Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.
Photo by Daria Rem from Pexels

Sedikit recap dari honey lemon shot:

Goals-ku (di awal) minum honey lemon shot ini adalah pure untuk immune booster aja kan ya, bukan untuk detox, karena kalau untuk detox mesti ditambahin apalah gitu ya aku lupa. Alhamdulillah... it works on me! Yay! 🤗

Nah. Selain goals utamaku tercapai (ternyata) ada goals lain yang nggak sengaja ikut tercapai juga yakni: badanku kurusan. Serius yaini. Aku makin kurus 😌. Bukannya aku nggak bersyukur ya... tapi aku juga kaget dengan badanku yang mendadak kurus, teman-temanku apalagi 😅.

Terhitung ± 3 bulan sejak aku mulai rutin mengkonsumsi honey lemon shot hampir di setiap pagi, aku merasakan perubahan yang cukup signifikan. Dimulai dari pakaian yang melonggar, celana yang juga melonggar, sepatu yang ikutan melonggar sampai semuanya menjadi serba longgar. Gongnya adalah saat lingkar pinggangku lebih kecil ketimbang sabukku 😅.

Se-epic inikah honey lemon shot?
Kalau aku sih yes 😉

Gegara badanku yang mendadak kurus ini aku bahkan sempat dikira sedang stress yang membuatku sering dinasihati “kalau ada masalah jangan dipendam sendiri...” atau “jangan terlalu banyak pikiran ya...”. Astagfirullohaladzim... ingin sekali aku pamer 😌: “aku kurus alami yaini, tanpa obat pelangsing, peninggi atau pemutih instant! Bukan stress juga ini... 😂”.

Sekitar 2-3 bulan yang lalu aku akhirnya memutuskan untuk berhenti dulu mengkonsumsi honey lemon shot demi memberi jeda pada badanku, karena bahkan untukku sendiri efek honey lemon shot ini mantappu nggak ada duwa 👍🏻. Terlalu drastis malah 😁. Dan cepat 😆.

Setelah ditinggal honey lemon shot selama ± 2-3 bulan, alhamdulillah cuplis-cuplis sudah mulai tumbuh dan perlu diberantas haha 🤣 Kupikir aku akan mulai lagi rutin mengkonsumsi honey lemon shot hampir di setiap pagi, musim pancaroba begini mah berpotensi tinggi bikin masup angin 😅.

Well... Kalau kalyan berniat untuk menurunkan berat badan yang nggak capek alias tanpa olahraga, bisa dicoba nih ya honey lemon shot. Asal rutin aja minumnya. 
Minimal cobain deh sebulan 😁.

Honey lemon shot ala Lestari 
- 1 sdt Madu Uray
- Air perasan dari ½ butir lemon impor atau dari 1 butir lemon lokal
- Air hangat ¼ gelas
Diminum setiap pagi maksimal ½ jam sebelum sarapan

Lebih baik lagi kalau komposisinya disesuaikan dengan selera masing-masing ya...

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
via Unsplash

Hay!

Di penghujung tahun ini aku meng-highlight apa yang kubeli selama 6 bulan ke belakang, yap, bukan cuma best nine aja kan ya yang mesti di-highlight 😅. Nggak ada tujuan khusus sih, cuma mengisi waktu luang aja 😋... Seenggaknya waktuku akan lebih berfaedah ketimbang nontonin anak-anak gang hujan-hujanan dari jendela kamar

Sebagai jama’ah flash sale yang demen mantengin promo e-commerce, susah banget untuk nggak tergoda membuka  apalagi kalau lagi gabut. Ya kan? Kuyakin kau pun begitu 😌 *mencari pembenaran. Oh iya, sebagian barang-barang yang ku highlight ini adalah barang-barang yang menurutku sebenarnya nggak penting-penting amat tapi tetap ingin punya 🤣

Here it is...

MUSIM HUJAN STARTER PACK
Mamalah yang menyuruhku mencari teh bunga Chrysanthemum ini untuk berjaga-jaga siapa tahu terkena batuk, pilek dan berbagai macem penyakit pergantian musim. Karena malay ke pecinan dan sekitarnya aku mencarinyavia e-commerce, beruntung aku menemukan toko yang khusus menjual obat-obatan bertulisan China Yha~ hari gini apa sih yang nggak di jual di e-commerce *heu... 😅

Selain teh bunga Chrysanthemum aku juga membeli minyak obat cap Dewi Tunjong dan minyak kayu putih cap Ayam. Sebenarnya masih ada lagi yang ingin kubeli, tapi karena nggak begitu urgent jadinya pada ngendon di cart haha FYI. Biasanya aku membeli minuman kaleng bunga Chrysanthemum di minimarket, tapi kini udah nggak ada lagi padahal enak lho ya.

Minyak obat cap Dewi Tunjong ini dulu direkomendasikan oleh Ceu Ukesh yang suka beberes di rumah, mungkin gegara beliau prihatin kali ya karena hampir setiap malam sebelum tidur punggungku mesti dibalur gegara masuk angin. Segera minyak obat cap Dewi Tun Jong jadi minyak favorite kita, selain karena hangatnya pas (meski di awal sering kepanasan 🥵) aromanya juga nggak menyengat, enak laya... apalagi kalau sambil dipijat 🥺.

Di Subang hanya ada 1 toko yang menjual minyak obat cap Dewi Tunjong ini, makanya girang sekali saat menemukannyadi e-commerce 😊.

Kupikir minyak kayu putih yang ada di market saat ini cuma menjual aromanya yang mana nggak bertahant lama tapi hangatnya nggak terasa, even minyak kayu putih legend macem Sidola pun nggak lagi terasa hangat. Well... Kubilang begini sebab ku kangen dengan (rasa) hangat dari minyak kayu putih seperti saat masih kecil.

Setelah mandi.
Sebelum dipakaikan baju 🤗.

Aku sendiri cukup puas dengan minyak kayu putih cap Ayam, karena rasa hangatnya terasa dan wanginya awet Paling packaging-nya yang agak genggeus haha Selain karena botolnya yang nggak travel friendly, nggak ada stopper di mulut botolnya, kalau nggak hati-hati menuangkannya isinya bisa ngegelontor.


SAFFRON 
Selama ini aku memiliki masalah sulit tidur, tidur ‘normal’ ku biasa dimulai sekitar jam 12.00 - 01.00, yha~ bukan kebiasaan yang baik memang. Kebiasaan sulit tidur ini dimulai sejak masa kuliah, well... mahasiswa mana sih yang nggak pernah begadang? 😅 dan buruknya, kebiasaan sulit tidur ini berlanjut hingga kini.

Setelah search sana sini, akhirnya aku memutuskan untuk membeli saffron yang konon bisa membantu mengatasi kebiasaan sulit tidur. Alhamdulillah setelah mengkonsumsi saffron selama beberapa bulan, aku bisa tidur lebih cepat dan tidurnya itu jadi lebih bulat 😂 maksudnya jadi nyenyak, nggak gelisah atau kebangun-bangun *elahh... ujung-ujungnya malah testimony 😅.

Beli di Shopee

KONJAC SPONGE
Aku membeli konjac sponge ini di Toko Organic, untuk fungsinya bisa di-search sendiri ya 😁 Diantara semua belanjaanku konjac sponge ini adalah yang paling ngenes, KZL banget sih sebenarnya... Setelah dipake biasanya kan konjac sponge-nya aku angin-anginkan dulu di hanger, setelah kering macem fosil barulah konjac sponge-nya ku masukkan ke dalam kontainer biar nggak kotor.

Nah, suatu hari... nggak tahu kenapa aku malah langsung memasukkan konjac sponge yang masih (dalam keadaan) berair ke dalam kontainer. Kupikir nggak akan kenapa-napa toh nanti juga dipake lagi, tahunya... aku lupaaa... 😖 Begitu kontainernya dibuka lagi, ishhh... tekstur konjac sponge-nya udah berubah macem kueb yang bulukan, berjamur dan langsung hancur begitu disentuh.

Sekian. Sad things kali ini...
FYI. Udah nggak minat beli lagi konjac sponge.

Beli di Shopee | website

NIVEA LIP CARE LINE SPECIAL EDITION
Yap. Aku membeli lip care ini cuma gegara ingin punya Brown charm-nya, lucu~ 😘.

Beli di Shopee


EIGER RAIN COVER
Di musim hujan ini kupikir udah saatnya aku membeli rain cover, pasalnya udah beberapa kali kejadian tasku kecipratan saat naik ojol. Nyucinya itu lho... malesin 😭. Sebelumnya aku udah beberapa kali mengunjungi counter-nya Eiger, cuma saat aku kesana kebetulan rain cover-nya selalu out of stock.

Makanya biar tahu secara pasti stock-nya ada atau nggak, aku mencarinya via e-commerce aja, biar nggak usah ke counter-nya juga sih 😅 Kan apeu, barangnya nggak dapet tapi jajan jalan teroosss! 😏 Memang ada banyak pilihan rain cover, warna dan gambarnya juga lucu-lucu, tapi aku tetap mencari yang keluaran Eiger, biar match aja dengan tasnya 😁.

Beli di Shopee



CABA GLOVE
Aku membeli sarung tangan ini gegara warna kulit tanganku berbeza sekali hehe Sebagai pengguna ojol yang saban hari lupa pake lotion, tenctunya aku berharap sarung tangan ini akan meminimalisir perbedaan warna di kulit tanganku. Belangnya itu lho... nggak asyik banget dilihat 🤭.

Sebenarnya sarung tangan ini diperuntukkan untuk driver, bukan untuk yang dibonceng driver 😅 Lagi-lagi aku membelinya via e-commerce, atas dasar efisiensi waktu dan promo free ongkir 😉. Aku sengaja memilih material kulit asli ketimbang kulit sintetis biar agak awet, meski jahitannya ada yang kurang rapi dan agak longgar, so far aku suka sarung tangannya.

Beli di Shopee


CINEMAGS GAME OF THRONES COLLECTOR EDITION
FYI. Cinemags adalah salah satu majalah favorite-ku selain majalah Gadis dan Go Girls sejak masa sekolah, hmm... apa itu Tabloid Fantasy 🤔? Isinya AFI-AFI mulu 🤣  Meski hanya membeli edisi-edisi tertentu (tergantung film yang diulasnya) aku cukup menantikan Cinemags setiap bulannya karena bonus poster dan printilan nggak penting tapi senang kalau punya.

Sebelumnya Cinemags sempat hiatus gegara migrasi digital, tapi akhirnya come back lagi... masih dengan format majalah fisik. Yha~ di masa yang serba digital ini adalah suatu kebahagiaan bisa memegang dan membolak balik halaman majalah, nostalgia sensasi. BTW aku sangat mengapresiasi niat baik Cinemags yang memilih bertahan dengan format majalah fisik.

Aku membeli Cinemags Game of Thrones Collectors Edition ini karena memang suka Game of Thrones dan udah lama aja nggak membeli majalah haha 🤭 Kupikir untuk ulasan serialnya nggak begitu dalam (karena tenctunya udah pernah search lebih dalam 😉), infonya juga agak so yesterday dan bonus posternya kurang gede *masalah pelik. Tapi aku senang sih...


GRAMEDIA BIRTHDAY SALE
Aku membeli buku-buku ini secara nggak sengaja saat aku, Icunk dan Lisna jalan-jalan sore dari Braga ke Gramedia, niat banget kan jalan... haha 😅 Seperti byasa, kita mengunjungi Gramedia tanpa ada ekspektasi apa-apa, kalau ada buku yang ingin dibeli ya beli kalau nggak ada juga nggak apa-apa. Setelah muter sana sini danm beberapa buku kita menghampiri meja kasir.

Tahu nggak mb kasirnya bilang apa? ‘Teh, kalau beli 2 jadi 10 ribu’ dan ‘kita lagi ada promo teh, buku-buku yang ada di sana (sambil menunjuk) semuanya 10 ribu 2’ setelah yakin bahwa diskonnya nyata, ku bilang ‘iya mb, aku bayarnya nanti aja ya... mau milih buku lagi, biar jumlahnya genap’ dan dengan sumringahnya kita lanjut memilih buku.

Kalau kata Icunk mah rasanya diskon 10 ribu 2 ini menggebu-gebu, macem menerima balasan surat dari kecengan. Gimana ya... memang berasa bergairah aja gitu haha 😅 Like, there a fireworks burst in my chest. Udah lama juga nggak menemukan kebahagiaan macem gini. Please Gramedia, sering-seringlah diskon biar kita lebih sering bahagia 🤗.



WALT DISNEY CLASSIC STORY
Aku membeli buku ini pun secara nggak sengaja, tadinya cuma ingin membeli buku untuk keponakan yang akan berulang tahun, eh taunya malah ikutan beli... 😅. Kupikir nggak ada salahnya membeli buku macem Walti Disney Classic Story ini karena selain bersifat seasonal (yang mana stock-nya nggak bisa diprediksi) aku jugam kisah-kisah Walt Disney. Jadi, nggak ada alasan untuk nggak beli 😉

Sampai sekarang bukunya belum kubaca, sayang... 🤗 sebagai seseorang yang tumbuh bersama karakter Disney, buku ini macem hidden treasure yang mesti di eman-eman haha makanya masih belum tega untuk membuka plastik packaging-nya.


Dan

Last but not least.

Untuk kali pertama di hidupku... aku membeli smartphone 🥳 Mungkin bagi sebagian orang membeli smartphone sendiri adalah hal yang lumrah, tapi nggak untukkku. Yap. Selama ini aku selalu dibelikan atau mendapat hibah-an. Aku sih nggak mempermasalahkan sebab udah nggak terlalu ngoyo dengan urusan per-gadget-an, selama fitur basic-nya masih bisa dipake dan kameranya bukan VGA, everything’s gonna be owkay 👌🏻.

Aku membeli smartphone baru gegara baterainya terlampau cepat habis, nggak bisa di ganti juga sebab counter-nya udah di-kick dari BEC. Coolpad cocoknya bikin kipas angin dahh... 😌 Kalau bukan untuk urusan aku juga emohh mending nunggu sampai benar-benar nggak bisa dipake, baru beli~ haha

Well... nggak gitu juga sih sebenarnya~ Tadinya aku berencana membeli kamera makanya saat tahu mesti mengganti smartphone merasa agak KZL. Tapi yasudala... semoga saat liburan ke NZ nanti kusuda punya kamera, biar fotonya ‘bener’.

***

Segini dulu aja deh ya, kapan-kapan ku update lagi. Semoga di masa yang akan datang kupunya banyak kegiatan yang lebih berfaedah, biar nggak tergoda rebahan dan scroll aplikasi e-commerce 🤭.

See ya!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Beberapa bulan belakangan ini mood-ku nggak karuan, ketimbang produktif mengerjakan ini itu aku lebih banyak mager dan rebahan. Yha~ something isn’t going so well... Imbasnya jadi malay ngapa-ngapain termasuk ngeblog, heu... 😌

Aku menonton film Bebas ini bulan lalu yaw dengan geng nonton Ubertos kebanggaannya warga Bandung Timur 🥳. Di bulan Oktober lalu ada beberapa film bagus yang masuk list nonton, tapi yang memenuhi syarat dan menang voting adalah film Bebas. 

Film Joker dicoret dari list sebab rumornya film ini mengakibatkan efek depresif, ditambah lagi Memed udah nonton. Film Perempuan Tanah Jahanam dicoret dari list sebab sepi peminat 🤣 Masih kapok cuy dengan Sebelum Iblis Menjemput. Dan film Susi Susantuy mesti di-pending sebab rilis di bulan November.

Film Bebas ini adalah adaptasi dari film Korea berjudul Sunny yang hype saat aku masih kuliah, bercerita tentang manis getirnya sebuah geng remaja di SMA yang setelah berpisah belasan tahun dipertemukan kembali. 

Aku suka film Sunny ceritanya segar dan menghangatkan, acting para cast-nya pun tampak natural. Saking hype-nya film Sunny sudah beberapa kali diadaptasikan, yap, Indonesia adalah negara kesekian yang mengadaptasi. 

Kupikir keputusan Miles Film membeli 
hak cipta ini adalah keputusan yang baik ya, seenggaknya nggak mesti nyontek macem yang udah-udah 🙃.

Menurutku film Sunny adalah salah satu film Asia yang memorable, sebab temanya asyik nggak hanya berfokus pada kisah kasih tak sampai macem film Sunny Indonesia (a.k.a Cinta Pertama), pokoknya menyenangkan aja mengikuti setiap scene-nya.

Kali ini Mira Lesmana turun langsung menulis skenario filmnya bersama Gina S. Noer yang juga menulis skenario film Keluarga Cemara dan Dua Garis Biru. 

Karena kultur Indonesia agak berbeda dengan kultur Korea maka ada beberapa penyesuaian yang dilakukan, macem judulnya yang nggak Sunny, tokoh antagonis yang cowok dan yang paling penting; adanya member cowok.

Kupikir kehadiran member cowok di geng Bebas ini turut memberi warna, lagian kalau member-nya semua cewek ya pasti identik dengan film cewek yang mana berimbas pada market target. Lagipula kita (orang Indonesia) pada umumnya nggak familiar dengan sekolah khusus perempuan, kalau pun familiar pasti mikirnya pesantren 😅... 

Nah, karena setting sekolahnya SMA Indonesia maka karakter antagonisnya adalah cowok ngeselin yang demen ngajak ribut. Surprisingly, banyak cast nggak terduga yang muncul sebagai cameo di film Bebas ini, asyik sih ya... 🤩 Sebagai anak generasi 90an yang udah cukup umur tapi belum merasa tuwa aku merasa bernostalgia dini 😋.

Memang sulit rasanya untuk nggak membandingkan film Sunny saat menonton film Bebas, in deepth spoiler ever. Kupikir sedari awal Miles Film memang ingin membuat film Bebas ini nggak se-Sunny film adaptasi Sunny lainnya. Bahkan judul filmnya diganti menjadi Bebas, yap, realistis aja sih ya, di Indonesia lagu Bebas lebih familiar ketimbang lagu Sunny.

Film Bebas mengambil setting tahun 90an, kalau dibandingkan dengan film Sunny memang agak lebih kekinian laya. Tapi aku suka sih... merasa relate aja gitu dengan dengan music score-nya. Serius deh ini, hampir semua playlist-nya aku kenal haha 🤣🤣🤣

Film Bebas dibuka dengan scene dimana Vina Panduwinata (Marsha Timothy) merasa hidupnya gitu-gitu aja.

Hmm... yawla Mb... kehidupan udah stabil, interior rumah udah kece, punya anak cakep, eh punya suami Darius Sinathrya pula. Cuy... niqmad mana yang kau dustakan? 🤔

Vina pada kita:
Yha~ namanya juga manusia... 😌

Seperti yang kita tahu Vina mengunjungi ibunya (Sarah Sechan) di rumah sakit dan bertemu dengan Krisdayanti a.k.a Kris (Susan Bachtiar) teman SMAnya dulu, sebab menurut dokter umurnya nggak ‘kan panjang, Kris meminta Vina untuk mengumpulkan kembali gengnya semasa SMA, geng Bebas.

Pencarian geng Bebas ini membuat hidup Vina kembali ber’rasa’. Mula-mula Vina mengunjungi mantan sekolahnya demi mencari alamat geng Bebas, agak mempertanyakan juga sih ya, apakah Vina ini gaptek atau terlalu realistis.

Emang nggak kepikiran ya nyari via socmed? 😋

Di mantan sekolahnya Vina bertemu dengan gurunya (Tika Panggabean) yang memberikan informasi tentang Jessica (Indy Barends) yang kini berprofesi sebagai agen asuransi. Kemudian mereka mencari keberadaan member geng Bebas lainnya via detektif swasta merangkap teman SMAnya yakni Dedi.

Pertemuan mereka dengan Jojo di awal agak awkward ya, padahal Jojo (Baim Wong) dulu paling coy dengan Jessica. Pecah gongnya malah saat Baby (Dea Panendra) datang dengan gayanya yang lenjeh, bangsyat memang Dea Panendra ini jadi scene stealer dimana-mana 😍 Tapi  kuyakin sih, suatu saat nanti Dea Panendra bakal shining, shimmering, splendid.

Then, mereka menemukan Gina (Widy Mulia) yang hidupnya nggak berjalan mulus, setelah ditinggal suaminya ia mesti menghidupi kedua anak dan ibunya (Cut Mini) yang stroke. Disini aku malah merasa salut sama mboknya a.k.a ARTnya Gina yang setia mengabdi meski keadaan udah nggak semakmur dulu. Langka banget kan... Apalagi di zaman sekarang.

Mungkin gegara udah lama nggak ketemu, kupikir chemistry geng Bebas dewasa nggak sekuat chemistry geng Bebas remaja, kurang coy aja gitu. Ada beberapa scene yang feel kebersamaannya kurang dapet, macem scene pembacaan wasiatnya Kris yang malah terasa jalan sendiri-sendiri.

Marki-flashback ke masa remaja geng Bebas.

Vina Panduwinata (Maizura) adalah anak baru made in Sumedang yang baru pindah ke Jakarta, karena ke-innocent-annya ia direkrut geng Bebas yang saat itu belum punya nama. Mereka adalah Krisdayanti (Sheryl Sheinafia), Suci (Lutesha), Gina (Zulfa Maharani), Jessica (Agatha Pricilla) dan Jojo (Baskara Mahendra). Sejak punya geng Vina jadi anak gaul.

Karakter dan visualisasi geng Bebas ini nggak berbeda jauh dengan versi aslinya, selain beberapa penyesuaian ada beberapa issue yang diangkat, macem single parents dan sex orientation. So far nggak genggeus kok malah terasa relate dengan keseharian kita sebagai warga +62 yang demen mantengin twitwor haha

Sejak awal Suci kurang setuju Vina ikut bergabung di geng Bebas, pasalnya logat Sundanya Vina mengingatkannya akan ibu tirinya (Happy Salma). ZBL beralasan sih hehe 😅 Tapi... gara-gara kesundaannya inilah Vina menangkan duel dan mulai di-notice geng Baby Girls yang ciut gegara ada Liputan 6 😂.

Kupikir, scene duel di rooftop adalah scene ter-favorite sejuta umat 😘 Adu bacot antar geng ini memang juwara terutama saat bagiannya Jojo vs member Baby Girls yang nyolot ngeselin. Tektokannya pas dan yha~
asyik aja nontoninnya 😂. Meski scene salatri-nya Vina kurang diekspose, tapi kusuka sih style kesurupannya 😂 sayang nggak ada ‘aing maung’ 🐯.

Disini aku suka Amanda Rawles, karakternya pas dan (akhirnya) cocok untuknya, perkara acara MTv yang maut tayang mah lewat haha Ketimbang scene duel ditengah-tengah tawuran, aku malah lebih suka saat mereka kejar-kejaran di tengah kios-kios di dalam gedung. feel-nya lebih terasa...

Karena sekolahnya di Indonesia, maka tokoh antagonisnya adalah cowok bernama Andra (Giorgino Abraham). ZBL... Tapinya pantes haha 😅 Yang malah agak kurang sreg adalah tokoh kecengannya Vina yakni Jaka  (Kevin Ardilova) gimana ya... kurang gimana gitu, yha~ intinya sih bukan seleraku aja haha 😅

Sedari awal film Bebas ini dinarasikan dengan kocak, tektokan antara Sarah Sechan dan Marsha Timothy adalah opening yang menarik, seenggaknya kita akan dibuat tertawa mengenai opininya tentang ke-sok-urban-an urang Sunda. Dan sepokat a.k.a spokat a.k.a sepatu adalah benda penting yang nggak boleh terlewatkan.

Setelah pertengahan film barulah tensi kekocakkan mereda digantikan dengan konflik real manusia dewasa yang lebih serius. Memorable scene lainnya adalah saat geng Bebas menghajar gengnya Jefri Nichols gegara gangguin Mia (Syifa Hadju) mulu. Meski Baskara nggak ikutan dan Cuma jadi seksi dokumentasi, kusuka style-nya yang good looking.

Bisa dibilang film Bebas adalah film adaptasi yang cukup berhasil, filmnya menyenangkan dan relate dengan masa 90an yang pernah kurasakan. Film Bebas ini bukan hanya membawa memori kita ke masa paling menyenangkan di seluruh dekade, namun juga memberikan tontonan yang asyik, bukan tipikal film yang akan mudah dilupakan.

Ketimbang film Ada Apa Dengan Cinta yang meski sama-sama menyasar persahabatan remaja, kupikir aku lebih suka film Bebas ini. Lebih nyata. Yha~ sadar diri aja sih sebenarnya... cowok indie pecinta puisi yang sok misterius macem Rangga hanyalah fatamorgana belaka 😌. Rangga adalah mimpi-mimpi indah tak terperi sebelum Revaldo menginvasi serial Ada Apa Dengan Cinta 😅.

FYI. Semua serial yang diadaptasi dari film layar lebar di tahun 2000an ‘meh’.

Oh iya... Ada Reza Rahardian disini dan aku malah merasa film Bebas dan film My Stupid Boss berada di universe yang sama.

Jadi, sist Mirles dan bro Riri Riza adakah rencana mengadaptasikan You Are The Apple of My Eyes? 😋
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Berbulan-bulan yang lalu – di saat hari masih sering hujan dan matahari masih sesekali menyapa –. Setelah hampir setengah hari menunaikkan wear test sepatu kesana kemari, aku berakhir di Gramedia. Sambil menanti hujan yang tak jua reda, aku iseng membaca buku-buku sample (yang plastiknya sudah terbuka), beberapa buku nggak menarik, beberapa lainnya nggak asyik. Yha~ 😁

Namun sebagai bagian dari jama’ah KonMari yang masih kepikiran beli buku Sparks of Joy apa nggak, aku menghampiri tumpukan buku self development  dan declutter ala Jepang. Lihat-lihat doang sih... kali aja ada diskon 😋. Salah satu buku yang menarik perhatianku adalah Ikigai: The Japanese Secret to a Long and Happy Life karya Hector Garcia dan Francesc Miralles, sebab ada sample-nya boleh dong aku membaca sambil menunggu hujan reda 😉.

Kalem.
Kali ini aku nggak akan me-review buku 😋.

Dalam bahasa Jepang iki berarti kehidupan dan gai adalah nilai, terjemahan bebasnya; nilai kehidupan alias value of life. Meski demikian, ikigai juga diartikan sebagai alasan kenapa kita bangun pagi. Namun menurutku sendiri ikigai adalah konsep mengenai esensi hidup, semacam life purpose khususnya dalam ranah pekerjaan. 

Aku hanya sempat membaca buku Ikigai: The Japanese Secret to a Long and Happy Life setengahnya saja, hujan sudah reda dan aku sudah ingin pulang, ngantuk ziz... 😒 Di perjalanan pulang aku malah jadi agak kepikiran; “apakah aku sudah menemukan ikigai-ku?”.

Kalau untuk alasan kenapa aku bangun pagi... Kupikir sudah ya 👌🏻.

Di post pernah begini aku pernah bilang kalau aku sering over thinking akan segala hal sekitar 30-60 menit setelah bangun pagi. Saat itu, aku sering berpikir... Kalau saja aku memiliki kuasa untuk mengubah keadaan yang nggak menyenangkan ini pasti akan ku lakukan, aku bahkan sok-sokan rela menukar apa yang yang kumiliki (except mind, body and soul also love 😏) demi hari yang yang kuinginkan. Macem; here take my money... 😅

Hari dimana aku bisa bangun pagi dan bertanya pada diri sendiri; “hari ini ngapain ya?”.
Asyik banget nggak tuh? Haha🤣.

Memang ada hari-hari buruk dan mengesalkan yang mesti ku lalui demi mencapai hari yang ku inginkan, but all paid off. Ada kepuasan yang meledak-ledak saat aku berhasil mencapai hari-ku, rasanya seperti menonton di bioskop sendirian di seat paling tengah untuk film terbaik. Segalanya tampak luas dan terbuka 🤩. Ada langit sungguhan dan panji-panji yang berkibar mengiringi makan malamku di aula Hogwarts.

Percayalah, bisa bangun pagi dan bertanya pada diri sendiri; “hari ini ngapain ya?” rasanya lebih berharga ketimbang semua hasil qerja qeras bagai quda yang pernah ku miliki.

Sampai hari ini, aku sangat mensyukuri hari-hari dimana aku bisa bangun pagi dan bertanya pada diri sendiri; “hari ini ngapain ya?”. Nggak setiap hari sih... sebab kadang kesiangan atau memang sedang jadwalnya hari malas 😆 Meski sebenarnya sudah tahu hari ini mau ngapain, kupikir “hari ini ngapain ya?” adalah sugesti terbaik untuk mengawali hari.

Namun, setelah kupikirkan lagi, alasan kenapa aku bangun pagi dan ikigai itu adalah hal berbeda, maksudnya, sebab  (sampai saat ini) aku belum menemukan korelasinya. Alasan bangun pagi ya alasan bangun pagi, ikigai ya ikigai. Yha~ mungkin memang sudah seharusnya aku beli bukunya, biar ilmunya nggak nanggung hehe 😋

Kalau melihat diagram-nya, ikigai adalah titik sumbu yang menghubungkan 4 elemen penting dalam hidup ini, yakni; passion, profession, vocation dan mission.


Passion
Sebenarnya aku masih bingung kalau ditanya tentang passion  😅 Sebab kupikir ada banyak hal yang ku sukai dan ku kuasai (ehm... a little self proclaimed wouldn’t hurt, isn’t?).

Aku suka menulis dan kupikir sejauh ini cukup capable. Aku menikmati seni visual sebab ku pikir hal tersebut sangatlah eye pleased. Aku suka menjadikan hal-hal lebih terorganisir. Aku menikmati momen dimana aku berada di rumah, rebahan sambil Twitter-an, so called homebody. Aku suka bepergian dan mengunjungi tempat-tempat baru. Aku menikmati hari-hari menyenangkan dimana aku bisa berjalan kaki sepuasnya. Aku suka hal-hal absurd. Aku suka berpikir. Aku suka berimajinasi.

Ada banyak hal yang ku sukai, namun lebih dari segalanya, aku suka menjadi diri sendiri.
Lebih challenging. IFYWIM 😏.

Sebab passion dalam konsep ikigai adalah perpaduan dari hal yang di sukai dan di kuasai, maka bolehlah kalau ku bilang passion-ku untuk saat ini adalah menulis, menulis apa? Menulis tentang diriku sendiri haha 😊 Kupikir, itu adalah alasan terbaik kenapa aku lebih suka menjadi blogger ketimbang menjadi writer.

Profession
FYI,  Saat ini aku adalah seorang footwear designer alias desainer alas kaki alias tukang gambar sepatu~ Memang profesiku ini nggak se-‘wah’ atau se-prestige profesi lainnya yang terdengar keren saat diucapkan dan ditulis dengan bangga di bio. Nggak sedikit juga yang mencoba mengasosiasikan footwear designer sebagai bagian dari fashion designer, nggak salah sih... 😅 tapi kita (footwear dan fashion) beda lho... 🤔

Kalau ditanya kenapa memilih menjadi footwear designer (ketimbang designer di ranah lainnya)? Well... aku hanya bisa bilang; aku suka sepatu 🥰. Mungkin nggak semua orang akan setuju denganku, namun kupikir sepatu adalah statement items yang paling lugas (ketimbang tas atau aksesoris). Sebab se-absurd apa pun padu padan fashion-mu, selama sepatunya keren semuanya akan auto termaafkan 😋.

Sebab profession dalam ikigai adalah perpaduan antara hal yang di kuasai dan hal yang membuat kita dibayar karenanya, maka sudah dipastikan ya... profesiku adalah footwear designer. Meski kadang ingin mencoba profesi selain di ranah desain, aku suka profesiku 😉.

Vocation
Nah, ini agak berat ya bahasannya haha Yang aku tangkap, vocation adalah seberapa penting impact profesiku bagi orang lain. Memang untuk saat ini nggak banyak yang membutuhkan skill-ku sebagai footwear designer kecuali manufaktur atau UKM yang bergerak di bidang persepatuan, tapi karena nggak banyak itulah footwear designer menjadi profesi yang cukup limited.

But, hey! I made your shoes... I made your day 🙃 Kalau nggak ada sepatumu akan sama membosankannya dengan film Mulholland Drive. Akulah yang memikirkan kombinasi material dan warna untuk sepatumua. Akulah yang mengurusi segala hal yang terjadi di balik sepatu yang kau pakai saat ini. Akulah yang membuat sepatumu begitu manis, begitu keren, begitu asyik... It was me 😊.

Sebab vocation dalam ikigai adalah perpaduan antara hal yang membuat (kita) dibayar dan hal yang dibutuhkan oleh banyak orang, maka itu artinya vocation-ku adalah footwear designer. Kuharap akan ada saatnya dimana aku akan bekerja untuk diriku sendiri 👊🏻.

Mission
Ternyata, ada yang lebih berat ketimbang vocation 😌 Kupikir mission ini lebih ke tugas jangka panjang  ya, berat juga memikirkan jawabannya. Di satu sisi aku suka diriku dan disisi lain aku adalah footwear designer, keduanya bukan hal yang seirama.

Sebentar, kupikirkan dulu... 🤔

Kemungkinan terdekatnya sih aku memiliki signature untuk setiap desain yang pernah kubuat, eh gini nggak sih cara mainnya? Haha 😅 Kupikir karya yang terlahir dariku mestilah merupakan sebagian dari diriku, sedikit personal touch mungkin akan membuatnya lebih manits... Mungkin ya... 🤭 Bagaimana dengan menulis? Meski untuk saat ini konten blog-ku nggak selalu berfaedah dan melulu tentangku, kupikir menjadi blogger adalah salah satu hal terbaik yang ku lakukan.

Sebab mission dalam ikigai adalah perpaduan antara hal yang di sukai dan (ternyata) menjawab kebutuhan banyak orang, maka aku memutuskan mission-ku untuk saat ini adalah memiliki signature untuk setiap desain yang pernah kubuat, gitu kali ya haha 🤣🤣🤣

Ikigai
Jadi, apa ikigai-ku? 😅

Tadi ku bilang kalau ikigai adalah titik sumbu yang menghubungkan 4 elemen penting dalam hidup ini, yakni; passion, profession, vocation dan mission. Maka bisa dibilang ikigai-ku untuk saat ini malah masih meraba-raba 😌 antara footwear designer dan menulis tentang diri sendiri. Masih belum ngerti juga apakah bisa bangun pagi dan bertanya pada diri sendiri; “hari ini ngapain ya?” bisa dikatakan sebagai ikigai.

Eym... Mungkin sudah seharusnya kubeli bukunya 😅

Mesti ku akui, mencari ikigai nggak semudah ekspektasiku, ada banyak pertimbangan dan fokus yang terbelah saat aku mencoba menganalisa diri. Aku punya banyak spesifikasi untuk semua istilah, ikigai, value of life dan life purpose memiliki makna yang berbeda untukku, makanya jadi bingung sendiri 🙁.

Tapi kalau ikigai hanya berarti alasan kenapa kita bangun pagi, kupikir aku sudah menemukan jawabannya tanpa mesti menyambungkan 4 elemen penting dalam hidup ini, yakni; passion, profession, vocation dan mission. Bertanya pada diri sendiri; “hari ini ngapain ya?” saat bangun pagi membuatku yakin bahwa aku siap menjalani dan menaklukkan hari. Baik buruknya 🥺, susah senangnya 🥺, baper julidnya 🥺.

Kupikir urusan per-ikigai-an ini belum kelar ya haha 😅 Masih rancu dan aku mesti memikirkan ulang apakah ikigai hanya berarti alasan kenapa kita bangun pagi ataukah lebih dari itu. Ku harap bisa secepatnya memutuskan apa ikigai-ku, semakin lama semakin liur, malay jadinya.

Well... Semoga harimu menyenangkan 😘.

Peace, love and gawl.
Lestari
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Setelah dari Bakmi Jowo Mbah Gito rencananya kita menuju ke Gumuk Pasir, mau sandboarding  😛 Nggaklah... penasaran aja sih lagipula searah dengan tujuan kita selanjutnya yakni Puncak Paralayang Watugupit. Sebenarnya Ana mengajak kita mengunjungi Jogja Air Show, tapi berhubung kita udah pada nggak connect alias kembali tidur, opsi Jogja Air Show dilewatkan begitu saja.

HUTAN GIRICAHYO


Untuk menuju ke Gumuk Pasir kita mesti melewati seperangkat hutan yang berbatasan langsung dengan laut, bukan tipikal hutan hujan ya yang lebat dan lembab saking nggak terjamahnya, melainkan hutan... apa ya? Casual gitu? Haha 😂 Maksudnya pepohonannya nggak begitu rapat dan cukup diterangi sinar matahari. Bukan hutan serius.

Kita terbangun saat mobil menepi ke pinggir jalan, meski terkantuk-kantuk aku jelas girang sebab udah lama nggak melihat laut. Terakhir kali aku melihat laut yakni sekitar 4-5 tahun yang lalulah... saat marathon wedding-nya Fahria dan Mazia. Udah lama kan hehe So, bisa dipastikan inii adalah kali pertamaku melihat laut (lagi) pasca hiatus.

Nice to sea you... 🥰



Aku dan Ana mendahului sebab girang ingin segera melihat laut, menyenangkan sekali merasai pasir di kakiku, menjejak dengan nyaman. Sayangnya sebelum sampai di bibir pantai, kita mengalami kejadian yang agak creepy 😅 Entah darimana datangnya tapi ada seseorang dengan penampilan yang cukup ajaib mengawasi kita yang sedang asyik mengambil foto 🤨.

Secara visual kita yakin doi adalah manusia tulen, tapi secara feeling kita semua yakin doi bukan berasal dari bumi, nah loh... 🥴 hari yang panas ini kentara doi saltum, pake jaket tebal, sarung tangan, kupluk, sunglasses, tas ransel dan slayer yang menutupi separuh mukanya macem mau hiking. Yang membuat kita salah fokus adalah legging-nya yang metalik futuristik dan mukanya yang putih macem topeng Phantom. Yap. Mengingatkanku akan serial killer di serial Criminal Minds.

***

GUMUK PASIR
🎫 Rp. 5000 (parkir mobil)


Setelah ngibrit rusuh ke mobil kita langsung menuju ke Gumuk Pasir, nggak sampai 5 menit dari Hutan Giricahyo. Tadinya kupikir Gumuk Pasir berbatasan langsung dengan laut jadi kita bisa sekalian main di pantai, nyatanya Gumuk Pasir dan pantai terpisah oleh jalan raya. Meski kecewa nggak sempat menelusupkan kakiku di pasir yang basah macem scene The Gift aku cukup puas bisa melihat pantai. Yha~ mungkin lain kali 😅.

Karena Gumuk Pasir ini berlokasi di pinggir jalan, jadi kita tinggal menepi dan parkir di area yang tersedia. Saat kesana kebetulan cuaca sedang cerah (menjelang golden hour), maka suasananya cukup ramai. Bisa dibilang Gumuk Pasir hanyalah gundukan pasir macem Pasir Berbisik di Gunung Bromo, yang membedakan adalah jenis pasirnya yang konon hanya bisa ditemukan di tempat-tempat tertentu.

Nggak mau rugi nggak sempat mencicipi pantai, aku melepas sandal dan berjalan-jalan bertelanjang kaki. Nyeker 😋. Pasirnya halus banget yaini ditambah lagi belakangan cuaca sedang panas-panasnya, jadi rasanya anget-anget ngenakin 😘Kita nggak lama di Gumuk Pasir sebab ingin mengejar sunset di Puncak Paralayang Watugupit.



***

PUNCAK PARALAYANG WATUGUPIT
🎫 Rp 5000/orang
🎫 Rp 5000/mobil


Kalau lihat di IG, sunset di Puncak Paralayang Watugupit ini indah ya, terlepas itu hasil edit atau bukan 😆. Kita bisa melihat sunset sekaligus melihat laut dari ketinggian, bukan pemandangan yang bisa dilihat setiap hari tentunya. Sebab seharian ini cuaca cerah kita optimis bahwa sunset-an di Puncak Paralayang Watugupit adalah pilihan terbaik sebagai penutup hari.

Perjalanan dari Gumuk Pasir ke Puncak Paralayang Watugupit sebenarnya akan menyenangkan kalau nggak memburu waktu. Oh iya... sebab jalannya cukup nanjak dan berliku-liku, berhati-lah saat mengemudi. Di Puncak Paralayang Watugupit tersedia area parkir yang nggak begitu luas, jadi mesti gercep, kalau nggak muat parkirnya di pinggir jalan. Tapi yang paling penting, ada banyak pedagang makanan dan minuman macem Dawet, Es-es-an, Sempol, Bakso Bakar, Cilor, Udang etc. 

Kuy... Markijan! 🥳


Berhubung spot pandangnya terletak di puncak bukit maka mau nggak mau kita mesti naik tangga (lagi), cukup bikin ngos-ngos sih ini... 😆 Sebenarnya ada spot pandang terdekat yang mesti naik tangga, tapi khusus untuk pengunjung cafe dan udah penuh 😅. Yang bikin ngeri, tangganya nggak pake pegangan dongs, kan jadi khawatir ngagulutuk haha 😝

Begitu sampai di atas... Yawla ini orang-orang nggak pada takut apa 🤔. Karena ini adalah spot paralayang maka nggak ada pinggirannya a.k.a (tebingnya) berbatasan langsung dengan laut, kalau jatuh (amit-amit)... pastinya langsung kecebur. Memang cocok untuk paralayang, kalau sekedar menikmati sunset kupikir nggak begitu aman.

Terus ya, udah mah sepanjang nungguin sunset deg-degan mulu takut jatuh, eh mataharinya ketutupan awan... 😅. pengunjung langsung caw begitu tahu sunset-nya nggak jadi, tapi kita masih tetap bertahan... ngarepnya 😌. Ujung-ujungnya ngabisin jajanan sambil nontonin orang-orang yang asyik berfoto sambil cekikikan, jirr... nggak kepikiran gitu ya kita ini lagi ada di tebing 🙄.




Ada banyak jajanan rata-rata harga per-porsinya Rp. 5000

***

WAROENG KLANGENAN


Setelah menonton sunset yang redup di Puncak Paralayang Watugupit kita memutuskan untuk makan malam sekalian pisahan dengan Ana 😢 besoknya Ana ada kerjaan di Semarang. Yha~ Padahal udah ngebayangin asyiknya ke Artjog barengan 😅. Sebenarnya ada 2 opsi angkringan untuk dituju, namun kita berakhir di Warung Klangenan. Lupa lagi kenapa...

FYI. Warung Klangenan ini makin hype sejak lebaran lalu, pasal pernah dikunjungi Jokowi dan Jan Ethes 👍🏻. Saat kita kesana suasananya ramai sebab malam minggu, saat yang tepat untuk nonkrong dengan teman atau keluarga. Nggak usah ditanya ya gimana antriannya, mengular sampai keluar...


Pada dasarnya Warung Klangenan menyediakan makanan dan minuman khas angkringan, macem Ampera lagi. Bedanya kalau di angkringan makanannya disajikan dengan cara ditusuk, well... kecuali sayur dan sup. Saat mengantri alas makan pun stok makanan udah menipis, memang sih nggak semuanya, tapi kalau nggak gercep nanti malah nggak kebagian kan?

Oh iya, setelah kita berhasil ‘mengamankan’ makanan ke meja kita bisa meminta tungku ke mas atau mbak yang sedang bertugas. Tungku ini berguna untuk menghangatkan lauk yang kita ambil tadi, kalau nggak keburu-buru kita bisa membuat nasi bakar yaini 👌🏻. Konsep makan seperti ini memang menyenangkan kalau kita sedang santai, kalau udah lapar mah yang ada gelisah mikirin ‘udah mateng belum sih?’ 😅.





Kalau untuk rasa kupikir enak-enak aja haha 😌 Ku yakin kau pun tahu kubilang begini sebab terlanjur lapar 😋. Nungguin bara membara aja lumayan lama, apalagi menghangatkan lauknya, ini kerupuk udah liat gengs 😂.

Terlepas dari antriannya yang mengular dan nggak sabarnya kita nungguin lauknya dihangatkan, kupikir kita cukup menikmati Warung Klangenan ini. Karena bukan dengan apa, melainkan dengan siapa 😊.


Waroeng Klangenan @waroengklangenan
🏠 Jl. Patangpuluhan no 28, Patangpuluhan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta
⏰10.00-22.00

***

Selamat rebahan wahai kawan. Ku harap masih ada sisa energi untuk packing besok. Hari ini memang melelahkan namun menyenangkan.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates