Hello…
Selamat Idul Adha yakawan… selamat mencari resep olahan daging dan memikirkan meal prep ✨👌🏻.
Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya kupikir tahun ini agak sepi ya… pasalnya yang update statusnya bakar-bakaran (bikin sate) hanya 1-2 orang aja. Di kantor, temanku bercerita kalau di kompleks perumahannya nggak ada yang bakar-bakaran, lebih memilih di-keep untuk masakan. Well… kayanya ini terjadi dimana-mana deh hehe 😁.
Setiap hari raya selalu menyisakan cerita yekan… dan Idul Adha tahun ini pun menyisakan cerita yang ku yakin banget akan diingat di tahun-tahun selanjutnya 🙂.
***
Seperti tahun-tahun yang lalu keluargaku ber-qurban, sambil menunggu sapi datang kita (terutama ciwik-ciwik) akan berkutat dengan urusan dapur. Byasanya sapi akan diantarkan pada malam hari sekitar pukul 21.00-22.00, jadi kita dan tetangga akan menunggu sampai kurirnya datang. Nah, yang membuat kita agak was-was… chat terakhir dengan admin nggak terbaca, bahkan nomornya dinonaktifkan 🤨.
Kalau udah begini siapa juga yang nggak khawatir, sepupuku kemudian berinisiatif menyusul ke peternakan dan ternyata… disana juga chaos🤯. Sumber permasalahannya adalah administrasi peternakan yang nggak rapi, yang berimbas pada kacaunya sistem tracking sapi yang keluar. Jadi ada beberapa sapi yang udah diambil tapi nggak jelas runutannya, termasuk sapi keluargaku yang udah diambil orang lain.
Ternyata kejadian ini bukan hanya menimpa keluargaku, melainkan banyak orang dengan jumlah sapi yang nggak sedikit. Kita aja yang hanya membeli 1 ekor sapi udah nggak bisa tidur, laini 20 ekor sapi cuy… gimana nggak digruduk warga yekan, kasian banget ibunya dari luar kota dari siang pas nyampe sapinya nggak ada. Kalau yang dekat masih bisa menyusul, apa kabar nih yang di luar kota 😱.
hello - goodbye |
Sepupuku tentcu ikut mayah-mayah, gimana nggak KZL ya sapi yang udah dipilih, dibayar dan ditunggu-tunggu lenyap begitu aja. Setelah pembicaraan yang alot dan melalui banyak ile akhirnya kita mendapatkan sapi pengganti, secara spesifikasi mungkin berbeda namun secara bobot lebih berat. Mungkin inilah yang dinamakan blessing in disgust… Tapi tetap ye perjalanan menuju kesananya beneran bikin capek 🥲.
Para orang tua macem mama, uwak, pak de dan bude jelas ikutan stress, nggak bisa tidur dan over thinking dengan kemungkinan terburuk. Menjelang shubuh barulah sikon mulai terkendali dan kita bersiap-siap untuk melaksanakan sholat Idul. FYI. Aku dan Widy udah sholat Idul Adha duluan ya dan kita kesiangan 🥲 saat kita ke lokasi sholat Idul Adha, kita kira sedang rakaat pertama tahunya rakaat kedua dongs 😌.
mendengarkan khutbah |
meski terlambat, tyda ada salahnya mam bubur dulu ygy |
Seperti tahun-tahun yang lalu kita menyembelih qurban sendiri, nggak menitipkannya di masjid. Setelah sholat Idul Adha tetangga datang ikut membantu, yang cowok byasanya membawa tali tambang dan golok sedang yang cewek byasanya membawa pisau dan asahan dari rumah masing-masing. Alhamdulillah proses penyembelihan berjalan lancar~
Byasanya aku kebagian tugas mencatat timbangan dan memasukkan daging ke plastik, tapi kali ini giliran Widy yang bertugas wkwkwk 🤭. Karena masih kurang sehat aku memutuskan untuk menjadi seksi dokumentasi aja tapi tetap aja ujung-ujungnya aku kebagian tugas memasukkan daging ke plastik. Mau pake masker atau nggak pun bau daging menyeruak kemana-mana, baju mah udah nggak usah ditanya ya 😅.
mengasah pisau dan mendidihkan air adalah persiapan standar warga +62 sebelum menyembelih qurban |
mb-mb di sebelah kanan adalah aku di masa lalu |
bapack-bapack memotong daging, serius dan pake tenaga |
buibu memotong daging, tak lupa bercanda dan tertawa |
Karena mendapatkan bantuan dari tetangga, semua bisa selesai sebelum sholat dzuhur, termasuk distribusi tipis-tipis ke sanak saudara yang rumahnya berjauhan. Meski puyeng gegara bau daging hingga ke akar rambut, kita semua bisa lega karena bisa menyelesaikannya secara khidmat haha Semoga tahun depan bisa kembali ber-qurban ya…