The Den, I'm watchin you

by - August 21, 2015


Saat ini perkembangan teknologi sudah tidak dapat lagi dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari bahkan sudah menjadi bagian dari keseharian. Dengan adanya gadget invasion seperti laptop, tablet dan smartphone sulit rasanya kita bisa menjalani hidup tanpa harus bersentuhan dengannya, apalagi dengan bermunculannya berbagai social application yang memanjakan eksistensi user di dunia virtual.

Dampak yang ditimbulkan pun beragam, ada yang pro dan ada yang kontra, meskipun awalnya perkembangan teknologi ini digunakan untuk untuk mencapai teknologi lainnya yang lebih mutakhir, tak jarang ada juga yang menyalahgunakannya. Jika dibiarkan cyber crime ini bisa merusak moral seseorang, terlebih lagi jika cyber crime ini sudah memasuki kehidupan sehari-hari.

Hal itulah yang menjadi latar belakang film The Den, sebuah film yang menceritakan tentang penyalahgunaan teknologi di kehidupan nyata. Menyorot dampak negative dari cybercrime,The Den sukses memberikan gambaran penyalahgunaan teknologi yang mengintai kehidupan kita di masa mendatang.

Adalah Elizabeth, seorang mahasiswi yang sedang melakukan penelitian dengan melakukan video chatting dengan user lain (random user)dalam waktu seminggu secara nonstop. Awalnya semua berjalan lancar, ia menemukan hal-hal baru dan berkenalan dengan beberapa user.

Suatu hari ketika Elizabeth melakukan video chatting ia melihat langsung pembunuhan sadis yang menimpa lawan bicaranya, terkejut dengan kejadian itu ia lantas menghubungi polisi. Sayangnya, baik polisi maupun kawan terdekatnya menanggapi video tersebut sebagai internethoax,  Elizabeth yang penasaran kemudian meminta bantuan teman yang dikenalnya lewat video chat untuk mencari sumber video tersebut.

Video chat user yang menayangkan pembunuhan sadis itu pelan-pelan mulai memasuki kehidupan Elizabeth dan mulai menerornya. Belakangan diketahui bahwa semua orang yang terkait dengan Elizabeth dinyatakan hilang atau meninggal, tak jera dengan semua itu Elizabeth pun bertekad untuk mencari tahu kebenarannya.

Mungkin ada benarnya juga ungkapan “Bukan kita yang menonton televisi tapi televisi yang menonton kita” karena di ending film ini kita akan dikejutkan oleh kenyataan yang sangat menohok. Bisa jadi ketika kita sedang asyik menoton orang lain, kita puntak sadar ada orang lain yang sedang menonton kita.

FYI, film ini menggunakan menggunakan point of view kamera laptop, gadget dan CCTV, seolah-olah sedang livestreamming. Setidaknya kita akan sedikit pusing ketika menontonnya, terutama di beberapa adegan seperti saat berlarian atau berkelahi. Yang agak mengganjal adalah sikap konsiten Ann yang selalu membawa laptopnya kemana pun ia pergi, bahkan dalam situasi yang genting sekalipun ia tetap berusaha mati-matian untuk mempertahankan laptopnya.

You May Also Like

0 comments

Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~