Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello….

Akhirnya ketemu lagi dengan Studio Lestari yang isinya adalah project suka-suka yang dikerjakan saat senggang (bisanya weekend), yang saking random-nya bisa di-pending sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan 😅. Sebelumnya aku sempat bimbang memilih project apa yang akan dikerjakan, pilihannya ada crocheting, journaling, macrame atau sketching *inspired by SBY ✨👌🏻.

Crocheting di-pending karena masih mengumpulkan pola dan tutorial YouTube-nya, journaling juga di-pending karena lagi (sok) sibuk ikutan online course dan sketching juga di-pending karena nggak ada mood haha Aku sudah membeli tali-talian dan printilan kecil untuk bikin strap mask tapi tetap masih aja ada yang kurang, karena demotivation akhirnya di-pending.

Awal tahun aku membeli kursi kerja karena butuh sandaran yang pantas untuk bekerja, mungkin karena keseringan diduduki dan bukan kualitas terbaik hanya dalam waktu 3 bulan aja dudukannya terasa menipis. Kalau duduk pasti terasa dasar kursinya 😅 Aku sudah mencoba pake bantal (yang bukan bantal tidur) tapi ketinggian dan kurang nyaman sedang pake bantal leher berasa lagi duduk di kloset 😂.

Tentcunya aku pun mencari di e-commerce kesayangan jama’ah sekalyan, banyak banget pilihan dan spesifikasinya, saking banyaknya aku jadi bingung. Kemudian aku teringat lagi dengan sisa bahan untuk membuat masker di tahun lalu, ternyata masih tersisa lumayan banyak meski sebagian sudah dibuat menjadi lap tangan, kalau untuk dibuat 2-3 cushion duduk mah sepertinya masih cukup.

Sayangnya ide random semacam ini datang di saat tak terduga, sekitar jam 9-10 malam di hari Minggu malam (besok hari Senin woy!). Khawatir kehilangan mood, saat itu juga aku langsung mengumpulkan semua alat dan bahan yang ada. Ohya, karena aku membeli bahannya potongan kecil maka konsep cushion duduknya adalah patchwork alias tambal-tambalan tapi bukan gembel 😁.

Bahannya kupotong dengan ukuran (yang kalau disatukan menjadi) 40 cm X 40 cm, karena belum punya mesin jahit aku menjahitnya secara manual. Cangkeul memang tapi ya mau gimana lagi, kalau nggak begini project-ku pasti berakhir di-pending. Sebagian kujahit malam itu, sebagian lagi kujahit keesokan harinya. Nah, berarti tinggal isiannya kan…

Untuk isiannya aku menggunakan dakron yang (katanya) kualitasnya OK, butuh waktu hampir seminggu untuk sampai di kosan. Setelah sampai kumasukkan ke dalam cushion duduknya, nah ini agak PR, lubang untuk memasukkan dakronnya kekecilan haha Butuh usaha yang santai untuk memasukkan dakron ke dalamnya, tapi setelah jadi semuanya terbayarkan.

Di awal cushion duduknya memang mengembang sempurna macem Kue Bantal (Odading) tapi ya karena hampir setiap hari diduduki lama-lama kempes juga haha Tapi tenang guise… masih ada satu lagi. Cushion duduk ini belum pake cover, mungkin nanti bisa dimasukkan ke dalam list. Semoga nanti sudah punya mesin jahit biar nggak capek hehe

Note: aku pake ½ kg dakron untuk mengisi 2 buah cushion duduk.



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Salah satu hal yang membuatku KZL di tengah pandemi COVID-19 ini adalah betapa sulitnya mendapatkan masker, apalagi di awal outbreak. Nggak ngerti juga dengan para penimbun masker musiman, kok bisa ya otaknya menguap gitu aja 🤔. ‘huft’ banget sih kelakuannya... 😌 

Sejak awal bulan aku udah berusaha mencari masker, just in case aku tetiba membutuhkannya. Tapi ya... nihil ☹️. Mini market, apotik, drug store atau toko terdekat yang ku datangi udah kehabisan masker dan pada nggak tahu kapan akan restock barang, mungkin mainku kurang jauh tapi e-commerce lebih sadis 😑.

Di e-commerce macem Shopee dan Tokopedia 1 box masker dihargai Rp 300.000 – Rp 1.500.000 per box, gils... padahal biasanya mah sekitar Rp 30.000 per box. Yawla... lucknut sekali kelakuan calon karakter utama sinetron azab Indosiar 🥴.

Setelah berminggu-minggu nggak berhasil mendapatkan masker, akhirnya aku (beneran) sakit dan sesuai dengan instruksi pemerintah ku mulai menjalankan self isolation 👌🏻. Nggak mudah ya menjalankan self isolation, karena adaaa ajaaa hal yang mengharuskanku keluar, entah itu ke workshop, ATM, belanja, laundry atau jajan 😉.

Ya. Ku butuh masker.
Dan sayangnya aku nggak punya stock 😭.

Huft.

Karena masih batuk nggak mungkin kan aku keluar kelayapan mencari masker, yang ada orang-orang pada parno duluan. Memang pada akhirnya aku berhasil mendapatkan masker dengan harga yang (cukup) wajar di e-commerce, tapi pengirimannya lamaaa banget... curiga dibikin dulu ini mah 😂.

Dipikir-pikir... lah aku kan designer, pernah ikut kelas fashion juga, ngapa nggak buat sendiri? Disini animal instinct-ku mulai menyala 💡. Jadi, ketimbang mencari masker (serius, aku masih usaha) dengan waktu pengiriman yang lebih cepat aku mencari mesin jahit portable. Yha~ Aku mau bikin masker sendiri guise... 😘.

Saat ku tanya Widy spesifikasi mesin jahit portable yang ingin kubeli udah bener apa belum, doi malah melarang sebab ternyata di rumah juga ada. Yatapi kan itu di rumah dan kita disini terjebak~ 😌 Sebab animal instinct-ku kadung menyala kupikir nggak ada salahnya untuk mencoba, trust me I’m designer 😉.

Diantara semua jenis masker yang bisa di DIY-in kupilih yang paling mudah pattern-nya, maklum guise, mau hand stitch aja haha nggak jadi beli mesin jahit portable-nya 😅. Untuk pattern-nya bisa dicari di Pinterest, biasanya dari Pinterest nge-link ke web atau channel YouTube. Aku sendiri pattern-nya ngikutin ini.

Saat nonton mah bagus ya shape-nya enak dilihat dan terkesan simple, begitu dibuat mah beda euy... 😁 Aku nggak ngikutin tumplek plek ya pattern-nya, ada beberapa bagian yang dirubah demi menyesuaikan kemampuan hand stitch-ku yang masih amatir.




Kupikir hasilnya nggak jelek-jelek amat ya, masih bisa dipake meski sebenarnya nggak begitu pas di wajahku 😋.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Demi Iedul Fitri yang #instagramable, aku dan adikku Widy bersepakat untuk membuat flower paper backdrop ala www.pinterest.com . Disini aku berperan sebagai crafter, designer sekaligus tukangnya T.T

Flower paper backdrop yang dimaksud berbahan dasar kertas krep (berasal dari kata crafty, yang intinya untuk berbagai macam kerajinan) dan kawat hias yang biasa digunakan untuk membungkus tangkai bunga aklirik (crafter dan ibu-ibu binangkit PKK pasti tahu kawat yang dimaksud hehe)

Dibandingkan dengan flower paper berbahan dasar kertas karton, flower paper berbahan dasar kertas krep lebih simple dan clean karena menggunakan kawat hias sebagai pengikat. Sedangkan jika membuat flower paper menggunakan kertas karton, pasti akanlebih belepotan karena menggunakan lem dan leukleuk haha

Untuk tutorialnya bisa searching via Simbah Gugel dengan keyword cara membuat bunga dari kertas atau tutorial flower paper. Atau kalau mau lebih detail, bisa search di Pinterest.



Mungkin crafty interest disini agak rendah ya ... makanya ketika nyari kertas Krep lumayan susyahh, sekalinya ada mahal boo ... naiknya lebih dari 100% harga eceran di Bandung, malahan ada juga yang sampai 200%. Itu belum termasuk pilihan warna yang minim T.T

Karena esensi Iedul Fitri adalah kembali ke fitrah yang identik dengan warna putih yang berimage suci, bersih dan tanpa noda. Maka color tonenya dibuat balance dengan penggunaan warna pastel yang merepresentasikan kelembutan dan cocok dengan moment Iedul Fitri ini.

Sayangnya, stock demand yang labil telah menggeser color tone ke arah sebaliknya.  Vibrant.  Atau yang biasa disebut dengan warna stabillo (merujuk kepada salah satu brand awal highlighter pen). Menjadikannya  seperti flower headband ala Frida Kahlo de Rivera, pelukis kebanggan Meksiko yang alisnya tersambung dan berkumis tipis kaya Iis Dahlia.


Bagi yang awam membuat flower paper tampak sepele, tinggal gunting-gunting, lipat-lipat, ikat-ikat, jadi dehhh ... Yakali gak ada kerjaan T.T

Ketika bulan Ramadhan tiba, siklus harian berubah mengikuti waktu imsyak dan buka, karenanya hidupku jadi tak menentu. Bi Kenda (istrinya Pak Kenda, mantan supir ayah dulu) yang biasa bantu-bantu di rumah cuti permanen karena mau merawat cucunya. Mama juga marah-marah karena pusing menjelang Iedul Fitri (krikk ... krikk ...)

Oh, itu belum seberapa dengan adikku mendadak hengkang dari proyek ambisius Iedul Fitri yang #instagramable ini, dia terlalu lelah untuk melakukan hal remeh-temeh nan detail sepertiku. Ia lebih memilih untuk pindah ke dunia virtual yang maya ...
Anggap saja, ujian di bulan Ramadhan hehe


Aku terpaksa memboikot usulan adikku untuk menempelkan flower paper di tembok menggunakan double tape, karena akan merusak tembok berserta flower paper yang susah payah kubuat. Sebagai solusinya aku menggunakan kawat ram ukuran 1 cm dari toko material sebagai penyangga, flower paper yang sudah dibuat diikatkan ke kawat ram. Tak perlu basa basi atau usulan tak berkesudahan. All is up to me ...

Voila!!!

Untuk menempelkan kawat ram yang sudah ditempeli flower paper di tembok aku dibantu Sarmidut a.k.a Pongky yang eksis se-BTN Ciheuleut.
Sarmidut                : “Mbak ngapain bikin dapros banyak-banyak?”
Aku                         : “Pliss dwehh ... ini bunga tau”
Sarmidut                : “Bunga dapros”
Aku                         : zzz ... zzz ... zzz
*makanan tradisonal berbahan beras ketan berwarna warni yang dibentuk seperti bunga ros / rose (mawar)

Demi Iedul Fitri yang #instagramable ini, aku sampai begadang kaya zaman kuliah dulu, tidur setelah sholat shubuh tapi mesti bangun pagi karena ikutan kursus, siangnya baru hibernasi sampai mama pulang dari kantor. Terus-terusan hingga H-1 sebelum Lebaran.

But, no matter how hard those days I’m so exciting with this project.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Since I had nothing to do (in other ways it was called unemployed), I had a much longer vacation and free time than regular people had (they spent their days working and envying me, should I LOL?). A couple months ago my mother came back from Lombok and bought pearls for me, most of them are jewelry such as bracelets, earrings, necklaces, rings, and watches. Also, the raw pearls !!! Aaaaa... the last is my request...

Actually, my mother and I had a huge project of jewelry making, we spent our time and money learning how to design and make DIY jewelry. We spend our free time making a “peniti jurai” (it was the hottest item until last year) we sell it to our friends or give it to them for free depending on our mood hehe. My mother liking made peniti jurai and I liking made bracelets and necklaces, sometimes we spend our weekends by made those and ignoring our house hehe...

When we were in making mode, our living room change became a huge mess... believe me, you wouldn't want to visit my home in that condition hehe Especially when we handled wedding souvenirs for my mother's friends, it never felt so messy... There is a time when we are crazy making jewelry and the time when we hate jewelry, LOL. We couldn't predict when we start or finish it. 

Like the other girls, I have fallen in love with jewelry since I was a child, I adore my mother's jewelry box and the content, especially the content. At that time making DIY jewelry wasn't as easy as today because there is an obstacle about the materials and how to make it, there are only a few DIY books and knowledge about it. 

If I am interested in one kind of jewelry I will break and remake it, of course, I couldn't make is the same as before and broke it. Even though my mother is often angry about my behavior I feel so anxious and satisfied at the same time.

I started to be interested (again) during my college time, I even took a class in jewelry making at UPI. My basic design is very helpful because I have know the materials better than others (n.n) and had a taste of it, OK, I might still be an amateur but I tried my best. Nowadays, I make bracelets and necklaces just for pleasure, mostly for special occasions such as wedding days (my friend's wedding, definitely) or just for hanging out with my friends. Also, I made it for my cousins and nieces when they came to my house as a welcoming gift hehe

FYI, if you want to start your DIY jewelry or want to know more about it, just click beadsbuttonmagazine.com
 
BTW, here is my DIY jewelry... feel free to ask how to make it 6(^_^)9

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates