Diam Itu (C)Emas
Hello~
Jumpa lagi dengan annual post edisi bulan Agustus, yihaaa?! 🐎 Sejak akhir bulan lalu, di rumahku udah terpasang bendera dan umbul-umbul untuk menyemarakkan hari jadi Indonesia yang ke 80. Masih hidup kan gan? wkwk 😁. Sebagai warga negara yang budiman (berbudi dan beriman), tentcunya kita tetap berusaha memelihara spirit hari jadi meski sebenarnya mah ya Allah udah malay pisan. To be honest... I (or we?) still love being Indonesian, except the goverment.
***
DWIKORA
Kurasa satu-satunya yang excited menyambut bulan Agustus di keluargaku adalah mama, apalagi kalau bukan karena doi berulang tahun. Yha~ mamaku tipikal orang tua yang gemar merayakan milestone di kehidupannya, ulang tahun tumpengan, lulus kuliah tumpengan, keterima kerja tumpengan, nggak ada apa-apa juga tumpengan 😁. Kalau tahun-tahu lalu kita merayakan pake kue lemon, tahun ini kita merayakan pake kue kartun *cmiiw. Alhamdulillah kita semua masih bisa berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat.
GAIRAH YANG REDUP
Ketimbang tahun-tahun lalu, kurasa bulan Agustus tahun ini terasa kurang bergairah, apakah kalyan merasakan hal yang sama? Iklim politik yang pancaroba mulu berimbas pada kinerja pemerintul yang menghadeh, menciptakan situesyen yang mendorong perekonomian hingga ke tepi jurang. #agustuscore masih ada namun udah nggak semeriah biasanya, perhatian kita lebih tersita pada pejabat publik yang gemar mempermalukan diri sendiri.
MULYONO, MULYANI, MULYADI
Let me introduce you to the most popular trio on (my) social media.
MULYONO
Perkembangan kasus ijazah palsu ini udah macem perkembangan cerita sinetron stripping, sungguh sangat ecapwek dwehhh... Ketimbang ribut mencari kebenaran dari kasus ijazah Jokowow, kenapa nggak langsung tanyakan aja ke partai yang mengusungnya dulu, kuyakin merekalah yang paling tahu mengenai perkara ijazah ini 🤔. Jujur, konsep Roy Suryo yang ceunah mah pakar telematika tapi pernah bikin meme nggak etis ini bikinku mempertanyakan kredibilitasnya.
MULYANI
Kagak faham hamba hal apa gerangan yang mengejar-ngejarnya sampai rajin malakin rakyat jelita. BU banget yu teh? Sebenarnya yang bikin kita malay bayar pajak tuh karena sasaran yang nggak tepat guna, macem menggaji anggota DPR yang nggak produktif nan problematik atau meng-hire buzzer untuk memperbaiki citra chitato. Aksinya menaikkan dan menurunkan PPN di pergantian tahun tentcunya bikin segenap tax officer meradang, yha~ trending topik pembukai tahun 2025 adalah misuh-misuh perkara PPN.
MULYADI
Aku tahu KDM gegara mama sering share video-nya di WAG keluarga, awal-awal nonton tuh macem: naon sih ieuuu... Untukku, nonton mantan pejabat publik yang blusukan dan berinteraksi dengan warga kurang menarik. Yha~ aku bukan market-nya. Keputusan KDM mempublikasikan akivitasnya bikinku khawatir doi nggak akan kerja karena sibuk ngonten mulu *yang udah-udah begitu soale *ealah *siapa sih ini *pura-pura lupa 😅. Ternyata pendekatan populisnya terbukti efektif untuk merangkul warga yang sebelumnya berjarak dan bikin situesyen cair.
YANG TERBIT DAN YANG TENGGELAM
Kurasa salah satu alasan mengapa KDM begitu dielu-elukan oleh segenap netizen adalah karena kita kekurangan figur di Jawa Barat. Maaf banget niya, branding-nya RK mah udah luluh lantak paska persekutuannya dengan LM terungkap dan jadi berita nasional. Well.... Sejujurnya kita sih masa bodo dengan hasil tes DNA-nya, fakta bahwa doi berselingkuhlah yang bikin kita ilfil. Mau dibawa kemana karir politik yang berhamburan ini... Eh iya, aku tuh nungguin kelanjutan dari kasus BJB-nya, kok belum ada ya? 🤔.
MEMANTIK SARI PATI
Di pertengahan bulan Agustus warga Pati kompak menolak kenaikan PBB-P2 sebesar 250% yang digagas oleh bupati Sadewo. Ketimbang berdiskusi dan menanggapi keresahan warga yang lagi seret, doi malah menantang balik, yaiyalahhh... ditanggapi 😅. Yang bikinku nggak habis pikir doi dengan percaya diri menolak mengundurkan diri dari jabatannya, belum balik modalkah yu? Berkaca dari sejarah, Pati memang memiliki riwayat panjang dengan pajak dan kesewenangan. Aksi warga Pati ini berhasil memantik semangat warga dari daerah lain untuk melakukan hal yang sama.
UPDATE
Warga Pati otw ke KPK untuk melaporkan Sadewo yang disinyalir melakukan tindak pidana.
TRIAS POLITICA
Just in case kalyan udah lupa, sebagai negara demokrasi Indonesia membagi kekuasaan menjadi 3 cabang yakni:
- lembaga eksekutif (presiden/perdana menteri): melaksanakan kebijakan publik, administrasi negara dan penegakan hukum.
- lembaga legislatif (MPR/DPR/DPD): membuat undang-undang dan mengawasi jalannya pemerintahan.
- lembaga yuridikatif (MA/MK/KY): menjalankan pelaksanaan undang-undang (termasuk menegakkan atau mengadili para pelanggar hukum).
Tujuan trias politica adalah untuk mencegah kekuasaan absolut sekaligus check and balace, jadi ketiga lembaga ini bisa saling mengawasi demi menghindari penyalahgunaan kekuasaan. Pertanyaannya, bisa nggak nih ketiga lembaga ini bekerja sama tanpa menyelipkan kepentingan partai? Kubilang begini karena yang udah-udah ketiga lembaga ini malah bersekongkol mengkhianati rakyat jelita. Kan asyemmm... 😭.
FINDING SYAHRONI
Semua huru hara yang tercipta di penghujung bulan Agustus ini bermuara dari cocote Sahroni saat menanggapi wacana pembubaran DPR. Hal ini tentcunya menyulut kemarahan warga +62 yang memang udah jengkel dengan kelakuan anggota DPR. Menurutku doi adalah definisi sebenarnya dari: sok petantang petenteng, giliran ditantang kaya ayam sayur lewat 😅. Bisa-bisanya ngatain rakyat tolol, begitu diajak debat oleh mb Salsa malah ngacir ke Singapura. Cemen.
UPDATE
Saat ini giliran diaspora Singapora yang piket, cari Sahroni sampai ketemu
MELEBUR EMOSI
Menonton video penjarahan rumah Syahroni bikinku spechless, karena... wow... apakah doi merasa dirinya Tony Stark? 🤯/ Melihat koleksi action figure-nya dimutilasi dan dijadikan properti foto, mengingatkanku pada koleksi action figure-nya Zumi Zola yang bikin doi kena kasus. Kurasa rakyat jelita cukup bersenang-senang di rumah Syahroni, mereka berhasil memuaskan rasa penasaran akan barang-barang yang dibeli kalau uang bukan masalah. Barang-barang yang masuk katagori sungguh sangat berharga tentcunya udah diamankan duluan ya, yang ada di rumah mah sisa aja.
BARE MINIMUM
Penemuan ijazah sekolah Syahroni dengan nilai rerata 6 dan 7 bikin kita menyadari the bitter truth, bahwa nggak perlu nilai tinggi untuk mencapai tangga kejayaan. Hal ini tentcunya bikin kita makin mantips menuntut penetapan bare minimum untuk anggota DPR, di antaranya (minimal) lulus S2 dan nilai TOEFL 500. Menurutku kuliah itu penting, kita butuh S1 untuk membangun konstruksi mindset dan butuh S2 untuk memantapkannya. Percayalah... nggak semua anggota DPR bisa bahasa Inggris, makanya doi pake asisten mulu. Aku sih yes ya dengan bare minimum ini...
PR CRISIS
Seperti yang udah kubilang di post Agustusan, para pejabat publik butuh tim PR untuk mengkomunikasikan maksud dan tujuannya, biar nggak blunder mulu. Nggak usah jauh-jauh deh, saat si Syahroni mengklarifikasi maksudnya ngatain rakyat tolol dengan: iya, tolol itu maksudnya pinter. Hah? Hah? Hah? Benar apa kata netizen, Rajin pangkal Salsa, malas pangkal Syahroni. Tunjangan komunikasi, ketimbang dipake untuk meng-hire buzzer, mending dipake untuk ikut kelas public speaking, public relation, presentation atau apa kek untuk meng-upgrade skill.
KITA SEMUA SAMA DI MATA TUHAN
Semua orang yang kerja pasti punya jabatan, mau itu jadi cleaner, staff, supervisor, PA atau owner. Yang membedakan adalah kita swasta, yu pemerintul. Untukku, jabatan itu berlaku hanya di jam kerja, di luar jam kerja mah kita kembali jadi rakyat jelita. Makanya kadang suka heran kalau ada yang bawa-bawa jabatan saat berseteru, macem... naon sih maneh wkwk. Udah saatnya kita mengingatkan pejabat publik pada fitrahnya yakni melayani kepentingan publik.
REGENERASI
Beberapa tahun yang lalu salah satu temanku pernah bilang: kalau mau Indonesia maju, kita harus bisa melenyapkan generasi di atas kita. Yha~ udah saatnya pejabat publik beregenerasi, semakin lambat proses regenerasi akan semakin banyak masalah yang timbul. Salah satu alasan mengapa kita nggak pernah cocok dengan pemerintul karena frekuensi yang berbeza. Zaman udah berubah coy. Meski udah berusaha melakukan pembaharuan dengan meng-hire staff gen-Z, tetap nggak akan berhasil selama atasannya nggak diganti😅. Regenerasi adalah proses alami untuk mempertahankan organisasi, pensiun mah healing atuh bukan ngerecokin.
***
Beberapa hari ini muncul seruan untuk menandai rang-o-rang yang nggak 'mengambil peran' di social media dan memilih untuk diam. Well... FYI, diam itu (c)emas 😅. Kurasa kita udah cukup dewasa untuk saling memahami bahwa nggak semua hal mesti berjalan sesuai yang kalyan mau. Hanya karena aku jarang (atau malah nggak pernah) me-repost posting-an tentang demo, pejabat publik X rakyat jelita, brave pink-hero green atau 17+8 bukan berarti aku tone deaf dan nggak faham dengan apa yang terjadi saat ini. Yha~kalau nggak faham nggak mungkin dongs aku bikin post ini 😅.
Aku hanya memilih audience-ku.
***
0 comments
Feel free to leave some feedback :)
Have a nice day everyone~