Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Kembali ke Ubertos, kali ini aku menonton film Crazy Rich Asians hanya dengan Icunk tanpa Lisna.

Belakangan ini timeline twitterku lumayan seru ya gegara #crazyrichsurabayan dan #crazypoorasians kocak aja bacain curhatan recehnya para #sobatmiskin 😂😂😂 Nggak sedikit juga yang membagikan kehypeannya via insta story yang mana semakin membuatku penasaran, apalagi beberapa akun movie enthusiast mereviewnya dengan penilaian yang cukup baik. Well ... makin penasaran kan 😝

Crazy Rich Asians adalah film yang diadaptasi dari buku berjudul sama karya Kevin Kwan, yang rilis sekitar tahun 2013. Yang pertama adalah Crazy Rich Asians, yang kedua adalah China Rich Girlfriend dan yang ketiga adalah Rich People Problems. Aku belum sempat membaca bukunya ya jadi belum bisa membandingkan versi buku dengan versi filmnya.

Bisa dibilang film Crazy Rich Asian ini adalah film Black Panthernya asia, karena hampir seluruh cast-nya merupakan orang asia dan dibuat dengan cita rasa yang soo ... asia 👏. Di film-film Hollywood biasanya orang Asia agak kurang menonjol jika dibandingkan orang Russia atau Timur Tengah yang sering banget dijadikan villain, namun meski jarang dijadikan pemeran utama bisa dipastikan hampir selalu ada orang Asia di dalam tim, entah itu hacker atau nerdy yang melengkapi.

Sesuai dengan judulnya, Crazy Rich Asians menceritakan tentang kehidupan para taipan serta circle horang-horang kaya di Asia, yang saking tajirnya bisa sampai melakukan hal-hal yang ‘agak kurang wajar’. Oh iya, negara asia yang menjadi setting ceritanya adalah Singapura dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris dan bahasa Mandarin, tapi bukan singlish. Pada beberapa scene bahkan ada yang menggunakan bahasa Melayu yang nggak berbeda jauh dengan bahasa Indonesia 👌.


Rachel Chu (Constance Wu) adalah seorang prefessor di bidang ekonomi yang mengajar di NYU dan sedang menjalin hubungan dengan Nick Young (Henry Golding), suatu hari Nick mengajaknya ke Singapura untuk menghadiri resepsi teman masa kecilnya Collin (Chris Pang) dan Araminta (Sonoya Mizuno), sekaligus berencana mengenalkan Rachel kepada orang tua dan keluarganya. Yang Rachel tidak ketahui adalah Nick memiliki kehidupan lain di Singapura 😏.

Seperti halnya Gossip Girl versi kearifan lokal alias Lambe Turah, kabar rencana Nick mengajak Rachel menemui keluarganya di Singapura tersebar di Radio One Asia, tak terkecuali Eleanor Young (Michelle Young) yang menolaknya mentah-mentah. Tentu saja netyzen (Radio Asia One) yang maha kepo berusaha mencari tahu siapa Rachel Chu ini, maklum sist ... sebelumnya nggak ada nama Rachel Chu di circle kehidupan mereka 😸.

BTW. Graphic perjalanan Rachel dan Nick dari New York ke Singapura kece yaw... 💋

Rachel dan Nick kemudian memilih untuk menginap di hotel setelah ditolak oleh Eleanor, kebetulan saat itu bibi-bibinya Nick yakni Felicity dan Alix mengadakan pesta dikarenakan bunga Tan Hua-nya sedang mekar. Seakan menjawab keheranan penoton, Alix bilang “Kami selalu memiliki alasan untuk berkumpul”. Ya intinya adalah berkumpul bersama keluarga, soal acara sih bisa dibuat-buat... Haha 😂 Kupikir bunga Tan Hua adalah bunga sejenis Raflessia Arnoldi atau apalah yang aneh tapi eksotik gimana gitulah, ternyata bunga Tan Hua adalah… bunga Wijayakusuma.

😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

Setelah ngakak sejenak, aku malah jadi kepikiran Mbah Uti yay… 😭 salah satu bunga favoritenya adalah bunga Wijayakusuma itu. Kalau bunganya sedang (akan) mekar dan kita (cucu-cucunya) kebetulan sedang menginap, pasti disuruh ikutan nongkrong di teras sambil melihat bunganya bermekaran. Proses mekarnya bunga Wijayakusuma ini memang bisa ditungguin ya seperti di film, jadi kita bisa melihat kelopak bunganya merekah perlahan-lahan di bawah sinar rembulan. Asyik nggak tuh... 😎 Tapi, karena bunganya ditanam di pinggir kolam, yang ada seringnya kita bubar duluan gegara nggak tahan sama nyamuknya 😜.

Sebelum meghadiri pesta, untungnya Rachel menyempatkan diri menemui sahabatnya semasa kuliah Peik Lin Goh (Awkwafina) yang kelakuan sengkleknya selalu bikin ngakak. Wajahnya Peik Lin ini bagiku mirip-mirip dengan Ana yha~ haha Dari keluarga Peik Linlah akhirnya Rachel mengetahui siapa Nick sebenarnya, eym... meski keluarga Goh termasuk keluarga tajir namun doi nggak masuk circlenya Nick ya, tajir juga ada kastanya keleuss .. 😏


Pertemuan (pertama) antara Rachel dan Eleanor terbilang agak kurang baik, sebab... yha~ tahu sendirilah orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Terutama setelah tahu Rachel ini adalah ABC (American Born Chinese) dengan latar belakang keluarga yang baginya nggak memenuhi kualifikasi sebagai calon menantunya. Seperti yang  kita ketahui dan alami rata-rata keluarga di asia sangat berperan aktif dalam kehidupan anak-anaknya, terlalu ikut campur malah #eh termasuk dalam urusan memilih pasangan hidup. Kalau nggak punya pendirian, bisa-bisa si anak berakhir menjadi manchurian candidate.

Meski baru kenal, Rachel diundang Araminta ke bachelorette partynya, begitu pun dengan Nick yang diundang Collin ke bachelor partynya, keduanya digelar terpisah dengan tema yang berbeda. Biasa lah ya ciwik-ciwik… bakat ngegosipnya susah bener direm, Rachel yang ‘nggak ngapa-ngapain’ pun tak luput dari jadi sasaran bully. Salah satu penyebabnya adalah Amanda ‘Mandy’ Ling (Jing Lusi) mantan pacar Nick dulu. Untungnya, Rachel bertemu dengan salah satu sepupunya Nick yakni Astrid Leong (Gemma Chan), yang meski galau dengan kisruh rumah tangganya dengan Michael Teo (Pierre  Png) tetep tampil cetar maksimal 😘😘😘.


Rachel dan Nick sadar ya jika ingin terus melanjutkan hubungannya mereka bukan Cuma harus menghadapi orang tua Nick dan neneknya Shang Su Yi (Lisa Lu) namun juga menghadapi keluarga besarnya Nick. Bukan hal yang mudah ya … kadang orang biasa yang notabene bukan siapa-siapa pun bisa mentok di urusan restu, lha ini… bahkan orang-orang sepercirclean pun ikut campur mikirin mau kasih restu apa kagak. 😦😦😦

Jadi, setelah terbaper-baper sejenak dengan konsep penikahannya Collin dan Araminta yang mind blowing dan touchy karena efek soundtracknya. Kita akan dibuat faham bahwa tak peduli apakah kau #crazyrichasians atau #crazypoorasians, keluarga tetaplah yang utama. Kupikir, bukan Cuma orang-orang asia beretnis Tionghoa saja yang begini, hampir seluruh orang asia rata-rata memang memiliki mindset khusus mengenai definisi keluarga, Well  mungkin hal itu juga ya yang membedakan orang asia dengan orang eropa atau orang amerika, unsur kekeluargaannya lebih kental.


Selain itu, hal yang cukup ditonjolkan di film Crazy Rich Asians ini adalah soal menjaga tradisi leluhur. Pada beberapa literature yang pernah kubaca dan film yang kutonton, ada anggapan bahwa menjaga tradisi leluhur dilakukan untuk membuatnya (leluhur) tetap hidup dan membuatnya sesekali hadir. Salah satunya adalah film animasi Coco, well… nggak mungkin nggak baper kalau nonton film ini hehe

Meski lirik lagu Coldplay (Fix You) dan Madonna (Material Girl) digubah ke bahasa Mandarin, lagunya tetap enak didengerin kok. FYI. Hampir semua lagunya menggunakan bahasa Mandarin yang fancy, yang kalau dithrowback nyangkutnya di masa-masa kejayaanna Andy Lau dan Aaron Kwok, jir… apaan tuh Andy Lau dan Aaron Kwok? 😂😂😂


Selain Gemma Chan, yang cukup mencuri perhatian adalah Awkwafina alias Peik Lin Goh, gimana nggak mencuri perhatian ya … hampir semua scenenya mengundang tawa. Cucoklah bergaul dengan Oliver T’Sien (Nico Santos). Meski agak absurd, Kitty Pong (Fiona Xie) juga mencuri perhatian dengan rambut Jinny Oh Jinnynya. Dengan senang hati aku mesti bilang, kalau Kitty Pong ini adalah pasangan yang paling sesuai untuk Bernard Tai (Jimmy O. Yang).

Kalau pernah nonton serial Fresh of The Boat pasti sudah nggak asing lagi dengan Constance Wu yang berperan sebagai emak-emak perhitungan (alias hemat padahal pelit). So … nggak begitu surprise saat ia mendapatkan peran Rachel Wu, yang membuatku surprise malah Henry Golding haha Juwara bangetlah crew yang pantang menyerah membujuknya meski sudah ditolak berkali-kali.

Sayang, Sung Kang (a.k.a Mr. Han di Fast & Furious) nggak ikutan 😫…

Sebagai penonton awam yang belum pernah membaca bukunya, kupikir apa yang ditawarkan oleh Crazy Rich Asians in sesuai dengan ekspektasi, alias pas porsinya. Namanya juga adaptasi novel, pasti ada aja bagian yang dipersingkat demi durasi yang HQQ. Icunk juga bilang begitu… karena menurutnya versi novelnya lebih geje karena lebih banyak menjabarkan tentang silsilah keluarga Young, maklum… prolog untuk 2 buku selanjutnya Oh iya… Warner Bros sudah mengkonfirmasi sekuel Crazy Rich Asians :)  spoiler: kemungkinan besar setting filmnya di Hongkong 💗.

I’m done lowering myself to make you feel adequate.
It’s not my job to make you feel like a man. I can’t make you something you’re not.

 This badass quote thrown by the one and only Astrid Leong, my newest crush ~

*movie poster taken from Impaward
**scenery picture taken from Warner Bros website
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
source

Di bulan September ini tadinya aku nungguin Wiro Sableng 212 rilis di bioskop, nyatanya malah keburu kemakan buzzerannya @watchmen.id yang muncul mulu setiap kali buka Twitter. Berdasarkan hasil searching, banyak review positif untuk film Searching ini yang intinya adalah: cerita dengan premis sederhana namun dieksekusi dengan luar biasa.

Karena ceritanya yang ‘biasa’ aku menonton film Searching ini sendiri ya ... sadar diri aja kalau film Searching ini bukan tipikal film yang asyik untuk ditonton rame-rame sebab kita harus fokus mengikuti alur ceritanya, meleng dikit bisa ketinggalan banyak. Studio di hari Minggu siang terbilang sepi, selain aku hanya ada beberapa anak sekolahan (sekitar SMP) dan seorang ibu beserta ketiga orang putrinya. Selainnya pada nonton Wiro Sableng yang baru rilis.

Searching bercerita tentang usaha David Kim (John Cho) menemukan anaknya Margot Kim (Michella La) yang menghilang tanpa jejak. FYI. David tinggal berdua saja dengan Margot setelah ditinggalkan oleh mendiang istrinya Pamela Kim (Sara Sohn), di opening scene kita akan diperlihatkan bagaimana mereka melewati hari-hari bahagia sebelum akhirnya Pamela sakit, sedih sih ini ... Untungnya, semua hal yang terjadi dalam kehidupan mereka terdokumentasi dengan baik di komputer keluarga.

Menariknya kita akan melihat tampilan serupa Windows dengan eksistensi Internet Explorernya, kurang lebih mirip-miriplah dengan film semacam The Den atau Nerve. Kualitas gambarnya disesuaikan dengan media yang digunakan, nggak mungkin dong kualitas gambar untuk video call via smartphone disamakan dengan kualitas video streaming yang dishot dari atas helikopter. 

Awalnya David ini nggak ‘ngeh kalau Margot ini menghilang, namun ya namanya juga orang tua ... pasti khawatir kan kalau chatnya nggak dibalas-balas apalagi kalau  tanda centangnya belum berubah warna menjadi biru. Bawaannya ingin neror haha Setelah kepergian mendiang istrinya, hubungan antara David dan Margot agak berjarak ya ...

David mulai resah saat mengetahui Margot nggak masuk sekolah ditambah lagi kenyataan bahwa Margot membohonginya perihal les piano. David kemudian menghubungi salah seorang orang tua teman Margot, yang menyatakan bahwa Margot ikut camping dengan anaknya. Agak legaan dikit kan ... namun David mulai mempertanyakan; apakah ia benar-benar mengenal Margot?

Setelah tahu Margot ternyata nggak ikut camping dengan temannya David menghubungi pihak kepolisian, yang dengan gercepnya menurunkan salah satu detektif terbaiknya yakni Rosemary Vicks (Debra Messing) guna menyelidiki kasus hilangnya Margot. Dari sini David berusaha mulai mencari tahu siapa Margot sebenarnya dari jejak digital yang ditinggalkannya.

Skill keponya edyan yha~ maksudnya, untuk ukuran bapak-bapak ... David ini tergolong expert. Setiap detail dicari missing linknya, hal-hal semacam mutual friends atau chat history dibaca sampai ke dasar timeline. Suatu hal yang lumrah dilakukan kalau kita lagi penasaran, well ... siapa pun pernah begini kan? hahaha #maaf #tapi #ini #bukan #pembenaran #pribadi

Ada satu scene membuatku merasa agak baper ya yakni saat David Kim marah kepada salah satu temannya Margot, kurang lebih begini: Kenapa kamu berteman (di social media) kalau nggak beneran berteman (di dunia nyata)? *Pertanyaan yang sebenarnya lebih tepat ditanyakan kepada diri sendiri ~.

Setelah sebelumnya menyangkal terlibat dengan mudahnya ia memanfaatkan kejadian hilangnya Margot demi likes di kanal Youtubenya, scene “she is my bestfriend ...” adalah scene tersamvah di film Searching ini, sekaligus mengingatkan bahwa akan selalu ada fake friend di lingkar pertemanan. Yap. Yang kalau ngomong di depan sama di belakang beda gitu lah ... The fake one is the realist one.

Salah satu hal yang menjadi daya tarik film Searching ini tentunya adalah plot twist yang berlapis, kaya yang kelihatannya mau udahan tapi ternyata nggak jadi, berkali-berkali untungnya bukan film horror. Scoringnya dibuat simple namun cukup menegangkan, nggak berisik tapinya memandu kita untuk deg-degan bareng. Selain itu, pada beberapa point kita akan diarahkan untuk mencurigai salah satu karakter, yang biasanya beralibi lemah.

Kalau pernah nonton film Harold & Kumar tentu tahulah gimana gebleknya karakter yang diperankan oleh John Co, sekalinya serius yakni saat ia memerankan karakter Sulu di film Star Trek. Di film Searching ini bisa dibilang David Kim adalah pencapaian terbaiknya John Cho terlepas dari betapa menyenangkannya ia sebagai Harold.

David Kim benar-benar menggambarkan kegigihan orang tua terlebih jika menyangkut urusan anaknya, dalam hal ini, baik itu benar atau salah sudah nggak penting lagi yha~. Kaya di film Drishyam … But seriously ... He’s dad of the year!!! 🙌🙌🙌

Yaudalaya … cukup sekian review kali ini.

Stay curious & jangan lupa ngobrol :)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Aku tahu Sandara Jiwa ini dari explore Instagram karena beberapa temanku sering nge-love fotonya, awalnya kupikir Sandara Jiwa ini adalah akun-akun pencerahan hidup semacam @nkcthi bertemakan beauty, ternyata akun jualan 🤭 Karena, meski feed-nya sungguh sangat aesthetic, detailnya kurang informatif jadi kitanya yang mesti aktif tanya-tanya sama adminnya dan ngepoin highlight-nya. Agak membingungkan juga ya ini sebab Sandara Jiwa nggak mencantumkan nomor WAnya di bio. Kalau nggak kirim e-mail ya kirim DM. Aku pun baru mengerti bagaimana cara berkomunikasi dengan adminnya setelah scrolling komentar-komentar di feed-nya (sekarang sudah dicantumkan). Yha~ semua butuh perjuangan… ✨

Kalau ditanya alasan: kenapa ngebet banget dengan Sandara Jiwa? Satu sih, aku suka konsep produknya. Bahwa cantik adalah urusan persepsi. Tak melulu soal putih bersih atau hitam manis, namun lebih pada menerima diri kita apa adanya (self acceptance). Ketimbang mengejar standar yang ketinggian mending mengoptimalkan yang sudah ada ye kan? 😉 Setuju juga dengan campaign-nya yaitu #barefacemovement dan #cantikmembumi yang mengajak kita untuk berani tampil bare face ✨👌🏻.





Sandara Jiwa mengklaim produknya bisa digunakan oleh ibu hamil dan menyusui karena terbuat dari  bahan alami dan organik. Nama-nama produknya pun dibuat begitu filosofis dan manis seperti Sanubari Laut, Sunya Ruri dan La via Purgativa, eh Sandara Jiwanya sendiri juga deh. Sayangnya, Sandara Jiwa belum ada BPOMnya, label di botolnya pun hanya berisi keterangan nama produk tanpa memberitahu nama bahan-bahan pembuatnya. Rahasia. Serahasia bahan-bahan lain di keterangan minuman larutan penyegar... 🤫.
 
Karena malas nyampur-nyampur skincare aku belinya langsung yang bundling: Spirituel Toner Marine Collagen, Red Merona Serum dan Forbiddden Day Serum. Cara pakainya adalah diaplikasikan ke wajah yang bersih, lembab dan hangat, toner dulu baru serum kemudian, tapi karena aku ini malay tingkat tinggi  biasanya langsung diaplikasikan ke wajah yang nggak ada hangat-hangatnya sama sekali. Kadang, kalau cuaca sedang panas-panasnya aku kompres wajahku pakai Spirituel Toner. Mayan adem sist... bisa juga meredakan bruntusan dan calon jerawat bulanan, yang tadinya (jerawat) besar kemerahan jadi tinggal titik merah kecil seperti digigit nyamuk sazah.


Kalau lagi nungguin toner-nya meresap biasanya aku kocok-kocok botolnya dan nontonin partikelnya naik turun, hiburan muree sekali ini 😂 Sekali lagi, karena Sandara Jiwa ini terbuat dari bahan alami dan organik, maka expired date-nya lebih cepat. Karena nggak disimpan di dalam kulkas, punyaku langsung berubah warna jadi lebih butek hanya dalam kurun waktu 2 minggu saja. Kalau baca review-nya, Sandara Jiwa ini aromanya tergolong agak tengik dan nggak asyik ya, eym... bagiku malah terasa wangi loh 😊. 

Karena urusan skincare termasuk urusan kecocokan, mungkin nggak semua orang bisa cocok dengan skincarenya Sandara Jiwa. Oh iya, jangan terlalu berharap dengan perubahan yang instant ya karena semua butuh proses dan prosesnya berbeda-beda bagi setiap orang, ada yang butuh berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk mendapatkan efek dewy dan (terasa lebih) sehat seperti yang orang-orang (lain) rasakan. Untukku? Hanya dalam semalam saja 🤭 Makanya kubuat reviewnya, so bagi kamyu-kamyu sekalian yang sedang ingin beralih menggunakan skincare lokal yang organik, cobalah Sandara Jiwa.

SANDARA JIWA
Semua transaksi pembelian dilakukan manual via chat WA, nggak punya toko di e-commerce.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Setelah galau mau ikut workshop apa bulan ini, akhirnya aku memutuskan untuk mengkuti DIY lip tint & blush workshop yang lagi-lagi diadakan oleh @bionoils di @ruanghasta. Tapi kali ini aku nggak sendiri ya, Icunk juga ikut Yes! Akhirnya punya temen ngeworkshop haha Berharap weekend akan lebih berfaedah ketimbang jajan-jajan dan jalan-jalan shantay yha~ haha

Lip tint & blush ini satu produk ya, maksudnya selain berguna sebagai lip tint  bisa digunakan juga sebagai blush. Tentcu, karena ini DIY ada beberapa penyesuaian ya seperti tekstur dan tingkat kepadatannya yang berbeda dari lip tint biasa, lebih ke lip balm sih ini ya ... karena lebih lembek dan lebih mudah mencair.

Menurutku, lip tint & blush ini bentukannya nggak jauh berbeda dengan solid perfume yang kubuat di workshop lalu, memang ada beberapa bahan yang baru namun selebihnya sama saja yang paling kentara adalah penggunaan pewarna mica. Mica sendiri adalah zat pewarna kosmetik yang dihasilkan dari mineral.kalau melihat dari warnanya agak shimmering ya seperti warna-warna matte lip liquidnya Esqa.






Share
Tweet
Pin
Share
No comments
source

Nggak jadi ya nonton Buffalo Boysnya, keburu turun layar hehe ... 😛😛😛

Sebagai gantinya kita nonton Sebelum Iblis Menjemput, alasan kita memilih nonton Sebelum Iblis Menjemput ketimbang film lainnya adalah karena film tersebut disutradarai oleh TimoTjahjanto, yang juga dikenal sebagai Mo Brothers bersama dengan rekan duetnya Kimo Stamboel, salah satu karya mereka yang paling memorable adalah Rumah Dara. Tau sendiri lah ya ... Rumah Dara film macam apa. Pokoknya Rumah Dara adalah tipikalan film yang susah banget ditamatin karena udah keburu mual + pening = semaput 😂😂😂

Sebenarnya aku kurang begitu suka nonton film bergenre horror di bioskop ya, karena pasti lebih banyak meremnya ketimbang nontonnya *heu 😓. Aku lebih tertarik untuk nonton film-film berCGI dan berefek canggih macem The Hobbits, Fantastic Beast and Where To Find Them atau apapun yang visualisasinya mind-blowing, drama juga nggak masalah sih asalkan trailer dan reviewnya menggoda iman.

Nonton kali ini ... masih tetep di UBERTOS 🤣🤣🤣

NNN X Icunk X Deya X Memed X Lisna featuring UBERTOS 💗💗💗

Sebelum memutuskan untuk berkoalisi kita terpecah menjadi 2 kubu, yang pertama adalah kubu (masih) Sebelum Iblis Menjemput sedangkan yang kedua adalah kubu The Meg (ajalah). Cie ... Nonton bareng tapi beda studio 😎. Ternyata, The Meg Cuma nyisa 1 row dongs dan seatnya itu paling depan. Hayoo lohh ... Mending mana, Nonton Kasinem is Coming apa Doyok Otoy Ali Oncom: Nyari Jodoh? Kalau nonton Kafir takutnya Cuma berdua, tapi kalau nonton Sebelum Iblis Menjemput takutnya berlima 😜😜😜.

Jadi begini,

Sebelum Iblis Menjemput adalah film horror terbaru,

Yang ...

NGGAK NYANTAI SAMA SEKALI !!!
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

Kalau khow-khow sekalian punya riwayat penyakit berat semacam jantung, epilepsi atau panic attack usahakanlah untuk menghindari Sebelum Iblis Menjemput ini. Karena, 7/8 filmnya terdiri dari: jump scare yang ngeselin, scoring yang berisik, make up yang wow, efek yang bagus, pendalaman karakter yang okurrr serta ide cerita yang dieksekusi secara  brutal. Sedang sisa 1/8nya adalah jeda untuk kita bernafas. Plot holenya? Banyak.

Di awal kita sudah disuguhi kengerian yang tercipta dari ritual persekutuan antara Lesmana (Ray Sahetapy) dan iblis yang diperantarai oleh seorang ... katakanlah dukun (Ruth Marini). Munjung kalau kata orang Sunda mah. Tadinya kupikir dukun ini Trie Utami loh haha 😓 Dalam sekejap Lesmana ini bagai disawer Kanjeng Dimas, mendadak tajir, harta melimpah, dan hidup senang-senang. Sayang, ada hutang yang mesti dilunasi.

Setelah istrinya meninggal karena bunuh diri, yang mana kita semua tahu bukan alasan sebenarnya, Lesmana menikah lagi dengan seorang mantan artis bernama Laksmi (Karina Suwandy). Entah bagaimana ceritanya,  namun hubungan antara Lesmana dan Alfie (Chelsea Islan) anaknya dari pernikahan terdahulu tampak renggang. Mereka baru dipertemukan ketika Lesmana jatuh sakit.

Di rumah sakit Alfie juga bertemu dengan saudara-saudara tirinya yaitu Maya (Pevita Rafael), Ruben (Samo Rafael) dan Nara (Hadijah Shahab). Teutep yha~ semuanya diawali dengan kecanggungan dan kebingungan. Sakitnya Lesmana ini syungguh nggak enak banget diliatnya ... zizay lah ... 😦😦😦 Nah, disinilah  dimulainya 100 menit yang begitu  menyiksa.

Ternyata ada tujuan terselubung daripada sekedar menyambung silaturahmi, Laksmi beserta anak-anaknya yang kepepet meminta Alfie menyerahkan sisa asset milik Lesmana untuk menyambung hidup. Alfie kemudian pergi menuju vila yang diduga masih menyisakan sebagian harta Lesmana, sebuah keputusan beresiko sebab hari mulai gelap dan cuacanya mendung ala-ala Forks di Twilight.

Setelah bernostalgia sejenak, Alfie kemudian mulai mengeksplor seisi rumah dan menemukan bahwa ada satu pintu yang ditempeli kertas-kertas mantra seperti di film-film vampire China  yang dulu sering tayang di RCTI. Ia juga menemukan bahwa ada ‘hal-hal lain’ yang disembunyikan Lesmana di vila itu, udah mulai horror kan ya haha … Sabar, ini belum apa-apa …😱

Ternyata Laksmi dan anak-anaknya pun pergi ke vila, apalagi kalau bukan untuk mencari asset Lesmana yang tersisa. Namanya film horror … Pasti ada aja kelakuan bodoh yang menyebabkan mereka diincar. Yap. Saking hopelessnya belum menemukan apa-apa, Maya menyuruh Ruben untuk membuka paksa pintu yang sengaja Lesmana tempeli kertas-kertas mantra.

Yha~ sudah bisa ditebak ya alurnya ini … penghuni ruangan tersebut lepas dan menyeret Laksmi kedalam kegelapan. Dan bukannya pada nolongin ya, yang ada anak-anaknya Cuma ngeliatin doang sambil teriak-teriak, NATO bener … Barulah saat penonton sudah ngilu dengan garukan kuku palsu Laksmi yang mulai rompal, Alfie dan Ruben berusaha menolong Laksmi. Dear gais …  Siya-siya sekali usahanya …😑

Then, mulailah Maya teriak-teriak ke pintu nanyain Laksmi … (hmm … makanya nih mb, kalau ada apa-apa gercep dikit napa~) tentcu saja Laksmi dikembalikan lagi, Cuma ya itu … dengan kondisi yang kesurupan ala-ala zombienya Train To Busan. Gigit Maya sebentar, kemudian kabur keluar rumah kaya werewolf, meninggalkan mereka dalam terror yang susah banget tamatnya.

Mas-Mas yang duduk sendirian di depan langsung cabs begitu ada jeda begini, disusul oleh sepasang muda mudi yang sepertinya nyesel banget memilih nonton Sebelum Iblis Menjemput dimalam Minggu. Kita juga maunya cabs, Cuma … sayang aja  gitu udah insto tiketnya di IG haha nggak deng, kalau nggak inget mesti permisi melewati penonton lain  dan jalan sebentar melewati screen ingin rasanya ikutan kabur macem cerita netyzen ini.


Terkadang ya ... film horror selalu mentok di keputusan-keputusan irasional demi kepentingan jump scare, seperti saat Alfie dan Maya memutuskan untuk mencari pertolongan ke perkampungan sekitar hanya berdua, meninggalkan Ruben dan Nara di vila karena alasan Laksmi yang masih berkeliaran. Padahal ya ... kalau aja mereka berempat memutuskan untuk pergi dari vila, mungkin ceritanya akan berbeda haha 🙅😂😂 Seenggaknya resiko ‘dikerjain’ sendiri-sendiri akan lebih rendah.

Saat Alfie datang jarak dari pagar ke vila nggak  begitu jauh, berbeda dengan saat Alfie memapah Maya berasa susah banget nyampenya ... Gils ... Mana ketemu Laksmi lagi, sumpah genggeus bangetlah ceplaknya 😠. FYI. Selain berisik scoringnya ini kontinyu ya ... yang artinya sepanjang film kita akan disuguhi ketegangan  yang muncul dalam segala bentuk 🤔.

Total waktu mereka terjebak terror di vlla adalah 3 hari 2 malam, dalam kurun waktu itu nggak ada sama sekali scene yang memperlihatkan mereka makan + minum (kecuali di malam pertama), mandi atau hasrat untuk ke toilet. Setelah melewati malam pertama mereka berusaha untuk pergi dari vila, namun berakhir dengan saling tatap dengan Maya di ruang tamu, sejak pagi … sampai bertemu malam lagi. Kan … berasa nonton sinetron extended, ditambah-tambahin biar penonton senang.

Meh!
Yang ada kita gregetan 😩.

Penggambaran spirit yang baru lepas menarik ya, benar-benar menggambarkan bagaimana ia bergerak dan merasuki setiap karakternya. Akting dan Chelsea dan Pevita sudah pasti keren farah, tapi yang menjadi kojo adalah aktingnya Karina Suwandhy 😍😍😍 (kalau memang nggak pake stuntwoman) scene saat ia keretekan di dinding atau mengelupasi kulit mukanya juara. Ruben juga nih bikin gagal fokeus, scenenya meminta maaf kepada Maya lumayan mencairkan ketegangan, termasuk scene berantemnya dengan Lily via telepon yang diceng-cengin satu studio 🤣.

Diantara semua karakter di Sebelum Iblis Menjemput yang paling apes adalah Lily (Clara Bernadeth), scene rumah sakitnya geuleuh pisan lah ... kombinasi gore antara rambut rasta dan darah ala-ala film IT. Salah satu scene yang membuat frustasi adalah scene tempat tidurnya Nara, KZL bat dah ... Apalagi saat iblisnya manggil-manggil Nara dari balik lemari, sudah tegang aja kan sestudio, taunya ada yang jawab dong dan itu bukan Nara. Tapi ... anak kecil yang ternyata ikutan nonton , gemes kali ya dipanggil-panggol tapinya nggak ada yang nyaut 😓.

Kupikir ending Sebelum Iblis Menjemput  akan seperti film Bangsal 13 dimana Luna Maya terjebak selamanya di dalam sumur, ternyata malah lebih ‘baik’ karena nggak membiarkan penonton tersiksa dengan kenyataan bahwa we’ve seen for nothing alias nggak ada yang selamat sama sekali. Ada beberapa karakter yang dibiarkan hidup sementara yang lainnya dibiarkan mati secara mengenaskan.

Namun terlepas dari berbagai kekurangannya, Sebelum Iblis Menjemput ini adalah film horror yang sukses memberikan kengerian kepada penonton secara all out. Dan yang paling penting nih ya ... 

BIKIN FRUSTASI !!! 😭😭😭

Setiap kali nonton aku memang selalu membawa jaket atau sweater, eym … karena studio dingin tcoy ... ehehe Well ... Nyatanya, sweater ini ternyata lebih berfaedah ketimbang sekedar melindungi badan biar nggak masup angin. Yakni, melindungi muka dari penampakan syaithon terqutuq … yang banci tampil nggak lihat tempat 😉

Dari awal penampakan di rumah sakit, aku dan Deya udah siap-siap aja nih nutupin muka pake sweater, bodo amat diketawain Memed, karena ternyata dia malah sok-syibuk nonton drakor di VIU, yha~ mbnya Cuma numpang nonton doang dongs 🤣🤣🤣 Baru menjelang akhir film Memed tanya “Non, ari si Rubennya kemana?” 

Hmm … ingin tahu aja apa ingin tahu banget nih mb? 😏
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates