How I Spent Weekend: Annual Declutter
Hello…
Selamat datang kembali… pada kenyataan. Beruntunglah kalyan wahai para white kolor yang cutinya masih lama dan nggak kemana-mana, harap diingat yaw koronces masih belum beres.
Menjelang Idul Fitri aku terbiasa melakukan annual declutter yang kuyakin banget membuat orang rumah KZL haha Untuk tahun ini aku berencana untuk merotasi barang-barang yakni buku-buku terzheyeng karena etalasenya mau dipake untuk Tupperware yang berceceran. Tadinya kuingin membeli lemari buku baru, tapi nggak dulu ya, nggak ada tempat di rumahnya haha
Yha~ kupikir nggak ada salahnya untuk sedikit beberes.
Sedikit… 😁
Demi memuluskan rencana beberesku, aku meminta mama untuk memanggil partner beberes ter-coy-ku yakni Bi Kenda. Well… Berdasarkan pengalaman beberesku, Bi Kenda adalah ultimate partner yang rasa-rasanya akan sulit ditemukan terutama di masa sekarang.
Kelebihan Bi Kenda dibandingkan dengan siapa pun yang pernah beberes di rumahku adalah kerapian dan kedetailannya. Misalnya kantong plastik, kalau biasanya kantong plastik diuwel-uwel dimasukkan ke kantong plastik yang lebih besar, Bi Kenda melipat kantong plastik dan menyimpannya dengan rapi. Eye pleasure bangetlah…
Note: untuk cara-cara melipat kantong plastik bisa diintip di highlight IG-nya Shinta Michiko
Karena keterbatasan waktu dan tenaga annual declutter kali ini hanya dikhususkan untuk etalase aja ya yang lain mah… bhay! Nggak sanggup hamba kalau beberes serumaheun, kecuali ya kalau ada yang bantuin… yang mana impposible *heuheuheu
Yang pertama kita lakukan adalah memindahkan buku-bukuku ke dalam box container besar kupikir 2 cukup ternyata masih kurang guise… Padahal saat dulu memutuskan untuk menyimpan buku-bukuku ke dalam etalase aku sudah melakukan declutter, sebagian di-hibah-kan, Sebagian di jual oleh Bi Kenda. ohya, sisa buku-bukuku yang nggak masuk box container dimasukkan ke dalam box TV.
Kemudian kita memindahkan etalase tersebut ke ruangan sebelah *heu Ini sebenarnya adalah keputusan spontan, yang ternyata (lagi-lagi) menyusahkan kita semua haha Meski etalasenya udah kosong dan bisa didorong, tetap butuh effort memindahkannya.
Setelah etalase dipindahkan, tibalah saatnya kita untuk membersihkan dan menyusun Tupperware. Nah, karena Tupperware-nya berceceran seisi rumah butuh waktu untuk mengumpulkannya, udah lelah ya guise… mana ramadhan di Subang mah panasnya hot, semakin ingin menyerah yekan.
Annual declutter ramadhan kali ini bikinku jompo seketika…
Eh, Bi Kenda apalagi…
Memang sebelumnya aku udah ada rencana untuk membeli lemari buku baru sebagai pengganti etalase, tapi sampai saat ini masih ditangguhkan ya, masih bingung mau menempatkannya di mana. Kalau udah begini kan jadi ingin punya rumah sendiri.
Untuk saat ini, lemari buku wishlist-ku adalah Orla-nya Informa nggak tahu ya kalau nanti, bisa jadi berubah kalau ada yang lebih OK. Yang menjadi pertimbangan kenapa aku nge-wishlist Orla adalah:
- Penyimpanan tertutup macem gini meminimalisir debu, jadi nggak perlu sering-sering dibersihkan
- Pake kaca, jadi masih bisa dinikmati isinya 😁
- Ada kakinya, mungkin ini masalah selera ya… tapi aku lebih suka furniture yang memiliki kaki agar bagian bawahnya mudah dibersihkan. Kupikir ini pertimbangan yang menarik, karena dimasa yang akan datang bisa jadi aku menggunakan vacuum cleaner.
- Materialnya (kupikir) lebih durable, aku kurang suka particle board atau kayu muda yang finishing-nya jele’, nggak cocok dengan cuaca di Indonesia yang humid (lembab), kalau udah berjamur biasanya cepat hancur.
- Desainnya udah form follow function
- Warnanya OK-lah 👌🏻
- Nggak pake kunci, isokay… imokay… 😉
- Berat dan aku masih belum tahu gimana cara merakitnya 🤔
- Sayangnya nggak cukup 1, ini sih yang bikinku monangesss 😭
0 comments
Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~