Behind of The Final Project on The Making

by - June 05, 2017

Karena belum punya mesin jahit sendiri kita menggunakan fasilitas mesin jahit di lab CADL, mulai dari jam 08.00 – 15.00 tapi kalau bulan Ramadhan sampai jam 13.00 ya bisi macet pulangnya. Pokoknya harus on time, kalau nggak ... siap-siap aja dengerin yang lagi PMS *eh 😏

Satu hal yang harus diingat selain menjaga barang-barang yang dipinjam dan menggunakannya wisely, lembar daftar pengguna lab wajib banget diisi. Waktu awal-awal kita pernah nggak ngisi karena nggak tahu (+ lupa), mungkin maksudnya mengingatkan, tapi  caranya itu loh ... genggeus-genggeus ngezelin. Jadinya bete deh kawan-kawan sekalian ... 😒

Dengan fasilitas yang memadai seharusnya kita bisa menghasilkan karya yang ‘wah’ atau gimana gitu ya, Cuma sayang kita skill-nya belum nyampe sana hehe jadinya biasa-biasa aja. Tapi untuk orang-orang yang belum pernah menjahit sepertiku ini, bisa menjahit kemeja sendiri pun adalah pencapaian yang luar biasa. A milestone of a designer wanna be 😍

Kak Frans dan Kak Nadin memang luar biasa ... Nggak sia-sia ya dengerin mereka cerita Ratu Tarantula 🕷

Oh iya, ada kejadian konyol saat kita mengerjakan final project di lab.

Saat itu Cuma ada kita bertiga di lab jahit, aku, Farah dan Kinan, eh ada Diar juga di lab sebelah, + 1 orang Mbak dari Advance Fashion Course yang kita nggak tahu namanya siapa karena nggak ngisi lembar daftar pengguna lab.

Karena si Mbaknya  itu nggak ngobrol basa-basi atau say Hi jadinya kita anggurin aja sekalian hehe Satu-satunya interaksi si Mbaknya  adalah saat Farah stress mau pasang resleting, tapi ya udah gitu aja nggak ada yang lainnya, dia terus menjahit sambil sesekali chatting. Si Mbaknya itu pulang duluan, kita pikir dia udah selesai atau ada urusan yang bukan urusan kita.

Nggak berapa lama setelah si Mbaknya pergi, pintu lab diketuk oleh 3 orang satpam, kita kaget dong ‘masa sih kita diusir satpam gara-gara kelamaan di lab?’ tapi ternyata bukan ...

👮👮👮 : Disini ada yang sakit?
👯👯👯 : Nggak ada pak? Emang siapa yang sakit?
👮👮👮 : Tadi ada yang nelpon ke pos satpam di depan katanya ada yang sakit?
👯👯👯 : Nggak ada pak. Mungkin di ruangan yang lain.
👮👮👮 : Tadi yang nelpon bilangnya di lab jahit, disini kan lab jahitnya?
👯👯👯 : Iya pak, tapi nggak ada yang sakit.
👮👮👮 : Tadi tuh ada yang nelpon ke pos satpam di depan katanya ada yang sakit, minta dijemput ambulance.
👯👯👯 : Hah? Ambulance?
👮👮👮 : Iya ... Kita makanya kita kesini.
👯👯👯 : Ehh ... apa yang tadi gitu ya?
👯👯👯 : Tadi disini emang ada anak Advance pak, tapi kita nggak tahu dia sakit apa nggak, soalnya biasa-biasa aja nggak gimana-gimana.
👮👮👮 : XXXX bukan namanya?
👯👯👯 : Nggak tahu pak, tadi kita nggak kenalan.
👮👮👮 : Dimana orangnya sekarang?
👯👯👯 : Tadi udah pulang pak!.
👮👮👮 : Oh ... Terima kasih ya ...
👯👯👯 : Iya pak ...
👮👮👮 : Lagian ya kalau sakit mah minta dijemput keluarga bukan dijemput ambulance.
👯👯👯 : (Kita sih yes pak. Nggak tahu nih si Masnya ...)

Setelah sadar dari ke-skip-an dan ke-cengo-an, kita akhirnya memutuskan untuk mengakhiri final project on the making hari itu, sebenarnya sih lebih karena nggak mau terlibat dengan hal-hal yang nggak diinginkan, ya kaya yang tadi itu.

Saat kita turun si Mbaknya itu ternyata masih ada dong, dia duduk di kursi panjang depan lobby sambil ngobrol dengan pak satpam yang tadi ‘main’ ke lab. Meski kita cuek bebek lewat di depannya, hati ini membathin ‘pasti dia nih ... pasti dia ... orang yang ditanyain pak satpam tadi’.

Keesokan harinya kita mendapatkan pencerahan tentang kejadian kemarin. Jadi begini ya dek ceritanya...

Saat mengerjakan final project di lab kemarin, ternyata si Mbaknya bilang (nge-chat) ke pacarnya ‘Yang ... aku sakit perut ...’ mungkin setelah itu si Mbaknya nggak buka-buka smartphone karena sedang menjahit jadi pacarnya khawatir. Nah, karena tingkat kekhawatiran  pacar si Mbaknya cukup tinggi, dia nelpon pos satpam minta tolong jemputin si Mbaknya  pake ambulance 😪

Loh tahu darimana nomor pos satpam? Ehm ... Masnya alumni ITB dek 😸

Oalahh ... Khawatir dan lebay emang beda tipis kali ya *eh 😫

Kejadian tersebut mengajarkan bahwa ... nomor darurat bukanlah nomor pos satpam mantan kampus. Gimana ya ... KZL iya, kasihan iya, ingin ketawa juga iya ... 😳 jadinya konyol kan. Tapi nggak apa-apa sih, menghibur ... 😂

Meski hasil final project-nya nggak bagus-bagus amat kita puas kok, karena sesuatu yang dibuat dengan susah payah akan lebih dihargai 😂*ngeles ... tapi ini serius loh, feel amazed sama diri sendiri karena nggak nyangka bisa sampai sejauh ini untuk jadi fashion designer, we are one step closer ... 😍

You May Also Like

0 comments

Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~