Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.


Hay,

Screen shopping skuy!

Dear pembacaku, adakah diantara kalyan yang menggunakan kacamata di keseharian? Aku mah udah jelas ya pake. Aku udah pake kacamata sejak SMA, karena keseringan membaca buku di tempat yang pencahayaannya nggak begitu baik *padahal belum musim gadget yaini 😅.

Awal pake kacamata syudah pasti sebel banget, selain karena desainnya yang gitu-gitu aja, kacamata merubah bentuk kerudung yang kupake, dari yang mulus kek telur 🥚jadi segi lima kek tenda sirkus 🎪 di emoji 😁.Seiring berjalannya waktu aku pun akhirnya faham bahwa tren pun butuh waktu untuk sampai ke haribaan 🥲.

Memang ada masanya rang-o-rang berkacamata pindah pake soft lens, amazed banget pokoknya mah lihat kawan sekalyan matanya berwarna warni kek Coco Girl 🧝🏻‍♀️. Tapi tetep aja ya aku nggak tertarik pake soft lens, malay ribet *aku nggak seapik yang kalyan bayangkan 😌. Menurutku kacamata lebih mampu melindungi mata ketimbang soft lens.

Tahun lalu aku sempat mengganti kacamata karena minus-nya bertambah, sad banget karena makin nge-blur. Selain karena minus-nya bertambah, biasanya aku mengganti kacamataku karena rusak (terjatuh atau kedudukan). Eh ini ganti frame dan lensanya ya, bukan lensanya ‘tok. *jarang banget kacamataku awet 😅.

Karena tahun lalu masih pandemic (sekarang juga masih sih) aku memutuskan untuk membeli frame kacamata secara online. Bukan hal yang mudah karena nggak semua toko menyertakan ukuran dan visualisasi ketika dipake. Saat screen shopping itulah aku menemukan beberapa toko online yang kujadikan referensi saat memilih frame kacamata. 

Yang menjadi pertimbanganku saat memilih frame kacamata:

- Ada kontruksi di frame-nya, karena frame kacamata yang nggak ada konstruksinya lebih ringkih dan mudah patah.
- Lensa frame-nya lebar, agar jangkauan pandanganku lebih luas.
- Desain frame-nya okcey dan berwarna hehe
- Masuk budget, karena belum termasuk lensa 😆.

Biar nggak makin lama intro-nya, here they are… screen shopping list kacamata yang kususun secara alfabetis.

FYI. Untuk range harga dicek mandiri ya…

BRIDGES EYEWEAR
So far aku suka desain frame kacamata yang ditawarkan Bridges Eyewear, simple tapi okcey gimana gitu, warnanya pun beragam *penting ✨. Ada beberapa yang pernah kukecengin dan menjadi back up kalau-kalau nggak berhasil menemukan frame kacamata yang kuinginkan. Jangan lupa dicek yaw siapa tahu ada yang nyangkut 😁


BY LAHMAR
One of my favorite 😆 Menurutku By Lahmar ini frame kacamatanya okcey ya, desainnya seru dan on point. Yang kusuka dari By Lahmar ini opsi frame-nya rerata punya konstruksi 👍🏻. Seri tortoise-nya juga keren. Kalau kalyan suka style yang agak edgy dan kebetulan budget-nya masuk, bisa dicek niya akunnya. Nggak bikin menyesal, paling kepikiran… 😅.


IAOISTORIES
Selama screen shopping, aku belum menemukan online shop lain yang menjual kacamata Izipizi selain Iaoistories. Aku dan Icunk pernah ngecengin Izipizi, ngeceng doang beli kagak 🥲, harganya bikin kita puyeng kak… 😅 bukan nggak masuk budget tapi memang di luar jangkauan 😂. Menurutku, izipizi ini desainnya fun dan keren aja gitu ✨ cocoklah untuk kita-kita yang usaha banget ingin tampak muda 😉.


KARAMATA
Bagi yang sering screen shopping kayanya Karamata ini masuk list wajib ya, selain karena harganya yang affordable, desainnya juga okcey. IMHO, desain dan warnanya cenderung aman, nggak yang neko-neko atau bikin nengok. Untukku, Karamata opsi frame-nya yagitu aja, maksudnya, belum ada yang nyantol dan bikinku ngecengin.


OPTIK MELAWAI
Setelah screen shopping sana sini akhirnya aku menemukan frame yang sesuai kebutuhanku disini 👌🏻 Menurutku desain yang ditawarkan Optik Melawai mostly stylish dan menarik, nggak heran karena merupakan hasil kurasi dari brand dan designer. Meski begitu nggak semuanya pricey kok ada juga yang affordable dan cucok bagi #sobatbudget sekalyan.


OWL EYEWEAR
Aku pernah mampir di counter-nya yang ada Di TSM Bandung, sayangnya saat itu nggak nggak ada rencana serius untuk ganti kaca mata jadi cuma screening aja. Menurutku kacamatanya nyaman dan punya interesting point, desainnya juga okcey. Kalau kalyan ingin desain kacamata yang agak berbeda dan on point bisa niya mempertimbangkan Owl Eyewear.


SORSCHA EYEWEAR
Satu lagi yang nggak boleh terlewat 😀 Menurutku Sorscha Eyewear adalah versi yang lebih humble dari By Lahmar, bisa niya masuk list #sobatbudget Meski nggak terlalu pricey, desain frame kacamata yang ditawarkan juga nggak kalah okcey, beda tipislah dengan brand lainnya. cuma memang opsi warna yang ditawarkan memang kurang beragam.


***

Ada beberapa brand lain yang kukecengin, mungkin nanti kumasukkan list 😆.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Hello Hello Bandung

Di minggu (yang seharusnya menjadi) libur panjang bulan lalu. Aku, Icunk dan Deya akhirnya ikut walking tour-nya Cerita Bandung, alhamdulillah bisa kebagian slot biasanya mah kita kalah gercep hehe Sesaat sebelum COVID-19 outbreak aku dan Icunk pernah mengikuti walking tour-nya Cerita Bandung yang Braga Weg, untuk post-nya bisa dibaca disini ya.

Saat itu pilihannya ada rute Pecinan atau rute Gemeente Huis & Freemason, karena kita ingin yang agak ‘berbeda’ maka kita memilih rute Gementeenhuis & Freemason.

Rasa-rasanya terakhir kali mendengar tentang Freemason adalah saat rajin ngubek-ngubek thread-nya Kaskus dan Terselubung.com Tapi Freemason masuk rute walking tour-nya Cerita Bandung, gimana nggak kepo kan ya… Apalagi saat sekolah kita juga membaca bukunya Dan Brown yang sarat konspirasi illuminati, cawan suci, ksatria templar etc.

Harap maklum yakawan, kita nggak tahan untuk nggak berpartisipasi dalam hal yang pernah kita dalami.

FYI. Karena Bandung di hari minggu cuacanya labil nggak karuan, sudi kiranya kalyan memaklumi foto yang tone-nya belang-belang 🥲.


Ohya, kalau ingin ikutan walking tour-nya Cerita Bandung bisa dipantengin IG-nya terutama menjelang weekend, biasanya mereka akan men-share link pendaftarannya via IG story. Saranku, pilihlah rute yang sanggup untuk dijalani ✨👌🏻 kita akan berjalan kaki loh ini. Setelah mengisi form pendaftaran tunggu aja, nanti dikabari kok, selama kita bisa mengakses link-nya berarti masih ada slot kosong.

Host kita kali ini adalah mb Gadis, yang sepertinya baru bergabung karena bulan-bulan lalu Cerita Bandung sempat membuka lowongan. High demand banget yaini *ehe. Karena rute pilihan kita adalah Gemeente Huis & Freemason, meeting point-nya di depan Museum Kota Bandung di dekat Mesjid Al-Ukhuwah.


FYI (lagi) Gemeente Huis adalah balai kota ya dan Freemason, seperti yang kita tahu adalah perkumpulan rahasia rang-o-rang yang ahli di bidangnya. Untuk tujuannya memang nggak se-ambis illuminati yang menginginkan tatanan dunia baru, tapi nggak receh-receh juga sih 😅. Mereka bahkan membangun Frobel School (Taman Kanak-kanak) yang kini dijadikan Museum Kota Bandung. Yha~ that’s our 1st point.

Untuk rutenya sendiri nggak terlalu panjang, yang panjang malah cerita-cerita yang mengiringinya. Juwara banget mb Gadis menceritakannya, aku sampai kepikiran kalau mb Gadis khawatir banget ada cerita yang terlewat, so far untukku mudah dimengerti dan detail oriented *penting. Kekurangannya, hamba lelah bund… 🥲 mungkin time management-nya perlu diperbaiki.


Selain itu, cuaca Bandung yang labil turut mempengaruhi mood dan fokusku 😂 ada momen-momen dimana aku nggak bisa menangkap apa yang mb Gadis ceritakan karena terdistraksi. Memang sulit untuk beraktivitas di luar rumah di masa pandemi (dan pancaroba) begini, tiba-tiba hujan, tiba-tiba berangin, tiba-tiba cerah ceria kek langitnya Makoto Shinkai.

Sayangnya, Balai Kota Bandung ditutup untuk umum karena pandemi dan kita mesti puas ngintipin patung Badak putihnya dari luar pagar. Seingatku, terakhir masuk ke area Balai Kota adalah saat aku dan Icunk mau ke BEC, yakin banget sebelumnya kita dari Jalan Braga 😁 Pernah kita sengaja jajan di area Balai Kota, not-so-recommend ya, mending jajan yang bener sekalyan.


Area yang dijadikan Balai Kota Bandung saat ini sebelumnya adalah area penyimpanan kopi milik Andries de Wilde yang dihibahkan kepada pemerintah Hindia Belanda. Saat itu Dayeuh Kolot dinilai kurang strategis sebagai ibu kota, tahu kan karena apa? Haha Dalam bahasa Sunda (bukan Korea) dayeuh berarti kota dan kolot berarti lama, kota lama setting Bandung Lautan Api.

Aku nggak akan nge-spill banyak tentang walking tour-nya ya karena kupikir akan lebih asyik kalau mengalaminya langsung. Kalau kalyan ada waktu dan ingin meng-explore Bandung lebih khidmat, kusarankan untuk mengikuti walking tour-nya Cerita Bandung.

Note:
Walking tour ini menggunakan sistem pay as you wish, price range-nya 50K-70K dengan pembayaran via QR only.


anginnya kenceng, payung pun jadi kebalik









Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hay!

Belakangan ini cuaca Bandung kembali ‘nca ya, ceudeum ala-ala di Forks. Sampai saat ini aku masih belum faham mengapa hujan di Bandung dan Cimahi bisa berbeda padahal areanya masihlah berdekatan 🥲. Yap. Sering terjadi, cuaca cerah di Bandung namun hujan deras (bahkan banjir) di Cimahi 🤔.

Berdasarkan pengalamanku, ceudeum ala-ala di Forks ini akan berakhir di bulan Maret-April, apalagi kalau bukan gegara ramadhan. Nggak tahu niya dengan negara tetangga, namun di Indonesia ramadhan mestilah panas dan kering. Makanya mumpung cuacanya masih dingin dan basah, nggak ada salahnya untuk menikmati momen-momen sebelum ramadhan.

Sebelumnya kita memang udah berencana untuk makan makanan yang berkuah-kuah agar cucok dengan cuaca saat ini. Cici Claypot udah masuk waiting list, tapi Fat Phó sungguh menggoda. Eym… gimana ya, aku tahu gambar nggak bisa ngomong tapi kuah di ads-nya Fat Phó membayangi 🤤.

Dari sebelum Deya sakit , Deya sakit part 1 🛌🏻, Deya sakit part 2 🛌🏻, Deya sembuh 🎉, aku dan Icunk mendapatkan booster 💉, aku dan Icunk sakit tangan selama seminggu 🦾 sampai akhirnya rencana kita bisa terealisasi. Well… Panjang juga niya perjalanan kita ke Fat Phó. Mesti booster dulu 😅.

Sebelum ke Fat Phó kita sempat mengikuti city tour-nya Cerita Bandung yang Gemeentehuis & The Freemason, kebetulan kita belum sempat sarapan (*aku makan pisang ketang, tapi nggak dianggap 😁) dan kehujanan. Jadilah kita datang ke Fat Phó dengan perut kosong dan penuh pengharapan, semoga sesuai dengan ekspektasi gambar di ads-nya 🙏🏻.


Kita datang ke Fat Phó setelah jam makan siang, ternyata masih rame ya… Ohya, lokasi Fat Phó ini di persimpangan jalan Gandapura, masih satu kontrakan dengan Giggle Box dan sign-nya miring ke satu sisi makanya kemarin kita sempat terlewat. Area parkirnya nggak terlalu luas, tapi kita bisa parkir kok di seberangnya.

Pada dasarnya Phó adalah kuliner khas Vietnam, yakni kuah kaldu kaya rempah berisi bihun dan daging sapi 🍜. Seriring berjalannya waktu Phó mengalami modifikasi, nggak melulu pake daging sapi, ada yang pake daging ayam🍗, daging babi🥩, seafood 🍤 atau sayuran 🥬 tok’, tergantung selera.

Menu yang kita order:

Bún Bò Hué / Spicy Beef Noodle Soup 65K

Untuk Bún Bò Hué hanya tersedia porsi large aja ya, nggak ada versi porsi regular-nya, jelas bukan punyaku 😂 Aku sempat mencicipi kuahnya, dan gimana ya… pedasnya nggak pedas yang membara lebih ke pedas yang hangat, tapi tetap stuck di tenggorokan. FYI ini masih level 1 loh 😅.


Phó Hái Sán / Seaffod Noodle Soup 49,5K

Ini baru punyaku 😉, isinya mie putih, toge, bakso ikan, udang, cumi-cumi *yang kepalanya ikut dimasukin (IMHO, aku selalu merasa kepala cumi-cumi mirip dengan kepala alien 👽) serta taburan daun bawang, daun kemangi dan daun ketumbar. Aku hanya menambahkan 2 slice cabe di pertengahan, tapi pedasnya terasa di setengah mangkuk 🥵.


Phó Gá / Chicken Noodle Soup 38,5K

Yha~ siapa lagi yang paling ayam diantara kita kalau bukan Deya hehe nggak ada foto sendirinya karena kejauhan 🥲. Kita sepakat bahwa yang menjadikan Phó ini berbeda dengan makanan berkuah ala Indonesia (yang mostly pake santan) adalah daun Ketumbarnya. Nggak mau nyicipin kuahnya Deya ya, cabenya diawurin geura 😭 *overthinking.


Chá Giò / Egg Rolls 34K
Gòi Cuón / Spring Rolls 32K

Untuk side dish-nya kita memilih Egg Rolls, saat itu kita nggak menyangka porsi regular akan lebih dari cukup dan kuahnya sungguh bikin kenyang. Sedang untuk Spring Rolls-nya itu gratis ya karena lagi ada promo kalau bikin insta story, tadinya kita mau order, untung dikasih tahu mbaknya 🙏🏻.

fat pho bandung

***
Kalau kalyan ingin menu non kuah, ada menu sandwich dan broken rice (di menunya beneran tertulis broken rice bukan fried rice 🤣 *masalah pelik). Untuk opsi minumannya memang nggak terlalu banyak, tapi nggak apa-apa sih seenggaknya kita nggak bingung memilihnya. Kalau ada yang kurang mungkin dessert manisnya 😁.

So far we enjoyed our meals at Fat Phó sangat kurekomendasikan bagi kalyan yang ngidam makanan berkuah atau ingin mencoba hal yang baru. Untuk harga kupikir worth with the price ya… sepadan dengan rasanya. Bisa niya masuk wishlist ✨👌🏻.

Fat Phó
🏠 Jl. Gandapura no 75 Bandung
⏰ Senin-Minggu 10.00-22.00
🍜 38,5K - 65K
🥟 21K - 34K
🍵 10K - 22K

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hay! Hay! Hay!

Gimana libur hari kejepitnya? Semoga bisa self recharge ya, jarang-jarang kan ada libur di tengah minggu. Aku juga nggak kemana-mana kok, berusaha #stayathome meski pikiran melanglang buana 😅.

FYI sekarang aku bekerja regular ya nggak bekerja remote seperti di tahun-tahun sebelumnya 😄. Kalau dulu aku jarang kemana-mana karena sebagian besar pekerjaanku dilakukan dari rumah, kini aku mesti commuting pergi pulang ke tempat kerja. Ofkors banyak perubahan yang terjadi, yang paling kentara tentcu wajah yang tampak lebih kusam, kisyut aja gitu bawaannya 😌.

Bekerja di dalam ruangan seharian membuatku nggak mendapatkan banyak sinar matahari (*nggak bisa jemuran juga 🥺), mana ruangannya lagi direnovasi dan nggak lepas masker. Aku banyak minum tapi kalau terlalu capek aku malah sulit tidur, nggak tahu nih dengan kalyan, ada yang begini juga nggak? 🤔.

Kemarin-kemarin aku sempat mencoba salah satu serum pencerah wajah, yha~ namanya juga usaha yekan 😁. 

Kuyakin kalyan familiar dengan brand-nya, well… produk yang sempat kucoba adalah Pond’s Triple Glow Serum dan Pond’s Triple Glow Serum Mask 👏🏻. Saat ini kedua produk tersebut bisa ditemukan di Indomaret, bisa dibeli sekalian saat jajan.

Karena kuingin kalyan tahu apa yang kurasakan 😁 kubikin review-nya, siapa tahu lagi kisyut juga 😋.

PACKAGING

Pond’s Triple Glow Serum ini packaging-nya masih satu nafas ya, didominasi warna pink dengan font yang jelas terbaca ✨👌🏻. Brand ambassador untuk Pond’s seri Triple Glow adalah Wendy dari Red Velvet, aku bukan Reveluv tapi aku tahu mbaknya sering trending di Twitter 😅. Dan melihat sticker-nya ditempel di packaging-nya Pond’s Triple Glow Serum bikinku optimis 🤣🤣🤣.

Untuk Pond’s Triple Glow Serum Mask packaging-nya nggak jauh beda dengan sheet mask pada umumnya, isi 20 gr dengan 1 mask. Sedang untuk Pond’s Triple Glow Serum kebetulan aku pakenya yang versi sachet isi 7,5 gr, untuk versi full size-nya pake botol kaca (ber-pipet) isi 30 gr. Saranku, kalau ingin trial lebih baik beli versi sachet-nya dan kalau dirasa cocok baru beli versi full size-nya ✨👌🏻.


INGREDIENTS

Pond’s seri Triple Glow Serum ini menggunakan 3 bahan aktif yang diklaim dapat mencerahkan, menghaluskan dan melembapkan wajah. Daebak sekali yaini, langsung diborong semuanya 😄. Untukku yang nggak mau ribet, Pond’s seri Triple Glow Serum ini masuk banget kriteriaku dalam memilih produk, yang (inginnya) sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui 🗺️.

Biar nggak penasaran, markicek apa aja kegunaan 3 bahan aktif tersebut 😉.

Gluta-Boost-C mengandung glutathione, antioksidan yang dikenal mampu menyamarkan flek hitam dan mencerahkan wajah. Menariknya, Gluta-Boost-C ini lebih efektif dari vitamin C 🥺.

Vitamin B3+ menyamarkan pori-pori untuk kulit terlihat lebih halus.

Hyaluronic Acid Complex menyerap ke dalam setiap lapisan epidermis kulit untuk wajah tampak lembap.


FEELS

Pond’s Triple Glow Serum memiliki tekstur yang agak kental (nggak yang encer gimana gitu), berwarna putih susu dan wanginya lembut. Menurutku, Pond’s Triple Glow Serum cepat menyerap di kulit wajah dan nggak lengket *penting. Karena aku pake versi sachet, tutup ulirnya membantu banget mengurangi kontaminasi serum.

Sedang Pond’s Triple Glow Serum Mask menurutku komposisi antara essence dan sheet mask-nya udah pas, essence-nya nggak banjir atau seret. Tekstur sheet mask-nya lembut dan mudah menempel, namun untukku memang agak kebesaran tapi so far sih nggak ada masalah.


IMPRESSION

Sejujurnya aku happy dengan Pond’s Triple Glow Serum ini karena khan maen compact-nya, at least aku bisa mendapatkan 3 klaim untuk major issue per-skin care-an yakni mencerahkan, menghaluskan dan melembapkan. Aku juga bisa me-reduce produk yang kugunakan menjadi lebih simple, (produknya) mudah ditemukan dan harganya terjangkau untuk #sobatbudget.

Untuk saat ini memang terasa melembapkan, tapi belum sampai pada mencerahkan yang beda tone. Balik lagi ya glowing pun butuh proses dan untuk hasil yang optimal memang sebaiknya pake semua produk di seri Triple Grow Serum ini. Oh ya, Pond’s Triple Glow Serum bisa digunakan untuk semua tipe kulit, tapi kalau memang ada alergi sebaiknya dicek lagi ingredients-nya.

Untuk mendapatkan kulit yang sehat kita pun mesti memperhatikan lagi gaya hidup yang dijalan. Makan yang teratur, minum yang banyak, tidur yang cukup (dan berolahraga jika mampu 😅). Itu semua ngaruh loh… Terbukti kan saat pandemi tahun lalu 😉.

Anyway, kalau kalyan lagi mencari serum pencerah wajah terbaik yang bisa mencerahkan, menghaluskan dan melembapkan wajah kalyan bisa mempertimbangkan Pond’s Triple Glow Serum ini ya ✨👌🏻

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ▼  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ▼  Mar (4)
      • Pond's Triple Glow Serum ✔️
      • Makan Enak di Fat Phó
      • Cerita Bandung: Gementee Huis & Freemason
      • Screen Shopping: Frame Kacamata
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ►  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ►  Apr (1)

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates