Hello~
Sekedar reminder, 5 bulan lagi menuju tahun 2022 😁 Gimans resolusinya? Resolusiku mah belum terlihat hilal-nya, curiga agak offside niya karena bahkan sampai post ini kutulis aku belum menamatkan 1 buku satu pun, gils… mager amat ya daku~ 😌 Distraksi duniawi membuatku sulit fokus mengerjakan to do list, sisanya… lelah bestie 🤭.
FYI. Brace yourself. Post-nya agak panjang niya~
***
Di pergantian semester ini Icunk mengajakku healing (yang tentcunya nggak bikin sinting 🥴) ke Garut untuk temu kangen sekaligus nostalgia jalan jajan di masa sekolah hahapeuuu 😅 Biar terasa vibe healing-nya kita berangkat dari Bandung (Kiara Condong) ke Garut pake kereta api Cibatuan dengan durasi perjalanan ± 3 ½ jam. Untuk harga tiketnya 14K aja, bisa dibeli secara online via My KAI atau langsung di tempat.
Kebetulan tanggal keberangkatan kita bertepatan dengan hari libur (Tahun Baru Hijriah) yang mana membuatku langsung gercep mengamankan tiket sejak H-7 😉. Bagi rang-o-rang yang hari Sabtunya nggak libur tentcunya libur Tahun Baru Hijriah ini sangat berarti, apalagi Icunk 😍. Dari Bandung ke Garut via kereta api Cibatuan hanya ada 2 jadwal keberangkatan sedang dari Garut ke Bandung hanya ada 1 jadwal keberangkatan.
Untuk melihat jadwal kereta api Cibatuan lebih lanjut (yakali penasaran) bisa dicek di aplikasi My KAI, di kolom KA lokal.
Ini adalah kali pertamaku dan Icunk ke Garut menggunakan kereta api, byasanya kita pake bis atau ikut Mamih dan Abink 😁. Excited sekaligus penasaran, apakah opsi naik kereta api ke Garut bisa diberdayakan atau malah cukup sampai disini ✨. Well… Kalau kalyan super santai dan nggak memiliki tanda-tanda kejompoan dini mungkin bisa menikmati perjalanan, lain cerita kalau sebaliknya, opsi naik kereta ke Garut sebaiknya dicoret dari wish list.
Kereta api Cibatuan ini adalah kereta api yang melayani rute lokal Bandung – Garut dan sebaliknya, yang berarti kereta api akan berhenti di setiap stasiun lokal dan mengalah pada kereta api interlokal. Di stasiun Cicalengka kita bahkan berhenti ± 10 menit, waktu yang cukup bagiku untuk makan bubur 😋. Bahkan di stasiun Kadungora kita dipersilakan untuk turun dan jajan di warung-warung sekitar karena kereta api berhenti ± 20 menit. Gils… serasa naik kereta api di Crash Landing on You yekan 🤗.
Mungkin karena bertepatan dengan libur Tahun Baru Hijriah situesyen arus mudik lokal dari Bandung ke Garut terpantau ramai. Kalau byasanya kita duduk bersebelahan kini kita duduk bersebrangan, ikut circle-nya rang-o-rang. Nggak usahlah bermimpi bikin video aesthetic pake sound-nya Ganta karena kaca jendela kereta apinya burem kaya jarang dicuci 😅.
masih usaha |
Aku lupa pernah membaca dimana, namun jalur kereta api di Jawa Barat adalah salah satu jalur kereta api terindah di Indonesia, maka sangat disarankan untuk mengambil jadwal di pagi atau siang hari. Untuk hal ini aku tenctu sangat setuju karena di sepanjang perjalanan kita dimanjakan oleh pemandangan indah nan cemerlang, cucok banget bagi yang ingin me-refresh mata ✨👌🏻.
Kereta api di masa kini tenctu lebih baik ya, ticketing system-nya udah okcey dan lebih tertata. Kalau pernah merasakan era kereta api sebelum eranya Pak Jonan pasti faham gimana happy-nya bisa backpacker-an ala-ala. Di setiap stasiun selalu ada Mbok Pecel dan Mas Lanting yang menunggu, mengantar sanak saudara hingga depan peron, bahkan mencoba duduk di dalam kereta meski nggak menjadi penumpang.
Dulu bebas banget guise… Tapi sekarang alhamdulillah lebih baik 👍🏻.
Aku sih sangat berharap PT. KAI bisa kembali menghidupkan rute-rute lokal dan menambah stasiun. Maap banget nih Subang, kalau mau naik kereta api mesti ke Pagaden atau Purwakarta dulu dan itu kereta api lokal 😅.
TIPS
- untuk bekal usahakan membawa makanan kering aja macem roti atau biscuit atau Bacang, percayalah sarapan bubur di kereta api lebih banyak awkward-nya 🥲.
- kalau ingin agak moyan pilihlah kursi di sebelah kiri, kalau ingin yang agak teduhan pilihlah kursi di sebelah kanan.
- pastikan adabnya dipake, kalau bawaannya banyak simpan di rak bukan diantara penumpang. Heurin…
- pertahankan sampah sampai petugas kebersihan lewat.
stasiun Garut lama |
stasiun Garut baru |
view dari stasiun Garut baru |
view di bagian samping stasiun Garut lama |
ngintips |
Kita tiba di stasiun Garut kota sekitar 10.30 excited banget ingin melihat penampakan stasiunnya 😁 Saat aku masih di ma’had aku cukup sering main ke daerah sini karena dulu sering ngewarnet dengan Marella, eh pada tahu warnet kan? *jebakan umur 😋 Karena udah di non-aktifkan, seingatku stasiun Garut tertutupi tembok dan agak horror.
Kini stasiun Garut udah berbenah dan memiliki bangunan baru, baiknya stasiun lama masih dipertahankan. Di stasiun byasanya ada Roti O kan? Nah, karena stasiun Garut belum memiliki area food court, Roti O membuka gerai mandiri di Jalan Veteran, sejajaran dengan Goyang Lidah. Stasiun Garut berada di tengah kota jadi kita ada banyak opsi transportasi yang bisa dipilih.
aslinya lebih cakep |
Yang kusuka dari stasiun Garut adalah struktur atapnya yang tinggi, keren aja gitu hehe kalau untuk bangunan stasiunnya mah B aja ya, bersih tapi nggak yang bagus gimana gitu. Kalau ada yang kurang itu adalah toiletnya yang masih minimalis, hanya tersedia 1 toilet untuk pria dan 1 toilet untuk Wanita, kebayang kan gimana antriannya 🤭.
Yang pertama kali kita lakukan setelah sampai di Garut adalah membeli bunga ke pasar… apa ya haha lupa pokoknya yang di dekat stasiun. Setelah melewati beberapa penjual bunga, kita berhenti di Teteh ini, bunga-bunga telihat segar dan berwarna-warni *penting. Icunk juga membeli beberapa bunga Sedap Malam, wangi banget… bahkan tas yang dipake membawanya pun ikutan wangi 💖.
kalau beli harus dicampur |
yang mewangi sepanjang hari |
Mungkin karena keseringan berada di dalam ruangan, aku cukup kaget dengan cuaca terik yang terjadi belakangan ini. Bandung memang panas, tapi Garut nggak kalah panas. Sambil OTW ke Mesjid Agung, aku dan Icunk memutuskan untuk mampir dulu ke Si Peu’eut. Yap. Si Pu’eut ini adalah favoritosnya Fene selain Goyang Lidah, dulu mereka hanya menjual Mie Baso dan Es Kombinasi aja, kini varian esnya udah bertambah.
Kita order Sop Buah, karena tampak lebih cucok dan menyegarkan di cuaca panas begini. Es Campur-nya juga enak kok, Cuma aku kurang suka kelapanya jadi skip dulu yaw. Kalau byasanya aku perlu jeda untuk mencairkan es sebab nggak mau brain freeze, kali ini mah hajar aja, Garut panasnya bikin lupa diri 😂.
minuman berasa, berwarna dan berembun |
Lalu kita melanjutkan perjalanan dan menemukan bahwa trotoar di sepanjang jalan Griya Garut dipenuhi PKL yang kini berjualan sayuran. Nggak ngerti juga kenapa kok bisa ada yang berjualan sayuran karena byasanya hanya makanan dan minuman aja yang dijual. Hampir semua jajanannya menggoda iman yaini, makanya paling seru kalau ke Garut dengan teman, bisa puas-puasin jajan 😍.
Kentang Arab, Cimol jando, keripik Bayam |
Jasuke 💘 |
Menuju Mesjid Agung suasana mulai ramai, ternyata ada acara tahun baruan (hijriah ya bukan masehi 😌) dan alun-alun terpantau ramai, kita sampai sulit menemukan tempat kosong untuk ngemil jajanan yang tadi kita beli. Kita nggak berlama-lama di masjid agung karena selain ramai tepatnya juga kotor dan kurang terawat. Nggak banget laya. Bahkan area sholat pun nggak luput dari sampah.
Markijut ke… Mulang Sari. Yha~ kita tahu belakangan ini Baso Aci lebih hype ketimbang baso konvensional, tapi kita lebih kangen ke Mulang Sari. Oh ya, Mulang Sari ini adalah salah satu baso yang sering disambangi oleh kita saat masih di ma’had. Selain Mulang Sari ada baso Solo mas Tris, baso Tri Cell dan baso Gunung Putri, sayangnya aku nggak tahu apakah baso-baso tersebut masih eksis atau nggak, kalau masih ada please give them a try.
Baso Mulang Sari ini tipikal baso yang kuahnya bisa dipisah macem Mie Akup, kemarin kita order mie yamin kuah pisah. So far rasanya masih sama… gimana ya… yagitu weh haha Seingatku terakhir kali kita Mulang Sari adalah saat ada acara reuni akbar (untuk post-nya bisa dibaca disini) di mana kita tanpa sengaja bertemu dengan Purkon yang pura-pura nggak kenal 🤭.
Setelah dari Mulang Sari kita berniat mencari café untuk ngobrol santai sekaligus men-charge smartphone. Sayangnya kita nggak tahu café mana yang enakeun dan bisa dijangkau dengan jalan kaki, kalau udah begini mah yang pasti-pasti aja yekan… J.Co to the rescue. Aku dan Icunk menghabiskan waktu agak lama disini, tadinya malah mau potong rambut dulu coba~ 🤣.
Terpantau lelah 😑 |
Sebelum ke Cipanas kita menyempatkan untuk membeli Pempek Veteran, sama sekali nggak kepikiran membeli Moring Ariel meski sebelumnya udah diobrolin. Kita membeli Pempeknya mentahan ya alias yang belum digoreng, kali aja pada kepo se-RW09 apa kita 🤣. Tahun-tahun berlalu dan Pempek Veteran masih gini-gini aja, asli, aku nggak bohong… layout dan propertinya masih sama sejak terakhir aku mampir.
Gedung favourite-ku |
Dari Cipanas, tadinya kita berencana pulang ke Bandung naik minibus, tapi karena minibusnya mogok jadinya naik bis Primajasa. Dari Garut ke Cileunyi 28K aja, udah naik ya tarifnya. Byasanya kalau kita ingin ke Garut naik Primajasanya dari Dangdeur biar lebih murce dan kalau beruntung bisa kaya Pici yang pulang kuliah di Unpad tarifnya dikorting mulu gegara disangka karyawan Kahatex 🤣.
Sebagai penutup kita makan (lagi) Sotoy Betawi di daerah UIN Cibiru, alhamdulillah menemukan pondasi… yha~ sebagaimana laiknya orang Indonesia, belum sah makan kalau bukan makan nasi😁. Ohya, kalau kalyan kebetulan lagi ada di daerah UIN Cibiru (di samping Dim Sum) dan bingung ingin makan apa, bisa niya dicoba Sotoy Betawi ini, enak dan menyegarkan.
Semoga kelak akan ada kereta lainnya dari Bandung ke Garut yang durasinya nggak bikin jompo. See you~
Note: besoknya aku begah karena paginya makan Lontong Kari Padang, bahaya banget nih persantanan 😑.