Let’s do a little throwback to cousin’s day out as I promised you before…Untuk mengisi liburan lebaran sekitar 8-9 tahun yang lalu kita memutuskan untuk main ke Gunung Tangkuban Perahu. Ada beberapa opsi tempat wisata yang masuk list namun yang paling reliable untuk diajukan perizinannya adalah Gunung Tangkuban Perahu. Well... Sebagai manusia yang pernah muda pada masanya, kita pun ingin turut merasakan euphoria bermacet-macetan liburan lebaran dan update status macem mutual friend di social media 😁.Oh...
Hay manteman!Terinspirasi dari thread peta wisata kuliner yang dibuat oleh (Lala Bohang atau Qasimin – Memekan Lirik, lupa lagi pokoknya 😅) saat merencanakan pernikahannya yang terkena imbas covid-19 beberapa tahun lalu. Kupikir asyik juga niya membuat peta kuliner kampung halaman sendiri, jadi kerabat dan teman-teman yang hadir bisa wisata kuliner mandiri 😁. Ngaku deh... setelah resepsi pasti masih pada lapar kan?! Apalagi kalau baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat (yang menjadi tujuan), nggak mungkin...
Hello~Telah sampailah kita pada bulan-bulan yang ada long weekend-nya, coba deh dicek kalendernya pasti ada minggu-minggu dimana ada 1 hari libur yang nyempil, eh apa udah mengajukan cuti? Di long weekend Idul Adha ini aku memutuskan untuk pulang ke rumah, Widy dan Bagus nggak merayakan Idul Adha bersama dan memilih untuk pulang ke rumah masing-masing.Tadinya kita mau leyeh-leyeh aja di rumah, nge-Go-Food dan ngobrol dengan mama, tapi kayanya kurang asyik ya, jadilah kita main ke rumah Puput di Gunung...
“Subang tuh dimana yah?”“Gue pernah lewat sih, tapi gak pernah mampir”“Tau... tau... tapi belum pernah kesana 😁”“Ohh... kok baru denger ya? Emang dimana?”“Eh, udah ada listrik belum di rumah kamu?” Begitulah... komentar-komentar mengharukan ketika baru kenalan, seakan-akan I was lived in the middle of nowhere 😁. Saking noticeless-nya mereka baru ngeh ketika aku sebut Ciater, bukan Gunung Tangkuban Perahu yang main gate-nya masuk wilayah Bandung meski sebenarnya ½ dari Gunung Tangkuban Perahu masuk wilayah Subang....
Sisingaan, a disjunctive folk culture of Subang
May 16, 2016 / BY Mbak Lestari
Sisingaan is art performance from Subang Jawa Barat, also known as Gotong Singa or Singa Depok. It was a famous art performance in the Subang area, especially in Pantura (Pantai Utara Jawa / north Jawa Barat) such as Pamanukan, Indramayu, and Karawang. Sisingaan means a fake lion. An artificial lion. In Bahasa Indonesia lion means singa, the Si word that is repeated twice, and a comment behind indicates a fake character or pretend situation in...
Di Lebaran hari ke dua, keluarga kami memilih untuk menghabiskan waktu bersama di Ciater. Kebetulan keluarga kami dari Surabaya berlebaran di Subang. Karena macet kami baru bisa sampai ke villa pada sore hari, jalannya macet banget. Seperti liburan keluarga pada umumnya, kami memasak sendiri makanannya, membawa dari rumah. Di villa terdapat fasilitas kolam renang air hangat (bukan panas) yang cukup untuk 1 keluarga. Awalnya kita semangat, tapi lama-lama merasa kagok karena ada keluarga lain yang ikutan nyemplung...