Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Selamat tahun baru!
Gpp laya telat juga 😋

Setelah melalui drama kerjaan akhir tahun (yang nyatanya masih kebawa-bawa sampai tahun depan 😌) kupikir ku perlu rehat sejenak dari urusan duniawi yang fana ini haha 😁 Biasanya aku menghabiskan momen pergantian tahunku dengan menulis (draft) birthday post atau mantengin Twitter sambil nungguin suara kembang api di kejauhan.

Kali ini aku menghabiskan momen pergantian tahunku dengan camping di Jayagiri. 

Tadinya aku berencana menghabisakan momen pergantian tahunku seperti biasanya, yha~ nothing special. Then, Widy yang euphoria resign-nya belum kelar mengajakku untuk menghabiskan momen pergantian tahun, sebenarnya aku nggak terlalu tertarik ya tapi oleh sebab disuruh orang tua maka kuharus turut serta berpartisipasi. 

Sebab kita nggak punya tujuan pasti, maka kita mencari event yang sekiranya akan sesuai via IG, saat itulah kita nggak sengaja kena ads-nya @explorejayagiri. Kupikir menghabiskan momen pergantian tahun dengan camping akan menyenangkan, seenggaknya kita nggak perlu berdesak-desakan dan tumpah ruah ke jalanan. 

Berhubung sistem booking-nya perpaket dengan batas minimal 3 orang, maka aku mengajak Icunk yang tumben nggak berencana pulang ke MLB city. 

Paketnya sendiri hanya menyediakan peralatan camping tanpa ada rundown acara, jadi jatuhnya kita macem sewa peralatan camping yang teroganisir aja. Yang kita dapatkan adalah; tenda, matras, sleeping bag, lampu, kompor gas portable, peralatan masak (panci, wajan, piring, sendok dan garpu), air mineral 3 pet besar, 1 bungkus pop corn dan kayu bakar.

Kalau Widy berangkat dari rumah, aku dan Icunk janjian berangkat dari Leuwi Panjang, sebab khawatir macet liburan sekolah kita berangkat agak pagian. Benar saja ya... macet combo Farm House X The Great Asia Africa sampai ke daerah UPI. Malesin banget kan ya... 😪

Beruntung, mang angkot jurusan St. Hall Pasar Baru – Lembang berinisiatif untuk menggunakan jalan pintas via jl. Setiabudhi yang ujung-ujungnya keluar di jl. Boscha. Aku pun baru pertama kali lewat jalan pintas ini sebab biasanya lewat jl. Sersan Bajuri (Parongpong) atau Punclut sekalian. Ternyata anyep juga ya... 😅 meski banyak rumah pembantu daerahnya cenderung sepi.

Ohya... saat melewati jalan pintas itu aku sempat bilang ke Icung ; nanti kita ngelewatin Boscha... tujuannya sih biar ada gambaran kalau suatu saat nanti kita main ke Boscha. Ternyata... kelewat yaini haha 😁 Aku baru ngeh saat angkot yang kita naiki berada di jalan besar heuheu 🤭


Expectation route & fare dari Bandung ke Jayagiri Lembang
DAMRI Leuwi Panjang – Ledeng Rp. 5.000
Angkot St. Hall Pasar Baru (Ledeng) – Lembang (turun di perempatan jl. Raya Tangkuban Perahu) Rp. 10.000
Angkot Lembang – Cikole (turun di pertigaan jalan menuju Jayagiri, depan Gubug mang Engking)  Rp. 3.000
Transportasi online bike / car pertigaan jalan menuju Jayagiri – pos camping Jayagiri Rp. 10.000

Harusnya sih macem gitu ya, tapi berhubung kita baru pertama kali ke Jayagiri dan nggak ngeh patokannya dimana, sempatlah salah turun dan mesti balik lagi pake angkot. Tapi kayanya mending pake transportasi online dari Lembang aja sih ya biar nggak ribet 👍🏻.

FYI. Di dekat pertigaan jalan menuju Jayagiri ada Alfamart, jadi sebenarnya kita nggak perlu khawatir kalau kekurangan cemilan. Dan yha~ bahkan di tempat camping-nya pun tersedia kios-kios warga lokal yang menjual makanan khas tempat wisata macem per-basoa-an, per-nasi goreng-an, per-jagung bakar-an, per-mie-an, per-kopi-an dan sosis bakar ala kadarnya. 

Cuma 1 sih concern-nya
Susah air.


Di sekitar pos camping memang ada gazebo + steker yakeles mau nge-charge, tapi karena saat itu cuacanya mendung-mendung gerimis banyak yang berteduh. Biar berteduhnya nyaman kita turun sedikit ke mesjid yang ada di bawah, sekalian sholat dan menunggu Widy. Jangan heran ya kalau kesini udaranya nggak begitu enak dihirup, banyak peternakan sapi soalnya.

Nah, bahkan di mesjid sekalipun air yang mengalir keciilll banget, kata Icunk; segede nyere (lidi). Tadinya kita mau mencari toilet umum, kan biasanya ada tuh di rumah-rumah penduduk, tapi ini mah nggak ada dong. Kadang suka heran sih kenapa notabene daerah-daerah tinggi malah cenderung sulit air, apakah airnya turun semua ke daerah rendah? Jadi yang daerah tinggi nggak kebagian?

Okay. Biar nggak penasaran, kita tanya Galileo... nggak deng, Google aja biar gampang 😉.


Setelah anggota geng berkumpul, kita minta dijemput oleh PIC @explorejayagiri untuk diantarkan ke tenda. Cuy... kalau suatu saat kau camping ke Jayagiri jangan lupa persiapkan mental ya sebab ternyata untuk mencapai area camping kita mesti jalan naik lagi dan itu nggak mudah. 

Mungkin karena pengelolaannya belum maksimal, jalan menuju area camping-nya nggak bagus-bagus amat, masih seadanya. Kupikir masih bagus jalan menuju Punthuk Setumbu yang meski lebih jauh masih terasa lebih nyaman. Di Jayagiri ini, jalannya full menggunakan paving block dan dibuat lurus (nggak pake tangga) jadi kalau hujan dan jalannya berlumpur akan semakin licin. Selain itu, pegangan jalannya terbuat dari bambu dan nggak semua sisi ada.


Jujur, camping di Jayagiri ini benar-benar di luar ekspektasiku... Tadi kubilang bahwa Kupikir menghabiskan momen pergantian tahun dengan camping akan menyenangkan, seenggaknya kita nggak perlu berdesak-desakan dan tumpah ruah ke jalanan. Well... nyatanya, bukan Cuma aku yang berpikir seperti itu 😅.

Saat sampai di area camping... agak dongkol juga sih sebenarnya, ada banyaakkk sekali... tenda yang sudah terpasang, hampir penuh malah. Lengkap dengan scene masak-masakan mie di depan tenda dan jemuran jas hujannya, serta gonjrengan geje khas yesterday afternoon kids yang ngebet banget ingin punya pacar. 

Lokasi tenda kita nggak pun nggak terlalu strategis tapi nggak apa-apa lah seenggaknya kita udah punya spot sendiri. Thankyu... aa-aa PIC @explorejayagiri. Begitu sampai, kita tinggal masuk ke dalam tenda dan melepaskan kejompoan pasca naik tadi. 


Dari tenda kita bisa melihat Lembang dan Bandung yang Bandung dari kejauhan, tapi karena kabutnya tebal jarak pandang kita terbatas sekali. Berkali-kali hujan turun. Lapar maning guise... Jadilah kita unboxing dini Pop Mie yang rencananya akan dimakan nanti malam, berikut menyeduh matcha dan mengupas semangka yang dibawa Widy. Heran... kenapa di antara sekian macem buah yang dibawa malah semangka coba?! 

Setelah sesi makan selesai, kita (berusaha) membereskan semuanya dan rebahan, apalagi sih yang bisa dilakukan saat hujan begini? Internetan jelas bukan pilihan sebab sinyalnya maya, antara ada dan tiada. Satu-satunya hiburan adalah speaker-nya eteh di tenda sebelah yang muterin lagunya So7.


Puas rebahan kita berencana untuk turun ke parkiran demi mencari toilet dan jajanan, di musim penghujan begini sudah tentu intensitas makan pun bertambah haha Di area camping memang ada toilet namun sayangnya nggak sanggup mengakomodir kebutuhan camper yang membludak di malam tahun baru.

Perjuangan sekali yaini turun ke parkiran, gerimis tipis yang nggak kelar-kelar turut berpartisipasi membuat jalanan licin dan berlumpur. Toiletnya sendiri cukup amatir ya, si eteh dan si aa-nya mesti bolak balik ngangkutin air dari sumur. Kalau kau nggak sanggup hidup susah dan sering beser, sadarlah sebelum terlambat, camping bukan pilihan yang tepat.

Semangat ziz... Kamu Pasti Ica 😁


Setelah jajan setitik kita naik lagi ke area camping, cuy... kukira malam tahun baru akan sunyi sepi senyap macem angan-anganku beberapa minggu lalu, nyatanya malah rame dongs. Tapi gapapa sih... seenggaknya kita nggak perlu terlalu repot megangin smartphone atau lampu senter di jalan.

Sampai di area camping kita malah pangling, makin banyak tenda yang didirikan bahkan di tempat paling nggak strategis sekali pun, macem di tanjakan, di turunan, di semak-semak, di jalan. Ngehalangin memang... tapi yagimana, semua  tempat yang proper udah ada tendanya.


Agak geje juga yaini nungguin kembang api pergantian tahun, jadilah kita ngemil berat pake jagung bakar dan nasi goreng yang dibeli saat di parkiran tadi. Setelah itu... rebahan haha Semakin malam semakin banyak yang datang dan membuat suasana semakin ramai.

Kemudian tibalah kita pada saat yang ditunggu-tunggu, yap... menonton kembang api secara live karena biasanya mah terhalang genteng rumah orang. Seru dan berisik haha menyenangkan, sesekali menonton kembang api macem begini...


Selamat tahun baru semuanya 🥳🥳🥳
Selamat ulang tahun Icunk 🥳🥳🥳

Hehe

Sebenarnya dari berangkat udah khawatir aja kuenya benyek gegara gujlag gajlug di perjalanan, tapi alhamdulillah yay bisa selamat sampai bisa dikasihin 🤭. 

Sampai menjelang pergantian tahun masih banyak camper yang baru datang mencari tempat camping, hadehhh... Bahkan saat kita tidur di pun masih ada yang datang dan minta kita untuk menggeser tenda biar bisa memaksimalkan sedikit space kosong di pinggir. Untungnya Widy bangun dan mewakili kita dengan bilang; nggak bisa, udah pada tidur.


Paginya, kita langsung beberes sebab udah nggak betah alias udah ingin pulang wkwkwkw

Karena nggak yakin akan menemukan toilet yang nggak ngantri, kita langsung caw ke Mesjid Lembang yang tentcunya terakhir kali disambangi adalah saat study tour sekolahku dulu, yang mana berarti 14 tahun yang lalu. Kemudian lanjut makan bubur pertama di tahun 2020 depannya.

Kita dan Widy berpisah di Lembang, Widy pulang ke Subang dan kita pulang ke Bandung. Yakin banget macet combo Farm House X The Great Asia Africa udah nungguin... Dan memang benar ya, macetnya nggak nyantai... yang mana bikinku ngantuk dan ketiduran di angkot, nggak peduli lagi muka kecipratan hujan gegara lupa nutupin jendela.

Menyadari hari masihlah panjang, akhirnya kita memutuskan untuk melipir ke Yoshinoya, well... anggaplah birthday lunch. Makan enak pertama di tahun 2020.


Anyway, selamat ulang tahun Icunk, semoga tahun depan kita ngerayain tahun barunya nggak barengan... 🤭
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Sarah Dorweiler on @unsplash

Post ini bukan
beginning of the decade and end of the decade ya, sebab kupikir konsep dekade masih per 10 tahun, yang mana masih kurang 1 tahun lagi untuk menggenapkannya. Tapi mungkin aku akan mulai memikirkannya materinya di tahun depan 🤭 Lebih ke recap tahunan aja lah 😁

Di tahun ini banyak film yang kutonton, seenggaknya aku cukup konsisten dengan hanya menonton ke bioskop 1 kali dalam sebulan, eh, kecuali bulan Desember. Dalam 1 minggu aku menonton ke bioskop sebanyak 3 kali, Knives Out, Star Wars: The Rise of Skywalker dan Imperfect. Nggak perlu menunggu tahun depan untuk segera bokek 😌.

Kali pertama mencoba minuman ber-boba dan malah nggak ngeh sebab kukira kacang merah macem Chatime. Rasanya B aja ternyata haha 🤣 Setiap kali melihat minuman ber-boba yang ada aku malah keingetan Pici, sebab kali pertama mencoba minuman ber-bubble di Toserba Asia doi langsung pusing dan mayah-mayah; bubble?! bubble?! teu ngeunah! 🤣🤣🤣

Yang kau dengarkan saat ini adalah lagu favorite-ku di tahun ini, selain Buka Hati-nya Yura Yunita dan Pelukku untuk Pelikmu-nya Fiersa Besari. Akhirnya ya... ada juga lagu Fiersa Besari yang nyangkut 😋

Kembalinya My Chemical Romance mambangkitkan ghirah ke-emo-anku, well... siapa sih yang nggak pernah terpapar demam emo? segitu mata pada dipakein celak juga lah 😂 favorite-ku (masih) I Don’t Love You (Like I Did Yesterday), kupikir MV-nya My Chemical Romance ini pada kewren gilak ya bahkan sampai saat ini. 

FYI. Gerard Way adalah alasanku menonton The Umbrella Academy.

Kalau tahun sebelumnya aku bekerja 8-5, alhamdulillah tahun ini aku bekerja remote. Meski kadang pagi-pagi suka geje, so far aku sangat menikmati menjadi remote worker. Sukanya, aku jadi punya lebih banyak waktu untuk keluarga. Dukanya, paling mesti bawa laptop kemana-mana haha revisi nggak kenal tanggal merah tcoy 😅.

Sebagai footwear designer yang seringkali harus wear test sepatu hasil design sendiri, ada banyak sample sepatu yang tertimbun di kamar. Meski salah satu efek terbaiknya adalah nggak perlu lagi beli sepatu lagi, sekarang aku malah pusing sendiri gimana declutter-nya. Dibalikin 1, datang 2...

Aku juga masih punya buku-buku yang belum sempat dibaca, beberapa diantaranya dicicil saat nature calling haha Adakah yang begini juga? 😅

Film favorite-ku di tahun ini adalah Parasite dan Knives Out, sama ya seleranya kek Arya. Sedang yang paling hemeh tentcunya adalah Antologi Rasa, udahlah... nggak usah dibahas. KZL. Serial favorite-ku masih Stranger Things, si Suzie Cuma nongol 3 menit tapinya season stealer banget. 

Prestasiku di tahun ini adalah menonton semua Youtube Video-nya Kimbab Family, gemesh banget yaini keluarganya Appa Jay dan Mama Gina. Kusuka ngemongnya Suji, centilnya Yunji dan lucunya Jio. Ahh... kuyakin kau pun akan suka nontoninnya 😘.

Oh iya, web series favorite-ku tahun ini adalah Janji-nya Tropicana Slim. Yawla Darius... *udalaya 🤭 Dan tentcunya, sebagai fans (yang nggak die hard) nya keluarga Baba, aku mengikuti perjalanan 3 keluarga 3 campervan di New Zealand via IG. Setiap kali nonton insto-nya sungguh kujadi ingin punya geng 😁

Merasa sudah bosan hanya menjadi penonton insto, akhirnya ku punya keinginan (subhanallah sekali ya ukhti!) untuk berbagi hal yang kusukai. Aku membagikan #rekomendasinon(t)on setiap hari Sabtu dua kali dalam sebulan secara suka-suka, sama sekali nggak mengira akan mendapatkan respon yang cukup baik dari teman-temanku sekalian.

Thank you ♥️

Di tahun ini aku mencoba untuk hidup lebih sehat, nggak muluk-muluk sih, aku Cuma nggak ingin sering masuk angin 🤭 Aku mencoba minum air madu lemon hangat (atau honey-lemon-shot kalau versi Alodita) di setiap harinya. Alhamdulillah berhasil ya... dan aku malah jadi kurus.

Biar zemangat ku kasih tweet yang ada di tab favorite-ku yang disusun berdasarkan urutan bulan. 

Aku selalu percaya bahwa semesta bekerja dengan caranya yang misterius dan magis, bahwa segala sesuatunya memiliki timing-nya sendiri, bahwa hal-hal yang terjadi bukanlah suatu kebetulan belaka. Mestakung masihlah absurd dan maya, sebab semesta tak selalu mendukung namun juga sesekali menikung.

Ada 365 hari yang kulalui tanpa jeda, 8.760 jam yang kulalui tanpa terasa, 31.536.000 detik yang kulalui tanpa pernah tahu berapa juta kemungkinan yang bisa saja terjadi di rentang waktu 1 tahun ini. Semuanya berjalan sebagaimana mestinya.

Yesterday is history, tomorrow is mystery and today is a gift.

Semoga tahun depan (dan tahun-tahun seterusnya) kita semua diberkahi kebahagiaan yang tak surut, menerima sesuai yang dipanjatkan, memiliki yang sebelumnya tak termiliki serta masa yang panjang untuk menikmatinya.

Aamiin 😉

Sebagai penutup, ku persembahkan tweet favorite-ku di tahun 2019 ini.

Note: abaikan mbak-mbak paling bawah.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Film Perempuan Tanah Jahanam bulan ini nggak laku ya guise, nggak pada tertarik nonton ternyata hehe 😁 Sebagai gantinya kita nonton film Ratu Ilmu Hitam yang official poster-nya overrated. Kali ini giliranku yang menyusupi geng temen kantornya Icunk dan Lisna di... MIM aka Metro Indah Mall.

Jadilah sore-sore ku pergi ke East Bandung area... yang mana macetnya ter... la... lu... 😌

Sebelumnya aku udah menonton review-nya duo BCT zahanam yakni Arya & Razak di Cine Crib, katanya film Ratu Ilmu Hitam ini asyik banget, keren lah pokoknya mah. Demi memenuhi dahaga kekepoan dan mengisi kuota nonton di bulan November, akhirnya aku mengajak Icunk nonton, karena kutahu Deya dan Memed pasti nggak kan mau 😋.

Kupikir film Ratu Ilmu Hitam ini adalah butterfly effect dari Joko Anwar’s glorification, sorry to say... tapi lama-lama aku jadi agak bosan dengan pemberitaan tentang Joko Anwar, meski sebenarnya kusuka film-filmnya. Yha~ mungkin kuperlu beberes following 😅.

Mengikuti kesuksesan remake film Pengabdi Setan, film Ratu Ilmu Hitam ini menambah riuh perfilman Indonesia tahun ini. Versi asli film Ratu Ilmu Hitam dirilis pada tahun 1981, yang tentunya dibintangi oleh the one and only Suzzana si ratu film horror.

Film dibuka dengan scene dimana Hanif (Ario Bayu) mengajak keluarganya Nadya (Hannah AlRasyid), Sandi (Ari Irham), Dina (Adhisty Zara) dan Haqi (Muzakki Ramadhan) mengunjungi panti asuhan tempatnya dibesarkan dulu. Kedatangan Hanif adalah untuk menengok Pak Bandi (Yayu Unru) yang sedang sakit sekaligus reuni  mini dengan teman semasa kecilnya.

Di perjalanan menuju panti tanpa sengaja Hanif menabrak sesuatu, udah deg-degan aja kan ya... haha ternyata Hanif menabrak Rusa, yang mana kalau dipikir-pikir kurang match dengan perkebunan jagung (atau tebu) di sekitarnya. Kemudian keluarga Hanif melanjutkan perjalanannya ke panti dan bertemu dengan Maman (Ade Firman Hakim) dan Siti (Sheila Dara Aisha) generasi penerus keberlangsungan panti.

Tak lama kemudian datanglah Anton (Tanta Ginting) dan Jefri (Miller Khan) beserta pasangannya masing-masing yakni Eva (Immelda Thierrine) dan Lina (Salvita Delcorte). Kebetulan saat itu anak-anak panti sedang pergi berkaryawisata, yang tersisa hanyalah Rani (Shenina Cinnamon) dan Hasbi (Giulio Parengkuan).

Sebagaimana film horror pada umumnya, calon TKPnya sendiri terisolir, yang kalau nggak di tengah hutan pasti jauh dari mana-mana. Selain itu, fakta bahwa sambungan telepon dan sinyal smartphone nggak ada yang bener udah membuatku misuh-misuh di awal, makanya... pake Indihome dong haha 😁.

Karena suatu hal mereka akhirnya berencana menginap semalam di panti, nah disini nih tensi kewas-wasanku mulai naik 😅 Dimulai dari kesotoyan Haqi yang mengantarkannya pada pintu kamar Ibu Mirah (Ruth Marini) yang konon mati gegara kegilaannya. Berlanjut dengan Dina, Sandi dan Hasbi yang main-main geje ke ruang billiard. Hadehh... disini ku KZL, Zara ganjen ihh... 😌.

Sementara itu, orang-orang yang lebih dewasa menghadapi problematika yang lebih serius tatkala bersinggungan dengan ke-insecure-annya. Eva dengan kebersihannya yang agak annoying dan Lina dengan gelambir lemak tak jenuhnya, sementara Nadya? Hmm... kupikir Nadya mewakili point of view–nya penonton, Cuma bisa nontonin doang.

Lagi-lagi. Sebagaimana film horror pada umumnya, semua orang dibuat tercerai-berai demi menghasilkan jumpscare yang maksimal. Hanif yang nggak enak hati dengan kejadian tadi siang mengajak Jefri untuk mengecek apa yang ditabraknya, yakeles ada yang kelewat. Meninggalkan Anton dan rekan-rekan sejawat yang pada kepo.

Selain berhasil menemukan korbannya Hanif, mereka juga menemukan bis karyawisata anak panti yang terperosok di kebun. Otentcu... belum lengkap rasanya film horror kalau belum sok-sokan penasaran yekan. Hanif dan Jefri memasuki bus dan terkejut dengan apa yang mereka temukan di dalamnya, bukan pemandangan yang asyik dilihat yaw.

Setelah Hanif dan Jefri kembali ke panti, Anton berinisiatif untuk pergi ke kantor polisi. Sendiri. Yha~ Beginilah nasib orang-orang pemberani di film horror... 😅 Meski scene eksekusinya lumayan menjijikan sebab berdarah-darah geuleuh, aku cukup menyayangkan Tanta Ginting yang mesti mati muda. Nggak asyik nih ah... mana kemaren di Gundala jadi preman doang. Kurang banyak nih ah.

Sementara itu di panti teror baru aja dimulai. Eva, seperti yang kita lihat di trailer mendapatkan teror berupa hal-hal yang kupikir bersumber dari ketakutannya sendiri. Namun mesti diakui, efeknya keren ya... sebab nggak gampang untuk membuat punggung yang bolong-bolong serupa bika ambon. Mungkin karena tersugesti, saat melihat scene ini aku mendadak merasa gatal.

Lina yang kupikir mesti lebih banyak bersyukur malah kesambet dan mengiris sendiri perutnya demi membuktikan sendiri teori lemak tak jenuhnya. Ngeri. Tapi lebih ngeri lagi saat Lina memotong area double chin-nya serupa memotong daging. KZL juga sih liat hasil potongannya yang nggak rapi dan menganga, macem jawer ayam huhu... 😕

Anak-anak pun nggak luput dari teror, sumpah deh ini si Haqi dengan kesotoyan yang juga haqiqi nekat menonton video lama yang ternyata adalah live CCTV. Ngagetin 😏 Dina yang terjebak bersama Hasbi di ruang billiard mesti kecewa sebab ternyata Hasbi nggak se-easy yang ia kira. Mungkin karena sebelumnya Hasbi banyak BCT makanya bibirnya kena staples.

Di tengah kepanikan ini, Hanif dan Jefri memutuskan untuk segera caw mengabaikan fakta bahwa mobilnya nggak cukup-cukup amat untuk membawa semua orang. Kemudian, jeng... jeng... jeng... datanglah Mustika (Gisellma Firmansyah) 🙃 tadinya kupikir Dek Mus ini adalah kirimannya Ratu Ilmu Hitam atau apalah ternyata bukan.

Kupikir film Ratu Ilmu Hitam ini sungguh sangat gagal menghadirkan klimaks yang berkesan, eksekusinya terlalu terburu-buru, jadinya nggak asyik. Scene kedatangannya pun termasuk yang B aja. Mungkin ekspektasiku terlalu tinggi, namun kupikir Ratu Ilmu Hitam nggak semegah julukannya.

Aku berharap Ratu Ilmu Hitam, dengan segala kedalaman ilmunya bisa ditampilkan dengan lebih horor, lebih powerfull dan lebih gila lagi. Mungkin ini gegera Ratu Ilmu Hitamnya masih berupa orang kali ya bukan makhluk astral, jadi masih rada manusiawi. 

Sejujurnya, aku lebih suka 2/3 bagian di awal saat kita masih diteror dan dibuat bertanya-tanya; Siapakah Bu Mirah? Di manakah Murni? Kenapa dengan Siti? Mengapa mereka diteror? Siapakah yang paling berdosa? Sedang 1/3 bagian sisanya malah B aja. Antiklimaks.

Salah satu yang kusuka adalah saat Kimo menghadirkan neraka pribadi bagi mereka yang belum mati, keren sih sayang nggak begitu di eksplor lebih, eh mungkin budget-nya juga kali ya hehe Scene  pamunqasnya, yakni scene eksekusinya Pak Bandi malah terasa gagal total.

Sumpah, ini aku yang tadinya udah tegang gegara takut si Ratu Ilmu Hitamnya macem-macem waktu mengeksekusi Pak Bandi malah hadehhh sendiri. Scene Murni masangin lagi kepalanya yang copot malah membuatku ngakak, jirr... bangkhek lah pokoknya. Berasa dagelan ajalah nontoninnya 😖.

Diawal, film Ratu Ilmu Hitam ini ceritanya cukup solid, berhasil membuatku berkali-kali nutupin muka pake kerudung, sayang di pertengahan cerita mulai goyah dan ujung-ujungnya malah dieksekusi secara terburu-buru. Semangat di awal, loyo di akhir.

Memang Joko Anwar piawai membuat kita menerka-nerka siapa diantara mereka yang adalah Ratu Ilmu Hitam. Tadinya kupikir duo Maman & Siti, sebab mereka ZBL ditinggal di panti disuruh ngurusin Pak Bandi, ternyata bukan ya... Kesanku menonton film Ratu Ilmu Hitam ini: ngeri, tapinya nggak berkesan~ 🤨

Aku malah lebih takut dengan trailer-nya Sebelum Iblis Menjemput ayat 2, tahu sendiri kan ya film macam apa yang  ada Shareefa Danish-nya 😉.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Ternyata masih banyak ya 😅

Di post 50 Random Questions to Get Know About Me aku pernah menuliskan bahwa aku lebih menyukai makanan rumahan ketimbang makanan fancy, well... kupikir rasa makanan rumahan lebih kaya dan terasa nyaman. Selain itu ... haha aku sering sembelit yaini 😂, kalau kurang serat bisa kemrusung seharian dan berujung demam berkepanjangan 😁.

Pada dasarnya aku menyukai makanan yang menarik secara visual dan rasanya enak, makanya suka sebel kalau makanan yang di-order nggak sesuai dengan gambar yang ada di menu 😌. Aku juga bukan tipikal orang akan nge-jugjug banget makanan atau tempat makan yang lagi hype, lebih ke menyesuaikan aja sih... malay ramenya 😅.

Di post ini kau akan menemukan foto-foto makanan yang di-capture sebelum ku mulai makan atau sambil menunggu teman. Kupikir bukan hanya aku aja yang begini 😌, inovasi kamera pada smartphone turut mengubah kebiasaan makan, dari yang asalnya berdoa dulu sebelum makan jadi ada sesi foto dulu sebelum makan. Before sebelum before.

Tapi heyy... seenggaknya aku jadi kerjaan ketimbang mati gaya 😋.

Eh iya, inilah sisa beberes isi smartphone-ku.

(masih) Peace, Love and Benedict Cumberbatch 💕
Lestari



















Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates