Cousin's Day Out

by - July 13, 2024


Let’s do a little throwback to cousin’s day out as I promised you before

Untuk mengisi liburan lebaran sekitar 8-9 tahun yang lalu kita memutuskan untuk main ke Gunung Tangkuban Perahu. Ada beberapa opsi tempat wisata yang masuk list namun yang paling reliable untuk diajukan perizinannya adalah Gunung Tangkuban Perahu. Well... Sebagai manusia yang pernah muda pada masanya, kita pun ingin turut merasakan euphoria bermacet-macetan liburan lebaran dan update status macem mutual friend di social media 😁.

Oh ya, beberapa sepupuku tinggal di Surabaya makanya kadang suka kasihan karena liburan lebarannya sebentar dan nggak kemana-mana 😅. Selain itu, fakta bahwa ciwik-ciwik lebih banyak menghabiskan waktu di dapur bantuin masak atau menyiapkan ini itu bikin (aku aja sih) nggak betah 😁. Kurasa hal semacam ini nggak hanya terjadi di keluargaku aja, yha~ kalyan begini juga kan? wkwkwk.

Kita berangkat dari rumah agak pagian demi menghindari macet di daerah Ciater, ternyata rang-o-rang pun berpikir hal yang sama dongs 😅. Honorable mention to mobil legend-nya Wa Gun yang berhasil melalui jalur alternatif Sagalaherang yang agak sempit dan nggak selalu mulus dengan OK meski AC-nya nggak nyala 😂. Untungnya cuaca saat itu nggak begitu panas jadi kita masih bisa ngobrol dengan nyaman di salam mobil sambil sesekali bercanda. 

jajan dulu ygy

Seingatku saat itu sempat turun hujan namun kembali cerah saat memasuki area Gunung Tangkuban Perahu. Secara udah lama nggak main ke Gunung Tangkuban Perahu kita sempat heran dengan pengaturan tarif masuk yang sungguh sangat nggak friendly, terutama untuk warlok sekalyan. Tanggung udah sampai, kita memutuskan untuk lanjut naik ke atas meski masih ngedumel perkara tarif masuk yang ternyata bisa di nego 😤.

Kupikir wisata di daerah Jawa Barat bisa sangat mandeg gegara punglinya udah macem birokrasi yang punya beberapa layer. Well... mungkin udah seharusnya pemerintah bertindak lebih tegas kepada pengelola + krucils yang semena-mena getok harga 😤. Kalau kalyan ingin main ke Gunung Tangkuban Perahu pastikan kalyan mempersiapkannya dengan matang, termasuk mengecek tarif masuk, fasilitas, jalur evakuasi dan masker.

view dari parkiran

ada yang jual gas malah 😁

Ada beberapa kantong parkir yang disediakan untuk kendaraan pribadi atau umum (travel, bis, atau angkot), salah satunya terletak di pinggir kawah. Yha~ kalyan nggak salah baca, turun dari mobil kita  bisa langsung jalan ke depan dan melihat kawah Gunung Tangkuban Perahu dengan leluasa. Pernah nggak sih mereka khawatir mobilnya nyuksruk ke pinggiran kawah? Aku sih iya😅 parno aja gitu.

Di sepanjang bibir kawah berjejer kios-kios yang menjual baju hangat, cinderamata, makanan dan cemilan. Untuk harganya masih wajar siya... permicinan duniawi masih aman kok 👌. Percayalah... suhu dingin Gunung Tangkuban Perahu niscaya bikin kita mudah merasa lapar dan mendambakan kehangatan macem mie bakso dan cuanki yang kuahnya masih ngebul. 

kawah Gunung Tangkuban Perahu

zoom in kawah Gunung Tangkuban Perahu

ini yang lihat kawahnya 😁 

ciwik-ciwik

wefie

saat kita jadi photobomb untuk couple di sebelah 😁

bukan untuk ditiru, in frame yang dipaksa 😂

Kita turun dari Gunung Tangkuban Perahu sekitar setelah sholat Ashar, meski udah sore situesyen masih ramai yaini. Rang-o-rang masih berdatangan, mobil-mobil masih mencari parkiran, kang dagang masih berkeliling. FYI, semakin sore aroma belerang semakin menyengat dan menembus masker yang kita pake. Kalau kalyan melewati jalur Subang- Bandung atau sebaliknya saat menjelang malam mungkin kalyan akan mencium aroma belerang ini. Busuk.

Sebelum sampai di rumah kita sempat mampir makan sate kelinci dan ketan bakar, so nice so good.

from where I stand

aku dan pashimina berwarna pink sirup es goyobod

view gunung tetangga

***
Pictures are taken by:
- Smartfren Andromax 😁
- Go Pro-nya Mas Sulung 

You May Also Like

0 comments

Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~