Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Ramadan selalu menyisakan cerita, entah itu cerita sedih, cerita bahagia atau cerita agak kurang penting macem post ini. Kalau Ramadhan tahun lalu aku disibukkan dengan videographer wanna be life be like dan proyek ambisius membuat paper flowers ala Pinterest. Ramadan tahun ini aku sok sibuk dengan YCIFI dan agak senewen karena banyak hal.

Yawla... senewen.😏

Mostly, karena banyak hal tidak berjalan sebagaimana mestinya. (But hey) this is lyfe ~ You can’t got everything...

Aku kayanya mulai senewen sejak ditinggal kabur ART, seriously... ART-nya kabur. Makanya dulu aku pernah mayah-mayah di Twitter, ingin banget ngomong kasar cuma orangnya nggak jadi followers, kan percuma udah berapi-api tapi dianya sendiri malah nggak pernah tahu. 😒

Nggak ada harta yang diambil, ya mungkin karena di rumah juga nggak ada apa-apa kali ya... Satu-satunya yang dia ambil adalah kunci rumah, nah itu masalahnya, kunci rumah yang dia ambil sepaket sama kunci-kunci lainnya, ya kunci pintu samping, ya kunci rolling door garasi, ya kunci-kunci gembok pager.

Mama jelas stress karena merasa kehilangan dayang-dayang, aku apalagi... Selain karena masih sering bolak balik Bandung karena YCIFI, ditinggal kabur ART berasa dikhianati. Aku mesti mengurusi tetek bengek rumah tangga termasuk merawat mama lagi. Kan... Kan... Kan... Jadi sulit kemana-mana.

Ishhh... KZL 😠😠😠

Yaudahlah ya... semoga dapet ART lagi ntar. Yang lebih baik, yang lebih hidéng, yang lebih care dan yang paling penting yang nggak akan kabur. Anyone?

Ramadan tahun ini nggak sempet ikutan bukber karena grup WA angkatannya keburu rusuh, agak memalukan memang ya rusuh hanya karena bukber, tapi... sudah terjadi. Sekalinya bukber tandingan adalah dengan Icunk, itu juga mendadak dengan pertimbangan weekday nggak akan seramai weekend. Ternyata ya... orang-orang berfikir sama, kita bahkan sampai ditolak oleh 3 tempat dengan alasan penuh, padahal ini Cibiru lohh... baru menjelang jam ½ 5 sore... dan bukan tempat yang kekinian. OMG... 😟

Kita akhirnya terdampar di rumah makan Sunda (selain Ampera) yang owner-nya turun tangan melayani tamu saking hectic-nya, meski masaknya agak lama kita sih seneng-seneng aja karena jadi bisa nge-ghibah. Aduh ghibah... berasa masih di DA hehe Setelah adzan maghrib berkumandang baru bisa nge-ghibah + nge-godin. Bener-bener ya... Godaan syaithon yang terkutuk...

Menjelang Lebaran Bi Kenda (yang dulu suka beres-beres di rumah sebelum ada ART) menyempatkan mampir setelah berobat ke Puskesmas di dekat rumah. Kemudian curhat tentang suaminya (Pak Kenda) yang lebih memilih untuk menghabiskan hari tuanya dengan judi togel bersama para tukang becak di gang depan rumah ketimbang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Err... Masih musim ya judi togel? Dikirain cuma online doang... 😢 Sebagai anak yang pernah tumbuh bersama mereka, aku turut merasa sedih dan tak habis pikir mengenai jalan hidup yang dipilihnya. But however semua kembali pada diri masing-masing sih, tapi semoga Pak Kenda bisa mendapatkan hidayah di Ramadan ini ya...

Seminggu sebelum Lebaran Widy ditabrak pengendara motor di daerah Cibiru saat dalam perjalanan pulang berobat dari klinik. Ia sendiri nggak menuntut si penabrak karena ia pikir yang menabrak juga belum tentu bisa bertanggungjawab, diem mulu sih nggak mau ngomong, yaudah lah ya namanya juga musibah.

Aku diberitahu sehari setelah kejadian, tadinya aku pikir ia cuma kecelakaan nggak parah macem baret-baret atau lebam-lebam, nyatanya malah lebih parah. Ia minta dijemput di kostannya, nggak as soon as possible sih, tapi tetep aja panik...😨😨😨 Mama jelas nggak bisa dikasih tahu, ayah dikasih tahu tapi reaksinya malah sama kaya si penabrak, diem mulu, shock kali ya... atau memang udah nggak peduli.

Aku lantas meminta sepupuku untuk menjemput Widy di Bandung, selain karena sudah mulai arus mudik, kalau nyetir malem nggak kelihatan jalannya... 😭 Perjalanan ke Bandung kali ini termasuk yang paling sunyi. Hampir setengah perjalanan gelap karena mati lampu, belum lagi kabut tebal di daerah Dayang Sumbi (sekitar main gate Gunung Tangkuban Perahu) orang-orang juga nggak tahu pada kemana, bener-bener sepi. Ketika sampai Terminal Ledeng barulah ketemu orang-orang, kemudian macet sampai Cibiru.

It wasn’t easy to maintain 2 people with their habits.

H.U.F.T.

(skip)

Kalau biasanya menjelang Lebarang kita membeli bunga yang dijual berjejeran di sepanjang trotoar depan Chandra, sekarang mah nggak dong, karena nggak ada yang nganterin... eeaaa... motor jelas rusak, mobil disimpan di rumah Mbah karena kunci rolling door garasi belum sempet diganti. Tahh... Tahh... Tahh... hasil perbuatan siapa itu hah !!! 😠😠😠

(Masih) KZL.

Wacana mudik yang sebelumnya sempat didiskusikan secara serius mesti batal karena banyak hal lainnya (meski sebagian adalah yang diatas ini *heu). Kecewa juga sih nggak jadi mudik, karena kan memang udah lama nggak mudik. Apa kabar feed IG yang udah gersang ini haha 😊😊😊

Kata mama: “Coba ya kalau mama udah punya menantu, nanti bisa diajak mudik...“

Mah... mendingan sewa driver kali ah, kita kan mudiknya bukan ke Garut apa Tasikmalaya macem orang-orang, tapi ke Solo terus ke Surabaya terus lanjut ke Bali. Kalau masih sanggup kita bisa terus lanjut ke Lombok terus lanjut ke NTT terus lanjut ke NTB terus lanjut ke Maluku, nanti Lebaran Haji (Idul Adha) kita sholat sunnah-nya di lapangan PT. Freeport di Papua. Gimana? Sanggup?

Kata mama dalam hati: “Kalau nggak sanggup... Ya shangguuupiinnn...”

😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

Selamat Lebaran.
Mbak Nonon ~

Note : nggak nerima salam selain salam tempel
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Masih inget kan dengan Masnya yang minta ambulance jemput Mbaknya di lab jahit karena ‘Yang ... aku sakit perut’? Nah ini ada kelanjutannya ...

Selesai Final Project Exhibition, manekin yang dipinjam wajib dikembalikan ke gudang di gedung CADL. Karena diantara kita nggak ada yang bawa mobil, jadilah manekin-manekin tersebut diangkut mandiri dari gedung Creative Center Timur ke gedung CADL dengan berjalan kaki, dengan gembolan properti exhibition di tangan satunya lagi.

Saat menunggu lift turun, muncul si Mas dan si Mbak yang waktu itu tea dengan manekin se-lift-eun.

👷 “Yang! Kenapa sih kamu mau-maunya ngerjain kaya gini!”
*Sambil ngeluarin manekin dari lift dengan emosi.

👯👯👯
*Melipir agak menjauh dari lift.

👷 “Kenapa bukan mereka aja sih yang bawa manekinnya sendiri kesini?!”
*(masih) ngeluarin manekin dari lift dengan emosi.

👸 “Biar sekalian Yang ... kita kan ada mobil ...”
*Sambil ngebenerin letak manekin yang dikeluarin Masnya dari lift.

👯👯👯 "Mereka sadar nggak sih ada kita disini? 
*Sambil saling menatap penuh arti.

👷 “Kamu tuh ya ... kebiasaan banget!
*(masih) ngeluarin manekin dari lift dengan emosi.

👸 “Nggak ada salahnya dong Yang... bantuin temen...”
*Duh ... baik banget nih si Mbaknya ... kaporit Minceu! 💘

👯👯👯 “Kayanya kita nggak dianggap deh”
*Sambil saling menatap penuh arti.

👷 “Emang mereka nggak mikir apa kita ini capek?!”
*(masih) ngeluarin manekin dari lift dengan emosi.

Eh. Belum sempet dijawab pintu lift-nya tertutup ...

👸 “Yang ... Yang ... Yang ...”
*Dan Mbaknya ngetok-ngetok pintu lift kaya ngetok pintu kamar.

Pintu lift sebelah terbuka, muncul temennya yang lain dengan manekin yang juga se-lift-eun.

👯👯👯
*Langsung nyamperin, bantuin ngeluarin manekin dari lift, estafet.

👷👸
*Ngeluarin sisa manekin dengan tergesa-gesa.
*Keduanya masuk ke lift.
*Dan manekinnya ditinggalin.

Bener-bener ya nih si Masnya ... Nggak tahu deh siapa yang masukin ke gudang, tapi kayanya temennya yang di lift sebelah.

Ketika kita (akhirnya) masuk lift ...

Udahlah ya nggak usah diceritain gimana pecyahnya isi lift 😂😂😂

Jadi intinya si Masnya agak keberatan dengan sikap si Mbaknya yang tenggang rasa, mau dititipin manekin sementara temen-temen yang lain bongkar properti exhibition. Sementara si Mbaknya mikir nggak ada salahnya bantuin temen toh kita ada fasilitas (mobil).

Bukannya kita nggak mau bantuin mereka, Cuma nggak enak aja ... bisi dikira ikut campur 😇 Nggak ngerti juga kenapa malah kita yang salting dan malu sendiri sementara mereka nggak. Bisa dibayangin ya ... Udah sore, gedungnya lagi sepi, Masnya ngomongnya sambil teriak sementara Mbaknya kalem. Iya sih, serasa dunia milik berdua, da kita (+bapak-bapak yang bertugas) mah Cuma penonton 📺

Mungkin dalam hati masing-masing “Ya Allah jauhkanlah hamba dari roller coaster relationship kaya barusan” 🙏

“Coba ya tadi kita insta story-in ...” 😼😶

*Kemudian terdengar suara mobil ngebut ...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Dari 20 orang peserta YCIFI Basic Fashion Course batch 2, yang officially ikutan exhibition ada 14 orang. Khrisna mengundurkan diri, Jeje tetep ikutan meski lagi magang di Bali (final project-nya ikut exhibition sedang raganya lagi galau asyik di pinggir pantai) dan yang 5 orang lagi nggak dihitung *eh. Bukannya jahat ya, tapi bagiku ini hal yang cukup mengganggu.

Saat exhibition ada 5 slot kosong di Basic Fashion Course batch 2, jangankan final project-nya orangnya aja kita nggak kenal. Seingatku mereka pernah datang beberapa kali di materi-materi awal, setelahnya lenyap nggak ada kabar, tapi absennya ada yang full. 

Kita sih menyayangkan sekali... ada banyak orang yang ingin mengikuti YCIFI Basic Fashion Course ini, semestinya kalau dari awal udah sadar kemungkinan untuk lanjutnya rendah lebih baik diganti dengan kandidat lain yang lebih sanggup. Karena nggak mudah menyisihkan ½ dari kuota untuk bisa lolos YCIFI Basic Fashion Course batch 2 ini.

Kalau alasannya adalah kuliah kesannya malah effortless, bukannya kita nggak pernah merasakan kuliah, di jurusan desain pula ya. Yang masih berstatus mahasiswa/i pun ada tapi mereka menentukan pilihan. Kaya Susy dan Shinjo yang menggugurkan salah satu mata kuliahnya demi YCIFI Basic Fashion Course batch 2. Tapi kalau dibandingin dengan Farah yang hijrah dari Bangka ke Bandung, ah da kita mah apa atuh...

Eh kok malah jadi curhat ya?

Final Project Exhibition ini dilaksanakan pada minggu-minggu terakhir bulan Ramadhan, karenanya yang berkunjung sedikit, kalau nggak keluarga ya teman dekat itu pun kalau belum pada mudik. Anyway... Makasih loh Kak Admin chat komplainnya sudah di-read.

Kalau dibandingkan dengan Advance, yang Basic memang kalah cetar tapi kita sih senang-senang saja, bangga-bangga saja... Karena kita tahu betapa sulitnya menghasilkan design yang sesuai dengan konsep. Nah, rata-rata kita gagal di eksekusi, karena kita terlalu terpaku pada mood board meski sebenarnya kita juga agak kurang sreg (dengan mood board yang dipilih). Mungkin karena itu ya jadinya kita ½ hati mengerjakannya...

Tapi bagaimana pun sebagai designer sekaligus yang mengerjakannya kita memiliki pertimbangan sendiri. Mungkin kita seharusnya asistensi detail-nya juga, karena bisa jadi hal-hal semacam itulah yang mengacaukan design secara keseluruhan. Kritik dan saran yang dilontarkan oleh mentor kita jadikan sebagai masukan, karena kalau menjadikannya sebagai ‘komentar netizen’ yang ada kita malah bakal uring-uringan terus. Toh, mereka melihat dari point of view bidang keahlian yang dimilikinya berdasarkan pengalamannya selama ini.

We trust you...
YCIFI and my dream... ✌









Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Dunia berubah ketika negara api menyerang ...

Ketika teknologi memudahkan segalanya, ada orang-orang yang rajin men-download film dan bermurah hati membaginya. Bagi sebagian orang ini adalah rezeki, meski sebenarnya merupakan kejahatan yang harus dibasmi. Termasuk kita-kita, mahasiswa mahasiswi yang kere akibat tugas hehe

Tapi emang ya, sejak sering sharing film hasil download-an intensitas nonton di bioskop jadi berkurang. Aku nonton ke bioskop hanya jika filmnya punya effect yang maha keren atau suka dengan ceritanya.

Selebihnya nonton di laptop atau ikutan streaming berjamaah pake wifi kampus #eh.  Apalagi saat punya hardisk 500 GB, duhh ... serasa dunia milik berdua weh (dengan laptop). Tiada malam tanpa movie marathon ...

Kebiasaan nonton di laptop dimulai sejak aku masih duduk di bangku SMA. Karena saat itu belum zamannya download film di internet, satu-satunya sumber film adalah DVD yang sengaja dibawa dari rumah atau disewa dari Ultra.

Masih inget Ultra? FYI. Ini bukan susu loh ... Ultra ini adalah salah satu tempat penyewaan DVD yang menyebar hampir di tiap kota dan legal (resmi) karena sudah mendapatkan license dari distributor film yang bersangkutan.

Filmnya sendiri cukup lengkap meski tidak se-update di bioskop. Oh iya, karena yang nonton bukan hanya aku jadi pemilihan filmnya berdasarkan kesepakatan bersama. Saking seringnya ke Ultra, kita sampai punya kartu member segala haha


Sebelum punya laptop aku sering menginap di rumah teman yang punya DVD player, apalagi kalau bukan untuk menonton ahaha Nggak afhdol rasanya kalau libur nggak nonton. Demi bisa nonton DVD, kita rela kok jauh-jauh ke rumahnya Jaojah di Wanaraja ... Catet ya, demi bisa nonton DVD.

Satu-satunya kekurangan nonton di laptop adalah ukuran layarnya yang kueeciilll ... Jadi suka kasihan kalau nonton berjamaah di asrama, ranjangnya suka dikerubutin sambil desek-desekan, apalagi kalau Ringring ikutan nonton, beuhh ... ngabisin lapak cuy.

Pernah, saat sedang asyik-asyiknya nonton K-Drama Full House di laptopnya Fahria, datang Bu Eni (pembina) yang penasaran dengan suara-suara asing di asrama. Sebagian langsung melipir, sebagian tetap bertahan, sayangnya ... scene yang sedang ditonton adalah scene Song Hye Kyo dan Rain honeymoon di cottage.

Laptop ini saya sita!

Karena nonton di laptop temanku bahkan sampai ada yang di DO (drop out) dan di skors. Loh kok bisa? Bisa lah ... kan nontonnya film ... apa ya? Sejenis film anatomi yang diharamkan FPI haha 
Sampai sekarang aku  tak habis pikir bagaimana caranya membuat layar laptop segede kertas A4 jadi layar tancep.

Serius. Yang nonton itu hampir 1 kelas loh ... Tapi yang di DO malah yang punya laptop. Masih menjadi misteri yang di skors berperan jadi apa? Yang memilih filmnya? Atau yang mengorganisir acara nonton barengnya? Mungkin tidak keduanya ... Atau malah keduanya?

Harga diri banget gak sih? Di DO dan di skors karena nonton di laptop  Dan satu sekolah tahu. Ketika liburan usai ‘Mah, Pah aku liburnya diperpanjang seminggu lagi’. Kalau kata Vici mah: Cekakaakaaaks ... Gile lu Ndro!


Mungkin tidak semua orang pernah mengalami zaman layar tancep, aku lagi-lagi cukup beruntung pernah mengalaminya. Layar tancep dulu pernah populer sebagai hiburan perayaan kenduri, melebihi Wayang Golek dan Organ Tunggal.

Menariknya bukan Cuma tamu undangan, kerabat atau tetangga dekat saja yang bisa menikmatinya, umat satu kampung dan kampung tetangga bisa ikut menonton. Karena diadakan di lapangan, kita harus membawa alas dan selimut (optional) sendiri, oh iya jangan lupa bawa uang karena banyak pedagang stand by di pinggir lapangan.

Sebagai hiburan yang merakyat, layar tancep merupakan ajang silaturahmi sekaligus ajang PDKT #eh. Tak jarang komentar-komentar penonton saat film sedang diputar malah jauh lebih membuat terpingkal-pingkal ketimbang filmnya sendiri.

OK. Kembali ke laptop ...

Untuk mendukung kegiatan movie marathon kita terbiasa untuk sharing film di sela-sela kuliah. Kebanyakan adalah film sekali tamat atau serial yang kalau sekali nonton pasti keterusan dan merasa nggak enak karena belum tamat, mungkin karena itu juga kali ya dinanami movie marathon atau nonton maraton.

Karena sering kuliah mandiri, kita jadi punya banyak waktu luang yang sering digunakan untuk nonton berjama’ah di kampus sambil ngemil Sabana. Jam-jam malas tengah hari diisi dengan nonton film yang nantinya dihapus setelah tamat macam Premium Rush, Life As We Know it atau Leap Year. Nggak ngerti juga ya kenapa nonton Paranormal Activity mesti di-mute, padahal nontonnya siang-siang dengan temen di kampus.


Setelah selesai sidang TA ke 2, aku menghampiri temanku di ruang Himpunan yang letaknya bersebelahan dengan ruang sidang. Saat itu Idam sedang asyik menonton serial Games of Thrones di laptop Ikcwan, gebleknya, laptop tersebut ditaruh membelakangi pintu masuk. Tahu sendiri kan serial Games of Thrones, selalu ada uncensore scene di setiap episode-nya hehe

Nah, karena ada keperluan Idam mem-pause dulu tontonannya, tepat di scene yang ... yaudah lah ya ... so Games of Thrones gitu (YKWIM). Kita sebenarnya ‘ngeh sih, tapi tidak terlalu peduli karena sudah menganggap tontonan semacam serial Games of Thrones adalah hal yang biasa. Intinya ya, kita terlampau mager untuk me-minimize tab-nya.

Tak disangka muncul salah satu dosen penguji sidang TA merangkap Ketua Jurusan di pintu ruang Himpunan ...

Dengan sedikit gusar ia bertanya “Siapa yang menonton ini?” yang kompak kita jawab dengan “Nggak tahu Pak ...”. Sungguh suatu kebodohan menyatakan tidak tahu sementara bukti menyatakan sebaliknya, “Masa nggak tahu?” disitu aku merasa belum selesai sidang “Bilang sama yang punya laptop, menghadap ke kantor saya setelah sidang TA 2 selesai!”.

Kita Cuma bisa cekikikan membayangkan sanksi apa yang menunggu Idam atau Ikcwan. Tapi karena yang ditunggu belum datang, muncul ide jahil mengerjai Ratum yang kebetulan baru datang. Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba “Tum, disuruh Ketua Jurusan menghadap di kantor abis sidang TA ke 2 selesai” yang dijawabnya dengan sotoy “Oh ... OK. OK”.

Jahat banget ya kita ... Haha Nggak tahu juga gimana akhirnya kasus Games of Thrones, entah siapa yang akhirnya menghadap Ketua Jurusan, yang jelas ruang Himpunan kembali disegel.
Begitulah nonton di laptop mengisi hari-hariku tanpa bioskop, meski kadang suka bikin anyep karena nontonnya sendiri, lebih banyak sukanya ketimbang dukanya haha

*kita: aku dan teman-teman
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Actually there is more than these, but remember I’m not writing #myfavoriteplaylist which was ever hype on Instagram, I’d like to share my recent playlist (nowadays), just in case you are curious ;p I know ... mostly is an old song which was listened in high school, yes, my music taste is so old fashion hehe

These playlist picked randomly from my music folder, it means ... I’m not in broken heart mode or whatever that makes me looks so miserable. I’m choosing these song because I want to hear it. You can make it as reference if you bored with your playlist.

Mocca – I Remember
Keira Knightley – Like A Fool
Aditia Sofyan – Adelaide Sky
One Direction – History
Sandy Sondhoro – Tak Pernah Padam
Santana Feat. Michelle Branch – The Game of Love
Andre Hehanusa – Karena Ku Tahu Engkau Begitu
Switchfoot – Always
Barasuara – Bahas Bahasa
The Beach Boy – Wouldn’t It Be Nice
Gloria Jessica –  A Sky Full of Stars
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Ketika penasaran nggak ada yang ngajak bukber (buka bareng) tahun ini.

Aku: Cong, kita ada bukber nggak sih?
Pici: Kayanya ada, tapi gatau tanggal 10 apa 17 Non.
Aku: Ohh... belum pasti ya?
Pici: Emang nggak baca chat di grup?
Aku: Emang ada ya? Eh. Grup yang mana sih?
Pici: Non. Kamu nggak masuk ke grup tenyata hihi...
Aku: -_____-

Semakin tahun esensi bukber ternyata semakin memudar ya, ketika seharusnya bukber menjadi ajang silaturahmi dan temu kangen teman-teman yang udah lama nggak ketemu, sekarang malah menjadi kabur, nggak jelas apa maunya. Baru tahun ini WAG angkatan rusuh gara-gara bukber, padahal biasanya mah adem ayem tentrem macem si Memsye, mau waktunya kapan, tempatnya dimana atau siapa aja yang ikut, seloww...

Sebagai orang ‘awam’ yang baru join lagi di grup, aku cukup terenyuh, kok gini banget ya temen-temenku ini. Kesannya... no offense please... "emang ngebet banget ya bukber di hotel?". Nggak ngerti juga awalnya gimana dan bukan bermaksud untuk menyudutkan atau menyindir teman-teman sekalian ya, tapi emang begitu kesan yang aku tangkap.

Bagi yang sudah berkeluarga pertimbangannya adalah kepraktisan dan children friendly, sedang bagi yang belum berkeluarga pertimbangannya adalah kemacetan khas weekend di Bandung bisa bikin batal puasa haha Bukber di hotel memang asik, tapi bisa nggak sih kita juga memikirkan teman lain yang ingin prepare budget untuk salam tempel saat lebaran?

15 tahun bukan waktu yang sebentar loh untuk bisa saling memahami dan bertoleransi, kalau masih ada yang merasa nggak sreg, mungkin kita memang udah berbedar jalur atau mungkin dia memang egois. Angkatan lain bukber di hotel karena sudah settle dengan kehidupannya, sedangkan rata-rata dari kita masih struggle, pasangan baru menikah lebih banyak pengeluarannya ketimbang kita yang masih single.

Oh iya. Meski masih single, kita ngerti kok gimana caranya pake Go Jek atau Grab Car. Just in case... kalau ada yang mengira kita nggak berdaya karena nggak punya pasangan kang ojek. It was easy to say ‘nanti gampanglah kalau... bla... bla... bla...’ atau ‘iya nanti tinggal... bla... bla... bla...’ kenyatan tidaklah semanis basa basi sistah... Ketika minta banget dikomentarin, tapi sekalinya dikomentarin malah dianggurin itu rasanya kaya baca tweet-nya si @KumahaAingWeh plis euy...

Kita mendadak jadi silent reader karena nggak mau salah kasih komentar di WAG yang lagi panas-panasnya ini. Coba deh pikirin: Apa teman yang di Jakarta perlu berkomentar padahal jelas-jelas nggak akan ikut bukber? Apa teman yang di Yogya perlu kasih rekomendasi hotel padahal nggak akan ikut  bukber? Apa teman yang ada di luar pulau perlu nge-ririweuh padahal nggak akan ikut bukber?

Memang kebanyakan dari kita adalah cewek rumahan jadi bukber seringnya diadakan di rumah ketimbang di mall atau cafe. Aku rasa untuk saat ini bukber di hotel bukanlah opsi yang ideal... mungkin kita mesti menunggu hingga 2-3 tahun lagi untuk bisa bukber di hotel. Saat kita udah pada settle, saat kita nggak perlu khawatir lokasinya kejauhan, saat anak-anak udah pada bisa diajak keluar, saat kita merasa bukber di hotel nggak bikin kebakaran WAG angkatan.

Kita sudah berada di fase mulai ribet mengatur jadwal bukber, bisa karena jarak, bisa karena bentrok dengan bukber kantor atau bukber keluarga. Semua orang memiliki prioritas tersendiri, jadi bukber dengan teman bersifat optional, sebisa mungkin kita mesti saling mengerti dan berlapang hati. Dari WAG angkatan ini aku mendapatkan kosakata baru yakni: bukber tandingan. Bodor ih... kepikiran aja kata-katanya.

Pernah nggak sih kepikiran kalau semakin tua (jirr... KZL) teman-teman juga akan semakin berkurang? Kita ini SMP dan SMA nya barengan, jadi temennya cuma segitu-segitunya doang. Masa sih rusuh gara-gara bukber di hotel? Yaelahhh... kenapa sih teman-teman -___-. Just because we’re not together anymore doesn’t mean we’re not loving each other. Kayanya kita bener-bener butuh piknik deh hehe

Ohya, karena aku baru masuk grup saat situasinya udah agak kondusif, makanya aku nggak tahu kronologinya gimana. Aku baru baca chat kronologinya WAG angkatan saat ketemuan dengan barudak, sengaja minjem smartphone-nya untung chat-nya masih ada haha Kalau ada yang bikin penasaran itu adalah: kenapa aku dikeluarin dari grup??? apa aku bersalah? wkwkwk.

Sekian ah curhatnya... keep calm & mari kita bukber tandingan.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Semakin diundur malah semakin malay kan ...

Sebenarnya, kebanyakan dari kita final project-nya hampir selesai, at least sudah mencapai 80%-90% lah, namun karena diundur jadwalnya kita jadi malay ... nggak on fire lagi, maklum ya lagi puasa hehe

Nah. Karena kebanyakan dari kita juga belum punya pengalaman photoshoot maka diserahkanlah kepada yang sering. Memang ada beberapa orang yang sudah photoshoot duluan dengan pertimbangan jadwal dan tema yang berbeda, sisanya lanjut terus barengan.

Demi budget savings dan berbagai hal lainnya, kita minta Kinan untuk jadi modelnya hehe Dengan pertimbangan badannya Kinan yang petite ala manekin di lab, jadi at least baju yang kita bikin pasti muat di dia.

OK.

Model P

Photographer ?

(^.^): Ehm ... Krishna mau nggak jadi photographer kita? *pertanyaan H2C di grup WA
(*.*): Yuk ah ...
(*.*): Eh. Mau photoshoot dimana?

Err ... dimana ya? haha 
Jeje yang lagi magang di Bali sempet ngebantuin booking studio, Cuma sayang studionya penuh. Berdasarkan pengamatan via IG ada beberapa option studio yaitu @velluce @flashofoundationbdg @hipno, @unique dan @pixtoworld. Mungkin karena kita terlalu mepet booking-nya jadi nggak kebagian slot,  satu-satunya yang masih available ya di @pixtoworld.

FYI. Katanya baru kali ini Kinan photoshoot expression-nya sambil senyum, biasanya mah nggak karena picture image di socmed-nya nggak begitu. Dan katanya lagi, baru kali ini photoshoot bajunya banyak banget, biasanya 3-5 baju untuk sekali photoshoot dan itu seharian, lah ini ... 6 baju untuk photoshoot selama ± 2 jam.

Kalau kata Susy sih 3 M. Murah. Meriah. Muntah.


Thanks to Kinan yang mau-maunya jadi model ber-jama’ah meski udah photoshoot duluan, also thanks to Khrisna yang mau-maunya jadi photographer meski udah nggak ngelanjutin lagi. May the force be with you ... 

When my outfit cheering up my day ... aaeelah ... (ketika caption tak seindah kenyataan). 

Shoot me peace v(^.^)
What she need to be as sweet as Aelke is Pocari Sweat ...

Jump! Jump! Jump!

Nice shoes BTW :)


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Doctor Strange adalah spin off dari superhero Marvel yang akhirnya ‘kebagian jatah’ untuk difilmkan, ceritanya masih seputar the dark world dan infinity stone yang menjadi rebutan seluruh galaksi. Bosan? Iya sih ... 😐 Tapi ini kan Marvel, suatu saat nanti pasti ‘kebagian jatah’ juga kan di The Avengers hehe

Menariknya, Doctor Strange ini diperankan oleh Bennedict Cumberbatch yang menuai pujian berkat perannya sebagai Alan Turing di film The Imitation Game, yang mana image-nya jauh dari kata action. Sedangkan lawan mainnya yaitu Rachel McAdams bisa dibilang adalah biangnya drama romantis karena keterlibatannya dalam film semacam The Note Book dan Someday.

Dr. Stephen Strange (Bennedict Cumberbatch) adalah seorang dokter ahli bedah yang mengalami kecelakaan saat akan menghadiri Neuroloical Society bersama Dr. Christine Palmer (Rachel McAdams), kecelakaan tersebut tak hanya membuatnya cacat namun juga merengggut karirnya sebagai seorang dokter ahli bedah.😭

Dalam usahanya untuk sembuh Dr. Strange tanpa sengaja bertemu dengan Jonathan Pangborn, salah satu calon pasien yang pernah ditolaknya dulu. Jonathan memberitahunya tentang suatu tempat bernama Kamar-Taj yang membantunya pulih.

Ia lalu pergi ke kathmandu Nepal untuk mencari Kamar-Taj, beruntung ia bertemu Mordo saat sedang dipukuli bandit yang menginginkan jam tangannya. Mordo tak hanya mengantarkannya pada Kamar-Taj namun juga kepada The Ancient One (Tilda Swinton) pemimpin mereka yang immortal.

Meski awalnya ditolak, namun akhirnya the Ancient One memberikannya izin untuk tinggal di Kamar-Taj. Dr. Strange tak hanya belajar mengenai mystic art dan menemukan bahwa kamar-Taj merupakan centre yang menghubungkan 3 sanctum (tempat suci/berlindung) di dunia yaitu New York sanctum, London sanctum dan Hong Kong sanctum.

Didorong rasa penasaran, Dr. Strange meminjam Book of Caliogstro milik The Ancient One, buku tersebut memandunya untuk bisa memanipulasi waktu menggunakan kekuatan The Eye of Agamotto. Ketika The Ancient One, Mordo dan Wong memergokinya berusaha mengembalikan halaman yang hilang, muncul penjaga New York sanctum yang melarikan diri dari Kaelicius.

Kaelicius ini sebenarnya adalah murid The Ancient One yang memilih untuk menghamba pada Dormammu penguasa The Dark Dimension, secara garis besar karekter Kaelicius mirip dengan Anakin Skywalker di Star Wars.

Dr. Strange terlempar ke London sanctum dan melihat Kaelicius membunuh penjaganya dan memburunya. Beruntung, ia diselamatkan oleh The Cloak of Levitation yang kelak menjadi relic-nya dan lantas menemui Catherine untuk mengobati lukanya. 

Ketika kembali ke London sanctum, Dr. Strange terlibat perdebatan dengan The Ancient One dan Mordo yang membuatnya mempertanyakan apa tujuannya. Then, Kaelicius kembali lagi dan memburu mereka.

Meski mengingatkan film Inception dan Upside Down, scene-nya kejar-kejarannya benar-benar keren, serasa lagi mimpi 😁 Pada perkelahian ini The Ancient One terbunuh oleh Kaelicius dan satu-satunya sanctum yang tersisa hanyalah Hong Kong sanctum yang dijaga oleh Wong.

Mau tak mau Dr. Strange dan Mordo pergi ke Hong Kong sanctum, ketika sampai keadaan Hong Kong sanctum dan sekitarnya sudah kacau karena portal The Dark Dimension sudah terbuka. Tak ingin menunda lama, Dr. Strange kemudian menggunakan kekuatan The Eye of Agamotto untuk memutar balikkan waktu.

Kaelicius yang melihatnya kemudian berusaha untuk menghentikan Dr. Strange dan membunuhnya. Dalam keadaan terjepit itulah Dr. Strange memberanikan diri untuk menemui Dormammu untuk bernegosiasi. Sumpah! Ini adalah adalah scene terkonyol di sepanjang film melebihi ‘Try me, Beyonce...’ haha ‘Dormammu... I’ve come to bargain...’.

Dormammu yang kesal akhrinya mau menerima tawaran Dr. Strange dan menutup portal The dark Dimension. Dr. Strange dan Mordo pun berpisah karena memilih jalan yang berbeda, meski kemungkinan besarnya mereka akan kembali reuni di entah film mana selanjutnya.

Secara keseluruhan Doctor Strange memiliki style yang merupakan perpaduan antara Inception dan serial animasi Avatar (Aang), sedangkan untuk kostum yang Dr. Strange kenakan agak sedikit mirip dengan The Little Finger di serial Games of Thrones (mungkin karena perawakannya hampir mirip) dan The Cloak of Levitation-nya sendiri mengingatkan akan Invisible Cloak-nya Harry Potter.

Visual effect Doctor Strange kurang lebih mirip dengan The Fantastic Beast and Where to Find Them, yaitu pada scene yang menggunakan teknik reverse (putar balik). Scene disaat para Auror mengembalikan kota New York pada keadaan semula dan scene disaat Doctor Strange memutar balikkan waktu di Hong Kong sanctum. Yes. Keren...

Sayang The Ancient One mati, padahal visual effect yang jadi ciri khasnya adalah yang paling gorgeous. Kaya itu loh... teropong yang bisa membuat ilusi segi 6, dulu waktu SD seing dijual Mang-mang di sekolah.

Dari semua film superhero Marvel, Doctor Strange ini adalah yang paling kaya visual effect-nya (dalam hal mewujudkan imajinasi) dibandingkan film lainnya. Meski sebenarnya ada beberapa plot hole yang membuatnya jadi ‘krikk... krikk...’ hehe 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

You couldn’t force someone to love you only because you loved him. It was hurt to know that somebody you love isn’t feeling the same as you do, but it would be hurting you more if you still being stubborn.

Ika Natassa may be written the more you make me suffer the more I find I love you on Antologi Rasa. You know what? It’s too cliché. How long it would last?

Talking about your suffering maybe could change his mind about choosing you, but it never change my mind about you. Yes. Everybody would be claiming as the unluckiest people if talking about their sufferings. I don’t say you couldn’t talk about your suffering but please... think first. Do you want him loves you because you are so pitiful?

Personally. I don’t want to get pity of love. I don’t want to be loved because I’m so pitiful, so poor, so miserable so blued or so whatever. I want to be loved because I deserved it.
Why I’m saying this?

I should admit that I hate to see you fooling yourself because it makes pity on you.

Not everyone really cares about your suffering, sometimes they are just curious...

A year ago, I had some trouble with my ex ex-girlfriend, I don’t know how and why she called me several times and kept asking me to meet her. FYI. I don’t blame her curiosity, but I blame the one who gave her my number 😠

We started with an awkward situation, she is insulting me like crazy for a moment before interrogating me about my relationship status. Then, she told me about her sufferings.

My brain responds by: Seriously? Did she need to do this? 😪

She told me that she is an orphan and raised well by her (step) family, life is hard on her because she is had a serious illness which makes her life so suffering. She also had financial difficulties during college which makes her delay her education. Last, my ex broke her heart after all those things between them.

I kept asking a question in my mind.

Do I need to have pity on her sufferings?

I don’t think so... Her suffering is hers and I don’t need to add things like that as a consideration of my move. Sorry to say, but I feel someone doesn’t have dignity if using their suffering as an excuse because it means they didn’t have anything left to win the game even before it started.

Chairil Anwar wrote ‘nasib adalah kesunyian masing-masing’ (fate is a personal solitude), I totally agree with him.

The only reason that makes me let him go even (if) he doesn’t want to is because I (still) can live without him, but she is don’t.

I had learned from Indonesian Idols, no matter compatible you are or perfect you are, the public would love the sufferer one. Because (s)he is urgently needed help rather than you. You still had a chance to bloom, but this is the only chance for (s)he. So... let it go.

Still, think suffering could make you win?

When you told your friend he is very kind to you and treats you as a princess like no one ever, please make sure is he really into you or not. Because maybe you had too many expectations of something that you never really had.

And when it’s come down, you should have to blame the suffering on someone that worthed to be blamed.

A someone like me *sigh 😐

Again. Why I’m saying this?

Because sometimes I feel that way. Maybe I watched too much drama or FTV. But let’s take a break ...

In a common drama story, most of the female cast describing as innocent, sloppy, and original which makes her role so interesting. She met a super-eligible guy accidentally and fell in love with each other. One day an ex-girlfriend of that super-eligible guy comes back from abroad and ruins their relationship successfully.

Have you been noticed that the ex-girlfriend of super eligible guy mostly described as a model or designer? Or anything that related to beautifulness and power? She also should be beautiful, tall, had a good manner, and everything that she (super eligible guy girlfriend) never had.

Why an ex-girlfriend should be described as a threat?

I don’t know why. But as far as I know, the reality is more cruel than drama.

Mostly, the girlfriend's protection is more dangerous than the threat itself. One of my friends is so jealous of her boyfriend's classmate, she is very worried that one day her boyfriend would leave her. She tried to keep her boyfriend close to her aggressively, which looked annoying (even) to me.

Yes. She is watching her boyfriend as a watchdog, trying to enter the inner circle of her boyfriend, make a move to get attention, and is always involved in her boyfriend's business. Finally. It ended up when her boyfriend classmate have a boyfriend.
When I asked her why she do those stuff? She answered ‘Because I realize she is better than me’.

She is suffering and blames her suffering on someone that worthed to be blamed. And yeah, she wouldn’t stop until makes sure that she is out of the market. It’s the only way to calm herself from the paranoia. She should be thank you rather than suspicious of him. No matter how jealous she is, he still stays to be on her side.

See. Suffering makes you more suffer.

For me, high school is the worst.

I may not include as the mean girl or it girls level in high school, but I’m just the kind of girl who has everything that every girl wanted, I’m (a little bit) popular, I had good friends, I’m had a best friend and I’ve had a boyfriend. So far my life was so normal as it can be ...

Until one day frienemies ruin my life. She was my friend. Was ... but now she wasn’t. What kind of friend tried to throw you down and enjoy every moment of watching you fall down?

I got bullied by 10 of 12 classes at my school because of her. Yes. They did. She wrote a letter and talked personally to at least one person in every class, that I’m the hypocrite who backstabbed her by stealing her boyfriend (which is actually mine) without shame.

She told everybody who curious about her suffering and blamed me as the reason behind her suffering which is actually never happened. It was like we are switched, she became me and I became her. What she said to them happened only in her imagination.

At first, I didn’t notice but day after day the intensity of the bullying increased, especially when I got the gift. The world seems so cruel to me, everything I did is very matter to them, and need to be bullied.

People may wonder why I never asked why she did those things to me. I already knew... she is too suffer to see me have everything that she wanted. But, just because I had everything that she wanted doesn’t mean anyone could steal it from me.

Just remember...

No matter how suffering you are. Never steal someone's happiness because you are happy less.

Like it or not, just deal with it.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Karena belum punya mesin jahit sendiri kita menggunakan fasilitas mesin jahit di lab CADL, mulai dari jam 08.00 – 15.00 tapi kalau bulan Ramadhan sampai jam 13.00 ya bisi macet pulangnya. Pokoknya harus on time, kalau nggak... siap-siap aja dengerin yang lagi PMS *eh 😏.

Satu hal yang harus diingat selain menjaga barang-barang yang dipinjam dan menggunakannya wisely, lembar daftar pengguna lab wajib banget diisi. Waktu awal-awal kita pernah nggak ngisi karena nggak tahu (+ lupa), mungkin maksudnya mengingatkan, tapi  caranya itu loh... genggeus-genggeus ngezelin. Jadinya bete deh kawan-kawan sekalian... 😒.

Dengan fasilitas yang memadai seharusnya kita bisa menghasilkan karya yang ‘wah’ atau gimana gitu ya, Cuma sayang kita skill-nya belum nyampe sana hehe jadinya biasa-biasa aja. Tapi untuk orang-orang yang belum pernah menjahit sepertiku ini, bisa menjahit kemeja sendiri pun adalah pencapaian yang luar biasa. A milestone of a designer wanna be 😍.

Kak Frans dan Kak Nadin memang luar biasa... Nggak sia-sia ya dengerin mereka cerita Ratu Tarantula 🕷

***

Oh iya, ada kejadian konyol saat kita mengerjakan final project di lab.

Saat itu Cuma ada kita bertiga di lab jahit, aku, Farah dan Kinan, eh ada Diar juga di lab sebelah, + 1 orang Mbak dari Advance Fashion Course yang kita nggak tahu namanya siapa karena nggak ngisi lembar daftar pengguna lab.

Karena si Mbaknya  itu nggak ngobrol basa-basi atau say Hi jadinya kita anggurin aja sekalian hehe Satu-satunya interaksi si Mbaknya  adalah saat Farah stress mau pasang resleting, tapi ya udah gitu aja nggak ada yang lainnya, dia terus menjahit sambil sesekali chatting. Si Mbaknya itu pulang duluan, kita pikir dia udah selesai atau ada urusan yang bukan urusan kita.

Nggak berapa lama setelah si Mbaknya pergi, pintu lab diketuk oleh 3 orang satpam, kita kaget dong ‘masa sih kita diusir satpam gara-gara kelamaan di lab?’ tapi ternyata bukan...

👮👮👮 : Disini ada yang sakit?
👯👯👯 : Nggak ada pak? Emang siapa yang sakit?
👮👮👮 : Tadi ada yang nelpon ke pos satpam di depan katanya ada yang sakit?
👯👯👯 : Nggak ada pak. Mungkin di ruangan yang lain.
👮👮👮 : Tadi yang nelpon bilangnya di lab jahit, disini kan lab jahitnya?
👯👯👯 : Iya pak, tapi nggak ada yang sakit.
👮👮👮 : Tadi tuh ada yang nelpon ke pos satpam di depan katanya ada yang sakit, minta dijemput ambulance.
👯👯👯 : Hah? Ambulance?
👮👮👮 : Iya... Kita makanya kita kesini.
👯👯👯 : Ehh... apa yang tadi gitu ya?
👯👯👯 : Tadi disini emang ada anak Advance pak, tapi kita nggak tahu dia sakit apa nggak, soalnya biasa-biasa aja nggak gimana-gimana.
👮👮👮 : XXXX bukan namanya?
👯👯👯 : Nggak tahu pak, tadi kita nggak kenalan.
👮👮👮 : Dimana orangnya sekarang?
👯👯👯 : Tadi udah pulang pak!.
👮👮👮 : Oh... Terima kasih ya...
👯👯👯 : Iya pak...
👮👮👮 : Lagian ya kalau sakit mah minta dijemput keluarga bukan dijemput ambulance.
👯👯👯 : (Kita sih yes pak. Nggak tahu nih si Masnya...)

Setelah sadar dari ke-skip-an dan ke-cengo-an, kita akhirnya memutuskan untuk mengakhiri final project on the making hari itu, sebenarnya sih lebih karena nggak mau terlibat dengan hal-hal yang nggak diinginkan, ya kaya yang tadi itu.

Saat kita turun si Mbaknya itu ternyata masih ada dong, dia duduk di kursi panjang depan lobby sambil ngobrol dengan pak satpam yang tadi ‘main’ ke lab. Meski kita cuek bebek lewat di depannya, hati ini membathin ‘pasti dia nih... pasti dia... orang yang ditanyain pak satpam tadi’.

Keesokan harinya kita mendapatkan pencerahan tentang kejadian kemarin. Jadi begini ya dek ceritanya...

Saat mengerjakan final project di lab kemarin, ternyata si Mbaknya bilang (nge-chat) ke pacarnya ‘Yang... aku sakit perut...’ mungkin setelah itu si Mbaknya nggak buka-buka smartphone karena sedang menjahit jadi pacarnya khawatir. Nah, karena tingkat kekhawatiran  pacar si Mbaknya cukup tinggi, dia nelpon pos satpam minta tolong jemputin si Mbaknya  pake ambulance 😪.

Loh tahu darimana nomor pos satpam? Ehm... Masnya alumni ITB dek 😸.
Oalahh... Khawatir dan lebay emang beda tipis kali ya *eh 😫.

Kejadian tersebut mengajarkan bahwa... nomor darurat bukanlah nomor pos satpam mantan kampus. Gimana ya... KZL iya, kasihan iya, ingin ketawa juga iya... 😳 jadinya konyol kan. Tapi nggak apa-apa sih, menghibur... 😂

Meski hasil final project-nya nggak bagus-bagus amat kita puas kok, karena sesuatu yang dibuat dengan susah payah akan lebih dihargai 😂*ngeles... tapi ini serius loh, feel amazed sama diri sendiri karena nggak nyangka bisa sampai sejauh ini untuk jadi fashion designer, we are one step closer... 😍
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ▼  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ▼  Jun (10)
      • Behind of The Final Project on The Making
      • I Hate Your Sufferings
      • Doctor Strange
      • Photoshoot Berjama'ah
      • Bukber
      • My Recent Playlist
      • Nonton Di Laptop
      • Final Project Exhibition
      • Final Project Exhibition (Extra)
      • Cerita Ramadhan
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ►  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ►  Apr (1)

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates