Napak Tilas AADC 2 yang Bikin Jompo: Punthuk Setumbu dan Rumah Doa Bukit Rhema

by - September 10, 2019


Selamat bulan September dear warga +62, jangan lupa wake me up when September ends... 😅.

Mengawali trimester ketiga ini aku dan teman-temanku sekalian caw ke Yogyakarta, sengaja nggak mengincar moment akhir tahun sebab khawatir nggak kebagian akomodasi dan hujan. Ya... ku masih percaya hujan akan turun di setiap bulan yang berakhiran –ber sebab berkonotasi brrr... (dingin), meski sebenarnya sepanjang tahun masih pancaroba 😉.

Tadinya kita mengincar bulan Juli setelah lebaran, namun atas nama ‘nggak enak ambil cuti abis libur (panjang)’ maka diundur hingga bulan Agustus. Tujuan kita ke Yogyakarta adalah untuk berlibur sebab apalah artinya qerja qeras baqai quda 🐴 kalau nggak bisa menikmati 😂, sekalian menghabiskan sisa THR lebaran lalu *waee... 😅. Oh iya ada ArtJog yang diadakan sekali dalam setahun, makanya diusahakan jangan lebih dari bulan Agustus. 

aku bersama kalian 💑

Tujuan liburan yang sebenarnya adalah ke Kawah Ijen dan Baluran yang mana belum kesampaian sejak tahun lalu, sebab ditutup untuk perbaikan infrastruktur. Tahun ini Kawah Ijen dan Baluran mesti di-skip lagi sebab keterbatasan cuti dan kondisi fisik yang belum siap. Gugur bunga sebelum berkembang cuy haha 😂. Well... Doakan aja semoga kelak kita bisa ke Kawah Ijen dan Baluran 😊.

Setelah menimbang-nimbang akhirnya kita memutuskan Yogyakarta sebagai tujuan libur tengah tahun. Urusan akomodasi tiket dan hotel sudah dibereskan sejak H-2 minggu, itu pun lumayan bikin puyeng yaw... 😪. Apalagi urusan itinerary. Sebab selain berhubungan dengan durasi (jarak tempuh) itinerary sangat mempengaruhi budget. Beruntung kita dibantu Ana untuk urusan per-itenary-an.

Tema libur kali ini adalah napak tilas AADC (Ada Apa Dengan Cinta) 2 😁

Kita berangkat menuju Yogyakarta pada hari kamis malam (alias malam jum’at) dari Bandung, pake kereta api Lodaya ekonomi yang kini seat-nya nggak bisa berhadapan 😑. Kali ini kita satu gerbong dengan rombongan buk-ibuk dan pak-bapak yang pada bawa koper dan rempongnya ngalahin kita 😂 Sampai di Yogyakarta sekitar jam 3 shubuh, kemudian dijemput Ana dan Huda di depan stasiun.

PUNTHUK SETUMBU 

my morning view

Tujuan pertama kita adalah melihat sunrise di Punthuk Setumbu 🙌. Punthuk Setumbu terletak di Magelang, kurang lebih 1 jam perjalanan darat (mobil) dari  Yogyakarta. Untuk mencapai Punthuk Setumbu kita mesti jalan nanjak sampai ke puncak, jadi semua kendaraan bermotor diparkir di area sekitar yang dijaga oleh warga, bagi yang ingin menunaikkan shalat tersedia musholla dan bagi yang ingin ngemil atau makan berat tersedia warung-warung.

Tiket Puntuk Setumbu dihargai Rp. 20.000 per orang (2019) di loket yang terletak di bibir gapura. Menurut review (yang tentunya muncul di page one) kita tinggal jalan nanjak ke atas sekitar 15-20 menit saja. Hahaha... Maap ni gaes... tapi usia memang nggak bisa bohong 😂, lutut dan betis ini udah gempor duluan di 5 menit pertama. Ternyata 15-20 menit adalah versi #pertemanansehat-nya Dian Sastro 😅, #pertemananacigorengan macem kita mah hesye... 😂😂😂

Yang bertambah usia di hari kemarin  💋

Perlu lebih dari 20 menit bagi kita untuk mencapai Punthuk Setumbu, kaget banget dengan medannya yang nanjak dan gelap, makanya kita sering berhenti 😌. Lega rasanya saat sampai di Punthuk Setumbu... langsung nyender di pager, terus selonjoran sambil nungguin Deya dan Memed. Oh iya, Ana dan Icunk udah sampai duluan sebab mau setting tripod.

Dari Punthuk Setumbu kita bisa melihat sunrise yang muncul dari balik gunung Merapi dan gunung Merbabu, bonus pemandangan Candi Borobudur yang berkabut. Mistik 😍. Udah lama sejak terakhir kali aku melihat sunrise di tempat terbuka secara live, biasanya mah terhalang genteng rumah orang 😌. Menyenangkan sekali rasanya menikmati momen dimana matahari perlahan merekah dan suasana berangsur-angsur terang 😇.

Setelah matahari terbit 

Yha~ Punthuk Setumbu memang hype sejak AADC namun pemerintah setempat nampaknya cukup gercep untuk memolesnya.  Jalan nanjak menuju Punthuk Setumbu sudah bagus, dibuat bertangga-tangga dan ada teralisnya memudahkan kita yang terlanjur jompo bertumpu. Selain itu disediakan juga toilet, musholla dan warung kopi + pop mie, tapi yang terpenting adalah gazebo yang ada colokannya (steker) zumpah ziz... ini beyond expectation 😆.

Di Punthuk Setumbu kita nggak perlu mengeluarkan lagi cuan kalau ingin difoto di instalasi selfie, mas-mas yang bertugas akan membantu kita mengambil foto sekaligus mengarahkan gaya 👌. Huda bilang ini adalah salah satu upaya warga untuk menarik pengunjung, kalau semuanya serba berbayar dan nggak terawat (fasilitasnya) bisa jadi malah sepi. Patut dicontoh yaini warga Jabar... 😉.

Begitu matahari terbit kita nggak langsung pulang ya sebab Ana membawakan kita sarapan. Akhirnya... nemu pondasi 🙇...

sans~

Oppa!


selamat pagi wahai sobat syare'ahku 😊
semoga skincare kita tetep awet sampe sore

📌 Kurahan, Karangrejo, Kec. Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
🎫 Rp 20.000
⏰ 04.00-17.00

RUMAH DOA BUKIT RHEMA (GEREJA MERPATI)

wisata rohani lintas keyakinan 👌

Setelah turun dari Punthuk Setumbu kita langsung menuju mobil dan Huda yang memang nggak ikut naik tanya “loh... nggak sekalian ke bukit Rhema?” ya kita cengo dong... 😒 Kita tahu bahwa Punthuk Setumbu dan Bukit Rhema masih satu kompleks dan lokasinya berdekatan dengan Candi Borobudur, tapi kita nggak tahu kalau ada shortcut yang menghubungkan Punthuk Setumbu dan Bukit Rhema 😅. 

Yawdalaya... Stay positive. Kalau nggak ke mobil dulu kita nggak akan bisa nyimpen barang-barang dan aku nggak akan bisa ganti sepatu 😶. Kebetulan saat itu aku lagi kebagian wear test sepatu, yang namanya sepatu baru 1-2 hari pertama kan masih proses adaptasi ya jadi pasti kurang nyaman. Imbasnya kakiku jadi kemerahan dan membengkak, makanya langsung kuganti dengan sandal.


Jarak dari Punthuk Setumbu ke Rumah Doa Bukit Rhema nggak begitu jauh, kurang dari 10 menit kita sudah sampai di area parkir. Seperti Punthuk Setumbu, untuk menuju Rumah Doa Bukit Rhema kita perlu jalan nanjak (lagi). Tiket Rumah Doa Bukit Rhema dihargai Rp. 20.000 per orang dan tiket Jeep dihargai Rp. 7000 per orang untuk sekali jalan, kalau mau bolak balik tinggal dikali 2 aja ya. Sebenarnya jarak antara check point Jeep dibawah dan check point Jeep di atas nggak terlalu jauh, tapi balik lagi ya... Kita udah terlanjur jompo nih haha 😂😂😂

Kita termasuk beruntung sebab menurut informasi yang kudapat di loket Rumah Doa Bukit Rhema akan ditutup sementara sebab akan direnovasi. Amazed juga sih ya... Ada orang yang membangun rumah doa di tengah-tengah hutan 😄, mungkin yang bersangkutan mengejar ketenangan dan kekhusyukan dalam beribadah. Kalau aku sih boro-boro khusyuk yang ada malah jiper sendiri yha~ 😏.

Menuliskan harapan untuk masa yang akan datang, tapi kayanya isinya sama semua 😂 

Pada dasarnya Rumah Doa Bukit Rhema adalah rumah doa yang terbuka bagi semua keyakinan, at least itulah yang bisa kutangkap dari penjelasan mbak yang ngelubangi tiket masuk. Oh iya... Bentuk bangunan sebenarnya mengambil rupa burung merpati sebab melambangkan kedamaian, kenapa bisa jadi ayam? Kupikir sih gegara burungnya ngendon macem lagi mengerami 😛 Kebanyakan orang menyalahartikan mahkota yang ada di atas kepala burung sebagai jawer.

Ada apa di dalam Rumah Doa Bukit Rhema? Kebanyakan adalah ruang-ruang doa berukuran musholla darurat di mhall, sedang selebihnya adalah hall dan kedai. Di lantai dasar pencahayaannya nggak begitu terang, jalannya berliku dan sedikit pengap, maklumlah bangunannya memang belum selesai dibangun. Untuk naik ke atas (mahkota) kita mesti antri sebab space-nya nggak luas.

intip 😉

view Kedai Bukit Rhema dari hall

view dari kepala merpati, std aja ternyata 😅

menatap masa depan yang menyilaukan 😎

📌 Kurahan, Karangrejo, Kec. Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
🎫 Rp 20.000/orang dan Rp 7000/orang (jeep)
⏰ 08.00-17.00

KEDAI BUKIT RHEMA

nongkrongable banget kan...

Kalau di bagian depan (kepala) kita bisa naik sampai ke atas, maka bagian belakang (ekor) dialihfungsikan sebagai kedai, namanya Kedai Bukit Rhema. Oh iya, saat membolongi tiket kita diberitahu mbaknya bahwa tiket tersebut bisa ditukar dengan welcome snack berupa ketela (singkong) goreng + sambal di Kedai Bukit Rhema, selain itu terdapat potongan harga Rp. 5000 untuk kopi. Trik marketing yang bagus ya sebab kita jadi melipir ke kedainya 👌.

Kita memutuskan untuk ngaso sebentar di Kedai Bukit Rhema atas nama menghabiskan ketela *wae 😁 Makanan dan minuman yang ada di Kedai Bukit Rhema terbilang basic lah ya macem roti atau gorengan harganya juga standar Rp. 7000 – Rp. 25.000 (tax included), jangan khawatir kalau nggak membawa cash karena Kedai Bukit Rhema menerima pembayaran via CC, debit dan Go Pay.

Saranku sih kalau berkunjung ke Rumah Doa Bukit Rhema jangan lewatkan mampir di kedainya, selain menukar welcome snack nggak ada salahnya untuk ngaso sebentar pasca jalan nanjak. Kedainya cukup nyaman sebab ada angin sepoi-sepoinya 😪 view-nya pun nggak kalah ngademin, kita bisa melihat perkebunan dan gunung-gunung yang mengelilingi Yogyakarta, sayangnya hujan belum turun (lagi) jadi sejauh mata memandang yang ada malah kegersangan 😰.

sedikit gombal, biar peka 😌


tootahache pose yang tak pernah syalah... 😁

setelah 4321 take

Hari ini kita memang baru mengunjungi 2 tempat, belum mencapai tengah hari padahal, tapi rasanya raga ini udah jompo gaes haha 😂😂😂 Nggak usah ditanyain lagi gimana pegelnya betis ini 😭 Yakin banget nanti malam langsung pada tepar 😏.

Meski napak tilas AADC 2 fix bikin jompo, kita sangat menikmati momen liburan ini kok. Tetap semangat!!! Masih ada tempat lain yang mesti dikunjungi 😅.

You May Also Like

0 comments

Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~