Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello~

Sampailah kita pada puncak itinerary liburan santai berdasarkan mood di Surakarta - Yogyakarta, yakni mengunjungi ArtJog 2023 Motif: Lamaran. Untuk tiketnya kita beli yang early bird 2 bulan sebelumnya, jadi saat sampai di venue tinggal scan barcode-nya aja. Kita mengunjungi ArtJog 2023 Motif: Lamaran di sore hari setelah kenyang makan di TFP Kopi Warung Pasar Kranggan tadi. Mungkin rang-o-rang sedang berpatisipasi di acara Agustusan, makanya situesyen di venue nggak begitu padat.

Main entrance-nya adalah rumah joglo yang desainnya ArtJog banget, kontemporer namun tetap clean. Karya pertama yang kita temui adalah milik Mella Jaarsma, seorang seniman asal Belanda yang menetap di Yogyakarta. Diantara semua karyanya yang ditampilkan di ArtJog 2023 Motif: Lamaran aku paling suka ceruk-ceruk berbentuk telapak kaki yang berada di bawah tiang limasan (rumah limas), rasanya lucu dan menyenangkan saat kita mencoba memasukkan kaki kita ke dalam ceruk.


Meski tema ArtJog 2023 adalah Motif: Lamaran karya-karya yang ditampilkan nggaklah manits atau mencoba menggapai haribaan. Apakah Motif: Lamaran disini berarti: maksud dan tujuan untuk mendekati audience penikmat hal-hal mistis yang disampaikan melalui pendekatan seni? Kubilang begini karena karya-karya yang ditampilkan menyeramkan dan bikin merinding, macem melihat interpretasi adegan di dunia astral seperti di film-film.

Sejujurnya aku kecewa karena ArtJog 2023 Motif: Lamaran nggak sesuai ekspektasiku yang mengharapkan karya-karya manits nan fun sesuai tema. Namun, nggak semua karya mengecewakan kok, ada beberapa karya yang keren, ada beberapa karya yang perlu dinikmati secara khidmat, ada beberapa karya yang interpretasinya maknanya nggak nyampe sama sekali. Aku juga menyayangkan pengaturan layout yang kurang meng-hi-light karya-karya yang sebenarnya keren.

Dengan berakhirnya post ini berakhir pula rangkaian post liburanku. Terima kasih udah membaca sampai akhir, semoga di tahun mendatang liburanku bisa lebih seru.




coba tebak, asli atau palsu?


aku nggak seberani Deya









ada apa aja disini?





Zayyan perform disini


coba tebak, tanganku yang mana?
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Harap bersabar ya guise… perjalanan hari ini belum berakhir 😁.

Dari Stasiun Brambanan kita kembali ke Stasiun Tugu dan merasa lapar karena udah memasuki jam makan siang, ditambah lagi cuaca yang panas bikin kita mendambakan minuman yang berembun, berasa dan berwarna. Seger aja gitu membayangkannya 🤤. Tadinya kita mau ke Prawirotaman, tapi entah kenapa kita memilih ke Pasar Kranggan, aku udah lupa ya guise… ini late post soale 😅.

Saat kita ke Pasar Kranggan ada beberapa opsi tempat makan yang bisa dipilih, ada Kedai Berkah Abadi, Kedai Terang Bintang, Bake Me To The Moon, Depot Mugorame, TPF Kopi Warung dan lainnya yang kulupa namanya. Kita memilih TFP Kopi Warung karena tempatnya yang nggak begitu penuh dan menu-nya yang tampak menarik meski ditulis hanya via white board dan digantung di depan kios.

Beruntung kita masih kebagian main menu-nya, karena ternyata TPF Kopi Warung ini nggak menyetok banyak porsi sebab masih dalam masa re-opening. Kita kebagian meja di dalam karena meja di bagian luar penuh, padahal nikmeh banget ya makan siang diselingi angin sepoi-sepoi 🥺. Tapi tyda mengapa karena bukaan kiosnya luas jadi kita masih kena angin.


TFP (The French Fries) Kopi Warung menerapkan konsep menu regular dan menu harian (menyesuaikan dengan ketersediaan bahan baku di pasar), untuk menu harian sifatnya tentative, bisa berubah-ubah macem menu mingguannya Imah Babaturan. Ohya, TFP Kopi Warung ini menyajikan menu western yang udah digubah menyesuaikan dengan palette rasa warga +62 ✨👌🏻.

Maapin aku guise… karena ini late post aku udah lupa nama menu-nya apa, tapi kurang lebih mirip-miriplah dengan yang kutulis wkwkwk Muggkin karena masih dalam masa re-opening yang hectic, Mas-nya lupa memberikan bill-nya, aku pun lupa menanyakannya karena sibuk makan 😅.. TFP Kopi Warung ini konsepnya open kitchen ya, jadi kita melihat makanan yang kita order dipersiapkan,


Yang kita order:

FYI
Kita bisa memilih mau pake mashed potato atau French fries, tapi karena mashed potato-nya udah abis kita pake French fries. Semua main menu udah dilengkapi salad, tapi karena kita datang agak siangan salad-nya udah pada mirip-mirip.

Breaded Chicken with slaw and tomato salad 35K
Breaded Chicken ini adalah daging ayam fillet yang dibaluri tepung roti kemudian digoreng, macem chicken katsu laya.

Breaded Chicken with slaw and tomato salad 35K

Creamy Chicken with slaw, courgette and pesto 35K
Creamy Meatballs with slaw, courgette and pesto 35K
Keduanya masih sister menu, yang membedakan hanyalah penyajian dagingnya. Sayangnya, potongan ayamnya bukan dada jadi kulitnya klewer-klewer, kalau nggak mau ribet kalyan order yang meatball aja 😁. Untuk rasanya OK pake bangedh, aku bahkan minta creamy sauce + ujung-ujungnya ngabisin ayamnya Deya karena punyaku mah seret *alasan 🤭.

Creamy Chicken with slaw, courgette, and pesto 35K

Creamy Meatballs with slaw, courgette, and pesto 35K

Quesadilla Tuna 45K
Kita kira Quesadilla Tuna ini akan disajikan macem side dish, ternyata dikasih salad dongs. Yawla… kita makan banyak tapi sehat gitcu, kan senang jadinya 😁.

isinya pas 3 :)

Lemon Mint Tea 10K
Ini enak guise… Bukan karena harganya yang 10K melainkan karena perpaduan rasa lemon dan mint-nya nyegerin ✨👌🏻.


Sezuzurnya kita surprised saat makanannya disajikan, nggak menyangka akan sebanyak dan se-colourful ini. Untuk harganya masih masuk laya ke budget jalan jajan mingguan, apalagi kalau sharing dengan teman. Untuk rasanya udah pasti nikmeh… sayangnya jauh banget mesti ke Yogyakarta dulu. Well… apakah TFP Kopi Warung ada rencana untuk ekspansi ke mana gitu, Bandung misalnya?  😂.

Kalau kalyan berencana ke Yogyakarta, kurekomendasikan TFP Kopi Warung ini untuk kalyan masukkan itinerary. Apalagi kalau kalyan lagi ngidam makanan fusion atau sedang berupaya mengurangi nasi, percayalah… TFP Kopi Warung ini worth in every bite ✨👌🏻.

Jl. Pangeran Diponegoro No.18, Gowongan, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta
Senin - Minggu
sesi 1 10.00 - 14.30
sesi 2 15.00 - 19.30

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Di hari terakhir liburan tadinya kita ingin menghabiskan waktu dengan jalan jajan di area Prawirotaman, baru sorenya kita ke ArtJog. Yha~ meski nggak mendaki gunung lewati lembah kita tetap jompo yaini 😂, makanya itinerary-nya nggak ambis haha 😆. Semalam, rencana jalan-jalan direvisi perkara insta story-nya mb Lucedale, yang mem-posting Prambanan X KAWS: Holiday Indonesia yang akan dibuka besok.

Karena aku lagi nggak pake IG dan Deya nggak follow mb Lucedale, jadilah Icunk yang kebagian tugas mencari tahu mengenai printilan Prambanan X KAWS: Holiday Indonesia. Yogyakarta dan Prambanan hanya berjarak 2 stasiun aja kalau pake KRL, kalau pake bis cuma sekali tapi karena nggak ada yang tahu rutenya maka opsi ini di-skip. Dari stasiun Prambanan kita bisa jalan kaki atau pake becak atau pake ojol menuju situs Prambanan, kita mah jalan ya sekalian olahraga *waeee… 🤭.

mandatory picture

Untuk tiket masuk ke situs Prambanan bisa dibeli OTS, sedang untuk pembeliannya bisa pake cash atau QRIS (diutamakan BRI). Di pintu masuk tas kita dicek oleh petugas, untuk makanan dan minuman yang udah terlanjur dibawa bisa dititipkan ke petugas, nanti saat pulang bisa diambil di pintu keluar. OK banget sih ini, kita nggak mesti balik ke pintu masuk kalau mau ambil barang sitaan ✨👌🏻.

Karena sebelumnya kita udah pernah mengunjungi situs Candi Prambanan, maka untuk kunjungan kita kali ini akan fokus pada KAWS: Holiday Indonesianya aja. Kupikir candi mirip gunung ya, lebih indah saat dilihat dari jauh namun saat berada di puncak terasa bagai Tuhan😇. Mungkin karena sebelumnya aku ke situs Candi Prambanan bersama rombongan, aku baru tahu bahwa area Prambanan luas, pantesan sering dijadikan venue konser.




Tampak

FYI, KAWS adalah karakter ciptaan Brian Donelly berupa sculpture 3D yang menyerupai boneka dengan bentuk kepala menyerupai Medusa gemoy. Menurut kesotoyanku, KAWS beraliran seni kontemporer dimana semua elemen desain sah untuk dieksplorasi, jadi nggak masalah kalau rupa dan rasanya di luar prediksi BMKG.

KAWS: Holiday Indonesia adalah project dimana karakter KAWS singgah di beberapa tempat dalam berbagai pose, Indonesia adalah negara ke-10 yang disinggahi. Sebelumnya KAWS: Holiday singgah di: Seokchon (Seoul), Chiang Kai-Shek Memorial Hall (Taipei), Victoria Harbour (Hong Kong), Fumotoppara Camping Ground (Jepang), stratosfer (luar angkasa), Bristol (inggris), Marina Bay (Singapura), Gunung Changbai (China) dan Melbourne (Australia). Kalyan bisa searching mandiri ya kalau kepo 😁.

melindungi wajah biar sunscreen-nya nggak meleleh

Prambanan X KAWS ini dibuka untuk umum pada 19-31 Agustus 2023, untuk kalyan duhai pembaca… tentcunya udah kelewat banget ya karena aku mem-publish post-nya nggak real time alias ngaret 😅. Kurasa pemilihan tempatnya pun udah pas, areanya luas dan berada di sebelah situs Candi Prambanan yang merupakan warisan budaya. Keduanya cucok disandingkan meski berbeda mazhab.

KAWS: Holiday Indonesia di Prambanan ini posenya rebahan sambil menutup mata, nggak tahu doi menutup matanya perkara silau beneran atau nggak kuku menghadapi kenyataan 🥲. Menurut analisa sotoyku (lagi) Indonesia kebagian KAWS berwarna pink biar lebih kontras ketimbang abu-abu yang bikin nyaru dengan batu candi Prambanan. Begitu pun dengan pose rebahannya yang Indonesia banget 😂.



miring aesthetic

Karena kita datang di hari pertama tentcunya masih banyak influencer lintas platform yang wara wiri take video dan bikin insta story. Saat kita datang mah pengunjungnya nggak begitu banyak, nah… semakin siang pengunjungnya semakin banyak 😅. Susah banget nyari timing yang pas biar fotonya nggak bocor sana sini, jadi yaudalaya… kita semua berada di tempat dan waktu yang sama.

Di dekat instalasi KAWS ada tenant yang menjual merchandise-nya KAWS dan kopisop stater pack (kopi, croissant dan roti). Kopinya okay sedang Roti Kleponnya enak banget, sayangnya aku nggak menemukan collaborator brand-nya di package-nya, kan penasaran… mau beli lagi 🤤. Komentar Icunk: kenapa mereka nggak jual Pizza dan minuman bersoda sih, kan bisa sharing dengan teman, cocok untuk piknik-piknikan. Lah… iya juga ya… kebanyakan yang datang teman seper-circle-an 😅.


Kita sempat leyeh-leyeh sambil menonton rang-o-rang yang berfoto, anak kecil di depan kita gemesin… ngambek gegara ortunya foto mulu 😆. Tadinya kita mau beli gelato yang tapi nggak jadi karena bayarnya mesti cash dan kita belum sempat ke ATM. Yaudalaya… mungkin lain kali kita beli gelato. Setelah puas berfoto kita memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta, kali ini kita pake Go-Car ke stasiunnya, ternyata hayati lelah... 🥺.

Untuk mencapai pintu keluar kita mesti melewati labirin kios merchandise yang terasa panjang karena alurnya yang berkelok-kelok. Setelah labirinnya selesai kita mampir di pos untuk mengambil kembali cemilan yang tadi disita, baik banget sih… cemilan kita dikaretin biar nggak awur-awuran 😄. Ohya, barang sitaannya nggak pake nomor ya jadi tinggal tunjuk aja nanti petugasnya ambilkan.

📍 Jl. Raya Solo - Yogyakarta No.16, Kranggan, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, D I Yogyakarta 
🗓️ Senin-Minggu 6.30-17.00 WIB
🎫 50K dewasa
🎫 25K anak-anak (dibawah 10 tahun)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Masih szemangtz yekan? Haha

Setelah selesai makan siang di Sate Ratu, rencananya kita akan menikmati sunset di tepi pantai bareng bestie macem mb-mb aesthetic di TikTok. Sayangnya, kita mesti realistis bahwa… waktunya udah mepet tcoyyy… bahkan meski kita ngebut pun tetap nggak akan sampai tepat waktu 😅. Ingat ya… Yogyakarta berada di Pulau Jawa bagian tengah yang berarti peralihan waktunya lebih cepat.

Kemudian kita menemukan Laguna View Depok yang didandani layaknya tepian sungai Han, yang sering nonton drakor pasti mudeng niya... Sungai Han adalah spot favoritos (selain rooftop yang ada bale-nya) untuk janjian diam-diam, transaksi illegal, melamun malam-malam dan minum soju. Kalau melihat videonya sih tampak meyakinkan, yu marki-try… 😊


jalan ke Korea

warga asli Korea

Perjalanan dari Sate Ratu menuju Laguna Pantai Depok adalah perjalanan yang cukup mendebarkan karena kitanya deg-degan, khawatir nggak sampai tepat waktu. Menurut G-Maps, dibutuhkaan waktu sekitar 2 jam untuk mencapai Laguna Pantai Depok (tapi ini nggak termasuk waktu tunggu di perempatan dan macet tipis-tipis ya). Beruntungnya, sore itu cuacanya asyik sehingga kita masih bisa menikmati golden hour dari dalam mobil 😅.

Lokasi Laguna Pantai Depok berada di area yang sama dengan Pantai Parangtritis, makanya ketika kita bayar tiket masuk bapaknya bilang: disana udah sepi mbak, udah pada tutup… karena mengira tujuan kita adalah Pantai Parangtritis. Kita sampai di Laguna Pantai Depok saat sandekala (pergantian sore ke malam), meski golden hour-nya udah berakhir kita masih kebagian layungnya.


mereka yang ber-khalwat dengan smartphone masing-masing

langitnya lagi cakep

coba tebak, ini tangan siapa?

bukan aku :)

Mirip nggak dengan tepian Sungai Han? Kalau kita sih yes 😂.

Mungkin karena masih baru, banyak space yang belum selesai dibenahi macem taman yang belum rimbun, lampu yang belum terpasang dan tempat sampah yang entah ada dimana. Saat matahari terbenam, suasananya benar-benar gelap, sekalinya ada yang kelap kelip di tanah ternyata sampah plastik yang terkena pantulan cahaya. Dikirain apfah… ternyata sampah 😅.

Oh ya, karena tiket masuk udah dibayar di depan tadi kita tinggal bayar parkirnya aja. Area parkirannya luas, udah ada toilet dan musholla dan ada warung-warung yang menjual cemilan di sekitar. Cuma yaitu tadi… karena belum selesai dibenahi suasananya benar-benar gelap, tapi kita asyik sih… asyik bertiga 🥲. Meski angin malam bikin jiper, kita masih sempat sempat melihat bintang di langit, byasanya jam segitu udah ngampih di kasur 😂.

Icunk, Deya dan khodam-nya

yu gaes... kita ke rooftop


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Udah pada makan belum? Semoga udah pada makan ya… soalnya aku juga nggak enak nih, mau cerita tentang makanan tapi kalau kalyannya belum pada makan ntar mau wkwkwk 😁.

Dari Museum Ullen Sentalu kita menuju Sate Ratu yang masih sejalur dengan jalan pulang, siapa juga sih yang nggak lapar secara udah lewat jam makan siang. Ingat ya… tadi kita nggak bisa ke Beukenhouf Resto & Café karena nggak tahu mesti reservasi dulu, roti yang dicemil sepanjang perjalanan pun udah berubah menjadi remah-remah dan hilang begitu aja 😆.

FYI, Sate Ratu ini khusus request-an Icunk ya… alasan sesungguhnya mengapa kita ke Museum Ullen Sentalu di Kaliurang, supaya baliknya bisa makan Sate ratu ini.

Saat sampai di Sate Ratu… buseddd… rame banget 😅, apakah kita ciut? Otentcu tyda… kita mesti makan siang di Sate Ratu karena nggak menyiapkan opsi cadangan tempat makan lain, makin puyeng nanti hamba… 😂. Oh ya, karena kapasitas parkir Sate Ratu yang terbatas kebanyakan costumer memilih untuk parkir di pinggir jalan, kalau masih nggak kebagian bisa parkir di lapangan guise… minusnya kepanasan aja sih 🥵.

Nah. Begitu datang kita diminta untuk daftar (nama dan jumlah costumer) ke pegawai yang bertugas, kalau nama kita kelewat ya mesti daftar ulang, nggak ada ceritanya kita bisa nyelak karena nama kita udah terdaftar. Saat nama kita dipanggil pegawai Sate Ratu akan mencocokkan jumlah costumer dengan daftar. Kalau ternyata jumlahnya nggak sesuai bisa dicoret dan diminta untuk daftar ulang. Gils... setor beungeut dulu dongs 🥲.

FYI. Sate Ratu nggak menerima reservasi tapi bisa di-order via Go Food, Grab Food dan Shopee Food, kali aja nggak mau antri 😁.


Setelah nama kita dipanggil dan dicek kelengkapan member-nya, pegawai Sate Ratu akan memberikan nomor meja. Kita juga dipersilakan untuk memilih minuman berasa, berwarna dan berembun yang di-display di showcase, kalau nggak mau bisa di-skip kok. Karena ini kali pertama ofkors kita memilih minumannya dengan setengah hati, lebih ke khawatir seret aja sih… eh, ternyata kita dikasih teh tawar 🥺.

Saat daftar kita ditanya: mau smoking area atau non smoking area? Tentcu kita memilih non smoking area yang terletak di lantai 2 sebab nggak mau bengek 😂. Ternyata smoking area adalah sebenar-benarnya smoking area, yakni area dimana satenya dibakar 😂😂😂. Kita menunggu sekitar 5-10 menit sampai semua menu lengkap dihidangkan di meja, apa aja yang kita order?

SATE MERAH 30K 
Ini adalah signature-nya Sate Ratu, sate ayam yang udah dimarinasi bumbu merah sejak entah kapan lalu dibakar. Satu tusuk sate merah terdiri dari potongan padat daging ayam yang menggiurkan, rasanya enak banget bahkan bikin kepikiran sampai sekarang 🤤. 1 porsinya berisi 5 tusuk.


LILIT BASAH 30K
Ini adalah olahan daging ayam yang dipadatkan kemudian dipotong dadu, disiram pake kuah ayam dan potongan timun yang menyegarkan tengorokan.


CEKER TUGEL 30K
Ini adalah olahan ceker serupa seblak yang lebih niat, rasanya tentcu pedas makanya aku nggak sanggup dan memilih menyirami nasiku pake kuah Lilit Basah. Icunk dan Deya approved ✨👌🏻.


Sebagai warga Sunda Empire yang terbiasa makan pake lalapan, kurasa Sate Ratu ini bikin seret ya haha dan kurasa mereka pun sadar di menunya nggak ada sayuran kecuali timun dan cabe, makanya mereka menyediakan menu Kuah Polos Kaldu Ayam yang sayangnya nggak kita order karena nggak tahu akan seseret ini 😅.

Kalau kalyan sedang berada di Yogyakarta, kurasa nggak ada salahnya untuk mampir di Sate Ratu ini, karena meski ada concern sate merahnya beneran enak kok 😍. Sepadan dengan effort kita saat mengantri, selain itu menunya nggak banyak jadi nggak bikin kita puyeng.

📌Jl. Sidomukti, Tiyosan, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta
📅 Senin-Sabtu (11.00-21.00)
🍛 6K-30K

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates