Selain
film-film vampire mandarin di hari
sabtu siang, masa kecilku pernah diisi oleh telenovela dan film-film
India yang dangdut abis. Pokoknya, setiap kali nonton TV sepulang sekolah pasti
nemu channel yang menayangkan film
India, mau itu yang seri atau sekali tamat, termasuk diantaranya Kuch Kuch
Hotta Hai, Mann dan Nagin. Selalu ada scene
inspektur Vijay mengejar penjahat sambil bawa pistol atau scene nyanyi sambil lari-larian bawa selendang berkibar-kibar diantara pepohonan.
#meanwhileinindia
part nyanyinya lebih cetar ketimbang
alur ceritanya haha 😂😁
Tapi itu
dulu ya... kini industri perfilman India sudah berbenah dan menghasilkan
banyak film berkualitas, yang sayangnya belum sempat ku tonton. Film
India ter-uptodate yang kutonton
adalah 3 Idiots dan My Name Is Khan, selainnya, hanya menonton ulang film-film
lawas India yang ditayangkan di TV. Film seri nggak termasuk ya ... ku KZL liat
drama hidupnya Ichah vs Tafasya + Damini + si nenek yang susah banget kelarnya 😭😭😭
Pertama kali
tahu film Dangal ini dari tweet-nya
@ikanatassa hampir 2 tahun yang lalu, dan berhubung ku sadar di Subang nggak
ada di bioskop jadi Cuma bisa mantengin review-nya
di akun moviegoers, Yawla...
sebegini kurang hiburannya ya Subang. Kalau baca dari review-nya film Dangal ini bagus nggak bikin bosan meski berdurasi
2 jam lebih, wajar sih lama... karena hampir semua film India mengawali
ceritanya dengan kelahiran 👶.
Secara
garis besar film Dangal ini menceritakan tentang cita-cita dan ambisi seorang
ayah akan olahraga gulat, ya, Dangal adalah bahasa Hindi untuk gulat. Filmnya sendiri
bergenre family drama + sport, alur
ceritanya pun terbilang lengkap, ada sedihnya, bahagianya, ada ngenesnya, ada
gemesnya, ada keselnya dan ada deg-degannya. Dan seperti film-film ber-genre sport pada umumnya yang dibuat inspiratif, sulit rasanya untuk
nggak terharu 😹.
Mahavir
Singh Phogat (Amir Khan) adalah seorang mantan pegulat yang memilih
untuk banting stir menjadi pegawai kantoran demi menghidupi keluarganya, kurang
lebih beginilah nasib para atlet di kehidupan nyata... nggak peduli seberapa
berprestasinya, ujung-ujungnya selalu dihadapkan pada urusan perut. Harusnya
pada punya DPLK nih haha 😻
BTW, opening film Dangal ini syungguh sangat memorable yha~... ehehe Kapan lagi coba
liat cowok-cowok kekar bercawat dan berkumis ala Bahadur pamer body diiringi lagu berlirik “Dangal...
Dangal... Dangal...” Kan jadi bimbang... antara terkesima, tergelitik dan
ternganga 😂😂😂Temen-temenku yang diliatin opening
film Dangal ini malah melongo lah, saking bingungnya nggak tahu mau ngomong apa...😕
Mahavir
yang mengharapkan anak lelaki di keluarganya harus kecewa karena keempat
anaknya adalah perempuan, ia terpaksa mengubur impiannya untuk mengajarkan
anaknya gulat dan menjadikannya sebagai juara. Seiring berjalannya waktu,
hari-hari suram Mahavir lambat laun mulai berseri lantaran kedua anak
perempuannnya yaitu Geeta Kumari Phogat (Zaira Wasim) dan Babita Kumari Phogat (Suhani
Bhatnagar) mulai menunjukkan ‘tanda-tanda‘ pegulat.
Alih-alih
mendidik Geeta dan Babita sebagaimana anak perempuan lainnya, Mahavir melatih
Geeta dan Babita untuk menjadi pegulat. Bukan hanya istrinya yang menentang
keputusan Mahavir, tetangga pun ikut bergunjing, tapi ya bisa apa... komentar,
kritik dan saran mereka hanya ‘numpang lewat’ di telinga Mahavir. Geeta dan
Babita pun hanya bisa pasrah dengan nasibnya saat ini.
Di India
sendiri gulat adalah olahraga yang cukup populer seperti halnya sepakbola di
Amerika latin namun kurang terdengar gaungnya, iya sih, aku juga baru tahu
gulat adalah olahraga populer di India dari film Dangal ini, dikira Cuma kriket
doang yang eksis.
Dalam
menjalani latihannya, Geeta dan Babita ditemani oleh Omkar (Aparshakti Kurana)
sepupu lelakinya sekaligus narator di
film Dangal ini. Meski awalnya ogah-ogahan lama kelamaan mereka menikmati
latihannya. Mengawali karir sebagai pegulat di pertandingan antar desa, Geeta
dan Babita mulai memenangkan berbagai macam pertandingan namun tetap belum
cukup menyurutkan ambisi Mahavir.
Setelah
memenangkan pertandingan tingkat nasional, Mahavir keukeuh ingin anak-anaknya memenangkan pertandingan tingkat
internasional. Hadehh babehh... 😫Mereka yang gulat, bapaknya yang ambisius kok
kenapa aku yang capek yha~ ehehe Tapi salut sih dengan kegigihan Mahavir yang all out
dalam melatih Geeta dan Babita, Omkar juga ya... sebagai asisten pelatih yang
saban hari dimarahi Mahavir.
Film
Dangal ini adalah biopic dari perjalanan
Geeta dan Babita untuk mewujudkan mimpi Mahavir; memenangkan pertandingan gulat
internasional. Semua perjuangan mereka akhirnya terbayar meski harus mengalami
berbagai halangan dan rintangan. Mahavir mampu membuktikan bahwa ambisinya
benar-benar berbuah manis dan mampu membawa perubahan bagi lingkungannya,
termasuk di dalamnya meningkatkan awareness
masyarakat India terhadap olahraga gulat.
Meski di
awal film kita akan melihat Geeta dan Babita berjuang bersama-sama, di
pertengahan film pembagian porsi karakter akan dikerucutkan pada karakter Geeta
saja. Babita ada, namun porsi karakternnya hanya sebagai pelengkap karakter
Geeta bukan berdampingan seperti di awal film. Mungkin Disney juga agak
kewalahan ya kalau mesti menceritakan keduanya, mesti dibuat part 1 dan part 2 kaya film Hunger Games; Mockingjay.
Ada
banyak issue yang ditampilkan di film
Dangal ini, diantaranya adalah kesetaraan gender
dan peran seorang lelaki dalam keluarga. Terkesan too good to be
true karena pesan moralnya disisipkan
terlalu sering, tapi balik lagi ya... kan ini film dan ciri khasnya filmnya
Disney ya yang seperti itu.
Entah
mesti digendutin berapa kilo, tapi Aamir Khan cucok bangetlah jadi Mahavir yang
jidatnya kerang kerung mulu, Geeta dan
Babita waktu masih kecil nggak kalah ngegemesin meski waktu udah dewasa tetep
keliatan lebih cakep daripada yang seharusnya. Scene tetangga yang sotoy di opening juga nggak kalah menarik,
alangkah miripnya dengan Indonesahh... hallahh... hallahh...
Dulu aku
nggak ngerti sama sekali dengan olahraga gulat, paling liat di eskul-eskulnya
film barat remaja dan itu pun Cuma selingan belaka. Setelah nonton film Dangal
ini agak-agak ngertilah dikit karena (film ini) dibawakan dengan cukup enak,
kita jadi nggak bosan dan mengamati terus tanpa ingin dicepet-cepetin. Terutama
untuk scene pertandingan gulatnya, pengambilan
angle-nya juara dongs, tapi yang
paling penting film Dangal ini menggunakan native
language bukan Bahasa Inggris jadi
lebih dapet feel-nya.
Sebenarnya
ada banyak hal yang bisa diceritakan dari film Dangal ini, banyak ya ... saking
banyaknya ku jadi lupa ehehe Eh iya, ada nyanyi-nyanyinya kok tapi nggak pake
nari-nari, nggak masalah sih karena ku malah gagal fokeus bacain liriknya ehehe ❤❤❤ So, kalau kamu ada waktu tontonlah
Dangal niscaya kamu akan percaya bahwa film India bukan melulu tentang scene nyanyi sambil lari-larian bawa selendang
berkibar-kibar diantara pepohonan.