sering ditayangkan.

You May Also Like

0 comments

Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~