Hay…
Masihkan kalyan betah membaca post-ku? Kalau kalyan masih okey yumari dilanjut… masih panjang 😁.
***
H-2 sebelum acara aku dan Widy udah stay karena mengurus printilan acara di venue sekaligus menunggu keluarga calon besan. Tadinya kita ingin jajan di food court lantai atas, tapi setelah dipikir-pikir mendingan melipir food market-nya, toh terakhir kali aku kesana saat masih kuliah, jirrr… lawas banget kan 😁 Gimana ya… untukku, food market-nya kurang asyik makanya kalau ke Paskal jarang kesana.
BBQ MOUNTAIN BOYS
Sayangnya, sebelum sampai di food market kita udah nyangkut duluan di BBQ Mountain Boys, yang menurut review di FYP mah best burger in Bandung. Udah beberapa kali masuk FYP (aku dan Icunk) udah pernah masuk list namun setiap kali ke Paskal lupa mulu 😁 Berhubung Widy nggak mau makan banyak alias hanya ingin mencicipi aja, kita hanya order BMB Cabin Style Pineapple Burger (63K) dan BMB Fries (22K).
I’m not a burger fans tapi aku bisa bilang burger-nya enaakkk… 😍 terutama patty-nya yang tebal dan nikmeh, kusuka bun-nya yang empuk dan potongan nanas yang memeriahkannya. Untuk harganya memang agak pricey, apalagi untuk #sobatbudget tapi sebanding kok dengan rasanya. Kurasa nggak ada salahnya kalau kalyan memasukkan BBQ Mountain Boys ini ke wish list makanan yang ingin dicoba saat ke Bandung.
GOLDEN LAMIAN
Dari BBQ Mountain Boys kita sempat jalan-jalan di food market, lanjut jalan-jalan di Paskal, lalu mampir ke hotel menyapa keluarga calon besan, lalu… bingung mau makan apa 😁 Karena udah agak malam kita mencari tempat makan yang dekat, nggak kuwat euy kalau mesti beredar lagi mah. Opsinya adalah Yoshinoya dan Golden Lamian *Dimsum 9 Naga nggak masuk karena non halal.
Kita memilih Golden Lamian dengan harapan bahwa makanan berkuah akan menghangatkan sebab cuaca mendadak berubah dingin berangin-angin. Aku lupa menu apa yang di-order, tapi untukku sih rasanya kurang okey karena ternyata kuahnya nggak sehangat ekspektasi 😌 jadinya nanggung macem mau mau nggak nggak. Beruntung Golden Lamian menyediakan ebi yang akhirnya bisa menyelamatkan rasanya.
Refresh dulu sebentar 😀
Eh, ada aku 🤭
ME VS LIFT
Pernah nggak merasa mual pasca naik lift? Yha~ perasaan kurang nyaman yang muncul karena ayunan lift yang berhenti seketika kadang membuatku mual, apalagi kalau hanya berpindah 1-2 lantai aja. Kurasa rasa mualnya mirip-mirip laya dengan mual pasca gempa yang meski ringan tetap bikin nggak nyaman. Ada yang sering begini juga nggak? 🧐.
Karena acaranya dilaksanakan di hotel yang sama dengan tempat kita menginap otomatis intensitas penggunaan lift pun meningkat, entah mengecek venue acara, menjemput keluarga, mengambil barang atau membeli printilan yang terlupakan. Mon maap… aku udah nggak se-excited Bia dan Qia si duo bocil pandemi yang happy bisa naik turun lantai dengan effort seminimal mungkin 😅, iya guise… penjompoan dini nyata adanya 🥺.
Kamar yang kita semua (keluarga) tempati hanya berbeda 1 lantai dengan venue acara, untuk orang tua dengan mobilitas terbatas aksesnya cukup nyaman, namun untukku yang jadi seksi riweuh yang ada malah bikin monanges… Setiap kali keluar dari lift aku merasa oleng, otakku macem melambat dan sebisa mungkin menjejak dengan mantap karena entah kenapa aku merasa tubuhku seolah-olah berubah menjadi vertebrata.
PISANG RATU SIRIKIT
Meski udah mempersiapan sebaik mungkin ada aja yang ketinggalan, salah satunya adalah pisang (lupa lagi jenisnya apa) yang masih hijau sebagai syarat dari keluarga calon besan. Widy udah di-request dari jauh-jauh hari tapi terlupa gegara mesti mengurus ini itu, jadilah malamnya kita caw ke Pasar Andir. Beruntung kita berhasil menemukan pisangnya meski warna udah agak kekuningan. Apakah udah selesai? Otentcu belum… 😏.
Ujung pisang tersebut dikasih cone yang terbuat dari kertas metalik berwarna emas yang mengingatkanku pada jari-jarinya Ratu Sirikit dari Thailand. Kebayang kan berapa cone yang mesti dibikin dari 2 sisir pisang? disini aku menyerah 😂 Pisang Ratu Sirikit ini menjadi bagian dari seserahan yang dibawa oleh keluarga calon besan, setelah itu pisangnya nggak digimana-gimanain 🥲.
SETELAH RATUSAN PURNAMA
Akhirnya Widy menikah 🥳.
Aku nggak akan menuliskan kata-kata puitis bertabur estetika dan metafora, bukan karena nggak bisa merangkai kata atau menemukan rima yang sama melainkan karena terakhir kali aku menemukan tulisan *yang kukira puitis malah terasa geli sendiri hahanjirrr apeuuu geuleuh pisanlah pokoknya mah 🥲.
Bahkan sebelum acara dimulai keluargaku udah terharu duluan, Widy-nya cengengesan 😂. Alhamdulillah acara berlangsung dengan khidmat. Sezuzurnya aku udah nggak bisa fokus dan berkali-kali kehilangan momen foto keluarga karena ada yang mesti diurus meski udah dibantu WO. Aku padamu mb WO 😘. Boro-boro ngecek smartphone dan selfie sana sini, kupasrahkan dokumentasiku padamu ya photographer dan ya photobooth ✨🥺✨.
JAWABAN YANG KAU CARI
Karena Widy yang menikah lebih dulu ofkors aku nggak bisa nge-skip pertanyaan ‘kapan menyusul?’ Untukku yang kurang suka basa basi, bertegur sapa dan mengobrol ini itu dengan kenalan udah effort banget, laini ditanya kapan menyusul? Maaf aku undur diri sejenak ya pemirsa… 🙏🏻🤭. Sebab kejujuranku diniscayai akan menciptakan huru hara maka kita menyiapkan beberapa opsi jawaban template yang disusun secara seksama, aku hanya perlu menggunakannya dengan baik.
Pada akhirnya aku malah menyadari bahwa ‘kapan menyusul?’ adalah pertanyaan yang nggak bisa di-skip bukan karena rang-o-rang senang basa basi, melainkan karena mereka ingin berinteraksi. Hari itu aku mendapatkan banyak doa dan wejangan sebanyak aku mendapatkan pertanyaan ‘kapan menyusul?’. The truth is… Setiap kali ditanya ‘kapan menyusul?’ jawabanku masih sama ‘coba tanyain ke Allah’ 😁.
KENAPA KITA BERBEDA
Sebelumnya udah disepakati bahwa warna pakaian yang akan dipake adalah milo, namun begitu fitting warnanya malah berubah menjadi rose gold. Karena nggak memungkinkan untuk fitting ke Bandung, pakaian untuk saudari manten di-order secara terpisah di @alfzahrahijab jadi kita mah warna pakaiannya nggak ikut yang versi revisi.
HAND BOUQUET SETTING-AN
Mungkin kalyan pernah menonton entah dimana video melempar hand bouquet setting-an, dimana alih-alih melemparkan hand bouquet-nya secara random mereka malah memberikannya kepada saudara/i yang belum menikah. Kukira aku bisa lolos dari skema macem begini, tapi ternyata nggak bisa yha~ 😅.
Begitu melihat hasil foto dari vendor aku tetiba ingat video latihan kontrol beungeut di TikTok, ternyata memang beneran susyah… meski udah latihan pas prak na mah angger weh nggak bisa dikontrol 🥲. Yang ada dipikiranku saat itu hanyalah: ini gimana hadiahnya? Masa aku beli untuk diri sendiri hahanjirrr ZBL. Iya guise… akulah yang kebagian tugas membeli dan membungkus hadiah untuk sesi melempar hand bouquet ini, makanya langsung spaneng 😱.
*di sesi kedua melempar hand bouquet yang berhasil mendapatkannya adalah Pongky sedang hand bouquet-nya diberikan kepada Emot (tanpa imbuhan -icon).
DJOURNAL COFFEE
Tahu sendiri yekan Bandung kalau weekend macetnya udah mampu menggugurkan niat, Deya dan Icunk terlambat datang ke venue dongs… Mereka datang saat vendor sedang beberes properti, minta dijitak banget 🤯🔨 Setelah menyapa manten dan makan dikit, kita caw ke Paskal… mon maap buibu, bapack-bapack, sanak saudara tercinta bukannya aku jahad… tapi kusadar diri aja nggak akan sanggup melihat kamar yang pasti porax porandax pasca dijadikan tempat make-up dan transit keperluan acara 🥺.
Tujuan kita ke Paskal adalah untuk mencari minuman berasa, berwarna dan berembun ya intinya mah mencari kesegaran sekaligus tempat ngobrol 😆. Tadinya kita mau ke Chatime tapinya lagi penuh, setelah mencari sana sini kita berakhir di Djournal Coffee yang lokasinya berada di lantai dasar. Ohya, aku nggak sempat mengganti baju ya jadi ke Paskalnya masih pake baju ini (dan sandal jepit).
Aku hanya mengundang Icunk dan Deya karena mereka pernah main bareng dengan Widy, kurasa agak kurang wise aja sih kalau aku mengundang teman yang nggak pernah berinteraksi dengan Widy. Balik lagi ya… It’s her day… Terima kasih manteman udah menyempatkan datang meski telat dan membawaku caw sekejap 😘.