Nonton Di Laptop
Dunia berubah ketika
negara api menyerang ...
Ketika teknologi
memudahkan segalanya, ada orang-orang yang rajin men-download film dan bermurah hati membaginya. Bagi sebagian orang ini
adalah rezeki, meski sebenarnya merupakan kejahatan yang harus dibasmi.
Termasuk kita-kita, mahasiswa mahasiswi yang kere akibat tugas hehe
Tapi emang ya, sejak
sering sharing film hasil download-an intensitas nonton di bioskop
jadi berkurang. Aku nonton ke bioskop hanya jika filmnya punya effect yang maha keren atau suka dengan
ceritanya.
Selebihnya nonton di
laptop atau ikutan streaming
berjamaah pake wifi kampus #eh. Apalagi saat punya hardisk 500 GB, duhh ... serasa dunia milik berdua weh (dengan laptop). Tiada malam tanpa movie marathon ...
Kebiasaan nonton di
laptop dimulai sejak aku masih duduk di bangku SMA. Karena saat itu belum
zamannya download film di internet, satu-satunya sumber film adalah
DVD yang sengaja dibawa dari rumah atau disewa dari Ultra.
Masih inget Ultra? FYI.
Ini bukan susu loh ... Ultra ini adalah salah satu tempat penyewaan DVD yang
menyebar hampir di tiap kota dan legal
(resmi) karena sudah mendapatkan license
dari distributor film yang bersangkutan.
Filmnya sendiri cukup
lengkap meski tidak se-update di
bioskop. Oh iya, karena yang nonton bukan hanya aku jadi pemilihan filmnya
berdasarkan kesepakatan bersama. Saking seringnya ke Ultra, kita sampai punya
kartu member segala haha
Sebelum punya laptop aku
sering menginap di rumah teman yang punya DVD player, apalagi kalau bukan untuk menonton ahaha Nggak afhdol rasanya kalau libur nggak nonton.
Demi bisa nonton DVD, kita rela kok jauh-jauh ke rumahnya Jaojah di Wanaraja
... Catet ya, demi bisa nonton DVD.
Satu-satunya kekurangan
nonton di laptop adalah ukuran layarnya yang kueeciilll ... Jadi suka kasihan
kalau nonton berjamaah di asrama, ranjangnya suka dikerubutin sambil
desek-desekan, apalagi kalau Ringring ikutan nonton, beuhh ... ngabisin lapak
cuy.
Pernah, saat sedang
asyik-asyiknya nonton K-Drama Full House di laptopnya Fahria, datang Bu Eni
(pembina) yang penasaran dengan suara-suara asing di asrama. Sebagian langsung
melipir, sebagian tetap bertahan, sayangnya ... scene yang sedang ditonton adalah scene Song Hye Kyo dan Rain honeymoon
di cottage.
Laptop ini saya sita!
Karena nonton di laptop
temanku bahkan sampai ada yang di DO (drop
out) dan di skors. Loh kok bisa? Bisa lah ... kan nontonnya film ... apa ya?
Sejenis film anatomi yang diharamkan
FPI haha
Sampai sekarang aku tak habis
pikir bagaimana caranya membuat layar laptop segede kertas A4 jadi layar
tancep.
Serius. Yang nonton itu
hampir 1 kelas loh ... Tapi yang di DO malah yang punya laptop. Masih menjadi
misteri yang di skors berperan jadi
apa? Yang memilih filmnya? Atau yang mengorganisir acara nonton barengnya?
Mungkin tidak keduanya ... Atau malah keduanya?
Harga diri banget gak
sih? Di DO dan di skors karena nonton di laptop
Dan satu sekolah tahu. Ketika liburan usai ‘Mah, Pah aku liburnya
diperpanjang seminggu lagi’. Kalau kata Vici mah: Cekakaakaaaks ... Gile lu
Ndro!
Mungkin tidak semua orang
pernah mengalami zaman layar tancep, aku lagi-lagi cukup beruntung pernah
mengalaminya. Layar tancep dulu pernah populer sebagai hiburan perayaan
kenduri, melebihi Wayang Golek dan Organ Tunggal.
Menariknya bukan Cuma
tamu undangan, kerabat atau tetangga dekat saja yang bisa menikmatinya, umat
satu kampung dan kampung tetangga bisa ikut menonton. Karena diadakan di
lapangan, kita harus membawa alas dan selimut (optional) sendiri, oh iya jangan lupa bawa uang karena banyak
pedagang stand by di pinggir lapangan.
Sebagai hiburan yang
merakyat, layar tancep merupakan ajang silaturahmi sekaligus ajang PDKT #eh.
Tak jarang komentar-komentar penonton saat film sedang diputar malah jauh lebih
membuat terpingkal-pingkal ketimbang filmnya sendiri.
OK. Kembali ke laptop ...
Untuk mendukung kegiatan movie marathon kita terbiasa untuk sharing
film di sela-sela kuliah. Kebanyakan adalah film sekali tamat atau serial yang
kalau sekali nonton pasti keterusan dan merasa nggak enak karena belum tamat,
mungkin karena itu juga kali ya dinanami movie
marathon atau nonton maraton.
Karena sering kuliah
mandiri, kita jadi punya banyak waktu luang yang sering digunakan untuk
nonton berjama’ah di kampus sambil ngemil Sabana. Jam-jam malas tengah hari
diisi dengan nonton film yang nantinya dihapus setelah tamat macam Premium
Rush, Life As We Know it atau Leap Year. Nggak ngerti juga ya kenapa nonton
Paranormal Activity mesti di-mute,
padahal nontonnya siang-siang dengan temen di kampus.
Setelah selesai sidang TA
ke 2, aku menghampiri temanku di ruang Himpunan yang letaknya bersebelahan
dengan ruang sidang. Saat itu Idam sedang asyik menonton serial Games of
Thrones di laptop Ikcwan, gebleknya, laptop tersebut ditaruh membelakangi pintu
masuk. Tahu sendiri kan serial Games of Thrones, selalu ada uncensore scene di setiap episode-nya
hehe
Nah, karena ada keperluan
Idam mem-pause dulu tontonannya,
tepat di scene yang ... yaudah lah ya
... so Games of Thrones gitu (YKWIM).
Kita sebenarnya ‘ngeh sih, tapi tidak terlalu peduli karena sudah menganggap
tontonan semacam serial Games of Thrones adalah hal yang biasa. Intinya ya,
kita terlampau mager untuk me-minimize
tab-nya.
Tak disangka muncul salah
satu dosen penguji sidang TA merangkap Ketua Jurusan di pintu ruang Himpunan
...
Dengan sedikit
gusar ia bertanya “Siapa yang menonton ini?” yang kompak kita jawab dengan
“Nggak tahu Pak ...”. Sungguh suatu kebodohan menyatakan tidak tahu sementara
bukti menyatakan sebaliknya, “Masa nggak tahu?” disitu aku merasa belum selesai
sidang “Bilang sama yang punya laptop, menghadap ke kantor saya setelah sidang
TA 2 selesai!”.
Kita Cuma bisa cekikikan
membayangkan sanksi apa yang menunggu Idam atau Ikcwan. Tapi karena yang
ditunggu belum datang, muncul ide jahil mengerjai Ratum yang kebetulan baru
datang. Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba “Tum, disuruh Ketua Jurusan menghadap
di kantor abis sidang TA ke 2 selesai” yang dijawabnya dengan sotoy “Oh ... OK. OK”.
Jahat banget ya kita ...
Haha Nggak tahu juga gimana akhirnya kasus Games of Thrones, entah siapa yang
akhirnya menghadap Ketua Jurusan, yang jelas ruang Himpunan kembali disegel.
Begitulah nonton di
laptop mengisi hari-hariku tanpa bioskop, meski kadang suka bikin anyep karena
nontonnya sendiri, lebih banyak sukanya ketimbang dukanya haha
*kita: aku dan
teman-teman
0 comments
Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~