Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Masih dalam masa PSBB yang belum tahu kapan kelarnya... 😅

Sejak hari-hari corona aku mulai rajin lagi buka-buka Pinterest (gabut mode on fire) untuk saat ini aku lagi suka-sukanya nge-pin gambar makanan, cute banget lah pokokmen. Dessert-nya bikin kabita dan yawla bento-nya uwu uwu gemesin 😍. Makin betahlah hamba CLBKan sama Pinterest ❤️. Sebab aku mulai belajar masak (haha masih nggak percaya) mulai muncullah keinginan untuk meng-upgrade tableware, yang mana kalau mengikuti tips mamaku diniscayai akan turut menaikkan level masakan 😊, at least secara  🤭.

Sebagai ciwik-ciwik yang suka printilan kurang-penting-tapi-ingin-punya tentcunya tableware masuk ke dalam list-ku. Tapi berhubung aku suda ada basic tableware yang suda memenuhi kebutuhanku rasa-rasanya keinginan untuk meng-upgrade tableware mesti disisihkan, yang suda ada aja jarang dipake apalagi kalau beli yang baru 😅. 

Tapi ya tapi... sebab suda lama aku ngecengin tableware ada beberapa yang kusuka dan ku-screenshot, kupikir ketimbang gambarnya menuh-menuhin space memory lebih baik kubagikan, siapa tahu ada diantara pembaca yang budiman dan budiwoman (haha apeuuu... 😆) yang kebetulan lagi mencari tableware dan tertarik, bisa niya langsung ke TKP.

Ohya, tableware yang kukecengin mostly berbahan dasar keramik (ceramic) atau porselen (porcelain) sebab lebih awet (kecuali pecah), cantik dan artsy haha 🤣.

Meski keduanya sama-sama dibakar, keramik berbahan dasar tanah liat + air, sedang porselen berbahan dasar pasir + air. Untuk keramik biasanya ada proses glasir yakni pewarnaan untuk menjadikannya lebih glossy macem pernis (vernish) kayu. FYI. Keramik juga bisa di-mix dengan material lain macem logam, kaca atau kayu. Saat ngecengin tableware ini aku agak menyesal juga, kenapa dulu (kuliah) nggak pernah ngambil project keramik 🤔, pernah sih KP (Kerja Profesi) di workshop keramik, tapi itu cuma ngambil data. Gak rame ah 😅.

Pertimbanganku dulu lebih memilih project tas ketimbang project keramik adalah karena kupikir aku nggak se-artsy Demi Moore di film Ghost 👻. Kupikir keramik adalah project-nya orang-orang artsy yang suka minum ocha 😄 Kubilang begini karena rerata project keramik adalah tableware dan ada seniorku yang bikin tableware set khusus untuk minum ocha. Bagus banget... saking bagusnya aku nggak faham 😅.

Pertimbangan lainnya, project keramik butuh effort yang cukup besar terutama dalam hal waktu. Ada banyak proses yang mesti dilalui untuk mengasilkan 1 buah produk keramik dari mulai sketsa, pencampuran material, pembentukan, pengeringan, pembakaran sampai finishing cmiiw. Temanku yang mengambil project keramik mesti gigit jari sebab ia perlu waktu hampir 1 bulan untuk menghasilkan 1 buah piring. Karena faktor cuaca, dummy-nya susah kering.

Plot twist-nya, project tasku nggak berjalan mulus. Yha~ gini-gini juga aku pernahlah ditipu vendor tas 🥺, setelah sok iye menyanggupi ternyata hasilnya sungguh sangat mengecewakan, sampai aku malu sendiri liatnya 😑. Pokoknya, bututnya level DAMRI Cicaheum - Leuwi Panjang era 2010an. Era pisan... 😌 Karena itulah aku mesti mengulang mata kuliah yang sama di tahun berikutnya 😭.

Yaelah lama banget intro-nya 😆. Yaudah niya, kupersembahkan list tableware uwu terkurasi yang kususun alfabetis berdasarkan nama IG-nya.

ALALARASATI @alalarasati
Ayu Larasati Ceramic atau yang lebih dikenal dengan alarasati adalah home based pottery studio yang menjual berbagai tableware dengan desain yang simple namun fungsional. Sebelum membuat pottery studio, Ayu Larasati merupakan lulusan desain industri yang berkarir di bidang desain, jadi ya kupikir wajar kalau desain tableware-nya suda terkonsep rapi. Yang kusuka dari tebleware-nya alarasati adalah warnanya yang kalem dan cantik.

💰 245K – 1100K


BREWSUNIQ @brewsuniq
Sebagai Indonesian’s first online based unique tableware store, kupikir Brewsuniq adalah salah satu online shop yang nggak boleh terlewat. Bahaya memang... tapi tableware-nya uwu, cocoklah untuk plating-nya para food photographer dan chef. Sesuai dengan tagline-nya: tableware-nya Brewsuniq memang encouraging food presentation, setting aside what’s common. Selain menjual tableware, Brewsuniq menjual berbagai printilan lainnya yang nggak kalah seru, dijamin nikin lapar mata hehe Yang kusuka dari Brewsuniq adalah opsinya yang banyaakkk...

brewsuniq.com
💰 140K – 708K


KALOKA POTTERY @kalokapottery
Di awal main IG, Kaloka Pottery adalah salah satu akun yang ku follow, saat itu memang belum banyak akun jualan yang unik. Kalau dibandingkan dengan brand lain tentu Kaloka Pottery lebih artisan, makanya tableware-nya teras lebih personal. Hampir semuanya dikerjakan secara manual, terlebih lagi pattern-nya. Selain membuat tableware, Kaloka Pottery juga membuka workshop pembuatan tableware, bisa niya diikuti kalau lagi liburan di Yogyakarta. Yang kusuka dari Kaloka Pottery adalah eksplorasi pattern-nya dan warnanya yang manits.


KANDURA STUDIO @kandurastudio
Kandura Studio terbilang cukup rajin mengikuti craft event, varian produknya juga banyak dan lucu-lucu ya... Kupikir Kandura Studio meski bermain aman dalam segi bentuk namun memiliki eksplorasi pewarnaan yang menyenangkan, maksudnya enak dilihat hehe Yang kusuka dari Kandura Studio adalah pemilihan warnanya yang memanjakan visual.

💰 225K – 700K


NARUNA CERAMIC @naruna.official
Nah, kalau ingin yang agak offside bisa niya coba dikepoin akunnya Naruna Ceramic, kupikir tableware-nya Naruna mengarahnya ke tema rustic. Cukup berkarakter terutama eksplorasi glasir kasarnya. Selain menjual tableware berbahan keramik, Naruna juga menjual tableware berbahan kayu jati. Yang kusuka dari Naruna adalah harganya yang affordable hehe.

💰 30K – 120K


NUANZA PORCELAIN @nuanza­_porcelain
Kupikir style-nya Nuanza Porcelain nggak jauh berbeda dengan Naruna Ceramic ya, rustic dan glasirannya cantik. Udalaya, kalau main ke akun Nuanza Porcelain rasa-rasanya susah move on haha Seriously. Tableware-nya cantik-cantik apalagi yang udah satu set. Uwu... Beneran ingin beli. Yang kusuka dari Nuanza Porcelain adalah visual-nya yang cantik dan harganya yang affordable haha

💰 25.000 – Rp 355.000


***

Sebagai extra, kumasukkan 1 jewelry brand berbahan keramik yang nggak kalah uwu.

KAR JEWELLERY @KARjewellery
Seingatku, Kar Jewellery mulai hype di tahun terakhir kuliahku yakni sekitar tahun 2013an, saat itu Kar Jewellery merupakan angin segar di ranah per-local jewelry-an yang sebelumnya didominasi oleh handcraft jewelry. Lucu-lucu yaini jewelry-nya, apalagi yang bentuknya bebungaan.


Ada yang mau nambahin lagi?

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hay... 
Semoga per-COVID-19-an ini segera berlalu 😊. 

Kupikir kini kau pun merasakan hal yang sama denganku, bosan, nggak jelas dan sesekali khawatir akan masa depan negara ini 😁 Nggak deng, masa depanku dan masa depan penyangga kehidupan alias kerjaan. Banyak hal yang berubah dan physical distancing hanyalah salah satu diantaranya. Well... Konsep new normal yang belakangan ini hype turut memberikan insight yang menarik bagi kita semua.

Meski bekerja remote, aku punya dua hari dalam seminggu yang diperuntukkan untuk meeting divisi dan meeting antar divisi. Untuk meeting antar divisi kita menggunakan  aplikasi Blue Jeans karena owner-nya tinggal di luar negeri, sedang untuk meeting divisi kita biasanya ketemuan atau menggunakan aplikasi Whatsapp (kalau nggak memungkinkan untuk ketemuan). Di masa COVID-19 begini suda tentcu semua meeting jadi online.

Online meeting bukan hal yang baru, namun kalau boleh memilih aku lebih suka offline meeting alias meeting tatap muka 😁. Kupikir ada banyak hal yang nggak bisa dibahas di online meeting, macem keterbatasan presentasi, kebebasan diskusi dan yang paling penting bonding time dengan tim. Please lah... aku merasa punya temen cuma seminggu sekali 😂.

Terakhir offline meeting yakni di awal bulan Maret lalu, itu pun joint dengan divisi Content dan Marketing gegara mau bahas campaign Ramadhan. Nggak nyangka minggu depannya bakal disuruh physical distancing. Di masa-masa self quarantine itulah kadang ku merasa kangen offline meeting 🤭. 


Untuk offline meeting waktu dan tempatnya bebas ya asal sesuai budget 👍🏻. Setelah mencoba beberapa tempat kita akhirnya punya satu tempat yang jadi kojo kalau nggak tahu mau meeting dimana. Biar nggak bosan kita juga penyegaran dong meeting di tempat lain, tapi tetep ya setelah penyegaran kita balik lagi ke tempat itu 🤣.

Awalnya kita tahu 150 Coffee & Garden dari Nidya waktu nyari tempat meeting yang letaknya strategis (alias di tengah-tengah tempat tinggal kita jadi biar imbang jauhnya 😆). Dari tempat tinggalku 150 Coffee & Garden ini bisa ditempuh ± 30 menit-an, tapi kalau pake macet, hujan, genangan air dan mamang ojol yang slow motion mah bisa sampai satu jam 😭.

Pertama kali ke 150 Coffee and Garden aku sempat nyasar, nggak kelihatan sih kalau dari luar... karena ternyata tempatnya berada di belakang gedung futsal. Tapi begitu masuk... Taa Daa... 🎉 ada lapangan luas tersembunyi di balik rumeuk-nya Cicadas. Nggak nyangka banget masih ada tempat beginian di daerah yang kalau macet bisa bikin kering.

Biasanya meeting dimulai dari jam 3 sore sampai waktu yang nggak bisa ditentukan, kadang setelah maghrib, kadang  setelah isya bahkan kadang lebih malam lagi. Bisa sampai tiga kali sholat aku disana 😁. 


Di 150 Coffee & Garden kita bisa memilih ingin duduk di area outdoor atau semi outdoor, ada sih indoor tapi biasanya suda ada yang nge-tag untuk nugas. Kalau ke 150 Coffee & Garden ku sarankan untuk memilih duduk di area outdoor ya, anginnya enak sepoi-sepoi~ apalagi kalau musim panas (ceilehhh... macem negara 4 musim padahal pancaroba mulu 😂) golden hour-nya bagus. 

Aku nggak merekomendasikan area semi outdoor karena letaknya ada di atas kolam jadinya suka banyak nyamuk dan kecipratan air (kalau hujan). Karena tempatnya cukup luas, 150 Coffee & Garden sering dijadikan wedding venue, makanya niya kalau kesini usahakan jangan weekend.

Kalau untuk menu kupikir std siya, tapi gegara sering meeting disini sebagian besar menunya pernah kucoba 😋. Meski nggak begitu suka kopi, favorite-ku di 150 Coffee & Garden adalah Kopi Susu 150. Biar apa? Biar pulangnya bisa langsung tidur 😉. Kalau nggak begitu suka kopi bisa dicoba niya Green Tea Latte atau Hazelnut Latte. 

Meski suda sering ke 150 Coffee & Garden aku masih sering bimbang milih antara Pisang Cokelat Keju atau Cireng Eneng 😁. Kalau suda bosan melipir ke Roti Keju Susu. Untuk makanannya aku nggak punya favorite, paling banter ya nasi goreng 🤭


Semoga per-COVID-19-an ini cepat berlalu...

Nggak nyangka bakal sekangen ini dengan meeting dan membahas hal-hal yang nggak penting.

Instagram: @150coffeegarden
Alamat: Jl. Sulaksana no 15, Cicaheum, Kiara Condong, Kota Bandung 40828
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Source: IG Joko Anwar

Bulan lalu Bang Jokan (ikrib ye... 😁) merilis podcast-nya via Twitter, tentunya nggak butuh waktu lama bagiku untuk langsung caw mendengarkan haha 🏃🏻‍♀️💨.

Yay! Akhirnya list podcast-ku bertambah 😊. Kini aku punya opsi lain selain Makna Talks, Thirty Days of Lunch, Opini Tengah Malam dan Rapot. (Well... sebenarnya ada beberapa podcast yang cukup menarik tapi yang paling sering kudengarkan ya mereka-mereka yang kusebutkan tadi, sisanya mah cuma selewat-selewat aja 😅).

Senang juga ya rasanya bisa mendengarkan cerita-cerita dari balik layar ☺ apalagi yang meng-interview adalah Jokan yang notabene berada di circle pertama perfilman. Jadi obrolannya bisa santuy macem ngobrol dengan teman nongkrong (yaiyalah haha 🤣), point-nya jelas dan yang paling penting asik aja didengarkan 😆.

Sampai saat ini Jokan suda meng-interview beberapa sutradara yang dirangkum dalam program #Retrospective, selain mengulas karya-karya yang pernah dibuat Jokan juga membedah proses kreatif yang terjadi behind the scene, ternyata ribet juga ya bikin film 🤭.

Sejauh ini #Retrospective yang menarik perhatianku barulah #Retrospective #2 Upi, yang lain nggak dipilih bukan karena filmnya nggak bagus atau apalah, lebih ke alasan personal aja sih. Yha~... aku tumbuh dengan film-filmnya Upi 🥰 (yang saat itu masih pake embel-embel Avianto 😁), masa-masa menyenangkan dimana perfilman Indonesia mulai merekah, yang artinya ada banyak stok film ujicoba dalam berbagai genre 😌.


Kalau dari obrolannya dengan Jokan, kupikir Upi adalah orang yang cukup idealis, ia tipikal orang yang akan berusaha gigih mendapatkan keinginannya. Sebelum ‘basah’ di film, Upi suda lebih dulu menggarap beberapa video klip yang agak dark. Ia berangkat dari penulis skenario dan memulai debutnya sebagai sutradara di film 30 Hari Mencari Cinta yang sukses membuatnya dilirik berbagai PH.

Gokil juga mendengarkan usahanya mendapatkan funding, kalau biasanya sutradara lain akan berusaha untuk lebih ‘menyesuaikan’ dengan keinginan investor, Upi malah sebaliknya. Nodong 🔫. Macem, please kasih gue duit untuk merealisasikan mimpi (film) gue 😝. Tapi memang disini sih gilanya Upi, ia bisa meyakinkan investor untuk memberikan funding dan meminta kebebasan penuh akan filmnya. 

Source: IG Upirocks

Beberapa film sukses besar, sedang sisanya nggak sukses sama sekali haha 🤣 Ngakak bangetlah setiap kali Upi menyebut Red Cobex, sisa-sisa kegetirannya masih terasa... segar 😁. Macem dikasih tugas yang nggak disuka tapi mesti dikerjain, jadinya dicengcengin mulu sama diri sendiri. Namanya juga hidup... masih butuh cuan kan? #eh.

Beginilah dilema pekerja kreatif 😅. 

Saat kuliah, dosenku pernah berkata bahwa: desainer, arsitek, film maker dan orang-orang yang bekerja di bidang seni egonya tinggi, semakin tinggi egonya semakin tinggi usahanya, makanya sulit bagi kita untuk bisa berkolaborasi bersama,  yang ada gontok-gontokkan duluan 😅. Nggak tahu kenapa, aku tetiba ingat dan merasakan perkataan dosenku di obrolannya Upi.

Kerja mesti dari hati ❤️. Itu memang benar karena kalau nggak sesuai suda pasti hasilnya amburadul apalagi kalau ada tekanan atau request ini itu yang membuat mood berantakan. Suda pasti... gagal. Disini Upi mengakui secara blak-blakan bahawa ada beberapa project yang kurang disukainya, yang berimbas pada buruknya kualitas film yang dihasilkannya.

So far, Upi telah menghasilkan belasan film dan beberapa diantaranya menjadi favorite Kita semua 😊.

Film Upi favorite-ku yang pertama tentcu adalah 30 Hari Mencari Cinta. Selain karena ada Sheila on 7 yang mengisi soundtrack-nya, temanya yang ciwik banget cocoklah untuk anak-anak sekolahan macemku yang hiburan mingguannya jajan majalah Gadis 😅. Sumpah saking sukanya dengan film 30 Hari Mencari Cinta aku sampai bela-belain beli DVD original-nya dong...

Source: Wikipedia

Film Upi favorite-ku yang kedua adalah... eh bentar, Rangga & Cinta, Habibie & Ainun dan Dilan & Milea minggir dulu sanahhh! Radit dan Jani mau lewat 😏 Sebagai couple favorite-ku, level bucinnya Radit dan Jani ini suda tingkat mind blowing, dimana makan pake cinta dan hidup sesuai passion adalah hal yang amazing. Astagfirullah... kesederhanaannya bikin goblok. Inginku misuh-misuh tapinya leuv 😘.

Source: Wikipedia

Film Upi favorite-ku yang ketiga adalah  Realita, Cinta dan Rock ’n Roll. Kupikir film ini adalah film yang paling Upi banget, hampir setiap scene-nya seolah-olah menunjukkan personal taste-nya Upi, yang bergejolak, meletup-letup, sedikit ceroboh, penuh gaya namun tetap edgy haha 🤣 Salah satu yang kusuka dari film ini adalah soundtrack-nya yang dinyanyikan oleh Ipang yakni Bintang Hidupku (tapi yang lain juga ear catchy kok 😊).

Source: Wikipedia

Film Upi (yang bukan favorite-ku) tapi ku rekomendasikan untuk ditonton:
1. Serigala Terakhir (update: ada series-nya 😁)
2. Sweet 20
3. My Stupid Boss

Dan Sri Asih yang lagi OTW.

Hampir di setiap filmnya Upi melibatkan Vino, tadinya kupikir gegara Vino adalah salah satu aktor yang sedang naik daun (pada masanya). Tapi setelah kupikirkan lagi hampir semua karakter yang Vino bawakan hampir mirip satu sama lain, yang cakep tapi rebel, selengean tapi so sweet, banyak bacot dan bersuara sengau. Ya. seakan-akan karakternya memang tercipta untuk Vino 😁. Nggak heran juga sih, karena ternyata Vino memang seleranya Upi. LOL.

Fix niya, podcast-nya Jokan adalah salah satu yang kutunggu-tunggu tiap minggunya. Semoga konsisten 👍🏻.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hai~

Selamat PSBB, suda pada bosan belum? Aku sih suda haha 😁 Nggak terhitung lagi berapa IG challenge dan blablabla bingo yang kuikuti atau berapa banyak episode K-Drama yang kutonton. Di awal-awal mah semangat sekarang mah wae... 😌 Apalagi aku memang remote worker, jadi bisa dibilang bosannya suda double. 

Katanya belum sah jadi #quaranteam kalau belum bikin Dalgona Coffee haha bodo amat! 🤭 Aku suda cukup puas nontonin teman-temanku membagikan ke-WFH-annya dengan bikin Dalgona Coffee. Turut senang dengan pencapaian mereka ngocok kopi + gula dengan cara yang nggak mudah 😉. 


Selain mencari rutinitas dan hobby baru untuk dijalani di masa WFH (-nya orang-orang 😁) aku juga mencari hiburan virtual yang bisa kuakses dengan mudah selain kumpulan meme-ku. Salah satunya datang dari @faisalyadin yang mendadak viral gegara video Crash Landing On You-nya. Sumvah ini rame banget, memang menghibur sekali yaini 🤣. 

Kemudian aku menemukan videonya @katie.one yang di-repost oleh @instagram, karena videonya lucu maka aku pun main-main ke IG-nya. Ternyata feeds-nya kewren... 


Katie One adalah lifestye influencer (yang nggek self proclaimed 😅) macem @nicolewarne gitu lah  yang kini tinggal di Paris. Hampir setiap hari Katie mem-posting video #quaranteam (dengan suaminya) dari balkon apartemen mereka, kupikir videonya lucu-lucu yaw...🥰 ada beberapa yang konyol 😜, ada beberapa yang manits 😍, ada beberapa kocak, 🤣 intinya sih menghibur 👌🏻. 

Aku memang baru main ke akunnya di hari ke 12, tapi nggak butuh waktu lama bagiku untuk langsung anteng mantengin feeds-nya. Cakep bener deh ini hehe 😊 Foto-fotonya macem foto-foto yang sering ku ‘pin’ di Pinterest dulu, yang vintage ke-Paris-Paris-an 😂.


Style-nya Katie memang Paris banget (terlepas saat ini ia memang tinggal di Paris) makanya wajar sih kalau ia akhirnya membuat aplikasi sendiri. Nama aplikasinya KatiOneApp, yakni aplikasi editing foto + tips + isinya kurang lebih tentang tempat yang wajib dikunjungi saat berada di Paris (dan sekitarnya).

Kupikir aplikasinya segmented ya, lebih cocok bagi orang-orang yang memang ingin mengeksplor Paris dan bikin konten macem influencer. 

Eh tapi jangan kecewa dulu karena Katie punya filter AR sendiri, yang kupikir konsepnya mayan uwwuuu... 😍 Intinya kita bikin flower crown sendiri dengan cara makan bunga yang berjatuhan macem Nyi Blorong 🧞‍♀️, warna bunga di flower crown-nya sesuai urutan bunga yang kita makan. bisa niya dicoba kalau gabut haha 👌🏻

Semoga per-COVID-19-an ini cepat berakhir yaw...
#staysafe #stayhealth #stayconnected 

Credit: @katie.one
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Udah lama ya nggak nulis review film haha Padahal baru 3 bulan, eh 4 bulan deng... Terakhir kali aku ke bioskop yakni bulan Januari nonton film Invisible Man, bukan pengalaman nonton yang so good so nice makanya malay nulis review-nya 😏 Sebelumnya aku nonton 3 film di biskop 2 minggu berturut-turut tapi nggak ada satu pun yang ku tulis review-nya. Nggak mood.

Dalam rangka mensukseskan WFH putaran pertama di akhir bulan Febuari, aku turut serta meng-install aplikasi Go Play. Tadinya free access tersebut akan kugunakan untuk menonton serial Ghibah Girl alias Gossip Girl Indonesia yang sempat bikin heboh gegara akulturasi penamaan karakternya yang kurang smooth.

Setelah menonton pilot episode-nya kupikir Gossip Girl Indonesia ini bukanlah seleraku lagi 🙃, maap maap aja niya tapi aku masih stuck di Gossip Girl versi original. Chuck Bass dan Blair Waldorf udah nempel banget di Ed Westwick dan Leighton Meester, Gossip Girl voice-nya kurang ear catchy (bagiku) dan astaga... Jajang C. Noer jadi Dorotha masa 😱.

Mau dibawa kemana per-love-hate-toxic-relationship-an penuh tusuk-tusukkan ini? 😝

Maka aku mencari opsi serial lain demi memberdayakan free access dari Go Play hehe Setelah membaca review-nya aku menemukan 2 opsi serial Indonesia yang tampak cukup meyakinkan yakni Saiyo Sakato dan Tunnel. Then, aku memilih Saiyo Sakato ketimbang Tunnel sebab jajaran cast-nya lebih menjanjikan. Sebelumnya aku pernah melihat campaign-nya Saiyo Sakato di social media tapi masih kalah gencar sama miminnya Netflix Indonesia 😁.

Saiyo Sakato bercerita tentang perseteruan 2 rumah makan masakan Padang dalam memperebutkan (nama) Saiya Sakato. Kupikir tagline-nya cociks ya, awas batambuah ciek-nya benar-benar menyentil kelakuan Da Zul (Lukman Sardi) pemilik Saiyo Sakato 🤭.

Diceritakan, setelah kematian Da Zul, Mardiah aka Uni Mar (Cut Mini) berencana akan menghabiskan masa tuanya di kampung halamannya dengan tenang, ia bahkan suda mempercayakan Saiyo Sakato kepada kedua anaknya yakni Annisa (Fergie Brittany) dan Zaenal (Chicco Kurniawan) serta Da Eri (Candra Satria). Sayang, rencana pensiunnya Mar mesti berubah saat Nita (Nirina Zubir) dan Budi (Gamaliel Eleazer) datang bersilaturahmi ke Saiyo Sakato 😊.

Kedatangan Nita yang nggak-disangka-sangka ke Saiyo Sakato membuat Mar meradang dan mengusirnya saat itu juga, inilah awal mulanya perseteruan Saiyo Sakato. Nita yang tersinggung kemudian nekat membuka rumah makan masakan Padang baru bernama Saiyo Sakato di depan Saiyo Sakato original. Jadi ada 2 Saiyo Sakato yang saling berhadap-hadapan. Head to head.

Mar dan Nita tentunya terlibat adu bacot memperebutkan nama Saiyo Sakato. Mar yang merasa sebagai istri Da Zul nggak rela nama Saiyo Sakato dipergunakan tanpa sepengetahuannya, sedangkan Nita merasa ia memiliki hak atas Saiyo Sakato sebab ia juga adalah istrinya Da Zul. Well... Kupikir Saiyo Sakato hanyalah perumpamaan, sebab yang sebenarnya mereka berdua perebutkan adalah cintanya Da Zul 😉.

Beginilah repotnya kalau poligami diam-diam, mau nanya Da Zul, doi udah metong duluan 😅.

Pak RT (Unang) yang suda pusing dengan drama istri pertama dan istri kedua akhirnya menjadikannya kompetisi, bahwa barang siapa yang memiliki omzet paling tinggi dalam waktu 1 bulan ini maka ia yang berhak menggunakan nama Saiyo Sakato. Tenang... Pak RT nggak sendiri, ia dibantu anak kosan yang magang jadi pembantu juri yakni Diva (Diva Apresya) 👍🏻.

Belum lengkap rasanya kalau kompetisi nggak ada intrik yekan haha Baik Mar dan Nita udah saling tikung aja nih, dari yang kecil macem gosip pasar sampai yang besar macem sabotase acara TV ‘icip’ makanan Lidah Tak Bisa Menduo. Epic banget laini theme song acaranya, apalagi saat dibawakan oleh Tek Cie (Upiak Isil), berasa nonton iklan 😂.

Oh ya, Da Zul memiliki 2 saudara lainnya yakni Da Eri yang sehari-harinya membantu di Saiyo Sakato dan Tek Cie yang (akhirnya) membantu Nita di Saiyo Sakato (juga). Tek Cie jugalah yang menjadi penyambung lidah antara Nita dan ibunya (Ida Leman). Byasalah... dalam sebuah keluarga selalu ada aja kan ya yang kelakuannya macem Tek Cie, sebrang menyebrang kubu dan merapats begitu ada kesempatan 😏.

Sedangkan di Saiyo Sakato-nya sendiri terjadi gesekan antara Annisa dan Zaenal, sebagai anak pertama Annisa merasa suda siap mengambil alih Saiyo Sakato namun Mar ingin Zaenal-lah yang mengambil alih Saiyo Sakato. Namun ketimbang mengambil alih Saiyo Sakato Zaenal malah membuka stand minuman bobba, tipikal anak muda masa kini 😁.

Menurutku nggak ada salahnya kalau Annisa yang mengambil alih Saiyo Sakato, kupikir masalahnya Annisa ini adalah masaknya kurang pake hati, kurang passionate-lah. Ia terlalu fokus pada hal-hal yang bersifat teknis ketimbang me’rasa’, jadi ujung-ujungnya selalu aja ada yang kurang 😅.

Perkembangan karakter di Saiyo Sakato ini yang cukup baik ya, terutama bagi karakter Mar dan Nita. Mar yang asalnya meratap bucin ditinggal Da Zul berubah menjadi judes ngeselin meski sebenarnya punya empati. Sedangkan Nita yang asalnya datang dengan damai (dan salahnya menyinggung warisan 😌) berubah menjadi nekat nggak mau kalah meski sebenarnya sering baper digunjingi tetangga.

Begitu pun dengan Annisa yang agak defensif setiap kali bersinggungan dengan Saiyo Sakato, perlahan mulai melunak setelah mengenal Emir (Joudy Pranata). Hubungan mereka runyamnya suda macem Romeo dan Juliet 💏, Annisa adalah anak dari Mar sedangkan Emir adalah adik dari Nita. Well... skrip season 2 udah ada niya haha 🤭.

Zaenal yang dalam masa pencarian jati diri masih angin-anginan menentukan masa depannya dan kabur-kaburan saat dimarahi Mar perlahan mulai bersikap dewasa. Zaenal-lah yang pertama mengetahui hubungan Annisa dan Emir, sebagai anak lelaki tentu ia merasa bertanggungjawab akan keluarganya. 

Ironisnya, disaat Mar dan Nita berusaha saling membuktikan siapa yang paling layak menggunakan nama Saiyo Sakato, keluarga besar mereka perlahan saling menerima. Ya. Saiyo Sakato adalah perangnya Mar dan Nita 😌. Selain mereka berdua ada juga Susi (Dea Panendra) dan Tupar (Indra Jegel) yang ribut mulu gegara rebutan lahan parkir 😝.

Isu yang diangkat memang dekat di keseharian 3P (patriarki, poligami dan pelakor) Indonesia banget kan hehe Salah satu yang kusuka dari serial Sakato ini adalah meski beberapa aktor dan aktrisnya nggak terlalu dikenal kupikir acting mereka cukup natural alias nggak terlalu mengada-ada. Selain itu kusuka bagaimana serial Saiyo Sakato ini dieksekusi, editing-nya rapi dan secara visual enak dilihat 👌🏻.

Bahasa yang digunakan campuran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Padang, bagi orang non-Padang sepertiku tersedia subtittle Bahasa Indonesia. membantu sekali yaini apalagai kalau Mar suda marah-marah menceracau macem uni-uni Padang 🤭.


Nggak mungkin nggak kepikiran masakan Padang saat nonton Saiyo Sakato ini 🤤 Sumvah niya aku nontoninnya aja sambil mupeng, ingin ikutan makan haha Dari serial Saiyo Sakato aku jadi tahu official name masakan Padang yang saban hari ku tahu bentuknya tapi cuma tahu nama dagangnya aja. Rendang, Gulai Kepala Kakap, Asam Padeh dan Itiak Lado Mudo hanyalah sebagian dari khazanah per-masakan Padang yang astagfirullah... menggoda iman 🙃.

Aku belum pernah menonton film Tabula Rasa jadi belum bisa membandingkan, tapi kupikir apapun yang berhubungan dengan masakan Padang moal pasti salah haha 🤣Kupikir serial Saiyo Sakato ini adalah pembuka yang menyenangkan dari Go Play dan kalau ternyata nanti serial Saiyo Sakato ada season 2-nya aku sih yes haha 👌🏻.

Credit: IG Go Play Indonesia
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates