Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Masih pada ingat kan credit-nya film Avengers: Infinity War? Sesaat sebelum menghilang Nick Fury (Samuel L. Jackson) masih sempat nge-pager-in sum1 in sumwhere, yang belakangan diketahui sebagai Captain Marvel berdasarkan icon yang tertera di layar pager-nya.

Sebagaimana tradisi Marvel Cinematic Universe, belum shahih rasanya kalau perang badar yang akan terjadi di Avengers: End Game dilalui tanpa adanya pengenalan tokoh yang (akan) terlibat. Kali ini, superhero yang kebagian jatah untuk difilmkan adalah Captain Marvel.

Awalnya agak membingungkan, sebab kupikir kenapa mesti ada Captain Marvel kalau sudah ada Captain America. Tadinya aku berasumsi bahwa Captain Marvel ini adalah icon superhero-nya Marvel sebab namanya sama-sama Marvel 😂. Sempat heran kenapa Captain Marvel adalah wanita karena kupikir Marvel adalah nama lelaki 😅...

Captain Marvel adalah superhero wanita pertama yang dibuatkan film pribadi oleh Marvel (Black Widow hitungannya side kick yaw) dan tentunya kita sangat berharap Captain Marvel menjadi solusi terbaik bagi Avengers. Yaiyalah... kita butuh kejelasan, sepenting apa Captain Marvel ini sampai Nick Fury ngebela-belain mager sesaat sebelum menghilang.

jangan lupa pake sunscreen ya mbak, di luar panas 🌞

Owkay... kuy kita bahas filmnya.

Film Captain Marvel rilis di Indonesia pada 8 Maret lalu, 2 hari lebih cepat ketimbang jadwal rilisnya di US. Sebagai netizen yang cukup mengikuti film-film superhero-nya Marvel, kupikir film Captain Marvel nggak boleh terlewatkan, sebab konon katanya Captain Marvel ini adalah superhero yang sanggup melawan Thanos (Josh Brolin).

Film Captain Marvel dibuka dengan potongan-potongan scene ala scene di film sci-fi, macem partikel-partikel, paparan debu dan serpihan yang di-zoom, bagus sih... tapinya nggak ngerti haha 😂. Ternyata itu adalah potongan memory milik Vers (Brie Larson) yang saban hari diminta atasannya Yon-Rogg (Jude Law) untuk mengendalikan emosi yang mengontrol kekuatan dan pikirannya.

Vers adalah anggota dari pasukan elite bangsa Kree, seenggaknya hanya itu yang ia tahu... sebab Vers nggak ingat masa lalunya sama sekali. Selain memiliki fisik yang lebih mirip manusia Vers memiliki kelebihan lain yakni supreme intelligence yang membuatnya memiliki kecerdasan dan kekuatan diatas rata-rata serta mampu mengeluarkan sinar foton dari kedua tangannya. Cool yeah... 😎

Kali ini timnya mendapatkan tugas untuk menyelamatkan mata-mata bangsa Kree dari Skrull yang disinyalir sedang berusaha menemukan sesuatu di planet lain. FYI, Skrull adalah bangsa bunglon yang bisa merubah bentuk persis (hingga ke DNA), makhluk hidup lainnya selain hewan dan tanaman.

Tim yang dipimpin oleh Yon-Rogg ini beranggotakan Korath (Djimon Hounsou), Bron Char (Rune Temte), Att-Lass (Algenis Perez Soto) dan Doctor Minn-Erva (Gemma Chan) yang kurang bisa dikenali sebab kulitnya dibuat hijau macem Gamora (Zoe Saldana). Terjadi penyergapan oleh Skrull sehingga perkelahian tak terelakkan, tim kembali ke meeting point tanpa menyadari bahwa Vers tertinggal.

ketemu tim sebelah

Di tangan Skrull ingatan Vers kembali dibedah dan yha~ karena Vers ini memiliki supreme intelligence maka Vers bisa mengetahui tujuan Skrull yakni mencari Dr. Wendy Lawson (Anette Benning) di Planet C-53 atau bumi menurut kosakata manusia. Vers kemudian kabur ke Planet C-53 disusul oleh Skrull yang dipimpin oleh Talos (Ben Mendelsohn).

Nah, disini mulai agak mencurigakan... Yon-Rogg tele-confrence dengan Ronan The Accuser (Lee Pace), kalau menonton The Guardian of The Galaxy 1 pasti tau nih... doi adalah children fruit-nya Thanos. So, berada di pihak manakah bangsa Kree? 😒.Vers yang jatuh ke bumi kemudian dipertemukan dengan Nick Fury yang masih unyu dan agen Coulson (Clark Gregg) yang masih newbie. Saat itu belum ada S.H.I.E.L.D atau bahkan Avenger, semua masih dikandung badan 😳

Seperti biasa... terjadi konflik internal antara tugas atau kata hati, namun setelah melalui beberapa kejadian akhirnya Nick Fury mau membantu Vers menemukan Dr. Wendy Lawson. Ternyata Dr. Wendy Lawson adalah ilmuwan yang wafat saat menguji coba proyek rahasia yang ada kaitannya dengan P.E.G.A.S.U.S (pernah disinggung di film Iron Man 2). 

Kali ini, yang menjadi scene stealer adalah kucing flarken bernama Goose 🐈, disini aku malah jadi mempertanyakan: apakah universe-nya Marvel ini masih nyambung dengan universe-nya MIB (Men In Black)? Sebab Agen Coulson style-nya mirip dengan para agen di MIB *heu 😅 selain itu, duet Ragnarok yakni Tessa Thompsons (Scrapper 143) dan Chriss Hemsworth (Thor) pun dipastikan tampil sebagai agen di MIB terbaru *nggak penting sih, tapi kamu mesti tahu 😜.

pernah keren pada masanya

Kemudian Vers dipertemukan dengan Maria Rambeau (Lashana Lynch) yang konon adalah sohibnya selama menjadi manusia. Meski berdarah biru (beneran biru loh ini... birunya macem Jagoan Neon) ternyata Vers adalah manusia tulen bernama Carol Denvers. Cukup sampai disini yaw pemaparan ceritanya... kalau dilanjutkan pasti berujung spoiler. Syudahlah... nggak usah penasaran, sisanya adalah formula standard film-film MCU #eh.

Kita bahas yang layn, aspek-aspek pendukungnya 😌

Menurutku film Captain Marvel ini agak berbeda jika dibandingkan dengan film-film MCU lainnya, sebab kita nggak harus ribet memikirkan asbabun nuzul dan asal muasal kekuatan super yang dimiliki oleh para superhero. Karena terkadang aku merasa MCU ini terlampau menjejali kita dengan konsep bahwa setiap kekuatan (superhero) berhak memiliki penjelasan ilmiah. Padahal mah... podo aee 😁.

Aku suka bagaimana Captain Marvel divisualisasikan, yakni manusia biasa yang nggak sengaja menjadi superhero, karenanya nggak masalah juga dengan visualisasi Captain Marvel yang nggak sebohay dan secantik Wonder Woman. Wonder Woman mah atuh... demi-god, yang meski kena tabok berkali-kali mukanya mulus immortal.

kocak ugha alien-alien ini 😂

Banyak review yang mengatakan bahwa Brie Larson ini ekspresinya terlalu datar, hmmhhh... menurutku sih nggak, sebab gesture-nya cukup berbicara. Ada scene dimana Brie balik menggeram kepada Skrull yang menggeraminya, kupikir scene ini lucu...  apa yang dilakukannya adalah reaksi spontan.

Kupikir Brie mampu memvisualisasikan Captain Marvel yang enerjik terbang kesana kemari (macem Johny Storm versi Chriss Evans) dan memiliki kekuatan super yang meletup-letup layaknya di dalam komik. Yha~... aku juga suka armour-nya Captain Marvel, khas komik 👌, meski awalnya merasa sempat terganggu dengan rambutnya yang sedikit mencuat di tengah ala Yondu di Guardian of The Galaxy.

Mengingatkanku akan Marvin the Martian yang helmet-nya terinspirasi dari helmet-nya prajurit Roman.

Yang agak kurang justru malah skenarionya, well... yang kurasakan sih seperti itu, setelah bertemu Maria Rambou kupikir ceritanya agak sedikit cheesy dan nggak rame aja 😛 Kupikir si penulis skenario terlalu menahan diri dari entah apa (kemungkinan netyzen sih) dan terkesan malu-malu flarken untuk unjuk gigi.

Nah, perkara terlalu main aman ini berimbas pada jokes-nya yang bisa dibilang... hanya sanggup membuatku tertawa ehehe 😅 bukan ahaha 😂 seperti biasanya. Suerr... ini ketawanya nanggung banget, ingin ngakak tapi materinya nggak nyampe. Palingan obrolan antara Captain Marvel dan Nick Fury yang lumayan mencairkan suasana.

waktu masih akur 

Fight scene-nya lebih mantips yang head-to-head antara Yon-Rugg dan Vers di awal, sisanya mah kurang euy... Mungkin ini gegara keseringan disuguhi scene yang wah kali ya, sekalinya disuguhi scene yang biasa-biasa jatuhnya nggak puas. Mana Skrull ini bentukan aslinya mirip anggota Black Order yang dicengcengin Squidward oleh Tony Stark di Avengers: Civil War. Hemeh... sama-sama jele’.

Untuk film superhero, jelas Captain Marvel ini kurang banget action-nya... Tapi mungkin ini adalah strategi MCU untuk membuat kita nggak terlalu berekspektasi tinggi terhadap Captain Marvel dan membuatnya sangat berarti di Avengers: End Game nanti. Well... Anggaplah Captain Marvel ini sedang dalam saving energy mode, diawet-awet dulu gitu maksudnya... 😌

CGI-nya jelas keren parah, Nick Fury yang biasanya bangkotan sok iyey pun jadi muda macem abis minum dari Fountain of Youth. Oh iya, film Captain Marvel ini akan menjawab rasa penasaran kita alasan dibalik penutup matanya Nick Fury. Eits... ini juga termasuk alasan dibalik penamaan Avengers yaw...

Eh, satu lagi. OST-nya enak-enak ya... apalagi kalau kita ((KITA 😂)) generasi 90an, pasti suka deh... 11-12lah dengan OST-nya Deadpool, hanya beda genre aja sih sebenernya. Jadi, reccommend nggak nih Captain Marvel? Aku sih yes! Apalagi kalau ada rencana untuk nonton Avengers: End Game, mesti ditonton nih biar nanti nggak pada nanya-nanya 🙌🙌🙌

FYI. Aku nonton film Captain Marvel ini dengan Widy di Detos alias Depok Town Square (bukan Ubertos lagi 😋) Dari awal nonton sampai selesai nggak ada komentar apa-apa ya, sebab doi sebenernya ingin nonton Dilan 1991.

***

Posters were taken from the IMP Awards
Pictures were taken from the Marvel
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Semingguan ini timeline-ku rame ya, apalagi kalau bukan karena BBW (Big Bad Wolf) yang ulah jastiper-nya sempat kena sleding netizen. FYI, BBW ini diklaim sebagai bazaar buku import terbesar di Asia Tenggara dengan kisaran diskon sekitar 60% - 80% tergantung jenis bukunya, karena import maka buku yang dijual kebanyakan berbahasa inggris.

Penerbit Indonesia yang bergabung di BBW ini baru Mizan saja, Gramedia mah belum sebab di bulan Maret ini Gramedia berulang tahun, jadi doi membuat acara sale sendiri. Tahun-tahun sebelumnya aku memang nggak ke BBW karena... nggak ada yang mau nemenin *heu 😅 kadang berasa anyep aja kalau sendiri, udah kecapekan tapinya nggak ada yang bisa dititipin barang 😛


Tadinya mau ikutan jastip aja biar nggak ribeud, tapinya setelah dipikir-pikir mending kesana sekalian, nungguin BBW mampir ke Bandung mah yakeles .. siapa yang tau 😌

Aku dan Widy sampai ke BBW saat tengah hari, begitu turun dari shuttle bus dan melihat banyaknya pengunjung, concious mind kita langsung bereaksi: kuy ke Aeon ~... kuy... haha 😂😂😂 Yap, lebih baik melipir dulu ketimbang memaksakan diri ya kan?

Let me tell you ... Bagi kalyan para book lover dan book hoarder BBW ini layaknya taman bermain yang mesti  disambangi, pasalnya ada banyak buku dari berbagai genre yang siap dibawa pulang 😵... Apalagi kalau memang senang dengan collectible items, niscaya kalap.

Budgeting pun berasa ambyar begitu melihat tumpukan buku 😄.


Sebelumnya aku sudah membuat list buku apa ku incar, yakni: buku (tentang) design, urusan judulnya apa atau isinya bagaimana mah gimana nanti ya, flexible aja haha Bukannya nggak tertarik dengan buku lainnya, tertarik banget, kalau bisa dibeli semua malah... 😏 Hanya saja kupikir buku design akan lebih berfaedah sebab relate dengan keseharian.

Seperti yang kita tahu rata-rata buku design terbilang cukup mahal (tanpa diskon) dan biasanya stock-nya nggak banyak, jadi kalau bukunya tinggal 1 dan udah lecek pilihannya hanya 2: beli tapi kesal atau nggak beli tapi menyesal. Makanya amazing sekali ya kalau menemukan buku design di kisaran harga Rp 200.000 – Rp 300.000, apalagi kalau bukunya sesuai dengan yang kita mau.


Aku suka membaca novel tapi nggak tertarik dengan novel import (kecuali cover-nya yang pada keren) sebab lama cuy bacanya haha Selain karena faktor U dan lifestyle masa kini yang lebih sering membaca caption ketimbang membaca buku, aku kini lebih tertarik untuk membaca buku ber-genre self development ketimbang novel, jadi ya ... novel mah lewat.

Jangan dikira memilih buku di BBW nggak capek yaw ... Ini capeknya capek banget 😭Saat datang kita sempat heran dengan banyaknya orang-orang yang pada duduk di pinggir ... eh, ternyata ... memang beneran capek. Tanpa terasa kita menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk memilih buku, sedang proses pembayarannya terbilang cepat karena kasirnya banyak.


Memang di BBW ini yang paling mendominasi adalah buku anak-anak, buku craft & DIY-nya kurang banyak nih ah haha Kemarin aku  mencari buku (tentang) watercolor nggak ketemu, adanya soft pastel dan oil painting. Sedangkan buku (tentang) design masih didominasi oleh architecture dan interior, industrial design ada tapinya nggak banyak.

Oh iya ... buku yang kubeli adalah A Visual Celebration of Sixty Iconic Styles Shoes-nya Caroline Cox dan Plastic Dream Synthetic Visions in Designs-nya Charlotte dan Peter Fiell. Tadinya aku mengincar buku (tentang) sneakers seperti yang terposting di IG-nya BBW, tapinya nggak ketemu kemungkinan sold out. Buku Caroline Cox ini kutemukan nyempil diantara tumpukan buku, hanya ada 1 dan packaging-nya (masih)utuh. Lucky me 🙌

By far, BBW ini menyenangkanku 😊
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by Suhyeon Choi on Unsplash

Dulu Indonesia hanya mengenal 2 musim saja yakni musim hujan dan musim kemarau, seiring global warming dan kuasa Tuhan 😇, kini Indonesia hanya mengenal 1 musim saja yakni ... musim pancaroba 😉. Anomali cuaca yang cukup extreme belakangan ini membuatku lumayan kerepotan ... apalagi kalau bukan karena kondisi tubuh yang sering nge-drop akibat daya tahan tubuh yang menurun.

Keluar rumah meski sebentar mesti pake jaket, nonton di bioskop apalagi, bahkan naik ojol pun mesti di-double pake vest. Halah ... lelah Adinda ... tiap bepergian prinitilannya banyak, ya jaket ... ya jas hujan ... ya payung ... eh, taunya panas ngabelentrang 🌞 *alternate ending 😏.

Biasanya mamaku yang paling rajin mensubsidi kita (anak-anaknya) dengan supplement (vitamin dan turunannya) agar nggak mudah sakit. Namun sudah beberapa tahun ke belakang mamaku mengganti supplement (subsidinya) dengan madu, simple sih alasannya, sunnah Rasullullah 💖 Selain itu mama ingin agar kita mengurangi konsumsi bahan kimiawi dan kembali ke alam alias back to nature.

Saat serah terima madu mama mem-briefing kita dengan resep sbb:

1 gelas air hangat
1 SDM madu

+ (optional)
Perasan lemon atau geprekan jahe

Awalnya aku mengkonsumsi air madu hangat ini hanya untuk menyenangkan mama belaka haha 😁sayang dong, sudah dibuatkan masa nggak diminum *padahal malas dimarahin 😝.

Aku malah baru merutinkan diri mengkonsumsi air madu hangat ini saat mulai bekerja lagi, nggak tahu nih dengan kalian tapi aku sering sekali masuk angin 😵 + demam nggak jelas 😓 + mudah layu 😩. Tadinya kupikir gegara kecapekan PP Cibiru - M.Toha setiap hari kerja , tapi masa sih seharian mager di kostan masuk angin juga.

Pheww ... Pancaroba ini benar-benar menguji kesehatan ... 😫

Aku pernah mencoba menambahkan jahe merah di air madu hangatku dengan harapan agar intensitas masuk anginku bisa menurun lagi. Ternyata byasa saja yaw ... nggak ada bedanya hanya tenggorokan terasa lebih hangat 😊. Karena merasa jahe agak nirfaedah aku menyetop dulu penambahan jahe di minumanku dan kembali lagi ke resep awal yakni hanya air hangat + madu. Toh sama saja ...

Baru sekitar sebulanan yang lalu aku agak berinisiatif menambahkan perasan lemon di minuman air madu hangatku dan yha~ *wink *wink *wink this is it! Setelah kurang dari seminggu mengkonsumsi air madu hangat + perasan lemon aku merasa lebih bugar alias nggak mudah layu meski terpapar angin malam (ecieee ... 😉).

Kalau biasanya pulang dari Soreang aku masuk angin ini nggak dong haha 😤 Bahkan nonton di bioskop pun adem ayem tentrem macem nonton di kamar 💃. Tapi bukan berarti pancaroba traveling-pack (jaket, payung & jas hujan) nya ditinggalkan ya, masih tetap dibawa kok hehe Hanya saja aku merasa lebih siap (bukan ahsiaappp 😜) mengawali hari.

Merasa menyesal ya kenapa dulu nggak rajin menambahkan perasan lemon haha

Dulu aku pernah beberapa kali menambahkan perasan lemon di minumanku, tapi karena minumnya yang nggak rutin makanya manfaatnya kurang terasa. Saranku sih, kalau memang ingin segera merasakan manfaatnya cobalah untuk meminumnya secara rutin selama 1 minggu penuh, nggak masalah apakah itu hanya sekali sehari (pagi) atau dua kali sehari (pagi dan malam).

Sejauh yang kurasakan memang kombinasi air hangat + madu + perasan lemon lebih cespleng ketimbang kombinasi air hangat + madu + jahe. Mungkin manfaatnya akan terasa berbeda bagi setiap orang, sebab kapasitas dan kebutuhan tubuh setiap orang berbeda 👌.

Beberapa hari yang lalu saat mencari review madu (karena berencana ganti) aku menemukan review-nya Alodita tentang manfaat madu + lemon yang populer dengan sebutan #honeylemonshot . Yawla... kemana aku selama ini 😂😂😂. FYI #honeylemonshot-nya Alodita ini pure hanya madu + perasan lemon tanpa tambahan air.

Kalau #honeylemonshot aku jelas nggak cocok ya karena gigiku pasti ngilu sebab kandungan asam dari lemonnya cukup kuat dan gigiku nggak bagus-bagus amat haha Jadi ya ... sadar diri sajalah 😥. Selain itu aku memang lebih suka untuk menambahkan air setiap kali mengkonsumsi madu agar mudah dicerna (+ agar lambungnya nggak kaget) dan nggak mblenger di kepala.

Oh iya, aku pakenya lemon lokal ya ... Pertimbangan kenapa aku pakenya lemon lokal ketimbang lemon import adalah karena tempat tinggalku kini lebih dekat ke pasar ketimbang ke supermarket, 1 butir lemon lokal bisa dibagi untuk dua kali penyajian, ½ untuk pagi dan ½ untuk malam.

Sedangkan untuk madu aku sekarang pakenya madu uray, sebelumnya sering gonta ganti tergantung mama belinya apa 😂😂😂

Bagi kalian yang sering masuk angin, demam nggak jelas atau mudah layu mau itu karena anomali cuaca, terpapar angin malam atau sering begadang. Sudah saatnya kalian lebih peduli dengan kesehatan, apalagi musim pancaroba yang belum bisa diketahui kapan kelarnya 😂

Eym... Bisa kali ah cobain honey  lemon shot-nya😉

Update:
Meski awalnya aku hanya meminum honey lemon shot ini sebagai immune booster biar nggak mudah sakit, ada manfaat lain yang menjadi bonus untukku, yakni: kurusan 🥳 Nggak menyangka aku akan kurus seperti sekarang 😅.

Selain itu manfaat lain dari honey lemon shot ini adalah kulitku berasa agak glowing 🤭 yha~ meski yang merasakan cuma diri sendiri sih hehe
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
source
Udah akhir Februari aja nih ... berasa Januari kemarin Cuma teaser tahun 2019 😂😂😂

Di bulan Februari ini ada beberapa film yang rilis, salah satu yang menarik minatku adalah Antologi Rasa yang diadaptasi dari novelnya Ika Natassa. FYI Antologi Rasa adalah novel Ika Natassa pertama yang kubaca dan yha~ membuatku jatuh hati seketika, nggak perlulah kujelaskan mengapa sebab kuyakin kalian pun akan jatuh hati saat membaca novelnya ❤❤❤.

Tentcunya aku pun membaca novel Ika Natassa yang lain, berharap akan menemukan plot-plot yang katakanlah ... ngeri-ngeri sedap haha Dan diantara semua novel Ika Natassa, Antologi Rasa ini memang yang paling matang dari segi penceritaan dan karakter, oh ya ... jangan lupakan quote-qoute-nya yang juwara.

Err ... Bukan berarti novel Ika Natassa yang lain nggak bagus ya ... Cuma yang paling kusuka adalah Antologi Rasa.

Sebelum Antologi Rasa, Critical Eleven dan Architecture of Love sudah lebih dulu difilmkan, aku nggak nonton sebab memang kurang tertarik dan review-nya kurang asyik, jadilah aku menunggu film Antologi Rasa ini. Sebagai pembaca novelnya tentu aku (kita) memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap film Antologi Rasa ...

Gimana nggak ngarep ya, fans service-nya cociks sih hehe Ada masanya dimana kita betah menyimak akun Twitter @harrisrisjad dan @kearatedjakusuma saling berbalas mention (yang juga auto-RT), terbaper-baper ingin ikutan, tapi kemudian sadar ... mau siapapun yang di-mention yang membalas adalah Ika Natassa *ehe.

BTW aku #teamharris yaw ... kamu #teamharris juga atau #teamrully?

Setelah sempat gonta-ganti cast akhirnya official poster fim Antologi rasa rilis juga, agak kecewa sebenarnya dengan pemilihan tagline-nya. Kupikir tagline bagi yang sudah menemukan namun tak bisa memiliki kurang terasa esensi Antologi Rasa-nya, lebih cocok the more you make me suffer the more I find I love you ... eh tapi balik lagi sih ya, ini kan film bukan novel.

Karana universe-nya Ika Natassa ini sambung menyambung menjadi satu, maka ada beberapa karakter yang udah nyolong start tampil duluan di film Critical Eleven. Yap. Beliau adalah si tengil Raefal Hady. Kupikir Raefal Hady ini adalah sebenar-benarnya visualisasi Harris Risjad. Oke sip. Lalu ada Anggika Bostrelli yang direncanakan akan berperan sebagai Keara. Oke sip juga ini.

Setelah gembor-gembor sana sini eh ternyata ... cast-nya diganti tcoy! Aduh ... udah terlanjur naksir nih, gimana dong? Heu ...

Minatku lantas susut.

Lha terus kenapa nonton?
Penasaran.
Dan ingin membuktikan kebenaran review yang diRT Ika Natassa haha

Menurut prediksi Icunk, film Antologi Rasa ini nggak akan lama di Ubertos secara XXI-nya nurut banget sama market. Makanya mesti cepat-cepat ditonton sebelum keburu turun layar.

Harris Risjad (Herjunot Ali), Keara Tedjakusuma (Carissa Peruset), Rully Walantaga (Raefal Hady) dan Denisse adalah 4 sekawan yang ... udahlah ... langsung ke kesimpulan aja ya haha

Kalau ditanya worth to watch nggak Antologi Rasa ini? Kupikir itu tergantung, kalau belum pernah membaca bukunya bolehlah nonton toh bahkan secara garis besar pun filmnya nggak satu nyawa dengan bukunya, tapi kalau sudah pernah membaca bukunya ... hmm ... don’t expect too high.

Diulang lagi ya ...

Don’t expect to high because it wasn’t that high.

Sepanjang film diputar yang ada aku malah cengo mikirin “jirr ... apaan nih ... Rp 35.000ku terbuang siya-siya” Belum pernah merasa sekesal ini pulang dari bioskop ... Jadi mon maap ya wahai #sobatmisquen kalau sekedar penasaran mah mending di-hold dulu nontonnya, Rp 35.000 bisa sangat berarti di tanggal tuwa macem sekarang.

Di awal film ku merasa Junot trying so hard to get Keara menjadi Harris Risjad, banyak tingkah dan banyak bacot, tapi baiknya Junot akhirnya mampu menempatkan dirinya berada pada level yang pas sebagai Harris Risjad. Satu-satunya yang mengusikku malah kumisnya yang macem lele, KZL dah ini.

Kita pasti mengakui Carissa ini cakepnya pake banget, secara visual cocoklah berperan sebagai Keara yang gemar pake high end brand (+ kata Icunk kakinya bagus). Kekurangannya cuma satu, expressionless. Setiap kali galau jidatnya dibuat kerang kerung  jadi kesannya nggak natural (padahal emang acting) dan ekspresi nangisnya jele’ terutama scene di dalam mobil.

Selain itu yang cukup mengganggu (selain fakta Carissa cakepnya pake banget) adalah intonasi pelafalan dialognya, pada beberapa scene Carissa memecah kalimat yang agak panjang menjadi beberapa bagian dan bagiku ini genggeus. Yha~ mungkin tarikan nafas doi memang kurang panjang ... jelas, bukan kriteria murid favorite-nya Pak Babam.

Sedangkan Raefal Hady ini terkesan kurang penting ya, setiap kali Raefal ngomong aku mesti berkali-kali menghela nafas dan mengelus dada “naon sih ieu si Rully, geje deh ...”. Tak ketinggalan Denisse yang hadir sebagai pemanis belaka, yang toh tanpa kehadirannya pun film akan tetap berjalan.

Sayang Dinda (Angel Pieters) hadirnya sekejap, padahal Dinda seharusnya cukup berperan dalam hubungan Keara dan Panji. Permisi ... Panji adalah Manusia Millenium haha *apeu Panji ini adalah iparnya Dinda sekaligus pacar pengalihannya Keara yang mendominasi hampir setengah buku Antologi Rasa.

Di pertengahan film kita mulai menyadari kenapa Junot mesti trying so hard, yap, karena cuma Junot yang berusaha untuk melebur dan berkemistri dengan lawan mainnya. Serius nanya nih, MANA KEMISTRINYA? MANA? AAA ... AA ... A *pake echo. Kita tungguin sampai kelar ternyata emang nggak ada.

Nggak ada kemistrinya ini levelnya macem dimasukin WAG tanpa kenal satu sama lain, canggung dan terbata-bata. Junot kemana, Carissa kemana, Raefal apalagi. Hambar. Apalah artinya kissing scene yang di-zoom maksimal kalau kemistrinya nggak ada sama sekali ... Lelah hamba ... ingin rasanya cabs tapinya nggak jadi karena inget Rp 35.000ku ada di mereka.

Kalau biasanya OST diputus dengan smooth pada peralihan scene, di film Antologi Rasa mah nggak berlaku ya, cara OST diputus mirip kita kalau lagi mainin volume TV, digedein-dikecilin-digedein-dikecilin-digedein-dikecilin begitu sampe selesai jadi jatuhnya nggak smooth dan genggeus.

FYI. Suara OST-nya lebih kencang ketimbang suara dialog antar cast-nya, cukup mengganggu karena kita jadi nggak fokus mendengarkan cast-nya berdialog.

Namun mesti diakui film Antologi Rasa ini memiliki gambar yang menawan dan HD, kita bahkan bisa melihat wajahnya Carissa di-zoom sampai kelihatan bulu halus di pipinya yang mulus. Nyatanya gambar yang menawan dan HD tak cukup untuk memuaskan dahaga penonton yang haus cerita berbobot dan berbelit rumit macem benang kusut.

Kalau dideskripsikan dalam 3 kata, film Antologi Rasa ini ... dangkal, hambar dan geje. Berbeda jauh dengan novelnya yang pernah mengaduk-aduk perasaan ciwik-ciwik di masa kuliahku dulu. Yha~ Antologi Rasa terasa hanya mentok sebatas judul belaka.

Mon maap nih mb Ika Natassa, novel Antologi Rasa-mu memang bagus (dan aku suka) namun gagal diadaptasikan ke film. Mungkin nanti bisa dicoba format web series macem Sore, Istri dari Masa Depan atau serial televisi yang tayang di Net TV. Kalau nggak sreg dengan episode pertama kan bisa dicoba nonton episode keduanya, siapa tahu berubah persepsinya.

Kali ini, bukan cuma kisah cinta Keara yang berantakan, kisah nontonku juga berantakan ...

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hallo ... Hallo ... Hallo ... 😂.

Bagi yang (pernah) punya usaha di bidang persepatuan atau pertasan di Bandung pasti sudah hafal ya dengan Toko Jumbo yang terletak di Cibaduyut, minimal pernah main-mainlah, lihat-lihat material sekalian waving check mana nih material yang dipake brand-nya si A atau brand-nya si B. Coba lihat dulu ... kali aja mau buat 😁.

Ada banyak toko material kulit imitasi (synthetic) di sepanjang jalan Cibaduyut, tapi orang-orang lebih senang untuk merekomendasikan Toko Jumbo ketimbang toko-toko lainnya. Selain karena Toko Jumbo adalah toko terbesar dan cukup lengkap, kita bisa melihat-lihat dan memilih sendiri material-nya (semacam semi self service) tapi tetap ya urusan mengambil dan memotong mah sama pegawainya.

Aku tahu Toko Jumbo ini saat kuliah, perjuangan banget yaini dari Suci ke Cibaduyut pake ancot secara bus DAMRI masih butut dan reyot. Pertama kali masuk ke tokonya, eym ... surprise ... panas banget tcoy 🥵! Mana waktu itu tokonya lagi ramai dan belum mengerti sistem ordernya gimana. Dan yha~ Toko Jumbo memberikan pengalaman yang cukup menarik ... 🙂.


Kalau dibandingkan dengan 5-7 tahun yang lalu, kupikir Toko Jumbo saat ini lebih rapi dan nyaman terutama untuk urusan sample. FYI ... Toko Jumbo menyediakan free sample ya (nggak masalah kitanya belanja atau nggak di tokonya). Dulu free sample-nya disimpan di box macem sale box di mall, jadi kita mesti ngubek-ngubek tumpukannya dengan sabar apalagi kalau nggak tahu material apa yang dicari.

Saat ini Toko Jumbo menyediakan space khusus untuk men-display sample, jadi kita tinggal berkeliling dan memotret sample tersebut. Free sample masih tetap ada kok tapi nggak sebanyak dulu, mungkin ini salah satu strategi tokonya biar nggak terlalu banyak ngeluarin material, 2 cm X 3 cm kalau dikumpulin mah bisa jadi 1 m kan ya, lebih malah. Mana yang ngambil free sample belum tentcu beli~ 😁.

Sample display ini mempermudah orang-orang yang ingin mencocokkan material atau mencari material yang sama, karena kadang nama pasar (dagang) antara satu toko dengan toko lainnya berbeda. Kalau di toko A nama material-nya anu, di toko B bisa jadi nama material-nya una atau malah nau 😅.

Eh iya... Coba deh sekali-kali main ke Toko Jumbo, pasti geli sendiri bacain nama material-nya. Masih menjadi misteri siapa dalang dibalik penamaan material-nya, yang jelas mesti pada salim nih kalau ketemu 🙏🏻 Material yang dinamai dengan nama orang, kota / negara atau jenisnya mungkin sudah biasa, tapi di Toko Jumbo, lain ceritanya ...

Kita bisa menemukan material yang dinamai serupa brand otomotif yakni Pajero, Sierra dan Toyota, sedang untuk ranah elektronik ada Panasonic dan Sony 😂. Jangankan brand, Avenger pun ada ... maksudnya, nama material-nya Avenger.  Yang paling membuatku surprise adalah Barney dan Robin, mesti banget #howimeetyourmother mbakbro massist? 🤣.

Mau yang lebih anti mainstream? Okay ... ada Handsome dan Fatboy 😂.

Yawla reyceh sekali hidupku ... Humorku ambyar ... Eksistensiku buyar ... Bacain nama material sampai sebegininya. Meski kadang malah jadi nggak fokus, aku merasa terhibur kok ... Good job guys!


Kalau masih bingung mau beli material yang mana kita bisa tanya-tanya ke pegawainya (yang cowok ya ... jangan yang cewek), misalnya “kalau buat tas model gini (*sambil liatin gambar di smartphone) material-nya pake yang mana ya?” atau “aku mau buat sepatu boots nih, enaknya pake material yang mana ya?”. Biasanya mereka (pegawai) akan memberitahu material yang kita butuhkan, tapi tetap ya ... keputusan ada di tangan kita.

Selain menjual material kulit imitasi (synthetic) Toko Jumbo menjual material pelengkap dan aksesoris untuk membuat sepatu, seperti sponge (busa hati), tali-talian dan ring. Untuk material pelengkap dan aksesorisnya memang nggak sebanyak material kulit imitasi (synthetic), tapi lumayanlah untuk referensi harga.

Oh ya ... menurutku harga material di Toko Jumbo ini relatif ya, kisaran harganya standard lah ... yang membedakan Toko Jumbo dan toko lainnya hanyalah faktor kenyamanan berbelanja (dan free sample). Di Cibaduyut sendiri ada banyak toko kulit imitasi (synthetic) dan toko kulit asli, dari ujung ke ujung malah... Cuma memang Toko Jumbo adalah pilihan pertama.


Jadi kalau kalyan mencari material XXX dan ternyata nggak ada di toko A bukan berarti material tersebut nggak ada di toko B, mungkin juga material tersebut adanya di toko E cuma namanya aja yang beda. Asal mau aja mencari keluar masuk toko 😉.

So... Kalau kalyan sekalyan yang berniat membuka usaha di bidang fashion apparel seperti tas, sepatu dan aksesoris, bolehlah Toko Jumbo ini dijadikan sebagai referensi.

Toko Jumbo
Jl. Cibaduyut Raya no 174, Bandung
Senin-Jum'at 08.00-15.30
Sabtu 08.00-14.30
0811227978
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates