Kalau Ramadan tahun lalu kita bukber (buka bersama) di... di... dimana yah??? Eh, tahun kemarin kita ngadain bukber gak sih?
Oh iya, Ramadan tahun kemarin aku memang tidak menghadiri bukber karena mama sakit. Tapi emang pada ngadain bukber gak sih? Kayaknya gak ngadain bukber deh... eh tapi gak tahu juga, lupa. Seingatku, terakhir kali ikutan bukber waktu di rumah Acong yang di Antapani. Bubar sekaligus nginep bareng dengan keluarganya Acong. Seriusan. Dengan keluarganya Acong. Dengan Ibu, Bapak dan Azka adiknya Acong.
Tujuan bukber yang sesungguhnya adalah bersilaturahmi, ya meski ujung-ujungnya berlanjut dengan curhat sekaligus saling menukarkan kabar teman-teman yang lain a.k.a gossip haha Karena, terlalu banyak kata-kata yang malas diketikkan di chat.
Pada setiap Ramadan, minimal kita akan mendapatkan 3 undangan bubar, dari teman kerja, dari teman kuliah, dari teman SMA dan dari teman SMP. Lalu ada dari teman komunitas (kalau ikutan itu juga), dari teman semasa SD dan dari teman semasa TK (seriusan... mungkin gak tahu mau bubar apalagi kali ya...).
Tapi karena kita adalah teman sedari SMP hingga SMA, dengan jumlah yang limited edition yang cuma segitu-gitunya. Maka bisa dipastikan yang ikutan bukber ya cuma segitu haha, yang lain berhalangan hadir karena kesibukannya masing-masing, bubar dengan keluarga kecilnya atau bubar dengan mertua.
Berhubung belum sukses dan punya harta berlimpah, bukber tidak diadakan sebagaimana mestinya kaum urban poverty yang eksis di social media. Kita memilih untuk bukberdi rumah Medus yang kosong di Margahayu, yang udah dipilih duluan bahkan sebelum Medus baca chat.
Parahnya, di sepanjang jalan yang berjubel dengan orang-orang yang kalap mau belanjain uang THR, banyak diantaranya yang makan dan minum seenaknya... kalau perempuan kan wajar, anak-anak mungkin masih belum kuat puasa, tapi laki-laki? OMG... Plis euy!
How could Ramadan sell a man's faith? By lust.
Icunk yang stand by semenjak jam 9 pagi di Kepatihan sudah bosan ikut-ikutan orang lain memilah-milah baju, ia juga pusing lihat mega consumer behavior orang Indonesia di kala menjelang Idul Fitri. Akhirnya ia duduk di samping nenek-nenek yang kecapekan diajak belanja. Chatting dengan kita yang belum sampai meeting point.
Karena jalan dialihkan aku harus jalan kaki dari Pasar Baru, panasnya Bandung hari itu membuat keadaan semakin semrawut. Jalan macet. Klakson bersahutan. Orang-orang sewot.
Aku menemukan Icunk sedang asyik menonton orang-orang yang berjuang demi penampilan maksimal di hari Idul Fitri. Kita lalu duduk-duduk sambil menunggu Pici yang katanya salah naik mobil dan terdampar di entah dimana, tertawa-tawa membayangkannya marah-marah karena rempong membawa baso aci fresh dari Garut.
Ohh... tapi itu belum seberapa. Medus, yang jadi host bubar Ramadhan ternyata terjebak macet sebelum mencapai bandung. Istilah “anggap saja rumah sendiri” ternyata sangat berlaku bagi Deya yang datang duluan, dengan semangatnya ia lantas menyapu, mengepel dan membereskan rumahnya #eh rumah Medus haha
As our predictions. Pici marah-marah karena baso aci, ya, baso aci. Karena menunggu baso aci ia terlambat pergi, terjebak macet dan nyasar gak tahu dimana. Demi Deya yang tangginas, kita langsung pergi ke rumah Medus via Gojek.
Berbukalah dengan yang gurih dan enyoi !!!
Mari kita sambut... baso aci !!! jennggg... jennggg... jennggg...
Curhat session dimulai sejak beres sholat Isya, dilanjutkan dengan saling menukarkan kabar teman hingga dini hari. Capek? Nggak. Haus? Biasa aja. Lapar? Iya!!! OK. Kalau gorengan dan es kelapa muda adalah appetizer, dan nasi beserta segala lauk pauknya adalah main dish, maka seharusnya baso aci adalah dessert. Seharusnya...
Kenyataannya, after that that's all...
Setiap kali ada pedagang yang lewat kita stalking-in hehe Alhamdulillah stalking kali ini membuahkan hasil yang real, ronde dan mie tektek. FYI, itu belum termasuk cemilan ringan lainnya, semacam keripik dan endog lewo yang kalau dimakan kebanyakan bisa bikin keselek. RWG U.U
Rasa-rasanya semalam belum cukup untuk menceritakan ‘what’s happened to me’ selama ini, kalau kata Jupe mah tumpehh tumpehh... semuamuanya diceritain, dari yang konyol sampai yang serius, dari yang galau sampai yang selow. Fits in it.
Entah dosa apa temanku yang satu ini, dia digerebek polisi ketika sedang ditraktir karaoke oleh teman-temannya. Agak konyol tapi lucu ya... sedang meriah-meriahnya tiba-tiba... nyesss... langsung deh spechless... and it’s became the coolest birthday she ever had hehe
Tapi yang paling menarik adalah tentang urusan cinta, yaelahh cinta... eceng gitu! Haha Ada yang galau karena menikahnya masih lama, ada juga yang masih santai tapi orang tuanya enggak, ada juga malah yang bingung gak tahu maunya gimana.
Let it flow aja seus... ^.^
The 13th year of friendship, and still counting.