The Den, I'm watchin you
Saat ini perkembangan teknologi sudah tidak
dapat lagi dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari bahkan sudah menjadi bagian
dari keseharian. Dengan adanya gadget
invasion seperti laptop, tablet dan smartphone
sulit rasanya kita bisa menjalani hidup tanpa harus bersentuhan dengannya,
apalagi dengan bermunculannya berbagai social
application yang memanjakan eksistensi user
di dunia virtual.
Dampak yang ditimbulkan pun beragam, ada yang
pro dan ada yang kontra, meskipun awalnya perkembangan teknologi ini digunakan
untuk untuk mencapai teknologi lainnya yang lebih mutakhir, tak jarang ada juga
yang menyalahgunakannya. Jika dibiarkan cyber
crime ini bisa merusak moral seseorang, terlebih lagi jika cyber crime ini sudah memasuki kehidupan
sehari-hari.
Hal itulah yang menjadi latar belakang film
The Den, sebuah film yang menceritakan tentang penyalahgunaan teknologi di
kehidupan nyata. Menyorot dampak negative
dari cybercrime,The Den sukses
memberikan gambaran penyalahgunaan teknologi yang mengintai kehidupan kita di
masa mendatang.
Adalah Elizabeth, seorang mahasiswi yang
sedang melakukan penelitian dengan melakukan video chatting dengan user
lain (random user)dalam waktu
seminggu secara nonstop. Awalnya semua
berjalan lancar, ia menemukan hal-hal baru dan berkenalan dengan beberapa user.
Suatu hari ketika Elizabeth melakukan video chatting ia melihat langsung
pembunuhan sadis yang menimpa lawan bicaranya, terkejut dengan kejadian itu ia
lantas menghubungi polisi. Sayangnya, baik polisi maupun kawan terdekatnya
menanggapi video tersebut sebagai internethoax, Elizabeth yang penasaran
kemudian meminta bantuan teman yang dikenalnya lewat video chat untuk mencari sumber video
tersebut.
Video
chat user yang menayangkan pembunuhan sadis itu pelan-pelan
mulai memasuki kehidupan Elizabeth dan mulai menerornya. Belakangan diketahui bahwa
semua orang yang terkait dengan Elizabeth dinyatakan hilang atau meninggal, tak jera
dengan semua itu Elizabeth pun bertekad untuk mencari tahu kebenarannya.
Mungkin ada benarnya juga ungkapan “Bukan kita
yang menonton televisi tapi televisi yang menonton kita” karena di ending film ini kita akan dikejutkan
oleh kenyataan yang sangat menohok. Bisa jadi ketika kita sedang asyik menoton
orang lain, kita puntak sadar ada orang lain yang sedang menonton kita.
FYI, film ini menggunakan menggunakan point of view kamera laptop, gadget dan CCTV, seolah-olah sedang livestreamming. Setidaknya kita akan
sedikit pusing ketika menontonnya, terutama di beberapa adegan seperti saat berlarian
atau berkelahi. Yang agak mengganjal adalah sikap konsiten Ann yang selalu
membawa laptopnya kemana pun ia pergi, bahkan dalam situasi yang genting
sekalipun ia tetap berusaha mati-matian untuk mempertahankan laptopnya.
0 comments
Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~