Beauty and The Beast
adalah live action movie Disney yang
kedua setelah Cinderella yang diadaptasi dari versi animasinya, sejak awal
kemunculannya Beauty and The Beast telah menyita perhatian publik. Bagaimana
tidak, Beauty and The Beast adalah film animasi
termahal dalam sejarah Disney dan merupakan satu-satunya film animasi
yang mendapatkan nominasi Oscar pada masanya ✨. Ekspektasi penonton sangat
tinggi, terlebih lagi ketika pengumuman cast.
Siapa yang tidak mengenal
Emma Watson? Si kutu buku nan cerdas Hermione Granger di Harry Potter saga. Ia terpilih
memerankan si cantik Belle. Menurut kabar yang beredar Emma Watson bahkan harus
rela menolak tawaran berperan di film La La Land sebagai Mia Dolan.
Beauty and The Beast adalah
film musikal sejenis Les Miserables dan La La Land. Bagi yang tidak terlalu
menyukai film musikal mungkin agak terganggu dengan cara penuturannya yang soo ... musical, seakan-akan hampir seluruh adegan memiki theme song. Tidak seperti film India yang hanya menyanyi pada part-part
tertentu, di film musikal hampir seluruh percakapan dan perkataan dinyanyikan.
Dikisahkan, di sebuah
daerah di Prancis hiduplah seorang pangeran (Dan Stevens) berwatak buruk, yang tamak
dan gemar berfoya-foya. Pada suatu hari ia mengadaka pesta yang hanya boleh
dihadiri oleh orang-orang kaya dan rupawan -_____-
Tiba-tiba pintunya
diketuk oleh seorang wanita tua yang meminta perlindungan, karena kesombongannya
pangeran menolak permintaan wanita tua itu, meski sudah menawarkan setangkai
bunga mawar merah yang indah. Seketika, wanita tua itu berubah wujud menjadi
seorang peri (atau penyihir?) cantik dan mengutuk sang pangeran serupa dengan
sifatnya yang buruk (beast).
Tamu yang hadir lalu
berhamburan keluar istana, meninggalkan beberapa pelayan kerajaan yang terkena
imbas kutukan sang pangeran. Peri tersebut membuat kerajaan dilupakan,
seakan-akan tidak pernah ada. Ia hanya memberitahu, bahwa satu-satunya cara
untuk mematahkan kutukan adalah jika sang pangeran menemukan orang yang
mencintainya.
Di sebuah desa, tinggal
seorang gadis belia bernama Belle (Emma Watson) dan ayahnya Maurice (Kevin
Kline) yang berprofesi sebagai pembuat jam. Meski cantik, Belle tidaklah
seperti gadis-gadis lainnya yang gemar bersolek untuk memikat hati pria, ia
lebih suka membaca buku dan melakukan hal-hal menarik lainnya. Semacam gadis
ala-ala folk gitu lah hehe ...
Karena kepribadiannya
yang berbeda itulah, Gaston (Luke Evans) seorang lelaki idaman para gadis di
desa jatuh hati padanya. Sayang, cintanya Gaston bertepuk sebelah tangan,
karena Belle sama sekali tidak tertarik padanya. Oh iya, Gaston memiliki ajudan
yang bernama LeFou (Josh Gad) yang terjebak friendzone.
Suatu hari, sepulang
bepergian dari luar kota ayah Belle tersesat ke istana sang pangeran. Ia berniat
untuk menumpang bermalam disana dan terkejut ketika mendapati perabotan di
istana yang ‘hidup’, dalam perjalanan pulang ia memetik bunga mawar merah requestan Belle di taman istana. Pangeran
yang mengetahui hal tersebut kemudian menawan Maurice di menara, beruntung Philippe
(kudanya) bisa pulang sendiri ke rumah.
Belle yang terkejut
dengan kedatangan Philippe kemudian berinisiatif mencari ayahnya hingga ke
istana. Belle berusaha menukarkan dirinya sendiri demi membebaskan ayahnya yang
berjanji akan membawanya pulang.
Di istana Belle berteman
dengan para penghuninya yaitu Lumiéré (Ewan McGregor), Cogsworth (Ian
McKellen), Mrs Potts (Emma Thompson) dan anaknya Chip (Nathan Mack), Maestro
Cadenza (Stanley Tucci) dan istrinya Madame de Gerdobe (Audra McDonald),
Plumette (Gugu Mbatha Raw), Chapeau (Thomas Padden) dan Cuisiner (Clive Rowe).
Mereka senang dengan kehadiran Belle yang diharapkan dapat mematahkan kutukan
sang pangeran.
Awal pertemuan yang alot
membuat Belle dan Beast menjadi canggung, namun lambat laun suasana mulai mencair
dengan bantuan para penghuni istana. Belle belajar untuk bersikap sabar sama
seperti Beast yang belajar menerima kehadiran Belle di sisinya. Di saat yang
sama, helai kelopak bunga mawar merah sang pangeran berguguran.
Ketika sampai di desanya,
Maurice meminta bantuan penduduk desa untuk membebaskan Belle di istana Beast.
Hanya Gaston yang bersedia membantu Maurice. Ketika sampai di hutan mereka
tidak bisa menemukan istana Beast, Gaston lantas meninggalkan Maurice yang
terluka di tengah hutan. Beruntung ada Agathe (Hattie Morahan) yang
menemukannya dan merawatnya.
Suatu malam, Beast
menunjukkan Belle sebuah cermin ajaib hadiah dari peri yang mengutuknya. Belle
melihat yang melihat ayahnya difitnah oleh Gaston kemudian pergi menuju desa,
namun Gaston kadung menghasut penduduk desa agar menyerang istana Beast.
Belle dan Maurice pun
menyusul ke istana dan mendapati Beast dan penghuni istana berusaha mati-matian
untuk mempertahankan diri. Gaston yang sedari awal sudah mengincar Beast
berusaha untuk membunuhnya, meski Belle tidak menginginkannya. Di saat Beast sekarat
muncul peri yang dulu mengutuknya.
Semua pasti sudah tahu
bagaimana akhir cerita semua Disney princess,
a very
happy ending for those who believing in true
love. Meski kadang happy ending dibilang akhir yang klise bagi sebagian orang, namun ... however ... kita terkadang butuh (cliché) happy ending untuk bisa
meyakinkan diri bahwa semuanya akan berakhir dengan indah.
Beauty and The Beast ini sangat
Disney sekali, terlihat dari visualisasikan scene
menyanyinya yang dibuat jor-joran abis. Megah dan cetarrr ... Sampai bosan
karena kebanyakan efek ketimbang fokus pada alur ceritanya. Tapi itulah Disney,
too much details malah makin awesome.
Mungkin karena terbiasa
melihat Mrs. Potts dan Chip dalam versi animasi, sehingga agak gimana gitu ya
melihat versi yang sekarang. Efek animasi 3D Beauty and The Beast memang patut
diacungi jempol, pasalnya banyak sekali karakter dan setting yang rumit, seperti karakter Lumiéré yang desainnya agak
‘njlimet.
Kenapa ya visualisasi
Beast di film Beauty and The Beast ini mirip kaya bison?
Terlahir sebagai generasi
millenials membuatku tumbuh dengan
cerita fairy tale ala Disney, sehingga tak sulit untuk bisa mengikuti alur
ceritanya meski ada sedikit yang diubah demi kepentingan film. Seperti setting cerita yang dipindah dari negeri
antah berantah ke Prancis atau LeFou asisten Gaston yang ternyata gay atau kecerdasan Belle membuat alat
bantu mencuci bertenaga kuda, di satu sisi Beauty and The Beast ini classic namun di sisi lain tetap mengikuti
perkembangan zaman.
Tapi tetap ya ... yang
menjadi centre of attention adalah Emma
Watson. Selain memiliki paras yang cantik dan cerdas, ini adalah film Emma
Watson sebagai karakter utama setelah sebelumnya hanya berperan sebagai pemeran
pembantu di The Bling Ring dan sebagai cameo
di This is The End. Emma Watson berhasil melepaskan bayang-bayang Hermione
Granger menjadi salah satu Disney princess
yang akan selalu dikenang.