Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.
Photo by Karolina Grabowska

Hello~

Siapa yang udah bikin yearly best buy? Beli apa aja sih kalyan? 😁.

Post ini bukan best buy post atau sponsored post ya, hanya post yang kubikin saat menunggu hujan reda. Aku ingin berbagi hal yang belakangan ini menjadi concern-ku (+ link-nya) kepada kalyan wahai silent reader, yakni… sikat gigi 🪥. Kalau kalyan sedang berencana mengganti sikat gigi atau membutuhkan review tipis-tipis, mungkin post-ku ini bisa membantu kalyan. Perlu diingat, karena post ini ditulis berdasarkan user experience maka review-nya lebih melibatkan perasaan ketimbang data 😉.

Saat kontrol ke dokter gigi akhir tahun lalu, aku disarankan untuk menurunkan hardness level sikat gigiku dari medium ke soft. Selain itu, aku disarankan untuk pake sikat gigi dengan kepala yang kecil biar lebih sesuai dengan ukuran mulut. Memang… belakangan ini aku kembali pake sikat gigi standar demi menghabiskan stok sikat gigi yang tertimbun 😁. Meski tahu sikat gigi bisa dipake sampai 3 atau lebih, namun setiap 1-2 bulan sekali aku rutin membeli sikat gigi makanya surplus.

Selama ini aku udah mencoba sikat gigi dari berbagai brand yang ada di toserba terdekat, ada yang cucok hingga dipake bertahun-tahun, ada yang cuma sekali beli terus udahan 😅. Aku punya beberapa kriteria yang kujadikan sebagai pertimbangan saat memilih sikat gigi, mungkin nggak akan sama dengan kriteria kalyan karena kebutuhan kita berbeda. Aku mengklasifikasikan kriteria pertimbanganku dengan primary (P), secondary (S) dan tertiary (T) sesuai dengan skala prioritasku.

(P) Ukuran kepala sikat gigi ramping atau kecil
Biar bisa menjangkau ke sela gigi terjauh, selain itu, ukuran kepala sikat gigi yang standar bikinku kurang nyaman karena sering terbentur-bentur ke gusi 🥺.

(P) Bulu sikat yang lembut
Bulu sikat yang tajam juga bikinku kurang nyaman karena sering bikin gusi berdarah.

(S) Gagang sikat gigi berbahan karet
Biar genggamannya bisa lebih ajeg, gagang sikat gigi berbahan plastik rerata licin meski ada grip-nya 😉.

(S) Harga
Aku membatasi diri untuk nggak membeli sikat gigi yang  murcenya kebangetan kecuali saat kepepet, karena byasanya bulu sikatnya tajam dan gampang mekar 😂. Nggak harus mahal namun layak dan nyaman karena digunakan dalam jangka panjang (3 bulan atau lebih dengan penggunaan minimal 2 kali sehari).

(T) Pilihan warna yang nggak bikin xilau
Aku sering heran mengapa kombinasi warna sikat gigi se-dyangdyut mb mb tumbasss… 💃🏻💖

(T) Fitur tambahan
Nggak semua fitur tambahan pada sikat gigi bisa dioptimalkan oleh user karena kadang mereka nggak ngeh. Fitur tambahan mencakup: case/helm kepala sikat gigi, grip untuk membersihkan lidah di bagian belakang kepala sikat gigi, grip untuk pegangan biar sikat giginya nggak mudah jatuh.

Sampai saat ini aku masih pake sikat gigi biasa, belum tertarik pake sikat gigi elektrik karena belum butuh-butuh banget. FYI. Di tahun 2000an Pepsodent pernah bikin sikat gigi elektrik pake baterai AA (belum ada universal charger) setelah tahun 2-3 tahun barangnya out of market. Kemungkinan karena harganya yang out of budget, sekitar Rp 100.000 per-item dengan kepala sikat gigi Rp 25.000, dimana saat itu dengan Rp 5.000 kita udah bisa beli sikat gigi yang bagus.

***

ORAL-B
Selama ini aku selalu pake sikat gigi dari Oral-B yakni Oral-B All Rounder soft/medium karena indikator warna di bulu sikatnya bikinku lebih aware. So far, Oral-B All Rounder ini memenuhi kebutuhan dasar membersihkan gigi, bagian kepala sikatnya ramping bisa untuk membersihkan lidah dan gagangnya pake karet jadi nggak licin. Aku pake Oral-B All Rounder ini bertahun-tahun sampai… gusiku sering berdarah saat sedang menyikat gigi 🥺, padahal hardness level-nya udah kuturunkan jadi soft.

Oral-B All-Rounder: Rp 25.000 (isi 2)
Shopee | Shopee (bundle)

SENSODYNE
Kemudian aku pake sikat gigi dari Sensodyne, selang seling antara Sensodyne Sensitive dan Sensodyne Multi Action. Selain karena embel-embel sensitive di produknya, alasanku membeli sikat gigi dari Sensodyne adalah desainnya yang clean nggak neko-neko 😆. Mungkin karena aku terbiasa pake Oral-B yang anti selip, awal-awal pake khawatir licin karena karetnya hanya ada di pangkal gagangnya aja. Setelah beberapa kali pake kekhawatiranku ternyata nggak terbukti.

Menurutku Sensodyne Sensitive lebih nyaman untuk digenggam karena desain gagangnya lebih slim dan simple, sedang Sensodyne Multi Action agak kurang nyaman digenggam karena desain gagangnya yang agak gendats dan runcing di bawah. Saat dipake keduanya terasa nyaman kok, namun aku lebih sering pake yang Sensodyne Multi Action karena kepala sikatnya lebih kecil ketimbang Sensodyne Sensitive. Kalau kalyan mencari sikat gigi yang nggak bikin gusi berdarah, kalyan bisa mempertimbangkan sikat gigi dari Sensodyne. Trust me! 😉

Sensodyne Sensitive: Rp 13.000 – Rp 24.000 (isi 2)
Shopee | Shopee (bundle)

Sensodyne Multi Action: Rp 15.000 – Rp 30.000 (isi 2)
Shopee | Shopee (bundle)

BAGUS
Pulang dari kontrol ke dokter gigi aku langsung mencari sikat gigi baru 😄. Saat itulah aku menemukan sikat gigi dari Bagus, yakni Bagus Protect soft yang pilihan warnanya nggak bisa kuabaikan begitu aja, lucu banget 😍. Meski desain sikat giginya seperti desain sikat gigi anak kecil, sikat gigi Bagus Protect ini adalah sikat gigi untuk orang dewasa. Kepala sikatnya yang kecil dan bulu sikatnya yang halus bikinku nyaman pakenya, selain itu gagangnya terbuat dari karet yang mudah digenggam meski nggak ada grip-nya.

Beberapa bulan yang lalu aku beli Smoca Travello yang desainnya compact dan travel friendly, meski kepala sikatnya standar aku nyaman pakenya. Makanya saat menemukan Bagus Protect aku nggak merasa ragu untuk membelinya. FYI, Smoca masih satu grup dengan Bagus, yha~ meski brand lokal di packaging-nya ada teks berbahasa Jepang, jangan tanya kenapa karena aku juga nggak tahu. Selama ini yang kutahu Bagus jualan kamper dan kapur ajaib (anti kecoa terbang) ternyata sekarang jualan sikat gigi juga 😅.

Bagus Protect: Rp 17.000
Shopee

Smoca Travello: Rp 15.000
Shopee

***

Selain di Shoppe kalyan juga bisa menemukannya di toserba terdekat macem Yogya, Borma atau Superindo. Semua harga yang tercantum adalah harga rata-rata aku biasa beli, mungkin akan berbeda karena saat ini harga consumer goods naik diam-diam 😂.

Let me know kalau kalyan punya rekomendasi sikat gigi yang OK ya...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Assalamualaikum ya bestie…

Meski terlambat berminggu-minggu… taqaballahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum wa ja’alanallahu wa iyyakum minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin ya manteman 👐. Semoga kita dipertemukan kembali dengan bulan Ramadan dalam keadaan yang lebih baik, insya allah kita kembali ber-Idulfitri sebagai... *drum roll… rich aunty yang demen check-out di Sopi pi pi pi pi pi… 😂

Telah sampailah kita pada annual post Ramadan + Idulfitri yang di-publish nggak sesuai schedule dikarenakan writer-nim tumbang kena penyakit musiman wkwk 😁. Tadinya aku mau bikin beberapa post yang runut sesuai timeline, namun karena sadar diri nggak sanggup jadinya kupadatkan dalam 1 post aja. Aku hanyalah manusia biasa yang moody dan mageran, draft post yang udah siap di-publish kadang malah salah setting schedule-nya 😁.

Here are they… Lestari’s #ramadancore

BUKBER

Alhamdulillah Ramadan kali ini cuacanya nggak begitu panas macem Ramadan tahun-tahun lalu, malah cenderung adem. Intensitas hujan yang sedang tinggi-tingginya dan euphoria rang-o-rang yang ingin segera sampai di rumah adalah perpaduan yang sempurna untuk menghasilkan macet 😓. Bahkan jalan di depan kantor pun sering stuck saking nggak berdayanya menghadapi arus kendaraan yang tumpah dari segala arah. Kalau bisa dapet bis ya syukur kalau nggak dapet bis ya melipir dulu ke Kings 😁.

Aku beberapa kali berbuka puasa di Kings, gils… semakin mendekati akhir Ramadan malah semakin ramai. Part tersulit adalah part mencari meja, tapi karena aku sendiri biasanya join dengan rang-o-rang yang juga sendiri. Salah satu hal yang bikinku lebih nyaman berbuka puasa di kosan adalah bisa vc dengan mama, kadang anyep aja gitu😅 Memang ya tahun ini agenda bukberku sepi, hanya ada 2 bukber di luar yakni di Ambrogio Patisserie dan di Waroeng Setiabudhi.

Hari sabtu menghabiskan waktu bersama teman, menunggu waktu berbuka sambil tertawa-tawa dan bercerita ini itu. Hari minggu berada di rumah duka di mana temanku disemayamkan, menunggu waktu berbuka dalam sunyi sambil mrebes mili. Hari ini aku bolak balik scroll TikTok, menunggu waktu berbuka sambil merenungi hidup yang sebegini balance-nya… 😶.

SO HAWT

Setelah pandemi kita menghadapi climate change yang cukup ekstrim, hujannya nggak kira-kira dan panasnya bikin huru hara. Mau sepanas apa pun cuacanya aku selalu tidur pake selimut (yap, I’m blaket person), tapi kali ini aku sampai skip pake selimut saking panasnya. Selama ini aku nggak suka AC karena dinginnya menelusup dan bikin masuk angin, tapi kali ini aku beneran mendambakan AC😂. Pun dengan baju yang dipake, tebal dikit berasa gatal, inginnya pake yang adem-adem.

Sejujurnya daku khawatir kena heatstroke karena sering sakit kepala perkara kepanasan padahal nggak kemana-mana. Makanya aku lebih suka weekdays karena di kantor aku nggak akan kepanasan meski ruangannya nggak pake AC. Kalau nggak penting-penting amat aku ogah keluar kosan, plis ini mah… 😅. Meski panas aku berusaha untuk nggak minum minuman berembun, berwarna dan berasa karena sadar diri aja sih udah tuwir 😂.

Hariku terbuat dari celana rayon motif zebra yang bolong kena paku dan hihid.

PASAR KOSAMBI

Salah satu hal yang menyenangkan adalah mengisi toples-toples kosong dengan keripik dan kue, satisfying aja gitu menyusunnya satu persatu. Belajar dari pengalaman, keripik dan kue sangat rentan untuk dibawa dalam perjalanan, karenanya aku berinisiatif untuk membawa toples saat ke Pasar Kosambi. Iya… jadi keripik dan kuenya langsung dimasukkan ke dalam toples ketimbang di-packing pake plastik, masnya tanya: buat ngemil di kantor ya teh? 😂. Best buy-ku adalah keripik cireng 💖  dan cheese stick 💖 *as always.

Pulangnya mampir ke Yogya Heritage, makan bubur goreng yang so nice so good.

BINGKISAN RAMADAN

Hampir setiap tahun Pakde dan keluarga berbagi bingkisan Ramadan untuk keluarga dan tetangga dekat, biasanya kita (uwa dan sepupu-sepupu) diberdayakan untuk mengurusinya dari hulu ke hilir. Sejak tahun lalu urusan bingkisan Ramadan di take over, kita sadar kok bahwa beda panitia pasti beda treatment-nya, namun konsep status pernikahan yang dijadikan kriteria penerima bingkisan Ramadan itu kurasa offside banget deh 😏. Karena aku jadi bertanya-tanya: mon maap nih panitia… kalau nikahnya lebih dari sekali dapetnya bisa double apa triple nggak? 😏.

Tahun ini hanya aku yang nggak dikasih bingkisan Ramadan dengan alasan: belum menikah, mau nyambat tapi masih Ramadan. Namaste  🌈. Untungnya mama udah nggak tersinggung macem tahun lalu, iya, tahun lalu udah ada wacana aku dicoret dari list namun mama demanding dan ujung-ujungnya emotional calling ke Widy 😐. Kalau alasannya: kan udah dapet dari kantor, mampu beli sendiri atau dialihkan untuk keluarga dan tetangga lain aku sih tyda masalah. Tapi kan ini alasannya agak laen…

At this kind of moments aku selalu nasihatnya Pici saat resah perkara career break, bahwa: ketika satu pintu tertutup, maka pintu lain akan terbuka. Aku mungkin nggak akan menerima bingkisan Ramadan keluarga hingga waktu yang nggak ditentukan, namun aku menerimanya dari manteman sekalyan, terima kasih bestie… it’s warm than I ever thought. Honestly, it’s not about the value of the gift, but about how to treat peoples around ✨👌.

IDULFITRI

Tahun ini Widy dan Bagus ber-Idulfitri di Subang, karenanya kita menyusun rencana untuk ber-quality time bersama keluarga yang agak sulit bersatu. Kita bukber di hari terakhir Ramadan di Rojo Sambel karena tempatnya cukup luas dan proper untuk mama yang pake tongkat, ini Widy ya yang nyari tempatnya bukan aku 😁. Kurasa Rojo Sambel Subang lebih OK ketimbang yang di Bandung, makanan yang disajikan masih hangat dan lebih nikmeh.


Tahun ini Pakde dan keluarga ber-Idulfitri di Surabaya, karenanya kita kembali ke template awal wkwk Wa Gun dan keluarga ber-Idulfitri ½ hari aja karena mesti mudik ke Garut, sedang Wa Ade dan keluarga udah duluan ber-Idulfitri di Garut. Tadinya kita berencana sholat Idulfitri di alun-alun Subang namun nggak jadi karena lokasinya kurang proper dan jauh dari kantong parkir, jadilah kita sholat Idulfitri di Mesjid Al-Furqon (Muhammadiyah). Setelah sholat kita ber-silaturahmi ke rumah Emih, kemudian lanjut ber-silaturahmi ke rumah Mbah.

Tadinya kita udah mempersiapkan dress code untuk Idulfitri tapi nggak jadi dipake karena nggak match dengan baju yang dibawa oleh Widy dan Bagus. Yha~ mama maunya baju kita samaan 😆. Siap baginda ratu… akan hamba persiapkan baju yang match dengan ananda Widy dan Bagus, silakan tunggu di singgasana 😎. Mon maap nih, ternyata baginda ratu sebel banget dengan kemejaku yang katanya bluwek (tampak lusuh), ini broken white mah… broken white… 📣.

Outfit Idulfitri-ku adalah outfit ngantorku, makanya B aja, eh tiap tahun memang B aja sih😂

Berbeda dari tahun-tahun lalu, menu Idulfitri tahun ini adalah bubur ayam dan ketoprak, berasa sarapan terus 😃. Menu regular macem opor, sambal goreng kentang, ase cabe dan mie glosor ada kok cuma karena ada bubur dan ketoprak jadinya kurang laku. Well… kita telah mencapai usia rentan penyakit kolits macem kolestrol, diabetes dan asam urat, makanya menu-nya disesuaikan 😉. Kalyan begini juga nggak?


AFTERMATH

Alhamdulillah aku berhasil melalui Ramadan + Idulfitri tanpa santanism, namun aku nggak berhasil melalui hari-hari setelahnya 😢. Setelah libur Idulfitri aku beres-beres rumah macem nyapu ngepel dan bebersih, saat itu cuacanya memang kurang enak ditambah lagi aku pake ojol yang mana bikinku keanginan. Bukannya makan dan minum obat, yang ada aku malah minum matcha (less ice kok *pembelaan 😅) dan melewatkan makan siang dengan dalih nanti juga makan kok 😆.

Sorenya aku halal bihalal di Ambrogio Patisserie (lagi) dan dengan cerdasnya memilih menu soto tangkar dengan harapan akan menghangatkan perutku yang sepertinya kedinginan 😅. Aku nggak mengira kuah sotonya akan full santan nan creamy begini, saat makan aku merasa ngambang haha macem nggak napak tanah tapi aku masih hidup 😮, nggak enak banget deh rasanya… Manteman udah bolah balik menawarkan untuk makan buah, minum obat dan pergi ke klinik karena air wajahku pucat, tapi aku masih merasa baik-baik aja 😰.

Pulang dari halal bihalal aku nggak bisa tidur gegera diare dongs, kontinyu sampai pagi dan bikinku lemah letih lesu 😭. Dengan kondisi ini aku nggak bisa pergi ke klinik, ditambah lagi hujan yang nggak berkesudahan, jadinya aku konsul via Halodoc. Alhamdulillah aku udah mendingan setelah minum obat, meski efeknya bikin susah fokus karena ngantuk luar biasa 😢. Aku pulih seminggu kemudian.

Dear manteman udah saatnya kita menghindari santan ya 😁

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Hay manteman!

Terinspirasi dari thread peta wisata kuliner yang dibuat oleh (Lala Bohang atau Qasimin – Memekan Lirik, lupa lagi pokoknya 😅) saat merencanakan pernikahannya yang terkena imbas covid-19 beberapa tahun lalu. Kupikir asyik juga niya membuat peta kuliner kampung halaman sendiri, jadi kerabat dan teman-teman yang hadir bisa wisata kuliner mandiri 😁. Ngaku deh... setelah resepsi pasti masih pada lapar kan?! Apalagi kalau baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat (yang menjadi tujuan), nggak mungkin nggak ingin mencicipi kulinernya yekan 😏.

Eh BTW aku membuat ini bukan dalam rangka OTW kewong yaw (meski sebenarnya sah-sah aja kalau alasannya begini 😂). Aku hanya ingin mempermudah pencarian, kali aja lagi mampir di Subang tapi masih belum tahu mau makan apa. List kuliner yang ada di Subang ini tersusun dari memory lane-ku yang lahir dan besar di Subang, makanya aku lebih banyak memasukkan kuliner lawas ketimbang kuliner baru. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan taste, rasa makanannya mungkin udah nggak relate lagi dengan palette lidah kita, namun memory-nya masih mengendap menjadi ‘rasa yang pernah ada’ wkwk.

Jangan lupa, bagimu taste-mu bagiku taste-ku. Selera kita bisa sama bisa juga nggak.

FYI. Aku nggak akan merekomendasikan Saung Liwet Mang Nana atau Nasi Timbel Mang Yayan karena kupikir B aja 😅. Aku kurang suka dengan konsep makan liwetan di saung-saung yang ada kolongnya, karena saat ramai pegawainya akan keteteran membersihkannya 😭. Aku memang kurang suka makan di luar karena nggak bisa mengontrol rang-o-rang yang makannya bunyi (ceplak), bikin nggak mood aja gitu 😁. Alasan yang sama mengapa aku selalu nge-skip video mukbang lalapan yang lewat FYP-ku 😎.

Here they are…

RM. PURNAMA
Jl. Jend. Ahmad Yani no 80-82 

Dulu di Subang ada 2 rumah makan yang sama enaknya yakni RM. Sedap dan RM. Purnama, harga keduanya memang di atas rata-rata. Aku pertama kali makan beef steak dan kawan-kawannya di RM. Sedap, sayangnya RM. Sedap udah tutup karena kurang fleksibel. Sedang RM. Purnama masih bisa survive karena berelasi dengan pi-ein-eis, RM. Purnama menyediakan catering untuk rapat dan acara-acara di pemerintahan. Tahu sendiri yekan, indikator tempat makan enak adalah kalender supplier dan pi-ein-eis.

Rekomendasi menu - nasi kotaknya (bisa beli satuan), pepes tahu (yang nggak cukup 1 😭), mie goreng dan kue basah.

RM. ARUM SARI TUTUP
Jl. Jend. Ahmad Yani no 100 

RM. Arum Sari masih sejajaran dengan RM. Purnama, cuma parkirnya agak sempit karena lokasinya berada di jalan yang menurun. Memang ya rupanya macem rumah makan lama dengan meja kayu dan kursi tinggi, terakhir kali kesana tempatnya masih terawat kok. Saat masih sehat mama sering mengajak kita makan disini, menu favorite-ku adalah tongseng sapi dan sop jando, untuk harga kurasa masih standar laya. Karena udah lama nggak kesana aku nggak tahu apakah menunya masih sama atau udah berubah. 

Rekomendasi menu - tongseng sapi, sop jando, sate maranggi.

RM. PADANG BANG MIDUN
Jl. Letnan S. Parman (samping PEMDA Subang)

So far yang paling kusuka adalah RM. Padang Bang Midun. Official name-nya memang nggak Padang banget macem Sari Bundo, Sederhana atau Danau tapi makanannya beneran Padang 😁. Yang kusuka dari RM. Padang Bang Midun adalah mereka nggak pelit bumbu, apalagi bumbu Rendang-nya yawla leqoh (pake huruf Q). Harganya sepadan dengan rasanya dan porsinya lebih dari cukup (untukku), makanya kadang bisa sampai 2 sesi makan 😊.

RM Padang Bang Midun ini terbilang baru ya karena saat aku SD mah belum ada, aku baru tahu RM. Padang Bang Midun dari Pongky. Saranku, datanglah sebelum jam makan siang karena varian masakannya masih lengkap jadi masih bisa milih. Favorite-ku masihlah rendang, peyek udang, udang balado dan terong balado, tapi yang lain juga enak kok, hanya bukan favorite-ku aja 😉. Aku jarang makan di tempat karena rumahku terbilang dekat, tanggung aja gitu, kalau bisa makan di rumah ngapain makan di luar.

Rekomendasi lain - RM. Padang Basuo.

SATE PUJAMARI
Jl. Dr. Satiman (sebrang Toko Mas Gaya Baru)

Inilah tukang sate paling legend (di keluargaku) 😊, Sate Pujamari ini bisa dibilang ada hampir di setiap fase up and down-nya keluargaku. Kita tahu Sate Pujamari ini dari teman kantor mama, dulu mereka berjualan pake gerobak kecil sekarang udah punya lapak sendiri. Rasa satenya agak manis dan harganya murce, pilihannya ada sate ayam, sate sapi, sate kulit atau sate usus. Sambil menunggu satenya dibakar byasanya ibunya ngajak ngobrol, hal inilah yang bikin kita ikrib dan menjadi langganannya.

Rekomendasi lain - Sate Kajojo.

GADO-GADO TUTUP
Jl. Pasar Baru (dekat pos kamling)

Saatku SD gado-gado Pasar Pujasera ini adalah favorite-ku, paling enak se-Subang-eun 😂. Kubilang begini karena belum menemukan gado-gado yang seenak, sebersih dan serapi gado-gado ini di Subang. Aku selalu excited setiap kali diajak membeli gado-gado ini karena senang melihat toples kacang bawangnya yang bersih dan tersusun rapi. Rasanya mah nggak usah ditanya… enak banget, sayangnya saat aku kuliah udah tutup dan nggak ada regenerasi 😥. 

Rekomendasi lain: ketoprak depan Pegadaian *beda jauh 😅.

NASI GORENG 
FYI. Makanan favorite-ku adalah nasi goreng, dan diantara semua nasi goreng yang pernah kucoba hanya nasi goreng Hanjuang yang rasanya masih 'nempel' di lidah. Aku tahu nasi goreng Hanjuang ini dari Wa Purwo, bedanya dengan nasi goreng biasa adalah topping wortelnya yang nikmeh... asli enak banget 😍. Sayangnya nasi goreng Hanjuang ini tutup saat aku di ma'had 😭, sedih sih... karena sampai saat ini aku belum menemukan rasa yang mirip-mirip. Kurasa nasi goreng terenak adalah yang dibikinin, bukan yang bikin sendiri  😂.

Rekomendasi lain - Nasi Goreng Klasik Perumnas, Nasi Goreng Mas Watra.

MIE BAKSO & MIE AYAM
Saatku kecil mie bakso yang hype adalah Virgo dan H. Bang Ade, keduanya merupakan saudara kandung. Kalau mama belanja ke pasar biasanya kita disuruh makan baso di Virgo, nanti dijemput kalau udah selesai. Saking seringnya ke Virgo aku sampai hafal stiker yang nempel di meja kasirnya, kalyan begini juga nggak? 😂 . Aku nggak punya mie bakso & mie ayam favorite di Subang karena selalu ngikut Widy, biasanya yang jual mie bakso jualan mie ayam juga. 

Rekomendasi lain - Bakso Jando Siswo, Bakso Jando Mantep, Bakso & Mie Ayam Goyang Lidah, Bakso Malang H. Heri.

KEDAI MINOS
Jl. Pasar Baru No.02

Kurasa Kedai Minos adalah tempat ter-legend bagi anak sekolahan di Subang, well... siapa sih yang nggak tahu Minos? Aku... ✋. Aku baru ke Minos saat kuliah, itu juga diajakin Widy yang kangen jajanan SMA-nya wkwk. First impression-ku adalah... anjirrr 😂. Minos ini bersebelahan dengan tempat dingdong *jebakan umur 😁 makanya banyak yang nongkrong, mereka menyediakan makanan dan minuman khas anak sekolahan. Kalau kalyan gabut bisa kesini ya...

Rekomendasi menu - batagor kering, batagor kuah, minuman berwarna, berasa dan berembun.

PISANG KEJU & SEBLAK CEKER
Jl. O. Jaya Wisastra No.22

Aku nggak terlalu suka seblak tapi kalau ada yang ngajakin beli mah hayu 😊 so far seblak yang rasanya OK adalah 2 Putri, lokasinya berada tepat di samping bakso H. Ade. Setiap kali kesini kita selalu bingung, mau pilih seblak atau pisang keju? Akhirnya kita beli dua-duanya sih haha 

Rekomendasi menu - seblak ceker, pisang keju.

***

Siapa yang sering bimbang memilih antara martabak manis dan martabak telur? Yha~ selamat, aku dan kamu… masa kecilnya dipenuhi martabak 😂. Aku nggak tahu niya dengan kalyan namun saat kecil martabak adalah makanan yang enaakkk banget 😍, aku suka pinggiran martabak manis yang crispy dan kulit martabak telur yang renyah. Aku lebih suka martabak klasik dengan topping keju dan cokelat ketimbang topping ini itu yang porsinya berlebihan, FYI aja sih ini mah 😁.

MARTABAK MANIS
Saatku kecil martabak manis yang terkenal se-Subang-eun adalah martabak Citra yang kiosnya terletak di pasar Pujasera. Yang kuingat, di depan kiosnya disediakan bangku jadi kita bisa menonton proses pembuatan martabaknya dari 0. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan taste, martabak Citra mulai tersisihkan apalagi letaknya berada di dalam pasar Pujasera. Scene favorite-ku adalah saat masnya mengaduk-aduk adonan di dalam tong, satisfying banget 😍.

Rekomendasi lain - Martabak Denai, Martabak Liberty 

MARTABAK TELUR
(lagi) Saatku kecil martabak asin yang terkenal se-Subang-eun adalah martabak H. Mas Yani yang kiosnya terletak di Pasar Pujasera. Yang kuingat, kiosnya martabak H. Mas Yani ini lumayan luas dan nggak pernah sepi. Biasanya martabak manis dan telur dijual bersamaan, jarang banget menemukan pedagang yang fokus hanya pada satu jenis martabak. Scene favorite-ku adalah saat masnya melempar-lempar adonan ke udara, dari yang asalnya kecil lama-lama jadi lebar 😍.

Rekomendasi lain - Martabak H. Mas Yani, Martabak H. Mas Bewok

***

Setiap daerah pasti punya toko dengan nama-nama unik, ada yang pake nama keluarga, nama owner, nama estetik, nama iseng-iseng atau nama hasil wangsit 😂. Nggak jarang nama unik tersebut menjadi trademark yang bikin kita kangen pulang kampung. Ada banyak toko dengan nama yang menurutku unik di Subang namun yang menjadi juwara adalah…

TOKO MACAN KETAWA
Jl. Letjen Suprapto no 119 (sekarang jadi Mixue)

Saat kecil, keluargaku sering mampir ke toko kelontong Macan Ketawa untuk membeli Aqua, entah apa yang ada di pikiran owner-nya sampai menamai tokonya dengan Macan Ketawa. Setiap kali ke toko Macan Ketawa kita (aku dan Widy) nggak bisa nggak cekikikan karena kita pikir namanya bodor pisan, mana ada kan macan yang bisa ketawa, eh... kecuali macan Cisurupan kali ya 😂.

TOKO MENANTI 
Jl. Letjen Suprapto, Pasar Pujasera blok B no 16

Saat kecil, keluargaku sering mampir ke Toko Menanti, mereka menjual aneka keripik dan kue kering yang tersusun rapi di dalam kaleng bercat biru. Favorite-ku adalah emping manis dan kue kancing yang krimnya dihabiskan duluan 😆. Karena tahu kita suka es yoghurt yang ada di Toko Menanti mama sampai nyetok di kulkas, nggak perlu nunggu besok untuk menghabiskannya 😁.

TOKO REMAJA
Jl. Letjen Suprapto no 41 (sebrang eks bioskop Candra)

Saat kecil, keluargaku sering mampir ke Toko Remaja, mereka menjual snack macem ciki-cikian dan permen-permen yang nggak kita temui di warung terdekat. Mereka juga menjual printilan ulang tahun, mistletoe, plastik berbagai ukuran, alas kue bahkan tustel. Yha~ kalyan nggak salah baca… mama pernah difoto di dalam Toko Remaja untuk mencoba tustel yang dibelinya. Favorite-ku adalah kue basahnya… 💖.

***

Alhamdulillah sekarang Subang udah mulai berkembang, apa pun makanan dan minuman insya allah ada yang penting ada duitnye haha 10 tahun yang lalu kalau mau fast food macem Pizza Hut, KFC atau Starbucks kita mesti ke rest area dulu, sekarang mah tinggal nge-go food aja yaini. Kopi-kopi galau dan cemilan nggak ngenyangin udah mudah dicari, pun dengan Hokben dan Kabobs yang akhirnya buka di Yogya 😂.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Assalamualaikum ya bestie…

Di long weekend Paskah aku memutuskan pulang ke rumah untuk mempersiapkan Idulfitri sekaligus nyicil baju dan kue yang bakal berat kalau dibawanya sekaligus. Byasa laya… liburannya seminggu, printilannya udah macem mau pindah kemana gitu 😂. Saat di rumah tetiba Fira nge-chat nanya ada info bukber nggak? Karena WAG angkatan terpantau sepi dan nggak ada pergerakan, ketimbang penasaran akhirnya Fira melempar wacana bukber di grup regional 😀.

Di masa mepet begini udah pasti tempat bukber incaran penuh termasuk waiting list-nya yekan... sezuzurnya kita udah nggak memikirkan menu dan tempatnya, selama masih bisa dijangkau, yuk gaskeun! Dari beberapa opsi yang ada kita memilih Waroeng Setiabudhi sebagai tempat bukber dadakan karena: bisa jalur ordal 😂. Kebetulan Waroeng Setiabudhi membuka cabang baru di daerah Dipatiukur, jadi bisa laya kita bantu melarisi usaha teman 😊😊😊.



Sorenya aku dijemput Deya yang caw langsung dari Baleendah, gils… jalanan Bandung menjelang waktu berbuka memang nggak ada duwanya. Beruntungnya saat itu suasana di Bandung area kota nggak begitu ramai sehingga perjalanannya lantjar djaya sampai kita sendiri heran. Eh iya, tadinya kita mau ikutan bukber pake dress code biar seru, tapi nggak ada yang mau karena memang nggak punya nyali pake motif macan, rawr! 🐯.

Aku terakhir kali ke Waroeng Setiabudhi cabang Setiabudhi beberapa tahun yang lalu dengan Widy, makan surabi oncom telur yang lama habisnya. Saat itu menunya masih didominasi oleh surabi-surabi-an, minuman pun masih standar pokoknya cucoklah untuk mahasiswa sekalyan. Sekarang Waroeng Setiabudhi udah join dengan Hawu Patani jadi udah ada menu makanan berat *penting 😁 macem pernasian dan permiean, pun dengan minumannya.



Waroeng Setiabudhi cabang Dipatiukur ini punya area parkir yang cukup luas, ada 2 opsi tempat duduk yang bisa dipilih yakni indoor dan outdoor, tenangs… tempatnya bersih kok dan jarak antar mejanya cukup luas jadi nggak akan beradu punggung. Bagi yang muslim kalyan bisa sholat ber-jama’ah di musholla-nya yang enakeun, aku nggak sempat ke toilet ya jadi nggak tahu gimana bentukannya.

Yang kusuka mereka masih mempertahankan bentuk asli bangunannya, misalnya jendela berbentuk diamond yang menjadi ciri khas. 

YANG KITA ORDER YANG FOTONYA ADA DI KAMERA

Aku udah pernah nyobain ikan nila bakarnya saat bukber tahun… kapan ya *lupa, yumms… ikannya berdaging (nggak kurus) dan nggak berbau tanah, selaini itu side dish-nya lengkap. Sekarang aku nyobain nasi cumi bakarnya, sebenarnya sih enak apalagi saat ditetesi minyak dari sambalnya yang owren menyala, cuma mungkin gegera akunya masih lapar porsinya tampak nggak berarti 😁.

Berhubung masih soft opening, kita ditawari bikin ulasan di Google review untuk ditukar dengan mie ayam. Tentcunya takkan kulewatkan begitu aja 😀, ku kira hanya akan mendapatkan mie ayam porsi icip-icip kek di resepsi, ternyata 1 porsi utuh dongs mana mangkoknya gede 😭. Bumbu mie ayamnya leqoh dan diracik dengan serius, suwiran ayamnya kek diawurin dan topping-nya banyak 😍.

nasi cumi bakar

mie ayam hasil tebus review 😁

udah pedas meski nggak pake saus

yamin ini menggoda sekali

ayam geprek nggak tahu punyanya siapa

ikan nila bakar yang kubilang tadi

Salah satu alasan mengapa aku voting bukber di Waroeng Setiabudhi adalah karena ingin makan surabi-nya. Saat masih jadi jojoba Memed pernah membangunkan kita untuk makan surabi, Memed mengira surabinya cimit makanya ngide beli banyak, begitu jadi eh… 8 dus. Tadinya aku ingin order rasa yang sama dengan yang Memed order dulu, tapi karena udah lupa akhirnya aku order surabi oncom. Meski rasanya cukup pedas, rasa oncomnya enak yaini~

Oh ya, kita dikasih free tajil.

Alhamdulillah bukber well spent. Terima kasih manteman yang bersedia meluangkan waktunya untuk ikut bukber dadakan di waktu yang udah mepet. Halal bihalal bisa kali ah…




Waroeng Setiabudhi @waroengsetiabudhibdg
📍 Jl. Teuku Umar no 11 Dipatiukur Bandung
📆 12.00 22.00 WIB
🥞 Rp 8.000 - Rp 28.500
🍜 Rp 25.000 - Rp 38.000
🍹 Rp 6.000 - Rp 28.000
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ▼  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ▼  Apr (4)
      • Bukber di Waroeng Setiabudhi
      • Ada Apa di Subang?
      • Ramadan + Idulfitri
      • Sikat Gigi
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ►  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ►  Apr (1)

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates