Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Seorang remaja lelaki terkejut mendapati dirinya berada dalam lift barang, di tengah kebingungannya ia ditolong oleh sekelompok remaja lelaki yang telah sampai lebih dulu. Alby sang pemimpin menjelaskan bahwa apa yaing ia alami sangatlah normal, semua remaja lelaki tersebut datang tanpa ingat siapa diri mereka dan kehidupan yang mereka jalani sebelumnya, mungkin butuh waktu beberapa hari sampai ia bisa mengingat namanya sendiri.

Alby menjelaskan tentang pembagian kelompok berdasarkan minat dan bakat, ada kelompok bercocok tanam, kelompok P3K, kelompok tentara dan kelompok pelari. Diantara semua kelompok itu yang paling keren adalah kelompok runner (pelari), why? Karena mereka harus mempertaruhkan nyawa dengan masuk ke dalam maze (labirin) untuk mencari jalan keluar dari Glades (tempat yang kini mereka tinggali).

Sekeras apapun berusaha yang terlintas dalam benaknya adalah seorang gadis dan orang-orang yang ditenggelamkan di dalam air dengan kata-kata ‘wicked is good’, kemudian ia berangsur-angsur ingat tentang Thomas, tentang dirinya.

Keesokan harinya Thomas diserang oleh temannya di hutan, beruntung temannya yang lain berhasil menyelamatkannya. Ternyata teman yang menyerangya itu sudah disengat oleh Grievers, makhluk yang tinggal di dalam maze, efek yang ditimbulkannya adalah tidak bisa berfikir dengan jernih sehingga beresiko membahayakan keselamatan penghuni Glades, dan satu-satunya hukuman yang harus diterimanya adalah dibuang ke dalam maze. Sadis banget kan? Iya!

FYI, Glades berada di tengah-tengah maze yang rumit, dikelilingi oleh tembok-tembok tinggi nan kokoh susunan maze selalu berubah-ubah setiap harinya. Terdapat pintu-pintu di setiap penjuru yang akan terbuka pada saat matahari terbit dan menutup kembali pada saat matahari terbenam.

Keesokan harinya (lagi) mereka semua sangat khawatir karena para runner belum juga pulang pada sore harinya (a.k.a maghrib). Ketika pintu mulai tertutup terlihat Minho sedang berusaha keras membopong Alby yang terluka, sayangnya mereka semua bermental losers (yes, they did) tidak ada seorang pun yang mau menolong Minho atau Alby karena takut terjebak bersama Grievers di dalam maze semalaman. Dan ... Thomas pun masuk ke dalam maze di detik-detik terakhir sebelum pintu tertutup.

Minho yang hopeless pun menyalahkan Thomas yang menggali kuburannya sendiri, namun akhirnya mereka bersama-sama menolong Alby dan kabur menghindari kejaran Grievers. Pada saat itu mereka berhasil membunuh (menggencet) salah satu Grievers.

Meskipun pulang dengan selamat Thomas harus menerima hukuman dari Gally karena memasuki maze tanpa status runner. Newt dan Minho pun membela Thomas dengan cara menjadikan Thomas sebagai runner baru.

Tiba-tiba mereka semua dikejutkan dengan kedatangan seorang gadis yang bernasib sama dengan mereka, ia menggenggam kertas bertuliskan ‘she is the last – dia yang terakhir’.

Ketika tersadar gadis tersebut mulai mengamuk, Thomas yang (pernah) melihat gadis tersebut dalam benaknya memberanikan diri untuk membujuk dan menenangkannya. Ternyata gadis itu (sebut saja Teresa) membawa penawar untuk Alby. Alby yang sadar pun kemudian mengungkapkan bahwa the creator (orang yang membuat mereka terjebak di maze) tidak akan pernah membiarkan mereka lolos dari maze.

Dan ... mereka semua kembali dikejutkan dengan pintu maze yang tidak menutup. Kepanikan segera melanda Glades, apalagi ketika Grievers mulai menyerang Glades secara membabi buta, banyak sekali korban berjatuhan (termasuk Alby).

Melihat hal tersebut, Thomas pun berinisiatif untuk membawa teman-teman yang tersisa masuk ke dalam maze untuk mencari jalan keluar. Tentu saja hanya sebagian yang ikut karena sebagian lagi berpihak pada Gally yang sangat pesimis bisa keluar dari maze.

Bukan hal mudah membawa serombongan orang ke dalam maze apalagi bagi yang bukan runner, tentu saja ada teman yang menjadi korban Grievers, sisanya? Selamat. Mereka yang selamat pun harus menerima kenyataan pahit bahwa mereka semua adalah ekperimen dari penelitian kinerja gelombang otak, hal itu dilakukan demi menemukan penawar virus flare yang menyerang otak manusia pasca perang dunia ke sekian.

Well, congratulation runners ...


Awalnya saya pikir The Maze Runner adalah film yang cukup membosankan karena tokohnya homogen (a.k.a lelaki semua) hahaha dan FYI saya lebih suka dengan Minho yang gesit dan cakap ketimbang Thomas yang ‘cerdas’.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
For me, if you (or anyone) shared your personal life into social media it means you want me to know what you want me to know, and I don't need to feel guilty for stalking you right? Also you can't call me as a stalker, however, it's YOU whom shared yours by yourself.

I'd like to stalking people by their social media such as Instagram or blog because I could know somebody personality by seen and reed theirs.

Beside that I don't want to miss a things, I need to update my brain database. How could I meet my friend in a public without none knowing, such as asking about her (last) boyfriend while I don't know she is had a new one, or asking about her (last) job while I don't know that she is unemployed, for me that things is matter...

In a book I reed (and I forgot what the tittle is) there is a (interesting) theory of a relationships connections. He (also, I forgot this one) says "People was connected", you know what? I believed him. His research of a little town relationships connections brought him into the ultimate things, everybody knew each other.

For example (it's just an example, not the fact) : My ex boyfriend had a close friend, that close friend is siblings with a man which is her girlfriend got bullied by me. That close friend had a friend which is had a sibling whom getting married with my rival. Then, my rival is had a sibling whom dating my ex boyfriend close friend.

So, it's called by the power of stalking.
That's why I'm in love with.
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments

How To Train Your Dragon adalah sebuah film animasi yang diangkat dari buku bacaaan fiksi anak-anak karya Lucida Cornwell, dilengkapi dengan illustrasi gambar dan tulisan tangan childish membuat buku ini sangat menarik untuk dibaca.

Menceritakan tentang Hiccup IV seorang anak kepala suku Vikings yang dianggap pengecut oleh kawan-kawannya karena perawakannya yang kerempeng, tidak menyukai kekerasan, menyukai naga  dan (yang paling penting) sangat tidak menampakkan ciri-ciri dari seorang Viking.

Versi bukunya sendiri lebih fokus untuk pada kegiatan Hiccup selama mengikuti kelas menjadi Viking, sedangkan filmnya lebih mengedepankan asal mula Hiccup bertemu dengan naganya Toothless. Meskipun melenceng dari cerita aslinya How To Train Your Dragon adalah film yang sukses membuat penontonnya lupa akan cerita aslinya. Wajar saja, dengan karakter naga-naganya yang colorful dan sengaja dibuat mirip dengan ownernya, siapa yang tidak akan jatuh cinta ketika menontonnya?

Hiccup IV adalah seorang anak kepala suku di kepulauan Berk, berbeda dengan ayahnya yang sangat Viking – berperawakan besar, menyukai segalam macam kegiatan yang mengekspose kekuatan dan gemar berperang. Hiccup lebih suka menghabiskan waktunya di workshop membuat perkakas. Suatu hari ketika segerombolan naga menyerang desanya, ia secara tak sengaja membuat kekacauan yang menyebabkan ayahnya berang.

Ayahnya kemudian menyertakan Hiccup ke kelas Membunuh Naga, suatu skill yang harus dimiliki oleh Viking. Selain Hiccup ada Astrid, Truf dan Snuff yang bergabung di kelas itu. Pada awalnya, Hiccup dijauhi oleh teman-temannya karena dianggap merepotkan, namun seiring berjalannya waktu Hiccup akhirnya bisa mengatasi naga tanpa harus membunuhnya.

Karena penasaran, Hiccup memberanikan diri pergi sendirian ke dalam hutan untuk mencari naga yang pernah dibidiknya. Ternyata naga yang tersebut memang ada, ia tidak bisa terbang kerena sayap di ujung ekornya terluka. Hiccup tadinya berencana ingin mengambil hati ayahnya dengan memberitahukan keberadaan naga itu, tapi melihat kondisi naga yang terluka dan karakternya yang cinta damai, ia mengurungkan niatnya dan malah mendesain sayap baru untuk naga tersebut.

Perlahan-lahan, Hiccup mencoba untuk berteman dengan naga tersebut, memberinya makan dan melatihnya terbang. Hiccup bahkan menamainya Toothless karena tidak memiliki gigi. Sebelumnya Hiccup hanya tahu bahwa naga dengan jenis tersebut dijuluki The Night Fury dan tidak ada keterangan lebih lanjut selain bersembunyi dan berdoa agar The Night Fury tidak menemukanmu.

Berkat pengamatannya (mengamati Toothless / naga) akhirnya Hiccup bisa lolos dengan mudah dari kelas Membunuh Naga, hal itu memicu Astrid untuk mencari tahu tentang rahasia Hiccup. Suatu hari  Astrid membuntuti Hiccup ke dalam hutan dan terkejut mendapati Hiccup berteman dengan Toothless.

Di ujian terakhir kelas Membunuh Naga mereka diharuskan untuk membunuh Naga Api, karena suatu kesalahan naga tersebut marah dan nyaris membunuh Hiccup. Pada saat itulah muncul Toothless yang ingin menyelamatkan Hiccup, tentu saja keadaan menjadi kacau balau dalam seketika. Toothless ditangkap dan dijadikan umpan oleh ayahnya untuk memancing naga-naga keluar dari Pulau Tengkorak, sedangkan Hiccup (yeah ... you must know what’s going on him) ditinggalkan begitu saja.

Tak kehabisan akal, Hiccup pun mengajak teman-temannya untuk pergi ke Pulau Tengkorak menggunakan naga-naga peserta ujian.

Dan ... sampailah Viking ke Pulau Tengkorak, disana mereka bersiap-siap untuk menghabisi naga. Tak disangka, selain naga-naga reguler yang kerap menyerang desa mereka terdapat seekor naga besar yang menjadi pemimpin naga-naga tersebut. Alih-alih berhasil menangkap atau membunuh naga, yang ada mereka semua kocar kacir diserang naga besar tersebut, satu persatu perahu Viking hancur terkena semburan api. There’s no way out.

Hiccup dan kawan-kawan kemudian datang menyerang  naga besar tersebut. Setelah melalui perkelahian yang cukup sulit akhirnya naga tersebut bisa dikalahkan.

But, somebody’s need to pay it.

Hiccup memang kehilangan kaki kirinya pada pertempuran di Pulau Tengkorak itu, tapi akhirnya ia berasil meyakinkan ayahnya (bahkan penduduk desa Berk) bahwa naga tidak perlu dibunuh. Finally,  Viking dan naga-naga menjalani hidup berdampingan di Pulau Berk.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
I wore hijab since I’m in Junior High School, at that time I’m wearing hijab because I entered into an Islamic Boarding School in Garut, so... it’s because of any kind of my school rules. The first time, it was very hard for me to wear a hijab because I didn’t know to style it by myself, fortunately, my cousins helped me so well. She taught me how to wear hijab almost every day in my early year in Darul Arqam.

Sometimes I really want to quit wearing hijab. No... it isn’t because I don't like my school, or I hate my religion rule. It’s because I couldn’t find a good-looking outfit and the benefits of wearing loose clothes.  I always force and cry while buying clothes. Why? Because the clothes style is out of date and so mature (for my age). In my mind, hijab and lose clothes are identical to old people who want to know their faith well before death, not as the young generation style (pardon me).

However, I tried to make myself comfortable with the new styling evolution hehe Here is my kind of Darul Arqam daily style that can be found on IRM Archieves (if anyone is interested about it).

UNIFORM
This is what my uniform looks like, a white baju kurung with a black skirt. I had Darul Arqam and IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah) emblems and name tag (if there is any) attached, but sometimes I ripped out the emblems for attached into the new uniform, in the urgent condition a.k.a examination week I just attached the emblems by double tape.
My uniform rules are:
  • -          Baju kurung must be ± 10 cm above the knees
  • -          Black skirt must be under the ankles
  • -          Transparent fabris is not allowed
BTW, I dont like my uniform (not hating) because I feels like Columbia employee (a credits company) when walk in Pengkolan Garut. For me that uniforms is too simply and complicated, simply because not stylish as usual High School uniforms and complicated because I must went to the tailor every new semesters.

The principals ever told us the newest rules (her rules maybe) that the shoes must be in dark color. Ohh yeahhh ...
You know what I did? I bought white shoes. And blue shoes. And green shoes. And maroon shoes. My uniforms isn’t stylish, so I need other stuff (shoes) for balancing my style.  
In my early life in Darul Arqam, I wore gamis frequently. At that time I dont know what I should wearing (remember, I’m green). But after times, I’m only wearing gamis on formal event such as IRM event and community event. Gamis identically with rookie.
I’d prefer wearing pajamas in the night, because I had the same pattern and fabric clothes for tops and bottoms, I don’t really like wearing different clothes for tops and bottom such as wearing shirt and cargo pants for sleeping. Pajamas is comfortable.

There is a day when I wearing pajamas all days, from woke up in early days until go to bed, and it’s not only me, almost all the girl did those same things. I’ll grab jacket or sweater for go to the dining room or bathroom.
For daily wear i’m wearing long skirt or tunic as tops and cotton pants. Sometimes I’m wearing those for hang out in Holy Friday (before the principal adding the newest rule, again!). I’d like to wearing tight pants than loose pants because tight pants gave a balance look than loose pants which is make me looks like a young teachers.

Over all dress ever booming in Darul Arqam, mostly denim over all, I usually match it with (loose) shirt because  if I match it with tight shirt my side boobs would be exposed hehehe BTW, dont forget to wearing short pants or legging inside, sometimes (no, everytime) the underwear lines appear.
Since my principal announced the newest rule about clothes, my style is evolutioned. If the last time I only gave a concern to my tops, now I had to concern about bottoms too.

FYI, the newest rule is pants not allowed. I’m not kidding. They (School Commite) thought that pants is a bad clothes which is not allowed by our religion, in some ways they are right but in other ways they are not open mind. Why I’m saying that? Because pants is more comfortable than skirts.

OK, let me tell you ... most of student is came from the other city or province and they used public transportation for coming back home. In that condition which is more comfortable? Pants or skirt? And how if there is any (urgent) situation such as chasing the bus, which is more comfortable? Pants or skirts? For me, as long as my clothes neat and polite the rule isn’t broke.

Then, I’m hunted skirt like a crazy, I’m so picky. So there are so many detail that is being my concerns, is it good looking enough? Is it comfortable enough? Is it detail oriented? Is it match with my other clothes? Is it ... is it ... is it ... is it ... that’s why my mother gave up for shopping with me, fortunatelly my father pay attention to me (maybe because we’re separated), he is the one whom really would do the hardest job ever, shopping with me.

I’m usually wearing A-line skirts with a body fit shirts and wearing a pencil skirts with long shirts or t-shirts with cardigan. If tunic matching with tight pants, skirts is matching with shirts. So about the patterns, patterns skirts is matching with plaid shirts and plaid shirts is matching with patterns shirts, the hijab color and patterns is depends on the skirts.

I’d prefer shopping with my father than my mother, no, my father is a real man, he just pay more attention to me. He know what I really want and always waiting patiently while I’m picking, if I didn’t like the stuff he cheers me up by took me to another store, he knew me so well. My mother isn’t like him, she didnt like my fashion requirement because too difficult or hardly to find, she prefers bought clothes same as her friends dughter  and thought I would like her friend taste, I wouldn’t wearing it if  none of my style.

My favorite items is shoes, I’m so crazy about shoes during my High School life in Darul Arqam. I had a lot of shoes for many kind of occasions, for school, for bathroom, for dormitory, for hangout, for hangout in summer, for hangout in fall, for hangout with friends and for dating with boyfriends. See ... my shoes is my social calendar (and I took 2 locker in dormitory just for kept it).

In Holy Friday we (me and my friends) is busy to trading clothes for hangout or dating, we’d like to matching our outfits from head to toe, if there is any matching items we would borrow to other friends whom had the matched items, this habits called ‘ngojek’.

I don’t know from when ‘ngojek’ term is used in Darul Arqam, when I was in 1st grade Junior High School ‘ngojek’ was used by my senior and so I (we) did.  ‘ngojek’ is familiar things in our daily life, there is one Holy Friday when I have nothing in my cupboards, they ‘ngojek’ almost of mine and left  uniforms and clothes i wore only. Such a weird day!

Nowadays, i dont need to cried or embarassed while wearing hijab, there are so many clothes and outfit waiting me grab them hehe never worrying again which clothes I should buy because they would came to me by itself (thank you IG). A girls in this era should be grateful for fashion invasion, they don’t need to occupied about styling theirself  as those in it. So, suit up!!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Kartu BPJS adalah salah satu program pemerintah dalam bidang kesehatan, tujuannya untuk memberikan fasilitas pengobatan gratis pada semua pemegang kartu BPJS. Demi mensukseskan program kartu BPJS pemerintah pun mewajibkan agar seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) memilikinya, sama wajibnya dengan memiliki KTP.

Animo masyarakat yang tinggi membuat kantor-kantor BPJS (darurat) kewalahan menerima pendaftar, begitu pula dengan Rumah Sakit – Rumah Sakit yang bekerjasama dengan BPJS, bisa dipastikan jumlah pasiennya ikut membludak. Hal itulah yang  membuat Rumah Sakit seringkali membatasi pelayanannya.

Meski terdapat pro dan kontra mengenai kartu BPJS, tak sedikit pula yang telah merasakan manfaatnya.

Bagi yang baru pertama kali mungkin akan merasa sedikit kebingungan mengenai tata cara menggunakannya, karena hanya tahu tata cara penggunaannya dari mulut ke mulut saja. Tak sedikit pula yang pulang dengan kecewa lantaran lupa atau tidak tahu persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk bisa menikmati fasilitas kartu BPJS di Rumah Sakit.

Dan berikut ini adalah tata cara untuk menggunakan fasilitas kartu BPJS di Rumah Sakit
Cara membuat kartu BPJS di kantor BPJS.

  1. Datanglah ke kantor BPJS dengan membawa fotocopy KK (Kartu Keluarga) dan KTP (Kartu Tanda Penduduk)  pendaftar, persiapkan juga nomor rekening yang akan digunakan untuk membayar BPJS.
  2. Ambillah formulir pendaftaran kartu BPJS yang sudah tersedia di meja petugas administrasi.
  3. Isilah formulir pendaftaran kartu BPJS.
  4. Serahkan formulir pendaftaran kartu BPJS beserta fotocopy KK (Kartu Keluarga) dan KTP (Kartu Tanda Penduduk) ke petugas administrasi.
  5. Tunggu di tempat yang sudah disediakan sampai petugas administrasi BPJS memanggil nama pendaftar.
  6. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh petugas administrasi BPJS. Jika ada yang tidak dimengerti bertanyalah.
  7. Ambillah kartu BPJS di kantor BPJS sesuai waktu yang sudah ditentukan oleh petugas.
Cara meminta surat rujukan dari Puskesmas
  1. Datanglah ke Puskesmas dengan membawa kartu BPJS.
  2. Mengantrilah dengan sabar.
  3. Serahkan kartu BPJS dan utarakan keluhan yang diderita pasien serta  alasan  mengapa harus meminta surat rujukan dari Puskesmas.
  4. Tunggu di tempat yang sudah disediakan sampai petugas administrasi Puskesmas memanggil nama pasien.
  5. Ambillah kartu BPJS dan surat rujukan dari Puskesmas.

Cara mendaftar fasilitas kartu BPJS di loket Rumah Sakit
  1. Datanglah ke Rumah Sakit dengan ditemani pendamping.
  2. Bawalah kartu BPJS dan surat rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit.
  3. Mengantrilah, perhatikan dan pastikan mengantri loket yang benar.
  4. Berikan kartu BPJS dan surat rujukan dari Puskesmas ke petugas loket.
  5. Tunggu di tempat yang sudah disediakan sampai petugas loket memanggil nama pasien.
  6.  Ambillah kartu BPJS dan surat rujukan dari Puskesmas di loket.

Cara mendaftar fasilitas kartu BPJS di Poliklinik
  1. Datanglah ke Poliklinik yang dituju. Bertanyalah jika ragu.
  2. Serahkan kartu BPJS dan surat rujukan Puskesmas ke petugas administrasi di (depan) Poliklinik.
  3. Tunggulah di tempat yang sudah disediakan sampai petugas administrasi memanggil nama pasien.
  4. Masuklah ke dalam ruangan Poliklinik segera setelah dipanggil
  5. Silahkan berkonsultasi kepada dokter atau perawat yang bertugas.
  6. Ambillah kartu BPJS dan surat rujukan dari Puskesmas di petugas administrasi Poliklinik.
  7. Jika petugas administrasi Poliklinik menyodorkan kertas / surat keterangan medis harap ditandatangani oleh pendamping pasien.


  • Surat rujukan dari Puskesmas bisa digunakan berulang kali, asalkan tidak rusak atau hilang. Jika surat rujukan dari Puskesmas rusak atau hilang sebaiknya meminta lagi ke Puskesmas.
  • Sebaiknya pendamping pasien masih merupakan sanak saudara
  • Usahakan untuk membawa perlengkapan pribadi pasien seperti kursi roda, tongkat dll. karena fasilitas yang disediakan Rumah Sakit terbatas.
  • Pastikan untuk membawa kebutuhan pribadi pasien seperti minuman dan makanan ringan karena akan mengantri cukup lama.

Ada beberapa hal yang cukup menggangu (saya) ketika mendatangi kantor BPJS Subang untuk mendaftar pembuatan kartu BPJS, yaitu:
  1. Ketidakhadiran petugas administrasi yang seharusnya bertugas untuk memberikan penjelasan mengenai BPJS dan tata cara mendaftar. Sebagai gantinya ada satpam yang nyambi memberikan penjelasan seadanya.
  2. Tidak adanya nomor urut antrian membuat pendaftar kebingungan dan saling mendahului.
  3. Seringkali pendaftar mendatangi meja petugas BPJS untuk menyela pembicaraan atau sekedar bertanya mengenai BPJS, hal tersebut sangat mengganggu karena dilakukan di tengah-tengah ‘jatah’ berdiskusi pendaftar lainnya.
  4. Tidak adanya loket khusus (beserta petugas) yang khusus melayani pengambilan kartu BPJS.
  5. Minimnya kesadaran pendaftar untuk bertata krama, bisa dilihat dari perilaku salah seorang pendaftar (mungkin) yang (menumpang) tidur berselonjor  di atas kursi tunggu. Parahnya lagi, tidak ada petugas / satpam yang mengawasi.

Jika ditelaah lebih lanjut, program kartu BPJS adalah pemborosan belaka. Bisa dibayangkan ya berapa banyak biaya yang harus dikucurkan untuk membuat kantor-kantor (darurat) BPJS, pembuatan kartu BPJS yang seadanya sampai dengan tetek bengek lainnya. Padahal jika memang ingin mewajibkannya pemerintah cukup menggunakan KTP saja, karena sudah pasti seluruh WNI punya. But anyway, this is it! 6(^.^)9
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Since I had nothing to do (in other ways it was called unemployed), I had a much longer vacation and free time than regular people had (they spent their days working and envying me, should I LOL?). A couple months ago my mother came back from Lombok and bought pearls for me, most of them are jewelry such as bracelets, earrings, necklaces, rings, and watches. Also, the raw pearls !!! Aaaaa... the last is my request...

Actually, my mother and I had a huge project of jewelry making, we spent our time and money learning how to design and make DIY jewelry. We spend our free time making a “peniti jurai” (it was the hottest item until last year) we sell it to our friends or give it to them for free depending on our mood hehe. My mother liking made peniti jurai and I liking made bracelets and necklaces, sometimes we spend our weekends by made those and ignoring our house hehe...

When we were in making mode, our living room change became a huge mess... believe me, you wouldn't want to visit my home in that condition hehe Especially when we handled wedding souvenirs for my mother's friends, it never felt so messy... There is a time when we are crazy making jewelry and the time when we hate jewelry, LOL. We couldn't predict when we start or finish it. 

Like the other girls, I have fallen in love with jewelry since I was a child, I adore my mother's jewelry box and the content, especially the content. At that time making DIY jewelry wasn't as easy as today because there is an obstacle about the materials and how to make it, there are only a few DIY books and knowledge about it. 

If I am interested in one kind of jewelry I will break and remake it, of course, I couldn't make is the same as before and broke it. Even though my mother is often angry about my behavior I feel so anxious and satisfied at the same time.

I started to be interested (again) during my college time, I even took a class in jewelry making at UPI. My basic design is very helpful because I have know the materials better than others (n.n) and had a taste of it, OK, I might still be an amateur but I tried my best. Nowadays, I make bracelets and necklaces just for pleasure, mostly for special occasions such as wedding days (my friend's wedding, definitely) or just for hanging out with my friends. Also, I made it for my cousins and nieces when they came to my house as a welcoming gift hehe

FYI, if you want to start your DIY jewelry or want to know more about it, just click beadsbuttonmagazine.com
 
BTW, here is my DIY jewelry... feel free to ask how to make it 6(^_^)9

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Monsters University adalah prekuel dari film animasi Monster, Inc. yang dirilis oleh rumah produksi Disney dan Pixar pada tahun 2001 lalu. Dengan strategi pasar yang cerdas film Monsters University seakan-akan mengobati kerinduan penggemarnya, karena pada saat itu (2001) rata-rata penonton film Monster, Inc. adalah anak-anak usia bangku sekolah dasar, saat ini anak-anak tersebut  sudah menginjak bangku kuliahan, sama seperti setting film Monsters University.

Cerita dimulai ketika Mike Wazowsky kecil mengikuti field trip dengan sekolahnya ke perusahaan Monster, Inc. disana ia dan teman-temannya menyaksikan bagaimana para scarer (penakut / orang yang menakut-nakuti) beraksi dengan cara menakuti anak-anak demi menghasilkan energi. Mike yang penasaran kemudian mengikuti salah satu scarer ke dalam kamar seorang anak kecil, tentu saja hal tersebut menimbulkan kepanikan bagi semua orang, namun tidak bagi Mike, pengalamannya mengikuti scarer  sangat membekas di ingatannya, sehingga ia memutuskan untuk menjadi scarer.

Bertahun-tahun kemudian Mike akhirnya berhasil kuliah di Monsters University, seperti mahasiswa baru pada umumnya Mike sangat siap untuk memulai kehidupan barunya sebagai mahasiswa. Teman sekamar Mike di asrama adalah Randall, mereka bersama-sama belajar dan berusaha untuk menjadi yang terbaik. Meskipun unggul dalam hampir semua mata kuliah Mike tidak serta merta memiliki popularitas dan status sosial, ia kerap dianggap tidak meyakinkan karena rupanya yang tidak menyeramkan layaknya scarer wanna be.

Lain halnya dengan Jimmy P. Sullivan yang memang sudah memilki darah scarer, popularitas dan status sosialnya memang sangat berbanding terbalik dengan Mike, namun hal tersebut tidak sebanding dengan nilai-nilai kuliahnya. Sulley pun akhirnya didepak dari kelompoknya (ROR) dan digantikan oleh Randall.

Dalam suatu ujian menakut-nakuti, Mike dan Sulley terlibat perkelahian dan tanpa sengaja memecahkan tabung jeritan. Dekan Hardscrabble yang kecewa melihat ulah keduanya memutuskan untuk memindahkan mereka dari jurusan scarer ke jurusan Pembuat Kaleng Teriakan. Sejak saat itu hubungan keduanya mulai memburuk.


Untuk menunjukkan bahwa ia layak masuk jurusan Scarer Mike memutuskan untuk mengikuti Scare Games, yaitu lomba menakut-nakuti yang diikuti oleh seisi kampus. Dekan Headscrebble pun menantang Mike dengan berjanji akan memindahkan kembali Mike dan kawan-kawan ke jurusan Scarer jika mereka berhasil memenangkan Scare Games. Sayangnya, Mike kekurangan 1 orang anggota tim untuk bisa mengikuti Scare Games, dan secara mengejutkan Sulley mengisi kekosongan tim. 


Tim baru mereka dinamai Oozma Kappa (OK) terdiri dari Mike, Sulley, Don Carlton, Terry dan Terri, Art dan Squishy. mereka tinggal bersama-sama di rumah Squishy dengan ibunya yang single parent. Awalnya Mike dan Sulley bersitegang karena perbedaan visi, setelah ujian pertama mereka berdua mulai menyadari bahwa mereka tidak akan pernah bisa menang jika terus menerus berselisih.

Untuk menambah semangat Mike mengajak timnya untuk masuk ke dalam Monster, Inc. Ternyata tidak semua scarer menakutkan, ada beberapa yang biasa-biasa saja namun berhasil memanfaatkan potensi monster didalam diri mereka.

Kemenangan demi kemenangan yang diraih oleh tim OK telah membuat pesaingnya merasa jengah, mereka semua menjebak Mike dan kawan-kawan ke pesta yang ditujukan untuk mempermalukan diri mereka ke seantero kampus. Walaupun sempat dibuat frustasi karenanya tim OK bertekad untuk memenangkan Scare Games.

Hingga tibalah saat yang dinanti-nantikan, tim OK harus berhadapan langsung dengan tim ROR di final Scare Games. Di satu sisi cukup mengejutkan karena tim OK adalah tim yang tidak pernah diprediksi akan bertahan di babak penyisihan tapi di sisi lain tim OK adalah pesaing tangguh bagi tim ROR.

Di final Scare Games ini peserta dituntut untuk menakut-nakuti sesuai dengan kepribadian dan lingkungan target (nah disinilah muncul alasan kenapa Randall tidak menyukai Sulley), tak disangka-sangka tim OK akhirnya bisa menjadi juara dan berhasil pindah lagi ke jurusan scarer.

Namun lagi-lagi Mike harus menelan kenyataan pahit karena Sulley ternyata berlaku curang untuk bisa memnangkan Scare Games. Kerena  kecewa dengan ulah Sulley, Mike nekat masuk ke lab Pembuatan Pintu untuk menguji kemampuan dirinya sendiri. Sedangkan Sulley yang (memang) bersalah menghadap dekan Headscrabble dan mengakui semua perbuatannya.

Sulley yang mengetahui perbuatan nekat Mike langsung menyusul ke lab Pembuatan Pintu, ia lalu masuk ke kamar anak-anak yang sedang berlibur. Anak-anak yang terkejut kemudian menghubungi guru dan polisi, keadaan menjadi kacau karena polisi terus memburu Mike dan Sulley.

Pintu yang menghubungkan kamar itu dan lab Pembuatan Pintu tidak berfungsi karena dimatikan di satu sisi (untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan), dan satu-satunya cara agar pintu bisa berfungsi kembali adalah dengan mengumpulkan jeritan sebanyak mungkin.

Meskipun akhirnya mereka bisa mengumpulkan jeritan dan membukakan pintu (bahkan menghancurkannya), tak membuat mereka berdua selamat dari hukuman. Melihat kekacauan yang mereka timbulkan dekan Headscrabble memutuskan untuk mengeluarkan mereka dari Monsters University.

Mike dan Sulley memang tak pernah lulus kuliah dari Monsters University, tapi hal tersebut tidak menyurutkan keinginan mereka untuk bekerja di Monster, Inc. Untuk menjadi scarer...

When one door is closed, there is another opened door...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ▼  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ▼  Sep (7)
      • Monster University
      • The Underneath Pleasure of Jewelry Making
      • Tata Cara Menggunakan Kartu BPJS
      • Darul Arqam (Daily) Style
      • How To Train Your Dragon 1
      • I Stalk What You Want Me To Stalk
      • The Maze Runner
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ►  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ►  Apr (1)

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates