Hello… sobat overthinking 🙋🏻♀️.
Di akhir tahun yang kebanyakan beritanya tentang banjir dan hujan yang turun terus menerus ini akhirnya… aku menyelesaikan buku Filosofi Teras 🥳.
Bukan hal yang mudah tentcunya bagiku untuk menyelesaikan sebuah buku saat mesti terdistraksi duniawi, ada aja nuna ninu nunu nana-nya 💆🏻♀️. Ohya, aku membeli buku Filosofi Teras ini di tahun lalu di masa pandemic 1.0 dengan harapan agar #stayathome ku lebih berarti. Saat itu aku membeli 2 buku (sotoy amat ya 😁) yakni FIlosofi Teras dan Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat.
Bahkan hingga tahun berganti pun aku hanya sanggup membaca halaman awalnya aja, nggak sanggup akutu membaca lebih dari sepuluh halaman… 🥺 Selain itu opening bukunya yakni bab-bab awal cukup membuatku stuck, bahasannya nggak nyampe di otakku 😂. Tentcu tanpa mesti ba-bi-bu lagi kutinggalkan buku Filosofi Teras begitu aja.
Sepanjang tahun 2021 (sampai sebelum post ini dirilis) aku udah berusaha untuk menyelesaikannya, sengaja dibawa kesana kesini agar dibaca tapi nggak mempan 😌. Kemudian aku mendadak senggang dan memutuskan untuk ber-silaturahmi kembali, alhamdulillah kali ini berhasil 😉.
Aku tahu buku FIlosofi Teras ini gegara ikutan Survei Khawatir Nasional-nya @henrymanmpiring. Kukira hanya survei iseng-iseng, tahunya dijadikan buku…
Aku jarang membaca buku ber-genre filsafat karena referensi bukunya sedikit, paling ya bukunya Jostein Gaarder (Sophie’s World, Orange Girl dan Ringmaster Daughter) sisanya nggak tahu 😅 Untukku, Dunia Sophie adalah perkenalan yang menarik dengan filsafat, berisi pertanyaan mendasar tentang penciptaan manusia, siapa aku?
Nah, kalau Dunia Sophie adalah filsafat yang dikemas melalui cerita fiksi, Filosofi Teras adalah filsafat yang dikemas melalui penceritaan santai. Iya sist… Santainya, santai yang bikin mikir 😅. Yang dibahas di buku Filosofi Teras adalah stoicism atau stoa yakni cabang dari filosofi kuno mengenai hidup less-drama. Sedangkan teras adalah tempat dimana para filsuf bertukar pikiran.
Menariknya, di masa Yunani kebanyakan pemimpin dan pejabat adalah seorang filsuf. Kupikir ini adalah hal yang make sense ya karena sejauh yang kupelajari filsuf adalah seorang thinker yang akan memikirkan pros and cons jauh sebelum bertindak. Mungkin ini juga alasan mengapa kepala negara mestilah merangkap sebagai negarawan 🤔.
Buku Filosofi Teras terdiri dari 12 bab dan beberapa wawancara ringan dengan beberapa narasumber lintas profesi, salah satunya adalah Citta Irlanie. Aku tahu mbnya ini karena pernah membaca blognya, kurekomendasikan bagi kalyan yang membutuhkan bacaan perlu mikir 😂.
Ohya, tagline-nya buku Filosofi Teras adalah: Filsafat Yunani Kuno Untuk Mental Tangguh Masa Kini. Cocok banget niya karena pada dasarnya buku Filosofi Teras ini mengajak kita untuk menjalani hidup less-drama, less-baper dan less-over thinking. Sungguh sangat kurekomendasikan terutama bagi kalyan yang sulit tidur memikirkan hidup ✨👌🏻.
Aku nggak akan banyak nge-spill isinya ya… kupikir lebih baik kalau dibaca sendiri 😆 But seriously, Filosofi Teras ini adalah buku yang menyenangkan.
Menurutku kekurangan buku hanyalah layout halamannya, kalau biasanya teks pake justify, Filosofi Teras pakenya align jadinya agak siwer nih 😅 Selain itu font-nya kurang buku banget, jadi malah terasa sedang membaca via gadget.