Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Sejak awal bulan akun Twitter perfilman udah nge-share challenge di bulan Maret ini, temanya adalah 30 Hari Film Indonesia. Yap. Bulan Maret adalah bulannya film Indonesia dan sebagai netizen yang udah nggak tahu mau ngapain lagi di masa WFH ini maka ku ikutan mengisi challenge ini.

Let’s go to the list!

Day 1: Film Indonesia terakhir yang kamu tonton
Sebelum Iblis Menjemput ayat 2 alias Setelah Dijemput Iblis eh Dijemput Lagi~ 😅.

Day 2: 1 judul film berdasarkan huruf pertama namamu
Love for Sale. Love is Cinta. Lentera Merah. Mudah sekali bukan 😋.

Day 3: Film action favorite
Gundala. Nggak suka The Raid soalnya 😁.

Day 4: Film horror favorite
Sebelum Iblis Menjemput (ayat 1). At least sejauh ini yang horornya beneran nggak nyantai ya Sebeleum Iblis Menjemput, Rumah Dara bagus tapi bikinku semaputs 😵.

Day 5: film drama favorite
Doa yang Mengancam. Kupikir film ini salah satu film terbaiknya Aming 👍🏻.

Day 6: Film komedi favorite
Mendadak Dangdut. Kinaryosih-nya cantiks dan rame aja sih ketimbang film komedi lainnya yang jokes-nya pada kriuk kriuk crispy macem goreng pake air fryer 🤭.

Day 7: Film romantis favorite
Radit dan Jani. Maaf ya Rangga-Cinta, Habibie-Ainun dan Dilan-Milea tapi ku lebih suka konsep makan pake cintanya Radit dan Jani, mind blowing gobloknya 🤣. Yang gini nih yang beneran bucin, budak cinta bukan budak micin 😆.

Day 8: Sutradara favorite
Yandy Laurens

Day 9: Film yang membuatmu bahagia
Aruna dan Lidahnya. Bahagia banget nontonin orang-orang makan makanan yang enak tanpa “hi guys kita lagi ada di ... bla bla bla...” dan ASMR amatir. Kapan lagi coba denger Dian Sastro ngomong “🐶” sambil keselek kuah rawon 🤣.

Day 10: Film yang membuatmu menangis
Pada dasarnya film apa pun bisa membuatku menangis, entah itu menangis sedih atau menangis bahagia. Tapi ada 2 film yang pernah membuatku menangis kejer alias sampai sesegukan 😅 yakni, Mengejar Matahari dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Sumpah ku ikutan nelangsa nontonin Zaenudin patah hati 😭.

Day 11: Film masa kecil favorite
Petualangan Sherina. Please buat sekuel dong, gpp Sherina dan Sadam nggak nikah yang penting anak-anaknya diculik antek-antek Kertaradjasa dan seus Natasha. Mang Saswi bolehlah jadi cameo lagi 😁.

Day 12: Film animasi favorite
Belum ada. Belum pernah nonton film animasi Indonesia di bioskop hehe

Day 13: Adegan film favorite
The Gift. Saat Tiana dan Harun di Kaliurang dan pantai-pantaiannya, ambience sinar matahari pagi dan deburan ombak yang menyapu kaki yang ‘ndelep di pasir basah terasa sampai di kursi penonton, kan jadi ingin liburan... 🙃

Day 14: Quote the film's favorite
“lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan” – Soe Hok Gie.

Day 15: Film adaptasi buku favorite
Jomblo.

Day 16: Film pendek favorite
Durable Love-nya Joko Anwar.

Day 17: Film Indonesia Terbaik 2019
Keluarga Cemara. Karena belum sempet nonton Dua Garis Biru, Kucumbu Tubuh Indahku dan 27th Step of May.

Day 18: Film Indonesia yang sangat mengecewakan
Banyak sih sebenernya, cuma yang terbaru dan masih bikin mangkel ya Antologi Rasa. Apeuuu... Rp 35.000ku terbuang siya-siya, belum pernah sekecewa ini kelar nonton film di bioskop. Kalau nggak inget akhir bulan ingin rasanya cabs, bosen banget nontonin Carissa Peruset makan bubur di kantor dan nangis di mobil 😔, tapi yang paling penting: MANA CHEMISTRY NYA A AA AAA?.

Day 19: Aktor favorite
Tergantung filmnya 😉.

Day 20: Aktris favorite
Hannal Al-Rasyid. You go girl! 👊🏻

Day 21: Film yang banyak orang lain suka tapi kamu nggak suka
The Raid. Capek nontoninnya... 😅

Day 22: Film yang banyak orang nggak suka tapi kamu suka
The Gift. Karena The Gift memberikan pengalaman menonton yang cukup berbeda. Bukan cuma sekedar nonton ngeliatin visualisasi imajinasi karya sutradara, script writer dan krunya belaka, tapi juga membuatku mengolah kepekaan rasa yang tercipta dari visualisasinya, setiap detik scene-nya membuatku me’rasa’ dan menggiring imajinasi sampai setara dengan standarnya Hanung 😍.

Day 23: Karakter film favorite
Donny di film Jomblo (yang ori ya bukan yang reborn). Meski akhirnya Donny menyalip Olip, tapi Donny adalah tipikal orang yang know what he want and how to get it, kupikir it was cool 😘. Christian Sugiono mau dipakein celana cutbray yang ada rantenya juga tetep ganteng tapi brengsek 🤣.

Day 24: Film yang memiliki sekuel terbaik
Arisan.

Day 25: Film yang sangat kamu benci
5 cm. Nggak benci sih cuma kurang suka aja, mungkin gegara ekspektasiku yang ketinggian. Raline Shah nggak Riani banget nih ah ☹️.

Day 26: Film yang memiliki soundtrack terbaik
Sebenarnya banyak film yang punya soundtrack bagus, cuma biasanya 1-2 lagu aja yang nyantol, sisanya mah B aja. 3 film yang kupilih ini kupikir adalah film yang punya soundtrack full terbaik, minimal hampir separuhnya kusuka.

GIE. Catatan Akhir Sekolah. NKCTHI.

Day 27: Film klasik favorite
Cin(T)a. Kalau udah lebih dari 10 tahun udah masuk katagori klasik kan? Hehe 😅 Meski ceritanya simple dan ujungnya happy ending sendiri-sendiri kusuka filmnya.

Day 28: Film yang kamu tonton berulang kali
Berbagi Suami. Karena cast-nya cakep semua... 😁.

Day 29: Film yang sangat personal
Cintapuccino. Karena aku udah nungguin dari dulu hehe Pertama kali baca bukunya saat SMP dan film ini akhirnya diadaptasikan ke layar lebar saat kuliah, biar nunggu lama yang penting puas. Sissy Priscilla pantes jadi Rahmi, ngan Miller Khan pamaeh pisan 🔨.

Day 30: Film terbaik sepanjang masa
Janji Joni.

Semoga film Indonesia semakin baik lagi, lebih niat, lebih rapi, nggak banyak marketing gimmick dan please-lah casting dulu aktor / aktrisnya biar tahu bisa acting apa nggak 😅.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Rabu 11 Maret

Meeting di Mucho Coffee, setelah kelar ngobrolin urusan kerjaan aku sempat mendengarkan ceritanya Flo yang baru pulang dari Jepang (dan ngasih cokelat juga). Katanya meski udah ada desas desus COVID-19 perjalanannya lancar jaya, nggak ada hal berarti kecuali orang-orang yang udah mulai jaga jarak antar sesama dan udah ada pengecekan suhu di bandara.

Kupikir Italian’s outbreak mayan mind blowing juga ya... karena kalau dipikir-pikir karakter orang Italia agak mirip dengan orang Indonesia. Mangan ora mangan sing penting kumpul (dengan keluarga). Suka nongkrong dengan teman dan ngeyel. Kupikir kalau pemerintah kita nggak siap bisa jadi Indonesia kan berakhir macem Italia. Semoga aja nggak...

Jadi, pemerintah Italia berinisiatif membatasi penyebaran COVID-19 dengan cara meliburkan hampir separuh pekerjanya atau dengan kata lain social distancing. Bukannya menuruti apa kata pemerintah, rerata pekerja yang sedang libur’ memanfaatkan waktunya untuk pulang kampung dan berkumpul dengan keluarga, sudah bisa ditebak ya apa yang terjadi selanjutnya...


Kamis 12 Maret

Udah nggak ngerti lagi dengan sikap pemerintah yang adem ayem tentrem padahal negara lain udah mulai siap-siap menghadapi COVID-19. Mbok ya kalau ngasih statement dipikir dulu... ini yang denger kan hampir satu Indonesia. 

Mana nih yang suka ngeceng-cengin COVID-19? Yap. Sedikit demi sedikit candaan tentang COVID-19 mulai berkurang digantikan kekhawatiran atas ke-sangat-nggak-seriusan pemerintah dalam menanggapi isu COVID-19. Kadang suka mikir apa sih yang ada di pikiran mereka-mereka ini.

Twitter udah mulai serius ya... jokes receh masih ada tapi berita tentang COVID-19 nggak kalah bikin heboh. Masker di minimarket udah nggak ada, hand sanitizer menuju kepunahan, untung sebelumnya udah beli. Tinggal anti septic macem Dettol dan Bayclean yang masih setia mejeng di rak.


Jum’at 13 Maret

Meski suda tahu hasilnya apa aku tetap menunggu e-mail konfirmasi dari Stipendium Hungaricum, ingin memastikan aja. Gimana ya... di satu sisi aku merasa kecewa karena belum lulus, tapi di sisi lain aku merasa lega karena udah nggak merasa terbebani dengan task yang belum sempat kukerjakan. Mungkin seharusnya aku lebih santai kali ya... dan mencoba lagi.

Pagi ini aku mestinya ke workshop untuk mengecek sample sepatu baru dan mengambil beberapa sample sepatu untuk wear test. Sebelum berangkat Atak minta revisi grafis inner box sepatu, jadilah aku mengerjakannya dulu dan baru bisa berangkat sekitar jam 14.00. Cuacanya udah mulai nggak enak niya...

Sepulang dari workshop, angkot yang kunaiki cukup produktif yaw artinya banyak penumpang yang naik dan turun, tapi nggak tahu kenapa badanku udah mulai kerasa nggak enak, udah mulai kaya masuk angin lagi. Malamnya aku demam dan tidur cepat.


Sabtu 14 Maret 2020

Semalam aku demam, kayanya lumayan tinggi soalnya tidurku sama sekali nggak nyenyak dan kebangun-bangun, sakit sebadan-badan. Seharian cuma bisa rebahan gegara keleyengan mulu setiap kali duduk dan berdiri, mual dan sesekali sesak. Chat Uhti nggak bisa hadir ke nikahannya Ully padahal Deya udah bersedia jemput (asique), Icunk pulang ke rumah, Mamih ke nikahan saudaranya dan Memed nggak tahu dimana haha Byasalah, Neng yang satu ini lagi hectic ngurusin printilan nikahan.

Karena nggak memungkinkan untuk keluar maka konsultasinya via Halodoc aja, sumvah udah parno COVID-19. Meskipun menurut pemerintah dan broadcast yang seliweran di social media, COVID-19 nggak semenakutkan yang diberitakan. Ingin ku berkata hadehhh... Kalau China aja bisa kolaps lakita apakabar cuk? Udah bosan sih sebenernya scrolling timeline mulu, tapi aku nggak punya pilihan hiburan lainnya haha


Minggu 15 Maret 2020

Semalam aku demam lagi, padahal udah minum obat, hampir sama kaya kemaren malem cuma sekarang ditambah lemas. Tapi siangnya tetep mandi sih. Seharian aku rebahan, masih keleyengan mulu setiap kali duduk dan berdiri, masih mual dan sesekali sesak. Tambahnnya, udah nggak bisa liat screen lama-lama.

Pikiranku udah kemana-mana yaini, banyak banget ‘gimana kalau’ yang malah semakin membuatku tambah pusing. Khawatir juga dengan keadaan rumah sakit yang menjadi rujukan, kupikir kalau rumah sakitnya nggak siap nanti pasiennya nggak akan tertangani dengan baik, mana COVID-19 adalah hal baru.


Senin 16 Maret

Aku terbangun dengan keadaan yang lebih baik, seenggaknya suhu badanku udah kembali agak normal, meski sesekali masih keleyengan dan banyak istirahat. Akan ku dedikasikan hari ini untuk pekerjaan domestik yang nggak sempat ku kerjakan kemarin haha Menikmati hari pertama dari 2 minggu project WFH (Work From Home) yang dicanangkan oleh pemerintah.

Bhangkay syekali kelakuan tukang masker musiman ini, sama sekali nggak ada empatinya. Sumvah pusing banget liatin harga masker di e-commerce harganya udah pada nggak masuk akal, kalau pun murah belum tentu barangnya asli.


Sabtu, 21 Maret

Pagi ini akhirnya aku di-chat kurir @keranjangsegar yang meminta untuk dikirimkan point lokasiku, alhamdulillah yaw, setelah waiting list sejak hari senin aku kebagian juga hehe Setelah belanjaanku datang, aku sok sibuk membersihkan dan menyimpannya di kulkas, heran juga sih sebenarnya kok bisa ya aku se-random ini dalam memilih buah-buahan.

FYI. Aku membeli alpukat, pepaya, bengkuang, air kelapa muda, daun mint dan sepaket dim sum.
Komentar Widy: kenapa sih beli bengkuang? (meneketehe haha makanya kalau belanja ikutan milih napa)

Siangnya aku mendapatkan kabar yang kurang mengenakkan dari Memed, sehubungan dengan COVID-19 rencana pernikahannya berubah, dari akad + resepsi di hari yang sama menjadi hanya akad aja dan resepsinya menyusul. Tersedih yaini. Anyway, semoga Memed dan keluarga diberikan kelapangan hati menyikapi perubahan rencana ini, love you always sis...

Dengan dibatalkannya rencana resepsi Memed, maka batal pula trip kita ke Tasikmalaya, untungnya kita belum booking hotel. Yha~ begitu pun dengan tiket kereta, meski aku booking tiketnya menggunakan aplikasi KAI access, untuk pembatalannya aku mesti mendatangi stasiun KA. Di masa yang genting seperti ini... apa pun bisa saja terjadi.

Yap. Aku menghilangkan ATM mama (lagi), udah dicari-cari tapinya nggak ketemu, kemungkinan tertelan di mesin ATM saat aku terburu-buru pergi ke rumah sakit. Sesorean aku nonton lagi Om Hao... Malamnya aku dan Widy nge-Go Food-in Wingz O Wingz, ketimbang Chicken Magma Lava aku lebih suka Chicken Honey Lemon (ada manis-manisnya hehe), Jus Kejunya juga enak dan kita udah keburu kenyang sebelum makan saladnya.

Minggu 22 Maret

Menyenangkan sekali keadaanku jauh berbeda dari minggu lalu, pagi-pagi ku mengupas bengkuang dan makan pepaya. Masih batuk-batuk, tapi mama VC dan mewanti-wanti agar aku nggak usah keluar rumah dulu, bahaya. Bandung udah ada suspect COVID-19. Kita panik luar biasa.

Setelah ikutan menjalani 1 minggu WFH aku udah mulai merasa bosan, apalagi saat tahu mesti social distancing. Begini ya guise... statusku saat ini adalah remote worker, namun dalam seminggu aku punya 2 hari yang dikhusukan untuk workshop visit dan meeting, sedang sisanya WFH. Karena meeting adalah satu-satunya kesempatan kita untuk bersosialisasi dan keep in touch dengan rekan kerja, kebayang kan gimana anyepnya aku kini? *heu

Semoga per-COVID-19-an ini cepat berlalu, nggak kebayang soalnya...

Senin 23 Maret

Mengawali hari seninku dengan sarapan dim sum-nya Keranjang Segar dan menghabiskan pepaya sisa kemarin. B aja... haha Masih usaha meningkatkan daya imun dengan minum honey lemon shot, yang belakangan ini lemonnya beli aja yang udah udah jadi karena malay meresinnya. BTW, rasa lemonnya makin pahit, mungkin udah masuk bagian bijinya.

Rencananya hari ini adalah menelepon Call Centre BNI dan ke Stasiun KA Kiaracondong untuk pembatalan tiket ke Tasikmalaya. Dari pagi aku udah coba menelepon Call Centre BNI tapinya nggak bisa nyambung mulu, chat-nya apalagi, tanya @BNICostumerCare di Twitter nggak ada tanggapan. Apakah mereka (pegawai BNI) pada WFH juga?

Aku berangkat ke Stasiun KA Kiaracondong agak siangan, niatnya biar sekalian bisa jemuran pas di jalan haha nyatanya mataharinya nggak muncul-muncul. Mungkin Bandung kini adalah sister city-nya Forks. Di jalan masih rame aja, social distancing nggak berlaku apalagi kalau di perempatan traffic light, yang ada langsung disalip sama yang di belakang.

Sampai di stasiun minta formulir sekalian photo copy KTP ke mb costumer service, banyak juga ternyata yang mau pembatalan tiket. Hampir semuanya yang datang ke stasiun pake masker, tapi social distancing belum pada faham. Saat mengantri ZBL banget sama bapak yang dibelakang, mepet-mepet mulu nih ah, belum lagi emak-emak yang biasa nyelak antrian minta diduluin dengan alasan cuma (pembatalan) 1 tiket aja. Yukate kita arca... dari tadi berdiri tuh pada ngantri meur.

Saat masnya ngurusin pembatalan tiket punyaku, bapak yang dibelakang malah ngantri di depanku, hadehhh... saking KZLnya ku tegur sambil sewot “pak, ngantrinya di belakang bukan di depan!”, kemudian bapaknya mundur, tapi kemudian ngantri lagi di depanku.

Jadi gini ya, pihak stasiun udah kasih sign jarak pake lakban warna kuning di lantai dan aku berdirinya udah mengikuti sign. Bapak yang di belakang dan orang-orang di belakangnya mungkin masih belum familiar (atau kurang peduli) dengan sign-nya, yang ada jadinya malah mepet-mepet mulu macem ngerapetin shaf kalau mau sholat berjama’ah.

Selesai pembatalan tiket aku langsung caw ke kosan, mungkin gegara sugesti COVID-19 juga kali ya tapi balik dari stasiun berasa balik dari perang. Bagitu sampai aku langsung cuci kaki dan tangan pake sabun, sekalian pake face wash, aku merasa kotor. Baju yang tadi kupake langsung kucuci, jirr... makin kisyut aja nih tangan.

Karena masih batuk maka ku minum obat dan ketiduran, terbangun sore dan langsung ngemil bagelen haha baca di Twitter Tokopedia menutup akun tukang masker musiman, semoga aja e-commerce yang lain juga ikutan. Selain itu, yang cukup panas adalah berita anggota DPR dan keluarga (± 2000 orang) menyatakan bersedia ikut rapid test. Hadehhh lagi...

24 maret 2020

Nothing special today... kecuali aku berusaha keras untuk tetap kerja meski batuk nggak juga reda. Rencananya hari ini ke klinik, tapi ternyata kliniknya baru buka jam 2 siang, nggak berencana ke rumah sakit sebab kondisiku lagi nggak baik. Khawatir kalau ke rumah sakit malah terpapar dan malah makin sakit, dengan semakin banyak pemberitaan tentang COVID-19, semakin parno.

Tumben Widy pulang siang, bawa Wingz O Wingz lagi... Mungkin yang kemarin masih kurang haha Unfortunately, klinik yang rencananya ku datangi ternyata tutup entah karena apa, jadilah aku mencari klinik lainnya. Kecewa sih... karena aku mesti merubah rencanaku, tapi lebih kecewa lagi saat ku tahu apotik yang biasanya ku datangi juga tutup. Like, what? Apakah semuanya udah pake mode WFH?

Setelah mencari via G-Maps, aku menemukan klinik 24 jam dan mendatanginya. Jalanan udah pada sepi, tapi masih ada aja yang lalu lalang dan berkumpul bersama macem biasa. Di klinik yang ternyata sepi juga aku disambut mb dan mas yang lagi jaga dan tanpa perlu menunggu lama aku langsung diperiksa.

Saat diperiksa itu aku ditanya-tanya pertanyaan standar masa kini: udah berapa lama? Ada demam nggak? Ada sesak nggak? Seminggu ini kemana aja? Ketemu siapa aja? Yang kujawab dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya.

Kesimpulannya aku kena radang dan diwanti-wanti untuk konsisten minum obat, rutin minum madu di pagi dan sore hari, makan makanan bergizi, banyak minum air putih, istirahat yang cukup dan pake masker kemana-mana. OKAY. Aku rebahan aja.

Setelah pulang dari klinik aku langsung mandi dan ganti baju, makan dan minum obat. Sisanya rebahan sambil scrolling timeline yakeles ada yang rame haha

25 Maret 2020

Meeting reguler masih via Blue Jeans, nggak perlulah pake Zoom macem online class masa kini. Teh Nopi bilang situasi di US udah agak kacau, orang-orang panic buying dan meminta kita bersiap-siap untuk 2-3 minggu yang akan datang. Jangan lupa membeli masker, hand sanitizer dan vitamin C, kalau bisa nyetok makanan kali aja situasi makin kacau.

Urusan COVID-19 ini mau nggak mau berimbas pada urusan bisnis yang mana berimbas juga pada kerjaan, masih abu-abu. Banyak bisnis yang mulai hiatus, terutama retail, fashion dan apparel diprediksi akan terjun bebas meski memasuki masa panen (ramadhan). Orang-orang akan lebih memilih makanan dan grocery ketimbang meng-upgrade penampilan.

Kupikir ini adalah saat yang tepat untuk bilang: winter is coming.

Yha~
COVID-19 is coming here.

Alhamdulillah, untuk minggu ini aku nggak mesti ke workshop sebab situasi nggak begitu kondusif, Ian ternyata sakit juga. Belum tahu ke depannya akan gimana yang jelas untuk saat ini kita berkomunikasi via e-mail dan WA, untuk kerjaan nggak ada yang berubah langsung submit aja ke Trello. Karena aku adalah remote worker kebijakan WFH terasa B aja, tapi excited karena teman-temanku (akhirnya) bisa merasakan apa yang kurasakan setahun belakangan ini.

26 Maret 2020

Nothing special here hehe aku kerja sampai sore, repot juga mendesain sambil batuk dan ngantuk gegara minum obat, bawaannya ingin rebahan mulu. Aku udah merasa jengah dengan pemberitaan COVID-19 di media sosial, banyak kesimpangsiuran dan keenggakjelasan terutama dari pemerintah. Udah nggak ngerti lagi... kenapa sih pemerintah nggak tegas dan gercep.

Mulai nyari pattern masker via Pinterest, rencananya ingin buat masker sendiri sebab nggak yakin bakal kebagian masker apa nggak. Mulai nonton Itaewon Class, sumpah ingin banget benering rambutnya si Park Seo Ro-Yi rapihin poninya rata gitu.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Salah satu hal yang membuatku KZL di tengah pandemi COVID-19 ini adalah betapa sulitnya mendapatkan masker, apalagi di awal outbreak. Nggak ngerti juga dengan para penimbun masker musiman, kok bisa ya otaknya menguap gitu aja 🤔. ‘huft’ banget sih kelakuannya... 😌 

Sejak awal bulan aku udah berusaha mencari masker, just in case aku tetiba membutuhkannya. Tapi ya... nihil ☹️. Mini market, apotik, drug store atau toko terdekat yang ku datangi udah kehabisan masker dan pada nggak tahu kapan akan restock barang, mungkin mainku kurang jauh tapi e-commerce lebih sadis 😑.

Di e-commerce macem Shopee dan Tokopedia 1 box masker dihargai Rp 300.000 – Rp 1.500.000 per box, gils... padahal biasanya mah sekitar Rp 30.000 per box. Yawla... lucknut sekali kelakuan calon karakter utama sinetron azab Indosiar 🥴.

Setelah berminggu-minggu nggak berhasil mendapatkan masker, akhirnya aku (beneran) sakit dan sesuai dengan instruksi pemerintah ku mulai menjalankan self isolation 👌🏻. Nggak mudah ya menjalankan self isolation, karena adaaa ajaaa hal yang mengharuskanku keluar, entah itu ke workshop, ATM, belanja, laundry atau jajan 😉.

Ya. Ku butuh masker.
Dan sayangnya aku nggak punya stock 😭.

Huft.

Karena masih batuk nggak mungkin kan aku keluar kelayapan mencari masker, yang ada orang-orang pada parno duluan. Memang pada akhirnya aku berhasil mendapatkan masker dengan harga yang (cukup) wajar di e-commerce, tapi pengirimannya lamaaa banget... curiga dibikin dulu ini mah 😂.

Dipikir-pikir... lah aku kan designer, pernah ikut kelas fashion juga, ngapa nggak buat sendiri? Disini animal instinct-ku mulai menyala 💡. Jadi, ketimbang mencari masker (serius, aku masih usaha) dengan waktu pengiriman yang lebih cepat aku mencari mesin jahit portable. Yha~ Aku mau bikin masker sendiri guise... 😘.

Saat ku tanya Widy spesifikasi mesin jahit portable yang ingin kubeli udah bener apa belum, doi malah melarang sebab ternyata di rumah juga ada. Yatapi kan itu di rumah dan kita disini terjebak~ 😌 Sebab animal instinct-ku kadung menyala kupikir nggak ada salahnya untuk mencoba, trust me I’m designer 😉.

Diantara semua jenis masker yang bisa di DIY-in kupilih yang paling mudah pattern-nya, maklum guise, mau hand stitch aja haha nggak jadi beli mesin jahit portable-nya 😅. Untuk pattern-nya bisa dicari di Pinterest, biasanya dari Pinterest nge-link ke web atau channel YouTube. Aku sendiri pattern-nya ngikutin ini.

Saat nonton mah bagus ya shape-nya enak dilihat dan terkesan simple, begitu dibuat mah beda euy... 😁 Aku nggak ngikutin tumplek plek ya pattern-nya, ada beberapa bagian yang dirubah demi menyesuaikan kemampuan hand stitch-ku yang masih amatir.




Kupikir hasilnya nggak jelek-jelek amat ya, masih bisa dipake meski sebenarnya nggak begitu pas di wajahku 😋.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hai!
Selamat hari... Haha apa ya 😅 pokoknya WFH kesekian welah 😋

Salam rangka mengisi gap santuy WFH (yang kini berarti work from heart ❤️), kadang ku nonton YouTube per-homebody-an yang mana ujung-ujungnya membuat ku ingin ikutan membuat house tour meski belum punya rumahnya 😁 Sebab ku sadar, maka sebagai gantinya kubuat room tour 😉.

Disclaimer: mon maap kalau fotonya nggak asique, sebab keterbatasan space jadi agak susah difotoinnya yay 🤭.








Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by Lum3n.com from Pexels

Hai!
Selamat hari senin.

Untuk yang pada lagi WFH1 (work from home) semangat yaw 😁
Untuk yang pada lagi WFH2 (work from hmmm...) semangat jugaw 😉

Sebenarnya aku udah lama ingin membuat post tentang rekomendasi YouTube channel favorite-ku, Cuma karena berbagai hal malah mandeg jadi draft. Sebagai homebody yang senang melakukan berbagai hal di rumah, adanya himbauan WFH dari pemerintah memang membuatku excited karena kupikir akhirnya teman-temanku bisa merasakan apa yang selama 1 tahun belakangan ini kurasakan.

Well... Tapi ternyata nggak semua orang cocok ya untuk WFH, sokay guise... 😊semoga kalyan bisa survive di sisa WFH ini 😋.

Terlepas dari ribetnya me-manage pekerjaan domestik dan pekerjaan reguler dalam keseharian, kupikir WFH adalah solusi yang ideal bagi homebody sepertiku 🥰. Yha~ meski sesekali aku juga masih suka kangen after office dan order kolektif Go Food hehe 😁.

Kalau kaw adalah homebody, kuyakin pasti hobby-mu adalah nesting 🤭 nggak deng... tapi pasti nggak akan nolak kan kalau dikasih chance untuk rebahan 😋. Sebagai homebody aku punya beberapa rekomendasi channel YouTube yang kupikir terlalu sayang kalau di-keep sendiri 😉.

Tentcunya, niche channel YouTube yang ku rekomendasikan ini nggak jauh-jauh dari urusan per-homebody-an ya, awalnya aku menonton channel YouTube mereka sebab ingin merasa ditemani saat bekerja, eh taunya malah keterusan hehe Asyik aja nontoninnya 😁.

Inilah rekomendasi channel YouTube ber-niche homebody favorite-ku yang kususun berurutan sesuai waktu screenshot.

ONDO
Kuyakin udah banyak yang pada tahu channel YouTube Ondo ini 😁 ku bilang begini sebab aku pun di awal-awal rajin nonton YouTube dapet rekomendasinya ya beliau ini 😋. Mostly videonya adalah kegiatan hariannya macem masak, ganti layout kamar atau sekedar leyeh-leyeh di kamar 👌🏻Dibandingkan channel YouTube ber-niche homebody lainnya, videonya Ondo memang nggak begitu aesthethic, lebih ke minimalis.

NYANGSOOP

Aku nggak sengaja mampir ke channel YouTube-nya Nyangsoop gegera dapet rekomendasi dari YouTube, mungkin gegara sebelumnya aku subscribe Ondo dan Haegreendal hehe .Mostly videonya adalah kegiatan harian macem masak, santuy, main dengan kucing dan beberes rumah. Yang kusuka dari Nyongsoop, meski setting-nya nggak terlalu (terlihat) rapi tapi tetep asyik ditonton 👌🏻.

 
HAEGREENDAL
Diantara semua channel YouTube ber-niche homebody, Haegreendal adalah yang ter-favorite ❤️. Color tone-nya cenderung stabil, simple and warm, yang terniat dan yang terkonsep. Mostly videonya adalah breakfast / lunch / dinner preparation, hobby ngopinya, anaknya yang ngegemesin, sedang sisanya beberes rumah. Yawla... Aku padamu mb 😘. Di dunia nyata, Haegreendal adalah graphic designer yang berasal dari Korea Selatan, kalau kulihat sih vibe ilustrasinya pun senyawa dengan vlognya yang simple tapinya cute. 

@sangmi.like pribadi 
@haegreendal ilustrasi
Snugpic youtube resep makanan dan minuman


HYONYEO
Awalnya aku mampir ke channel YouTube-nya Hyonyeo ini (lagi-lagi) gegara dapet rekomendasi dari YouTube. Mostly videonya adalah kegiatan hariannya macam masak, room make over, room tour dan kucingnya yang bernama Ttangcho. Kupikir style-nya Hyonyeo ini lebih ke cute vintage yang alhamdulillah-nya nggak ribet macem shabby chic 😁. Di dunia nyata, Hyonyeo adalah seorang graphic designer yang berasal dari Korea Selatan.


LIVING LOVING
Untuk di Indonesia sendiri aku baru menemukan 1 channel YouTube ber-niche homebody, yakni Living Loving. Aku pertama kali tahu Living Loving dari IG, kalau nggak salah waktu zaman-zamannya Nike masih rajin bikin weaving workshop @madebyn. Sejak saat itu aku jadi rajin mantengin @livinglovingnet dan bacain blog-nya. Asyik aja gitu jadi merasa menemukan teman sefrekuensi yang coy-nya beneran 🤣.

Living Loving bermula dari blog yang dikelola oleh duo Nike Prima dan Miranti pada tahun 2013 yang berfokus pada home, creative and lifestyle inspiration. Seiring berjalannya waktu blog Living Loving berkembang dan merambah platform lain selain blog. Udalaya... kalau kaw adalah homebody, wajib banget mantengin Living Loving, apalagi kalau suka home decor dan printilannya 👌🏻.


NORTHERN HEART
Aku tahu channel YouTube Northern Heart ini dari Teh Ien ya, saat Hadin minta rekomendasi channel YouTube selain Jerome dan Hirotada Radifan di Twitter haha Langsung gercep nyari dan subscribe setelah menonton video ke 2. Mostly videonya adalah kegiatan hariannya macem winter preparation, autumn harvest dan printilan ala warlok yang kupikir lebih menantang 😉.

Northern Heart ini adalah seorang warlok yang tinggal di pedesaan Swedia, yang tentunya memiliki keterbatasan dalam hal fasilitas dan hiburan namun diuntungkan dengan lanskap alamnya yang menakjubkan. Karena Northern Heart-lah aku bisa menonton aurora hehe 🤭 Beruntung banget mbnya bisa tinggal disana


***

Sebenarnya masih banyak channel YouTube ber-niche homebody tapi belum sempat kutonton jadi belum bisa kumasukkan list ya... Semoga nanti bisa di-update lagi list rekomendasinya.

All hail to homebody ❤️ 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Lamditi karya @aganharahap

Tibalah kita di pengujung trip sekaligus puncak liburan: Artjog 2019.

Ini post molornya kebangetan yaw, lebih dari setengah tahun hehe 😁 Aku pun sebenarnya merasa agak KZL sih sebab inginnya mah post-nya paralel dengan rangkaian post (yakeles skincare 😌) libur tengah tahunku ke Yogyakarta. Gimana ya... aku selalu ingin segala sesuatunya tampak rapi, teratur dan berurutan, makanya ada setitik perasaan nggak sreg kalau posting nggak sesuai urutan 😎.

Tapi yaudahlah ya...
Sesekali melakukan hal di luar kebiasaan mungkin akan berdampak baik untukku 😇. 

Karena Ana ada kerjaan ke Semarang jadinya doi nggak bisa ikut nemenin kita ke Artjog 2019, padahal kita udah ngebayangin gimana serunya maen bareng ke Artjog 😅. Tapi pagi sebelum berangkat Ana menyempatkan mampir ke EDU Hostel Yogyakarta, sekalian bawa oleh-oleh... duh uwwu banget kan 😘.

Serabi Solo 👌🏻

Oh ya, di EDU Hostel Yogyakarta kita bisa menitipkan tas meski udah check out, jadi kalau mau kemana-mana dulu seenggaknya kita nggak akan terlalu terbebani. FYI aja, di stasiun Yogyakarta ada loker penitipan tapi masalahnya kita nggak bisa masuk kalau tiket belum di-print, yang mana sekurang-kurangnya 4 jam sebelum keberangkatan. 

Kalau mau menitipkan barang tinggal tanya mbak resepsionisnya, nanti kita akan diberikan semacam kartu loker dan benang kasur untuk mengikat barang kita (nyirian minangkana mah). Barang yang dititipkan akan disimpan di ruangan kosong dibelakang tembok yang ada petanya, nggak pake loker yaini. Tahun sebelumnya aku pun pernah menitipkan tas sebelum waktu check in, kepagian datangnya hehe.

Sebab jarak Artjog 2019 nggak begitu jauh dari EDU Hostel Yogyakarta maka kita memutuskan untuk berjalan kaki bermodalkan G-Maps. Memang nggak terlalu jauh ya... tapi berhubung kita udah jompo sejak Napak Tilas AADC 2 kemarin jadinya lumayan ngos-ngosan 🤣.

Mandatory picture

FYI. Artjog adalah pameran seni kontemporer tahunan yang diadakan di Yogyakarta, menampilkan instalasi artist dari dalam dan luar negeri. Pada Artjog 2019 tema yang  diusung adalah Arts In Common: Common | Space, harga tiket untuk dewasa Rp 50,000 dan anak-anak 25,000.

Mungkin karena euphoria hari terakhir, jadi pengunjung terkesan agak barbar haha Begitu masuk ke instalasi pertama orang-orang langsung berfoto kemudian berpindah ke instalasi selanjutnya melakukan hal yang sama. Jadi instalasinya benar-benar dijadikan background foto, tanpa membaca asbabun nuzul instalasi tersebut meski udah di-print segede gaban di pinggirnya.

Dear tcoy! Nggak ingin apa santuy dulu menikmati instalasi yang (kuyakin pasti) dibuat dengan susah payah dan menangkap message yang ingin disampaikan si artist? Tapi memang nggak bisa disalahkan juga ya, toh aku pun kelamaan menatap instalasi yang ada malah ketinggalan rombongan 😁.

Mandatory picture (lagi)

Ya... aku pun berfoto dan mengambil foto di beberapa instalasi yang menurutku keren, tapi itu kulakukan saat instalasi tersebut sedang sepi. Nggak ngerti lagi darimana datangnya, namun ada sesembak & fotografer pribadinya yang mendominasi suatu instalasi, sampai pengunjung lain mesti ngantri. Cik euy ... lain datang ti kamari-kamari 😌.

Instalasinya keren-keren ya... salut nih sama crew-nya yang gercep banget mengingatkan pengunjung untuk nggak pegang-pegang instalasinya dan mengingatkan kita untuk selalu menjaga jarak. Penampatan instalasinya terbagi menjadi 3 lantai, layout-nya juga enak ya, Cuma untuk beberapa instalasi sepertinya mesti mendapatkan space yang lebih luas, biar nggak nyenggol aja sih.

Kalau ditanya instalasi mana yang menjadi favorite-ku di Artjog 2019 aku mesti bilang semuanya haha Well... setiap artist mempersembahkan instalasi terbaiknya bukan? Then, biar nggak penasaran aku kurasikan beberapa instalasi yang menurutku keren dan berkesan di Artjog 2019 lalu. 

WHIRLWIND OF TIME


Salah satu yang mencuri perhatian adalah instalasi karya Andrita Yuniza Orbandi yang dinamai Whirlwind of Time yang terinspirasi oleh cerita di buku Harumi Kurakami yang berjudul Kafka and The Shore. Instalasi ini terbuat dari ratusan potongan ranting pohon yang membentuk pusaran angin puyuh (yang tadinya kukira adalah sarang), merepresentasikan bahwa tekanan yang terjadi pada manusia sesungguhnya berpusat pada benaknya sendiri.

Sebagai mantan anak nirmana 3D, aku sangat mengapresiasi karya Andrita Yuniza Orbandi ini sebab kuyakin  dibutuhkan kerja kerja dan waktu panjang baginya hingga mampu mewujudkan instalasi se-mind blowing ini. Oh ya, pada jam-jam krusial pengunjung hanya diberikan waktu ± 2-3 menit untuk memasuki instalasi Whirlwind of Time, ngantrinya lama tcoy.

GARAM DI LAUT ASAM DI GUNUNG BERTEMU DALAM BELANGA JUGA


Well... siapa sih yang nggak pernah mendengar tektokan kata ini? haha Ku yakin kau pun pasti pernah yekan? Eits jangann salah faham dulu, interpretasi Etza Meisyara tentang garam di laut asam di gunung bertemu dalam belanga juga bukanlah hal yang sama seperti yang sering kita dengar di acara keluarga. Melainkan pencarian bentuk komunikasi yang terjalin di semesta ini.

Aku pun sebenarnya nggak terlau ngeh ya dengan intrepretasi artist-nya, sebab kupikir yang keren dari instalasi ini adalah judulnya yang click bait haha 😁 Aku tadinya malah berfikir instalasi ini adalah ulekan jumbo yang meluruhkan garam dan asam, bahkan sampai tumpeh-tumpeh si pinggirannya hehe Sumvah, judulnya bagus 👌🏻.

ARTIFICIAL GREEN BY NATURE GREEN


Berangkat dari keresahan Bagus Pandega dan Kei Imazu akan deforestasi, mereka mencoba menghadirkan fenomena perubahan iklim global melalui instalasi (yang bagiku) niatnya pake banget hehe. Mesin lukis (yang catnya berwarna hijau ini) gerakannya diatur oleh perangkat elektronis modular yang membaca arus listrik organik dari kelapa sawit di sampingnya. 

Keren banget yaini... Cuma sayang kita nggak punya cukup waktu untuk melihat gambar apa yang dihasilkan, mungkin baru bisa beres saat penutupan, who knows? Karena bahkan sampai Artjog 2019 berakhir aku belum bisa menemukannya. Yha~ kali aja ada yang nge-tag hehe 😁.

RECOMMBINANT COMMONS


Salah satu instalasi yang cukup berkesan untukku adalah instalasinya Mary Magicc ini, gimana nggak (berkesan), pada saat memasuki ruangan menguar aroma  yang menusuk hidung. Perpaduan aneh antara penguraian mikro organisma tak sempurna dan apek yang terjebak lama dalam ruang. Kurang lebih sama seperti aroma pasar yang sudah lama ditinggalkan.

Disini Mary menampilkan sisi lain dari Kali Code yang membelah Yogyakarta, dimana sampah menguasai sungai. Miris memang karena pada saat yang bersamaan ada warga yang masih menggantungkan hidupnya pada sungai. Message-nya keren, instalasinya juga 👌🏻.

Sisanya fotonya aja ya 😆


Sekian Artjog tahun ini, semoga tahun depan bisa mampir lagi.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ▼  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ▼  Mar (7)
      • Cerita Bandung: Walking Tour Braga Weg
      • Artsy Fartsy Artjog 2019
      • YouTube Crush: Homebody True Calling
      • Room Tour :)
      • DIY Masker Kain
      • COVID-19 March
      • 30 Hari Film Indonesia
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ►  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ►  Apr (1)

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates