Mengikuti jejak kesuksesan Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC2)
yang sangat dinantikan fans setianya,
kabarnya ada beberapa film dengan fans
setia lainnya yang akan direborn, seperti
Jelangkung reborn, Eiffel I’m In Love
reborn dan yang paling terbaru adalah
Jomblo remake reboot.
Sebelumnya sudah ada yang mencoba perutungan dengan meremake atau membuat sekuel dari film
pendahulunya. Seperti Nagabonar dan
Si Kabayan.
Biasanya, untuk memperpanjang usia film dibuat versi serial
televisinya seperti Ada Apa Dengan Cinta the
series, yang ternyata memang tidak sesukses film bioskopnya. Bayangkan
saja, berapa banyak fans AADC yang
harus kecewa karena Nicholas Saputra berubah jadi Revaldo?
Pernah ada yang mengangkat life legend seperti
Srimulat untuk diangkat ke layar lebar. Sayang, film Finding Srimulat tidak booming
karena (menurutku) marketnya kurang
pas, sebab tidak semua orang menyukai lakon Srimulat di televisi.
Berbeda dengan Warkop DKI reborn yang rilis tepat disaat market
sedang membutuhkan icon perfilman
Indonesia. Ya. Hampir semua orang Indonesia pernah menonton filmnya, bahkan
hingga saat ini pun masih ada stasiun TV yang menayangkannya bergantian dengan
filmnya Suzanna.
Bisa dibilang Warkop Dki reborn
adalah trigger. Kemudian. Jadilah
Jinny Oh Jinny reborn, Jin dan Jun reborn dan Putri Duyung reborn.
So. Selamat datang
di era (film) Indonesia reborn.
Oh iya. Ali Topan Anak Jalanan sudah bereinkarnasi menjadi
Si Boy Anak Jalanan. Tinggal Misteri Sebuah Guci dan Beranak dalam Kubur yang
belum.
Banyak yang bertanya-tanya dalam hati. Why? Kenapa mesti direborn?
Apa karena milennials memiliki versi
yang lebih baik daripada generasi sebelumnya?
Mungkin saja. There is
always a better version of everythings isn’t?
Untuk saat ini alasan yang paling reasonable untuk fenomena reborn
adalah cycle of life. Jika di tahun
90an millennials hanya berperan
sebagai penonton (the receiver), kini millennials tersebut merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan memegang
kendali dan saat ini kebetulan sedang ‘berkuasa’ (the giver).
Maka jangan salahkan mereka yang pernah membuat film
komedi-tapi-cabul atau horror-tapi
mesum. Karena ... sebagaian dari mereka tumbuh dengan film panas ala Eva Arnaz
dan film horror ala Suzanna.
BTW. Adakah yang berniat membuat biopic Suzanna?