The Book Cover Essentials

by - August 04, 2015

Memang, ada istilah yang berbunyi “don’t judge the book by it’s cover” Ah, tapi bagi saya hal itu sudah terlanjur basi. Orang yang pertama kali mencetuskan istilah itu belum pernah menikmati cover buku yang menarik atau full illustration, sudah jelas, karena disaat itu belum ada profesi sebagai graphic designer dan illustrator yang serius menggarap cover buku.


Hal yang pertama kali menarik perhatian saya ketika akan membeli buku adalah covernya bukan isinya, cover design berada di depan sedangkan resensi berada di belakang menandakan bahwa “you can judge the book by it’s cover” karena seharusnya cover design merepresentasikan keseluruhan isi buku. 

Makanya, saya seringkali merasa kesal kalau kecele membeli buku, cover designnya bagus tapi isinya ngehe, apalagi kalau sampai gak nyambung. Eh, tapi itu belum seberapa dengan rasa kesal ketika menemukan buku dengan cover design yang (bagi saya) ngasal, copy paste dari gambar-gambar yang sudah familiar di Google . Pada kemana graphic designernya?

Seringkali penerbit mencetak ulang buku dengan cover yang baru, bagi saya itu tidak menjadi masalah selama masih bisa merepresentasikan keseluruhan isi buku, jangan sampai cover design yang baru jadi boomerang bagi penerbit, syukur-syukur bisa menaikkan oplah.

Ketika sebuah buku diangkat ke layar lebar atau difilmkan. Apakah cover design buku tersebut perlu dirubah seperti movie posternya? Mmm ... kayaknya gak perlu deh, buku ya buku, film ya film, cover design merepresentasikan keseluruhan isi buku sedangkan movie poster merepresentasikan keseluruhan isi film. Buku merupakan hasil karya pemikiran penulis sedangkan filmnya adalah hasil representasi pembuat film mengenai buku tersebut, 2 hal dengan ekspetasi yang berbeda tidak bisa dipaksakan untuk sama. Jadinya rumpang.

Menurut saya buku dengan cover design yang (masih) orisinil jauh lebih menarik ketimbang dengan cover design edisi movie poster. Saya tidak menyatakan bahwa cover design yang edisi movie poster itu jelek, hanya saja (agak) mengganggu karena mengurangi esensi dari buku tersebut. Jangan lupa, seringkali film yang diadaptasi dari buku memiliki cerita yang sedikit (atau banyak) berbeda dengan versi bukunya.

Saya sendiri pun pernah mengunjungi beberapa toko buku (large and medium) untuk mencari buku dengan cover design yang orisinil dan ternyata tidak ketemu. Sebenarnya sih buku itu ada, tapi cover designnya yang baru membuat saya kesal. So, i have nothing.
Well ... Saya tidak ingin memaksakan diri untuk memiliki apa yang tidak ingin saya miliki. 

Dilihat dari segi marketing tentu saja perubahan cover dengan edisi movie posters merupakan salah satu strategi promosi film. Tapi ya ... coba difikirkan lagi deh, jika ingin membeli buku yang sudah diadaptasi menjadi film, calon pembaca pun sudah tahu pasti judulnya tanpa harus dibantu dengan movie posters. Selain itu, kadangkala saya juga merasa terus menerus dibayangi visualisasi di film ketimbang membaca buku itu dan meresapi isinya.

Anyway,serepresentatif apapun cover design tetap saja tidak akan mampu merubah nasib sebuah buku, karena pada akhirnya isinyalah yang akan dinilai oleh pembaca.

You May Also Like

0 comments

Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~