‘Kenapa ya
sekarang barudak (teman-teman)
membosankan?’#eeeaaaaa
Vici yang sudah merasa gak asyik lagi di grup Line angkatan tiba-tiba mengangkat issue yang nyata di chatting sebelum tidur,
tentang betapa gak asyiknya
kita kini dan betapa hal tersebut membuatnya bosan. Ralat. Bukan hanya Vici,
aku juga #eh, aku dan barudak yang lain #eh #eh, aku dan barudak
yang lain yang masih single #eh #eh #eh.
Mungkin barudak
jadi membosankan karena segmen chatting
juga turut berubah mengikuti usia dan status
terbaru. Kalau dulu topik pembicaraan kita hanya seputar orang tua, kuliah dan
pacar, kini mulai berkembang ke arah yang lebih private dan emak-emak banget,
seperti urusan suami, anak dan life style
yang dijalani. Peoples changed ...
hanya saja mereka yang lebih duluan berubah. Kita mah menyusul ...
I’m
believed in phrase ‘Age is just a number ‘. Usiaku
saat ini adalah 26 tahun, namun anehnya aku tidak merasa sedang berusia 26
tahun, aku malah merasa sedang berusia 23 tahun. 3 tahun lebih muda dari yang
seharusnya. No ... No ... No ... Bukannya aku sok muda atau sok kecakepan karena masih sering dikira
masih duduk di bangku kuliah, atau dikira fresh
graduate yang lagi on fire
mencari kerja setelah diwisuda 2 minggu yang lalu. Aku hanya penasaran kemana 3
tahun yang hilang itu. 3 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk bisa dicuri
atau dihilangkan begitu saja.
Dengan berkembangnya segmen chatting, maka bisa dipastikan kini hanya sedikit barudak yang berpartisipasi di grup Line
angkatan. Kalau bukan karena ada moment
penting seperti pengumuman pernikahan dan sharing
foto setelah ketemuan, grup Line
angkatan sepi penggemar. Kalau pun ada, hanyalah saling mengucapkan selamat
ulang tahun yang riuh dengan taburan doa-doa penyemangat mencari jodoh.
Untuk memecah kesunyian
grup Line angkatan yang mati suri, biasanya salah seorang barudak akan basa basi dengan say
hi atau apalah, seperti halnya ‘hi
tweeps’ di Twitter. Lalu, bermunculanlah anggota grup lainnya yang magang
jadi silent leader, saling
berkomentar, saling mencela, saling mengingatkan. Notification alarm seakan
tak henti-hentinya menyala ketika kita sudah menjadi ikan Piranha yang suka rebutan
membalas chatting.
As a Cinderella
story, kesenangan chatting
berjama’ah hanya bertahan sampai tengah malam saja, keesokan harinya grup
Line angkatan kembali sunyi. Dan, aku yang juga ikut meratapi grup Line
angkatan memutuskan untuk kudeta mandiri, membuat grup Line baru dengan segmen single yang butuh penghiburan teman.
Single.
Singel.
Singgel.
Singlet.
Kenapa mesti Singlet? Karena lebih mudah diingat dan lebih
down to earth daripada lingerie. #meanwhileinindonesia
Dengan Singlet, aku merasa kembali ke masa lalu, masa
dimana barudak ngobrol ngalor ngidul
dengan casualnya, diselingi dengan heureuy ala barudak yang setiap katanya mengundang tawa. Dan yang terpenting, chatting sebelum tidur tidaklah
membosankan seperti sebelumnya ...
FYI, we’re still
available lohh ... haha