Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Selain film-film vampire mandarin di hari sabtu siang, masa kecilku pernah diisi oleh telenovela dan film-film India yang dangdut abis. Pokoknya, setiap kali nonton TV sepulang sekolah pasti nemu channel yang menayangkan film India, mau itu yang seri atau sekali tamat, termasuk diantaranya Kuch Kuch Hotta Hai, Mann dan Nagin. Selalu ada scene inspektur Vijay mengejar penjahat sambil bawa pistol atau scene nyanyi sambil lari-larian bawa selendang  berkibar-kibar diantara pepohonan.

#meanwhileinindia part nyanyinya lebih cetar ketimbang alur ceritanya haha 😂😁

Tapi itu dulu ya... kini industri perfilman India sudah berbenah dan menghasilkan banyak film berkualitas, yang sayangnya belum sempat ku tonton. Film India ter-uptodate yang kutonton adalah 3 Idiots dan My Name Is Khan, selainnya, hanya menonton ulang film-film lawas India yang ditayangkan di TV. Film seri nggak termasuk ya ... ku KZL liat drama hidupnya Ichah vs Tafasya + Damini + si nenek yang  susah banget kelarnya 😭😭😭

Pertama kali tahu film Dangal ini dari tweet-nya @ikanatassa hampir 2 tahun yang lalu, dan berhubung ku sadar di Subang nggak ada di bioskop jadi Cuma bisa mantengin review-nya di akun moviegoers, Yawla... sebegini kurang hiburannya ya Subang. Kalau baca dari review-nya film Dangal ini bagus nggak bikin bosan meski berdurasi 2 jam lebih, wajar sih lama... karena hampir semua film India mengawali ceritanya dengan kelahiran 👶.

Secara garis besar film Dangal ini menceritakan tentang cita-cita dan ambisi seorang ayah akan olahraga gulat, ya, Dangal adalah bahasa Hindi untuk gulat. Filmnya sendiri bergenre family drama + sport, alur ceritanya pun terbilang lengkap, ada sedihnya, bahagianya, ada ngenesnya, ada gemesnya, ada keselnya dan ada deg-degannya. Dan seperti film-film ber-genre sport pada umumnya yang dibuat inspiratif, sulit rasanya untuk nggak terharu 😹.

Mahavir Singh Phogat (Amir Khan) adalah seorang mantan pegulat yang memilih untuk banting stir menjadi pegawai kantoran demi menghidupi keluarganya, kurang lebih beginilah nasib para atlet di kehidupan nyata... nggak peduli seberapa berprestasinya, ujung-ujungnya selalu dihadapkan pada urusan perut. Harusnya pada punya DPLK nih haha 😻

BTW, opening film Dangal ini syungguh sangat memorable yha~... ehehe Kapan lagi coba liat cowok-cowok kekar bercawat dan berkumis ala Bahadur pamer body diiringi lagu berlirik “Dangal... Dangal... Dangal...” Kan jadi bimbang... antara terkesima, tergelitik dan ternganga 😂😂😂Temen-temenku yang diliatin opening film Dangal ini malah melongo lah, saking bingungnya nggak tahu mau ngomong apa...😕


Mahavir yang mengharapkan anak lelaki di keluarganya harus kecewa karena keempat anaknya adalah perempuan, ia terpaksa mengubur impiannya untuk mengajarkan anaknya gulat dan menjadikannya sebagai juara. Seiring berjalannya waktu, hari-hari suram Mahavir lambat laun mulai berseri lantaran kedua anak perempuannnya yaitu Geeta Kumari Phogat (Zaira Wasim) dan Babita Kumari Phogat (Suhani Bhatnagar) mulai menunjukkan ‘tanda-tanda‘ pegulat.

Alih-alih mendidik Geeta dan Babita sebagaimana anak perempuan lainnya, Mahavir melatih Geeta dan Babita untuk menjadi pegulat. Bukan hanya istrinya yang menentang keputusan Mahavir, tetangga pun ikut bergunjing, tapi ya bisa apa... komentar, kritik dan saran mereka hanya ‘numpang lewat’ di telinga Mahavir. Geeta dan Babita pun hanya bisa pasrah dengan nasibnya saat ini.

Di India sendiri gulat adalah olahraga yang cukup populer seperti halnya sepakbola di Amerika latin namun kurang terdengar gaungnya, iya sih, aku juga baru tahu gulat adalah olahraga populer di India dari film Dangal ini, dikira Cuma kriket doang yang eksis.

Dalam menjalani latihannya, Geeta dan Babita ditemani oleh Omkar (Aparshakti Kurana) sepupu lelakinya sekaligus narator di film Dangal ini. Meski awalnya ogah-ogahan lama kelamaan mereka menikmati latihannya. Mengawali karir sebagai pegulat di pertandingan antar desa, Geeta dan Babita mulai memenangkan berbagai macam pertandingan namun tetap belum cukup menyurutkan ambisi Mahavir.

Setelah memenangkan pertandingan tingkat nasional, Mahavir keukeuh ingin anak-anaknya memenangkan pertandingan tingkat internasional. Hadehh babehh... 😫Mereka yang gulat, bapaknya yang ambisius kok kenapa aku yang capek yha~ ehehe Tapi salut sih dengan kegigihan Mahavir yang all out dalam melatih Geeta dan Babita, Omkar juga ya... sebagai asisten pelatih yang saban hari dimarahi Mahavir.

Film Dangal ini adalah biopic dari perjalanan Geeta dan Babita untuk mewujudkan mimpi Mahavir; memenangkan pertandingan gulat internasional. Semua perjuangan mereka akhirnya terbayar meski harus mengalami berbagai halangan dan rintangan. Mahavir mampu membuktikan bahwa ambisinya benar-benar berbuah manis dan mampu membawa perubahan bagi lingkungannya, termasuk di dalamnya meningkatkan awareness masyarakat India terhadap olahraga gulat.


Meski di awal film kita akan melihat Geeta dan Babita berjuang bersama-sama, di pertengahan film pembagian porsi karakter akan dikerucutkan pada karakter Geeta saja. Babita ada, namun porsi karakternnya hanya sebagai pelengkap karakter Geeta bukan berdampingan seperti di awal film. Mungkin Disney juga agak kewalahan ya kalau mesti menceritakan keduanya, mesti dibuat part 1 dan part 2 kaya film Hunger Games; Mockingjay.

Ada banyak issue yang ditampilkan di film Dangal ini, diantaranya adalah kesetaraan gender dan peran seorang lelaki dalam keluarga. Terkesan too good to be true karena pesan moralnya disisipkan terlalu sering, tapi balik lagi ya... kan ini film dan ciri khasnya filmnya Disney ya yang seperti itu.

Entah mesti digendutin berapa kilo, tapi Aamir Khan cucok bangetlah jadi Mahavir yang jidatnya kerang kerung  mulu, Geeta dan Babita waktu masih kecil nggak kalah ngegemesin meski waktu udah dewasa tetep keliatan lebih cakep daripada yang seharusnya. Scene tetangga yang sotoy di opening juga nggak kalah menarik, alangkah miripnya dengan Indonesahh... hallahh... hallahh...

Dulu aku nggak ngerti sama sekali dengan olahraga gulat, paling liat di eskul-eskulnya film barat remaja dan itu pun Cuma selingan belaka. Setelah nonton film Dangal ini agak-agak ngertilah dikit karena (film ini) dibawakan dengan cukup enak, kita jadi nggak bosan dan mengamati terus tanpa ingin dicepet-cepetin. Terutama untuk scene pertandingan gulatnya, pengambilan angle-nya juara dongs, tapi yang paling penting film Dangal ini menggunakan native language bukan Bahasa Inggris jadi lebih dapet feel-nya.

Sebenarnya ada banyak hal yang bisa diceritakan dari film Dangal ini, banyak ya ... saking banyaknya ku jadi lupa ehehe Eh iya, ada nyanyi-nyanyinya kok tapi nggak pake nari-nari, nggak masalah sih karena ku malah gagal fokeus bacain liriknya ehehe  ❤❤❤ So, kalau kamu ada waktu tontonlah Dangal niscaya kamu akan percaya bahwa film India bukan melulu tentang scene nyanyi sambil lari-larian bawa selendang berkibar-kibar diantara pepohonan.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
taken from Pexels

Seperti netizen kebanyakan, sebelum memutuskan untuk membeli produk atau jasa aku cukup bergantung pada review di internet, ya... hari gini apa sih yang nggak ditanyain ke Mbah Google 😂. Selain review per-skin care-an dan review destinasi wisata kekinian yang intensitas googling-nya cukup tinggi adalah review film, eym... gimana ya... menurutku review adalah hal pertama yang mampu memuaskan dahaga kekepoan 😂😂😂.

Sebagai penikmat film (yang belum sampai tahap moviegoers 🙏🏻) review sangatlah membantu, karena dari review tersebut aku bisa memutuskan untuk tetap pergi nonton ke bioskop atau malah mager nungguin meme-nya rilis 😊. Selain untuk mencari tahu jalan cerita filmnya, kadang suka penasaran dengan pendapat orang-orang tentang filmnya, meski kadang suka pada over spoiler 😅.

Ada banyak situs dan blog (pribadi) yang mengulas tentang film, tapi hanya beberapa yang ulasannya mendekati fakta, fakta disini adalah similarity feeling saat menonton (eh ini feeling-ku bukan orang lain 🤭). FYI. Review film dari portal berita nggak termasuk ya karena isinya sedikit-sedikit dan pasti nggak jauh berbeda dengan review portal berita sebelah 😌. Setidaknya, para movie reviewer tersebut memiliki kredibilitas yang cukup bisa dipertanggungjawabkan dan syungguh sangat menghibur 😉.

Karena Rotten Tomatoes tidaklah se-shahih sanad hadits, maka ada baiknya sebelum atau sesudah menonton film kita membaca review film dari: 

CENAYANG FILM
Mbah Cenayang atau Opung ini sudah wara wiri di Twitter sejak aku masih kuliah, kalau dulu kita mesti mantengin timeline-nya demi kultwit review film terbaru yang ditontonnya, sekarang kita bisa membaca review filmnya di blognya. Mbah Cen ini menurutku cukup tegas dan lugas dalam me-review film, kalau bagus ya bagus, kalau jelek ya jelek, apalagi kalau memang nggak layak... lo, gue, end! 😌.

Mungkin karena faktor usia juga yha~ 😁 Mbah Cen kini lebih strict dan moody. Yang terbaru, Mbah Cen memberi rating 0 (nol) dari 5 untuk film Benyamin Biang Kerok dan me-review film Pacific Rim: Uprising hanya dengan satu kata: “jelek”. Padahal movie reviewer lain sekurang-kurangnya memberikan rating rendah untuk film Benyamin Biang Kerok karena merasa ‘nggak enak’ dengan Reza Rahardian 😅.

THE FREAKY TEPPY
Aku baru mengikuti Teppy ini sejak menemukan review film Posesif di salah satu tweet temanku, sumpahlah ngakak sengakak-ngakaknya 😂 terutama tentang part kebaperannya untuk #haripatahhatinasionaljilid2 Raisa X Hamish. FTW!!! Tapi ternyata itu belum seberapa dengan review film Ayat-Ayat Cinta 2 yang membuatnya viral seketika, sekaligus membuat dada ini membuncah ingin ikutan nyampah meski belum nonton filmnya 😂😂😂😂😂.

Sebenarnya ini blog pribadi bukan blog khusus film, tapi cara Teppy me-review dan mempermanis post-nya dengan meme based on her view syungguh sangat menghibur 😍. Teppy jugalah yang mempopulerkan (lagi) gif receh menggantikan gambar-gambar film HD 👍🏻. Di masa jayanya, meng-update Tumblr menggunakan gif adalah wajar meski kadang suka spamming. Kini? Hell... ohhh! Barangsiapa yang menggunakan gif di posting-an blognya pastilah sudah pernah baca #moviereviewsukasuka.

RORYPNM
Cukup disayangkan ya empunya situs ini memilih untuk hiatus dulu, mungkin karena banyak pekerjaan atau memang ingin istirahat sejenak dari dunia perfilman yang virtual ini. Terhitung sejak April 2017 empunya situs mengumumkan rencana hiatus-nya, meski kemudian ada beberapa posting-an baru tapi bahasannya nggak sedalam review yang biasanya.

Yang kusuka dari review-nya rorypm adalah bahasannya yang cukup deep mengenai filmnya, berikut istilah-istilahnya, pemain-pemainnya dan alur ceritanya. Opininya sendiri cukup membuka pikiran dan cara penyampaiannya... kok bisa ya to the point 😁.

MY DIRT SHEET
Kurang lebih mirip-miriplah dengan rorypm cuma style-nya yang berbeza, blognya nggak khusus membahas tentang tentang film tapi sering kasih rating sendiri untuk film-film yang sudah ditontonnya. Pembahasannya menarik terutama cara penyampaiannya yang compact seperti istilah sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui. Kusuka niya yang begini-begini 😁...

Meski terbilang cukup cepat (tektokan bahasannya) mydirtsheet selalu berusaha untuk netral di akhir review-nya karena... in life there are winners and there are losers, we? be the judge 😊. Kalau kalyan ingin membaca in depth review tipis-tipis kalyan bisa mampir di My Dirt Sheet ini.

@watchmen.id
Anak bawang ini *heu 😅 cukup agresif di awal kemunculannya di jagad per-Twitter-an, sering nyamber obrolan akun perfilman lainnya dan agak nyampah. Puncaknya adalah ketika @watchmen.id yang self-proclaimed sebagai akun shitpost dunia perfilman berhasil menarik perhatian @jokoanwar yang berujung dengan di-promote-nya @watchmen.id secara sukarela.

Lah, kok tahu? Well... Aku adalah follower akun @watchmen.id di awal-awal, ku follow sebab meski anak bawang review-nya sesuai dengan seleraku. Sehati ❤️.

Tadinya kupikir @watchmen.id adalah akun film anak UIN Bandung sebab pernah men-screenshot e-ticket di MIM (Metro Indah Mall), waktu kutanya kenapa nggak di Ubertos? Katanya, rumahnya dekat MIM. Yha~ 😌 fix mimin @watchmen.id warlok* Bandung Timur 😁. Sebagai akun shitpost @watchmen.id terbilang cukup melesat, review-nya yang zuzur dan seadanya membuatnya jadi favorite warga Twitter. Saat ini @watchmen.id termasuk salah satu akun Twitter yang menjadi barometer ‘jadi nonton nggak nih?’ 😁.

***

Selain situs, blog & akun Twitter yang diatas ini, aku juga punya rekomendasi akun YouTube untuk ditonton, kalau untuk podcast aku belum menemukan yang sreg ya, semoga nanti nemuin 😉.

CINE CRIB
Untuk Youtube aku mengandalkan akun Cine Crib sebab kepincut oleh review-nya si duo Upin Ipin Arya dan Razak, bang khek memang mereka berdua... 🤣. Nggak mungkin nggak ngikik ketawa-ketawa setiap kali mendengarkan review mereka yang sengklek, apalagi kalau membahas film horor murce 😁. Mungkin bisa dibilang versi Youtube-nya #reviewsukasuka haha 🤣.

Sebenarnya ada beberapa reviewer lain selain si duo Upin Ipin namun yang paling kusuka ya mereka berdua, rasanya macem mendengarkan obrolan diri sendiri dan teman se-geng kalau abis nonton 😁. Review-nya bagus dan hampir seluruh aspeknya dibahas, tektokannya enak dan yang paling penting logat Sundanya Arya ini membuatku merasa ikrib 🤣.

Balikin Razakkk dong 🥺.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Ini sebenernya film lama sih, release di tahun 2007 disaat aku masih kuliah, dulu belum sempat nonton atau download film ini karena ‘sok’ sibuk dengan tugas kuliah haha 😂😂😂. Selain karena  reviewnya yang cukup menjanjikan, aku cukup penasaran dengan aktingnya Keira Knightley dan Saoirse Ronan yang waktu itu masih bocah kinyis-kinyis. Kusuka keduanya, Keira Knigtley karena film triology The Pirates of The Carribbean dan Saoirse Ronan karena film The Lovely Bones.

Atonement atau yang kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti pengakuan (penebusan) dosa adalah film bergenre family drama dengan latar belakang perang dunia ke 2 di Inggris, yang lagi-lagi menggunakan moment evakuasi Dunkirk sebagai sub-setting. Belakangan ini banyak film yang menggunakan Dunkirk sebagai setting atau sub-setting, coba ya mereka (producer, director dan crew) janjian dulu bikin filmnya, kan lumayan tuh bisa budget sharing untuk scene ± 300.000 tentara Inggris yang menunggu evakuasi di bibir pantai 😉.

Capek aja mikirin banyaknya orang yang mesti dilead untuk scene yang nggak begitu lama ... 😂 *padahal bukan siapa siapa

Atonement diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ian McEwan yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2001. Aku belum baca bukunya ya jadi belum bisa membandingkan tingkat keakuratan antara versi buku dan versi filmnya atau membandingkan mana yang lebih rame. Alur ceritanya sendiri dipenggal menjadi 3 bagian, bagian pertama bersetting di rumah keluarga Tallis pada tahun 1935, bagian kedua bersetting perang dunia ke 2 pada tahun 1940 dan bagian ketiga bersetting di masa ini yakni tahun 2007 disaat film ini release.

Briony Tallis (Saoirse Ronan)

Cecillia Tallis (Keira Knightley)

Robbie Turner (James McAvoy)

Tokoh sentral di film Atonement ini adalah Briony Tallis (Saoirse Ronan) seorang remaja tanggung yang sedang mencari jati diri, eh engak deng, seorang remaja tanggung yang kelakuannya ngeselin abis 😏. Briony Tallis memiliki seorang kakak perempuan bernama Cecillia ‘Cee’ Tallis (Keira Knightley) dan seorang kakak laki-laki bernama Leon Tallis (Patrick Kennedy). Mereka tinggal dengan ibunya Emily Tallis (Harriet Walter) serta pembantu-pembantunya di rumah besar di Inggris.

Selain mereka ada Robbie Turner (James McAvoy) anak seorang penjaga rumah yang pekerjaan sehari-harinya adalah mengurusi kebun keluarga Tallis. Karena seumuran dengan Leon dan Cecillia Robbie ini cukup akrablah dengan mereka, bahkan disekolahkan di Universitas Cambridge dengan Cecillia oleh Mr. Tallis. Kebetulan saat itu salah satu sepupu Briony, Lola Quincey (Juno Temple) dan si kembar  Poirret Quincey (Charlie von Simson) Jackson Quincey (Felix von Simson) mengungsi sementara di rumah mereka karena ada urusan keluarga. BTW. Lola ini rambutnya lucu loh ... keriting mengembang kaya Merida di film Brave.

Briony ini suka berkhayal dan menulis cerita untuk pertunjukan, atau drama-dramaan kaya waktu kita kecil dulu. Suatu hari tanpa sengaja Briony melihat Cecillia dan Robbie sedang berada di depan air mancur, then, Cecillia membuka bajunya dan terjun ke dalam air mancur. Robbienya shock. Briony sotoy. Pikirannya ngelantur kemana-mana 😯😕😕.

Hari itu Leon pulang ke rumah dengan temannya yang bernama Paul Marshall  (Bennedict Cumberbatch) seorang businessman pemilik pabrik cokelat Amos. Robbie yang merasa bingung dengan kejadian yang dialaminya dengan Cecillia kemudian berinisiatif menulis surat permohonan maaf. Dalam perjalanannya ke rumah keluarga Tallis, Robbie bertemu dengan Briony dan menitipkan suratnya. Setalah Briony pergi, Robbie baru sadar bahwa suratnya tertukar dengan surat versinya yang lain.

Bang Ben yang cakep 💖💖💖

Bukannya langsung diberikan kepada Cecillia, Briony malah membaca surat dari Robbie dan bercerita kepada Lola bahwa Robbie ini adalah seorang ‘sex maniac’. Tahu darimana coba bocah itu istilah semacam beginian? 😔 Dari sini ku mulai emosyion... 😫 Briony ini perpaduan antara ke’sok tahu’an yang HQQ dan kedewasaan yang belum pada waktunya. Kobe (kokolot begog, bukan kontrol beungeut).

Robbie yang datang untuk makan malam dengan keluarga Tallis kemudian mencari Cecillia untuk menjelaskan kesalahfahaman pada suratnya. Sayangnya mereka lupa mengunci pintu perpustakaan dan kegap oleh Briony, mungkin saat itu mereka berfikir “Yha~~~ ada Briony... “ 😅 eits jangan salah ya, kenyataannya bocah itulah yang akan memutuskan nasib mereka beberapa jam kemudian.

Menjelang makan malam Briony menemukan bahwa si kembar Poirret dan Jackson kabur entah kemana, bubar syudah makan malam ini... mereka kemudian mencari si kembar ke seluruh penjuru rumah. Saat itu (lagi-lagi) tanpa sengaja Briony memergoki seseorang sedang memperkosa Lola, kepada polisi Briony mengatakan bahwa Robbielah pelakunya, untuk membuat keterangannya tampak lebih meyakinkan Briony memberikan surat yang ditulis Robbie untuk Cecillia kepada ibunya.

Scene Robbie yang kembali dengan si kembar tapi ditungguin seluruh penghuni rumah di tangga depan adalah scene ter... apa ya... terkamvret di film ini 💢. Gimana nggak ngeselin ya, begitu Robbie datang bukannya disambut malah langsung digelandang ke kantor polisi. Dan Briony nonton semua itu dari jendela lantai atas. So, kenapa mesti Briony menuduh Robbie? Simple aja sih, karena pada hakikatnya Briony menaruh hati pada Robbie tapi Robbie lebih memilih Cecillia ketimbang dirinya, jadilah Briony jealous dan kecewa, ujung-ujungnya begitu ada kesempatan langsung membalas dendam.
  
Cerita beralih pada 4-5 tahun setelah kejadian itu. Cecillia yang marah kemudian hengkang dari rumahnya dan menjadi perawat di Rumah Sakit St. Thomas. Setelah mendekam di penjara Robbie kemudian memutuskan untuk menjadi tentara. Sedangkan Briony (Romola Garai) yang akhirnya merasa bersalah kemudian memutuskan untuk menjadi perawat seperti Cecillia dengan alasan untuk membuat dirinya lebih berfaedah😝.

Cecillia dan Robbie pun akhirnya bertemu kembali setelah sekian tahun lamanya, sayangnya nggak lama ya karena Cecillia harus kembali ke rumah sakit dan Robbie harus bertugas ke Prancis, namun di akhir pertemuannya mereka saling berjanji untuk kembali bertemu. Well... scene Cecilia berdiri di bagian belakang Double Decker dengan Robbie yang berlarian mengejarnya ini termasuk scene termenyedihkan ya... 

:)

💘💘💘

Setelah melalui peperangan di Prancis, Robbie, Tommy Nettle (Daniel Mays) dan Frank Mace (Nonso Anozie) berusaha kembali ke Inggris dengan berjalan kaki menuju Dunkirk. Beruntungnya, evakuasi belum dimulai dan mereka harus menunggu beberapa hari sampai akhirnya kapal evakuasi datang. Dengan luka-luka yang dideritanya Robbie berusaha tetap hidup demi kembali kepada Cecillia.

Sedang di Inggris sana Briony mencari alamat Cecillia dan menulis surat kepadanya, intinya memohon maaf untuk dosa-dosanya di masa lalu, tapi karena Cecillia nggak membalas suratnya Briony kemudian pergi ke rumahnya Cecillia di Balham. Oh iya, sebelum ke Balham, Briony sempat menghadiri pernikahannya Lola dan Paul di gereja, tapi Lola berusaha pura-pura nggak kenal 😐.

Ketika sampai di Balham, Briony agak canggung saat bertemu dengan Cecillia dan beneran canggung saat bertemu dengan Robbie yang ternyata ada disana. Sudah bisa ditebak ya, mereka marah kepada Briony dan memintanya untuk membersihkan nama mereka dengan cara merubah keterangannya pada polisi dan mengakui dosa-dosanya kepada keluarganya. At least, itu mungkin akan sepadan dengan apa yang telah Briony lakukan kepada mereka.

the three of us 😞

zoom in ya 😂

Cerita ke masa kini.

Briony Tallis adalah seorang novelis terkenal, sedang diwawancarai tentang novel terbarunya yang berjudul... Atonement. Duhh Hayati lelah... 😫😫😫 dari tadi emosyion taunya nyeritain tentang isi novel. Meski pun novelnya based on true story karena menceritakan tentang dirinya sendiri dan keluarganya, Briony menggubah alur ceritanya demi kemaslahatan penonton yang kadung baper. Let’s guess... bagian manakah yang digubah Briony? Tentu saja kamu bisa dengan mudahnya mencari spoiler review dari ending film Atonement ini, tapi akan lebih afdhol kalau kamu menontonnya karena... sensasi nyeseknya berbeda 😥.

Film Atonement ini kurang lebih menggambarkan perbedaan perspektif antara bocah dan orang dewasa, dalam hal ini adalah Briony dan Cecillia. That’s why di film ini ada beberapa flashback scene yang diambil berdasarkan perspektif mereka berdua, lebih pada konfirmasi sih ya karena scene dugaan-dugaan sotoynya Briony akan dijelaskan oleh scenenya Cecillia. Tapi kalau begini semuanya jadi memiliki porsi kekuatan yang balance, kekacauan yang ditimbulkan oleh Briony adalah buah dari psikologis dan emosi yang berhamburan.

Selain settingnya yang ciamik dan memanjakan mata, scoringnya juara, belum pernah sebegini enjoynya dengerin suara tik tak tik tukannya mesin tik. Di awal film bahkan ada satu scoring lumayan lama, awalnya deg-degan dengernya tapi lama-lama enak haha 💗💗💗

*Nggak mungkin dong direview kalau nggak direkomendasiin 😜

note: all pics was taken randomly from Google
Share
Tweet
Pin
Share
3 comments
So...ini adalah super duper late post dari liburanku dan Widy ke Yogyakarta tahun lalu, dibuang sayang ya... 😊 hehe

Taman Sari


Terakhir kali ke Taman Sari adalah saat jadi traveller’s dhuafa di liburan semester SMA, yang mana berarti udah hampir sepuluh tahun yang lalu haha Karena dekat dengan rumah Ana pagi-pagi kita jalan kaki ke Taman Sari, ya gimana aja anak-anak SD mau main ke rumah temen sepulang sekolah di seberang lapangan, santai tapi berisik sepanjang jalan haha 😗😗😗

Alasan kita (aku dan Widy) ke Taman Sari adalah mengisi waktu luang sebelum photoshoot di Mirota, lebih reasonable ketimbang jalan-jalan tapi kalap di Beringharjo haha Ternyata Taman Sari nggak banyak berubah ya, kecuali... statusnya yang kini meningkat jadi salah satu spot #instagramable netizen.

Kalau dulu aku dan temen-temen mikirnya Taman Sari ini adalah bangunan cagar budaya yang agak kurang rame dalam artian nggak nemu latar yang bagus buat difoto 😑 Jadinya ya lewat begitu aja. Maka kini... Beuhh ... hampir di setiap sudut ada yang cekrak cekrek, sejauh mata memandang orang-orang nyiriin spot foto, bahkan sampai ada yang rela nungguin sepinya dong. Demi apa? Demi foto yang instagramable...








Indische Koffie

Niat awa kita ke Benteng Vredeburg adalah untuk mengunjungi watercolor exhibition, tapi karena kesorean exhibitionnya udah tutup. Tak ingin terlalu kecewa, maka melipirlah kita ke Indische Koffie yang masih berada di dalam area Benteng Vredeburg, pokoknya dari pintu masuk tinggal belok kanan (dan nggak usah bayar tiket 😛). Karena menggunakan salah satu bangunan yang dulunya kemungkinan digunakan sebagai kantor, Indische Koffie ini sekilas seperti bagian dari museum dengan kursi-kursi di terasnya.

Mungkin karena sugesti sedang berada di dalam benteng ya, meski interiornya Indische Koffie ini bertemakan kolonial akhir, ambience yang terasa malah seperti masa tenang menanti peperangan haha ... FTW! Pengunjung bisa memilih area outdoor atau indoor, kalau area outdoor resikonya kepanasan kalau siang dan kesilauan (sunset) kalau sore sedangkan area indoor  ya... nyaman-nyaman aja... *yawla review macam apfah ini 😁.

Entah memang karena kelewat lapar apa gimana, tapi begitu makanan yang diorder nyampe kita langsung makan dan nggak kepikiran untuk difoto dulu haha *penting banget ya difoto Tapi makanannya bener enak kok!







Taman Lampion

Saat mengunjungi Taman Lampion dengan Ana tahun lalu sempat ada sedikit ‘drama’ mati lampu, well... ternyata saat aku dan Widi kesini pun Taman Lampion sempat mati lOkampu, sebentar sih, tapi kan jadinya was-was karena dikirain tutup hehe 😅

Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, Taman Lampion kini sudah ekspansi ke taman di sebelahnya, banyak karakter-karakter baru bermunculan. Area di sekeliling Monjali (Monumen Jogja Kembali) kini sudah dipenuhi lampion-lampion, saking banyaknya jadinya agak rumeuk ya... jarak penempatan lampion yang terlalu dekat juga agak mengganggu aliran jalan pengunjung.

Mungkin karena sebelumnya kita mengunjungi lightfestnya Sindu Kusuma Edupark jadinya agak kurang puas dengan Taman Lampion ini, meski dari segi bentuk (karakter / lampion) Taman Lampion lebih unggul, namun Sindu Kusuma Edupark lebih unggul dalam segi layout.







Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Since the Oscar was hyped... almost a month ago hehe I would like to share my This or That about movies I watched, not-too-related-into-Oscar actually ... except the movie keyword hehe Because This or That list is my watch based, I’m very sorry if you couldn’t find your favorite movie on this list, maybe I not watching yet or ... forget about it. Please let me know your recommended movie by comment, wish I could watch it later.

1.  La La Land or (500) Day of Summer
(500) Day of Summer.

2. Les Miserable or The Greatest Showman
Les Miserable and The Greatest Showman are enough good but need more character development.

3. 50 First Dates or The Proposal
50 First Dates because I like the soundtrack (Would’t It Be Nice by The Beachboy) ... and The Proposal because I can’t deny Ryan Reynold's charm.

4. Love, Sex, and Drugs or Friend With Benefit
I love both, even felt tired when saw the scene hehe

5. The Ugly Truth or Life as We Know It
Life as We Know It.

6. The Curious Case of Benjamin Button or The Age of Adaline
The Curious Case of Benjamin Button.

7. The Theory of Everything or A Beautiful Mind
A Beautiful Mind.

8. The Fault In Our Stars or A Walk To Remember
The Fault In Our Stars.

9. Midnight In Paris or Vanilla Sky
Both! Owen Wilson is the best hehe

10. The Lake House or The Notebook
The Lake House, because I like that glass house, also Keanu Reeves hehe

11. The Pursuit of Happiness or Changing Lines
Changing Lines.

12. Inception or Upside Down
Both are had a similar concept and I love it, but I chose Inception because I’m in waiting for Inception 2.

13. The Secret Life of Walter Mitty or Ruby Spark
Both are nice, Ruby Spark came with a great story and The Secret of Walter Mitty came from the deepest desire of a regular employee. I choose both hehe

14. The Adjustment Bureau or Me Before You
Even Me Before You made me cry, the story of The Adjustment Bureau is more interesting.

15. Get Out or This Is The End
This Is The End is the best!

16. We Bought A Zoo or The Odd Life of Timothy Green
We Bought A Zoo

17. Little Miss Sunshine or Captain Fantastic
I should admit that Captain Fantastic gives me a new perspective on being a modern hippie in this millennial era, but the story itself flies in the air, especially in the end. so, I choose Little Miss Sunshine.

18. 127 hours or Into The Wild
I always love James Franco movies even if it's nothing, but Into The Wild is more interesting hehe

19.  Jerry Maguire or Patch Adams
Well ... the first time I watch Patch Adams in my Creative Thinking course at college, the movie made me cry over and over, it's very touchy, and I recommend this movie to you guys ...

20. Hotel Rwanda or Schindler List
Both are awesome!

21. The King Speech or The Darkest Hour
The King's Speech, it's more personal ...

22. The Pianist or The Imitation Game
The Imitation Game.

23. Good Will Hunting or Dead Poet Society
Most people would recommend this movie as a time favorite, but for me both is only 'enough' good.

24. 3 Idiots or Hidden Figures
Both are genius, but I love Janelle Monae hehe

25. Oldboy or The Gift
The Gift.

26. The Loft or The Beach
Actually ... I love The Beach more but The Loft has a bundle of cool guys hehe

27. The Great Gatsby or Love Me if You Dare
The Great Gatsby ... Then Love Me If You Dare

28. Forest Gump or Catch Me If You Can
Forest Gump, no matter how I love Leonardo Dicaprio on Catch Me If You Can.

29. The Prestige or Now You See Me
I love both, difficult to decide ...

30. The Den or Nerve
Nerve! Because I'm so millennial

31. The Purge or The Guest
I'm dizzy watch The Purge

32. The Nightcrawler or The Voices
The Voices! 

33. The Lovely Boner or Perfume
Perfume, because I read the book.

34. The Girl With Dragon Tatto or Predestination
PREDESTINATION!!! You should watch it!

35. The Matrix or Tron
The Matrix! I love Trinity's neat hair.

36. Pacific Rim or Real Steel
Pacific Rim and I wish the sequel is going well.

37. G.I. Joe or The A Team
The A-Team!

38. Star Wars or Star Trek
Star Trek, because I should wait years for Star Wars.

39. Inglorious Bastard or Valkyrie
Maybe Valkyrie ... because Inglorious Bastard hasn’t a smooth storyline.
  
40. Olympus Has Fallen or the White House Down
Both are had a similar theme, but I prefer the Channing-Tatum version.

41. Pans Labyrinth or The Shape of Water
I love both. But the Pans Labyrinth concept is blown my mind more than The Shape of Water, yes, I knew it was Guillermo Del Torro's baby but for me, The Shape of Water's impression isn’t great as Pans Labyrinth. Go watch Pans Labyrinth if curious hehe

42. Mrs. Peregrin and The Peculiar Children or The Unfortunate Events of Lemony Snickets
The Unfortunate Events of Lemony Snickets.

43. The Lords of The Rings or The Hobbit
BOTH!!!

44. Gravity or The Martian
The Martian, Gravity makes me hopeless

45. Oblivion or Interstellar
Interstellar off course ...

46. The Space Between Us or Tomorrowland
The Space Between Us even though it's so cheesy hahaha

47. The Hunger Games or The Maze Runner
Still The Maze Runner 

48. Divergent or The Giver
Actually ... I'm tired of dystopian theme ...

49. The Social Network or The Internship
Absolutely The Internship.

50. The Grand Budapest Hotel or Moonrise Kingdom
I love the tone color of both, but The Grand Budapest Hotel had a deep storyline than the Moonrise Kingdom.

😫😫😫 50 isn't enough hehe ... if you want to know more about my movie list, check my LetterBoxD account.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates