Film Perempuan Tanah Jahanam bulan ini nggak laku ya guise, nggak pada tertarik nonton ternyata hehe 😁 Sebagai gantinya kita nonton film Ratu Ilmu Hitam yang official poster-nya overrated. Kali ini giliranku yang menyusupi geng temen kantornya Icunk dan Lisna di... MIM aka Metro Indah Mall.
Jadilah sore-sore ku pergi ke East Bandung area... yang mana macetnya ter... la... lu... 😌
Sebelumnya aku udah menonton review-nya duo BCT zahanam yakni Arya & Razak di Cine Crib, katanya film Ratu Ilmu Hitam ini asyik banget, keren lah pokoknya mah. Demi memenuhi dahaga kekepoan dan mengisi kuota nonton di bulan November, akhirnya aku mengajak Icunk nonton, karena kutahu Deya dan Memed pasti nggak kan mau 😋.
Kupikir film Ratu Ilmu Hitam ini adalah butterfly effect dari Joko Anwar’s glorification, sorry to say... tapi lama-lama aku jadi agak bosan dengan pemberitaan tentang Joko Anwar, meski sebenarnya kusuka film-filmnya. Yha~ mungkin kuperlu beberes following 😅.
Mengikuti kesuksesan remake film Pengabdi Setan, film Ratu Ilmu Hitam ini menambah riuh perfilman Indonesia tahun ini. Versi asli film Ratu Ilmu Hitam dirilis pada tahun 1981, yang tentunya dibintangi oleh the one and only Suzzana si ratu film horror.
Film dibuka dengan scene dimana Hanif (Ario Bayu) mengajak keluarganya Nadya (Hannah AlRasyid), Sandi (Ari Irham), Dina (Adhisty Zara) dan Haqi (Muzakki Ramadhan) mengunjungi panti asuhan tempatnya dibesarkan dulu. Kedatangan Hanif adalah untuk menengok Pak Bandi (Yayu Unru) yang sedang sakit sekaligus reuni mini dengan teman semasa kecilnya.
Di perjalanan menuju panti tanpa sengaja Hanif menabrak sesuatu, udah deg-degan aja kan ya... haha ternyata Hanif menabrak Rusa, yang mana kalau dipikir-pikir kurang match dengan perkebunan jagung (atau tebu) di sekitarnya. Kemudian keluarga Hanif melanjutkan perjalanannya ke panti dan bertemu dengan Maman (Ade Firman Hakim) dan Siti (Sheila Dara Aisha) generasi penerus keberlangsungan panti.
Tak lama kemudian datanglah Anton (Tanta Ginting) dan Jefri (Miller Khan) beserta pasangannya masing-masing yakni Eva (Immelda Thierrine) dan Lina (Salvita Delcorte). Kebetulan saat itu anak-anak panti sedang pergi berkaryawisata, yang tersisa hanyalah Rani (Shenina Cinnamon) dan Hasbi (Giulio Parengkuan).
Sebagaimana film horror pada umumnya, calon TKPnya sendiri terisolir, yang kalau nggak di tengah hutan pasti jauh dari mana-mana. Selain itu, fakta bahwa sambungan telepon dan sinyal smartphone nggak ada yang bener udah membuatku misuh-misuh di awal, makanya... pake Indihome dong haha 😁.
Karena suatu hal mereka akhirnya berencana menginap semalam di panti, nah disini nih tensi kewas-wasanku mulai naik 😅 Dimulai dari kesotoyan Haqi yang mengantarkannya pada pintu kamar Ibu Mirah (Ruth Marini) yang konon mati gegara kegilaannya. Berlanjut dengan Dina, Sandi dan Hasbi yang main-main geje ke ruang billiard. Hadehh... disini ku KZL, Zara ganjen ihh... 😌.
Sementara itu, orang-orang yang lebih dewasa menghadapi problematika yang lebih serius tatkala bersinggungan dengan ke-insecure-annya. Eva dengan kebersihannya yang agak annoying dan Lina dengan gelambir lemak tak jenuhnya, sementara Nadya? Hmm... kupikir Nadya mewakili point of view–nya penonton, Cuma bisa nontonin doang.
Lagi-lagi. Sebagaimana film horror pada umumnya, semua orang dibuat tercerai-berai demi menghasilkan jumpscare yang maksimal. Hanif yang nggak enak hati dengan kejadian tadi siang mengajak Jefri untuk mengecek apa yang ditabraknya, yakeles ada yang kelewat. Meninggalkan Anton dan rekan-rekan sejawat yang pada kepo.
Selain berhasil menemukan korbannya Hanif, mereka juga menemukan bis karyawisata anak panti yang terperosok di kebun. Otentcu... belum lengkap rasanya film horror kalau belum sok-sokan penasaran yekan. Hanif dan Jefri memasuki bus dan terkejut dengan apa yang mereka temukan di dalamnya, bukan pemandangan yang asyik dilihat yaw.
Setelah Hanif dan Jefri kembali ke panti, Anton berinisiatif untuk pergi ke kantor polisi. Sendiri. Yha~ Beginilah nasib orang-orang pemberani di film horror... 😅 Meski scene eksekusinya lumayan menjijikan sebab berdarah-darah geuleuh, aku cukup menyayangkan Tanta Ginting yang mesti mati muda. Nggak asyik nih ah... mana kemaren di Gundala jadi preman doang. Kurang banyak nih ah.
Sementara itu di panti teror baru aja dimulai. Eva, seperti yang kita lihat di trailer mendapatkan teror berupa hal-hal yang kupikir bersumber dari ketakutannya sendiri. Namun mesti diakui, efeknya keren ya... sebab nggak gampang untuk membuat punggung yang bolong-bolong serupa bika ambon. Mungkin karena tersugesti, saat melihat scene ini aku mendadak merasa gatal.
Lina yang kupikir mesti lebih banyak bersyukur malah kesambet dan mengiris sendiri perutnya demi membuktikan sendiri teori lemak tak jenuhnya. Ngeri. Tapi lebih ngeri lagi saat Lina memotong area double chin-nya serupa memotong daging. KZL juga sih liat hasil potongannya yang nggak rapi dan menganga, macem jawer ayam huhu... 😕
Anak-anak pun nggak luput dari teror, sumpah deh ini si Haqi dengan kesotoyan yang juga haqiqi nekat menonton video lama yang ternyata adalah live CCTV. Ngagetin 😏 Dina yang terjebak bersama Hasbi di ruang billiard mesti kecewa sebab ternyata Hasbi nggak se-easy yang ia kira. Mungkin karena sebelumnya Hasbi banyak BCT makanya bibirnya kena staples.
Di tengah kepanikan ini, Hanif dan Jefri memutuskan untuk segera caw mengabaikan fakta bahwa mobilnya nggak cukup-cukup amat untuk membawa semua orang. Kemudian, jeng... jeng... jeng... datanglah Mustika (Gisellma Firmansyah) 🙃 tadinya kupikir Dek Mus ini adalah kirimannya Ratu Ilmu Hitam atau apalah ternyata bukan.
Kupikir film Ratu Ilmu Hitam ini sungguh sangat gagal menghadirkan klimaks yang berkesan, eksekusinya terlalu terburu-buru, jadinya nggak asyik. Scene kedatangannya pun termasuk yang B aja. Mungkin ekspektasiku terlalu tinggi, namun kupikir Ratu Ilmu Hitam nggak semegah julukannya.
Aku berharap Ratu Ilmu Hitam, dengan segala kedalaman ilmunya bisa ditampilkan dengan lebih horor, lebih powerfull dan lebih gila lagi. Mungkin ini gegera Ratu Ilmu Hitamnya masih berupa orang kali ya bukan makhluk astral, jadi masih rada manusiawi.
Sejujurnya, aku lebih suka 2/3 bagian di awal saat kita masih diteror dan dibuat bertanya-tanya; Siapakah Bu Mirah? Di manakah Murni? Kenapa dengan Siti? Mengapa mereka diteror? Siapakah yang paling berdosa? Sedang 1/3 bagian sisanya malah B aja. Antiklimaks.
Salah satu yang kusuka adalah saat Kimo menghadirkan neraka pribadi bagi mereka yang belum mati, keren sih sayang nggak begitu di eksplor lebih, eh mungkin budget-nya juga kali ya hehe Scene pamunqasnya, yakni scene eksekusinya Pak Bandi malah terasa gagal total.
Sumpah, ini aku yang tadinya udah tegang gegara takut si Ratu Ilmu Hitamnya macem-macem waktu mengeksekusi Pak Bandi malah hadehhh sendiri. Scene Murni masangin lagi kepalanya yang copot malah membuatku ngakak, jirr... bangkhek lah pokoknya. Berasa dagelan ajalah nontoninnya 😖.
Diawal, film Ratu Ilmu Hitam ini ceritanya cukup solid, berhasil membuatku berkali-kali nutupin muka pake kerudung, sayang di pertengahan cerita mulai goyah dan ujung-ujungnya malah dieksekusi secara terburu-buru. Semangat di awal, loyo di akhir.
Memang Joko Anwar piawai membuat kita menerka-nerka siapa diantara mereka yang adalah Ratu Ilmu Hitam. Tadinya kupikir duo Maman & Siti, sebab mereka ZBL ditinggal di panti disuruh ngurusin Pak Bandi, ternyata bukan ya... Kesanku menonton film Ratu Ilmu Hitam ini: ngeri, tapinya nggak berkesan~ 🤨
Aku malah lebih takut dengan trailer-nya Sebelum Iblis Menjemput ayat 2, tahu sendiri kan ya film macam apa yang ada Shareefa Danish-nya 😉.