Menyenangkan dan Mengenyangkan Diri Di Tebing Breksi dan Bakmi Jowo Mbah Gito
Setelah napak tilas AADC 2 dan karyawisata singkat yang bikin jompo kemarin kita agak melonggarkan schedule, berharap bisa sedikit bernafas haha 😁Alhamdulillah pegalnya agak berkurang meski sisanya masih berasa, terima kasih Salonpas, terima kasih Hot Cream, terima kasih Tolak Angin. Apalah artinya kita tanpa kalian... we love you 😘.
Oh iya, kita menginap di EDU Hostel (lagi) sebab dekat dengan rumah Ana dan sesuai budget (*penting 😉). Karena berempat maka kita pakenya family room, biar lebih private dan lega, kebayang aja gimana nggak nyamannya orang lain kalau kita pakenya dormitory 😂. Meski wifi-nya nggak nyampe kamar, kita sih okey-okey aja sebab lebih butuh rebahan. Ketimbang update-an 😂.
Ana dan Huda menjemput sekitar jam 8an, masih pagi sih itungannya haha Karena ada urusan Huda digantikan oleh driver lain, berhubung driver-nya masih orang Sunda jadi lumayan cairlah suasana. Seenggaknya kita nggak mesti menebak-nebak macem kemarin mwehehe 😅 Tujuan kita hari ini adalah ke Tebing Breksi, Hutan Pinus Imogiri, Gumuk Pasir dan Bukit Paralayang Watugupit.
***
TEBING BREKSI
setelah menunggu 1001 purnama |
Kita hanya bisa bertahan di ½ jam pertama perjalanan, selanjutnya mah tepar bokk... 😂. Seingatku, kita baru terbangun nyata saat melewati jalanan yang agak berkelok dengan sawah di kedua sisinya. Saat sampai yang pertama kita lakukan adalah jajan... cilok! 1 porsi ciloknya dihargai Rp. 5000 dan isinya 5 butir sazah. Entah gegara lapar atau kangen tapi rasa ciloknya memang enak, sesuailah dengan lidah orang Sunda macem kita.
Yawla, ternyata hidup memang benar-benar terasa hampa ya kalau belum kena cimin (aci + micin) 🤣🤣🤣.
Tebing Breksi ini tadinya adalah pertambangan batu, baru pada tahun 2014
semua aktivitas pertambangan dihentikan sebab merusak lingkungan, lately penduduk sekitar menjadikan sisa
pertambangan ini sebagai tujuan wisata. Selain sisa pertambangan, Tebing Breksi
memiliki candi juga lho... ada Candi Ijo dan Candi Banyuibo. Kalau Candi Ijo
terletak di tengah sawah, Candi Banyuibo terletak di daerah yang lebih tinggi,
keduanya masih ‘nyambung’ dengan Candi Prambanan.
masih on |
Diantara kita (minus driver) yang
pernah ke Tebing Breksi adalah Deya, bulan lalu malah. Deya merekomendasikan
untuk langsung naik Jeep ketimbang berfoto-foto, untuk menyewa Jeep kita
tinggal menghampiri loket yang terletak di depan kolam. Harga sewa Jeep-nya Rp.
300.000, kalau nggak dengan rombongan jatuhnya Rp. 60.000 / orang.
Yang kusuka dari naik Jeep di Tebing Breksi ini adalah rutenya yang lumayan
panjang dan setiap kali melewati spot
yang instagramable, driver akan
memberhentikan Jeep dan menyuruh kita untuk berpose. Kita juga akan melewati
jalanan berbatu khas rute off road, jadi siap-siap aja nih ya
ber-uwwuuu-uwwuuu ria 😙 dari atas kap Jeep 😆. Meski sebenarnya pantat makin
tepos kegajlug-gajlug, naik Jeep di Tebing Breksi menyenangkan sekali ya 👌🏻.
setting foto udah outdoor, tapi jiwa masih indoor |
Saat turun dari Jeep driver-nya
langsung merekomendasikan spot
terbaik untuk berfoto, yakni di ujung Watu Payung. Disana ada menara bambu
amatir berisikan penduduk sekitar yang membuka jasa foto yang lagi-lagi
amatir, kalau ingin menggunakan jasa mereka kita tinggal memasukkan smartphone / kamera ke dalam ember, nantinya
ember tersebut dikerek ke atas dan taa-daa... kita difoto dari spot mereka 😉. Nggak ada patokan harga
untuk jasa foto amatir ini, kita tinggal memasukkan uang ke dalam kotak yang
telah disediakan. Se-ikhlas-nya 😊.
Setelah menyelesaikan rute kita kembali ke parkiran Jeep, kemudian lanjut
mencari spot untuk setting tripod, agak tricky memang sebab orang berlalu lalang
kesana kemari. Tapi dasar warga +62, adaa aja... yang cuek bebek jadi photobomb 😭. KZL deh ini... padahal Ana
udah ngode keras biar pada minggir tapinya nggak ada yang peka dan lanjut foto
dengan kita sebagai background 😏. Well... terlepas dari gersangnya yang
bikin kulit burik 🤫, kita puas dengan Tebing Breksi apalagi bagian naik Jeep-nya.
Patut dicoba yaini.
Tiket masuk: Rp. 3000/orang
Tiket parkir: Rp. 5000/mobil
Tiket Jeep: Rp. 60.000/orang
***
Menjelang tengah hari kita memutuskan untuk caw sekaligus mencari tempat
makan siang yang asyik, maunya per-mie-an atau apalah yang pedas tapi nyegerin
selain rujak. Di Tebing Breksi tadi ada kok kios-kios makanan dan minuman, musholla dan toilet juga ada kok. Tapi
karena panasnya udah nggak nahan, kita malah jajan es krim yang ngelapak di
pinggir jalan, lumayan menyegarkan meski sebenarnya bikin brain freeze 🥶.
BAKMI JOWO MBAH
GITO
Udahlah, pokoknya pilihan tempat makan diserahkan kepada Ana dan konco-konconya aku mah bagian bayar 😋. Setelah dari Tebing Breksi kita menuju ke Bakmi
Jowo Mbah Gito, sekitar 30-45 menitan laya... Lokasinya terletak di pemukiman, dari
jalan utama masuk lagi ke dalam sampai ketemu lapangan yang dijadikan lahan
parkir. Tadinya kupikir konsep bangunannya memang ekletik tradisional 🤔, tapi
kata Ana bukan, bekas kandang sapi 🙄.
Bagian dalamnya, ya... seperti kandang sapi haha 😅 Mungkin karena udah tuwa
juga, dindingnya miring-miring yaini dan agak pengap. Saat kita kesana lantai
2nya belum dibuka, mungkin karena belum terlalu penuh maka nggak ada urgensi.
Tentcunya kita order Mie Goreng dan Mie
Rebus, dan untuk menu bersama kita order
Ayam Rica, tahu sendirilah... lapar tyada duwa 😂.
Mie Goreng dan Me Rebusnya enak yaini, porsinya juga banyak dan bikin
keringetan haha Panas cuy! Tadinya kita kira Ayam Ricanya bakal pedas tapi
ternyata byasa aja... 😌 malah kaya ayam di mie ayam dan bukan bagian primer. Minumannya dingin nyegerin,
apalagi di tengah cuaca yang panas begini. Untuk harganya memang cukup standar
dan udah termasuk pajak, eh iya untuk
parkir udah otomatis masuk di bill.
Jl. Nyi Ageng Nis no 9 Rejowinangun Kotagede
Yogyakarta
Mi goreng: Rp. 30.000
Mie rebus: Rp. 30.000
Ayam Rica: Rp. 40.000
Es Jeruk: Rp. 8000
Es Uwuh: Rp. 10.000
Saparela: Rp. 13.000
***
Setelah makan yang mengenyangkan ini kita ... tepar (lagi) haha Karena
khawatir nggak sampai tepat waktu ke Bukit Paralayang Watugupit, tujuan Hutan
Pinus Imogiri kita coret dari list.
Lagi pula kita pikir pohon pinus mah
ada di Bandung juga haha 😅 So kita langsung menuju ke Gumuk Pasir.
0 comments
Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~