Justice League
rilis di Indonesia sekitar 2 minggu setelah Thor: Ragnarok, gambling juga ya DC ini *ehe 😏 Well ... nyatanya 2 minggu belum cukup
untuk menyingkirkan euphoria Thor
yang meriah. Digadang-gadang akan keren, Justice League hadir untuk menjawab
tantangan publik mengenai The Avengers versi DC dengan anyepnya... 😐
Okay, dengan
melempemnya... 😫
Pembagian porsi
karakter yang kurang balance
memberikan kesan bahwa yang menjadi partner
hanyalah Batman a.k.a Bruce Wayne (Ben Affleck) dan Wonder Woman a.k.a Diana
Prince (Gal Gadot), sedangkan The Flash a.k.a Barry Allen (Ezra Miller), Cyborg
a.k.a Victor Stone (Ray Fisher), Aquaman a.k.a Arthur Curry (Jason Mamoa)
adalah sidekick-sidekick berbakat yang menanti untuk ditemukan.
Pemaparan latar
belakang karakter Justice League tidaklah diperlukan jika DC sudah memiliki
film-film teaser, tapi nggak ngaruh
juga sih toh ada banyak plot hole yang menganga terbuka minta banget
disumpel 😪. Hubungan rumit antara Batman vs Superman a.k.a Clark Kent (Henry
Cavill) yang seharusnya menjadi scene
pergulatan batin maha serius malah membuat karakter Batman keliatan baperan,
nggak asyik nih, dikit-dikit inget... *eh 😥
Justice League
bercerita tentang bumi yang kembali disambangi Steppenwolf (Ciaran Hinds) setelah
menerima panggilan dari mother box yang mirip tesseract yang disembunyikan oleh 3 bangsa besar yang pernah
menghalanginya (menguasai bumi) ratusan tahun silam, yaitu Amazon, Atlantis dan
manusia.
Nggak seru kan ya
kalau musuhnya nggak punya pasukan, nah pasukannya Steppenwolf ini berwujud
serangga atau sejenis peranakan silangnya yang dinamai Parademons. Parademons
jugalah yang bertugas untuk memantau serta mencari mother box, baru setelah
ketemu Steppenwolf datang dan ngambil sendiri mother box-nya.
Meski sudah
bersatu menjadi Justice League, mereka (superhero)
sudah kewalahan menghadapi Steppenwolf dan antek-anteknya, mereka kemudian
berusaha membangkitkan Superman karena hanya Superman-lah yang sanggup
mengalahkan Steppenwolf.
Ehm. Premis yang
familiar yha~... Sebab Optimus Prime pun sudah pernah
dibangkitkan Sam Witwicky demi mengalahkan The Fallen. Tapi kita ngerti kok, DC
ingin menunjukkan bahwa Superman adalah superhero
penting di DC Universe makanya di film Batman Vs Superman: Dawn of Justice doi
dimatiin dulu biar kitanya girang
kaya pas liat Barbossa dihidupin lagi Tia Dalma di film Pirates of The
Carribean, padahal mah yah... Hmm... 😶
Moment kebangkitan Superman kayanya emang beneran bikin baper Batman deh... Disaat
Justice League berusaha menenangkan Superman yang bingung “Aku dimana? Aku
siapa? Aku apa?” 😢Batman malah ngilang dan datang terakhir, disini aku curiga
jangan-jangan dari tadi Batman ngeliatin Superman dari jauh sambil mengelus
dada dan mengusap air mata di pojokan. Terharu.
Aku nggak begitu
faham ya kenapa hubungan Batman dan Superman bisa segitunya, dulu enggan nonton
film Batman Vs Superman: Dawn of Justice karena review-nya nggak asyik. Henry Cavill bener-bener sesuai dengan
penggambaran Superman di komiknya, dagu belah, wajah mulus, rambut rapi (dengan
sehelai dua helai yang menjuntai) dan senyum Pepsodent, pokoknya ganteng versi
80’s. Cuma ya itu karena komik banget wajahnya jadi berasa apa ya... fana haha 😂😂😂
Scene Superman dan Lois Lane (Amy Adams) di ladang jagung kayanya nggak
penting-penting amat yha~ karena fake!
Those CGI isn’t worked well. Sunset tidaklah sedramatis itu ... 😔
Batman adalah
otak di balik Justice League seperti Iron Man yang menjadi backup utama Avengers, bedanya dengan Iron Man Batman bekerja
sendiri tanpa dukungan pemerintah atau ARGUS. Scene terbaik Batman di film ini adalah saat ditanya oleh The
Flash; “what is your super power again?” yang
dijawabnya dengan; “I’m rich”.
Alright... No caption needs sir...
Mungkin
seharusnya bukan Batman Vs Superman: Dawn of Justice, tapi Batman Vs Iron Man:
Damn It Just Ice. Ketika drama rebutan batu akik resmi tamat dan DC banyak project tapi butuh pengembangan ide
cerita.
Sumvah ini ya
yang jadi MUA artist-nya Wonder Woman
juara bangetlah, nggak ada istilah make-up retak apa luntur meski udah
gulang-guling kesana kemari. Teuteup gorgeous
meski udah kena tabok berkali-kali, yawla sebenernya Wonder Woman itu manusia
apa bukan sih? Kok mulus terus *eh *gagalfokeus
The Flash adalah
Spiderman versi DC, sama-sama masih muda, geek
dan banyak omong 😁 Karena kekuatan The Flash adalah kecepatan maka scene-nya kebanyakan slow motion,
nah slow motion scene inilah
sumber joke’s Justice League.
Tadinya kupikir
Cyborg ini adalah musuh Justice League 😏 Bentukannya masih belum sempurna
karena doi masih labil, karakternya emang keren sih bisa connect ke internet tanpa harus ada sinyal wifi , jadi bisa stalking sampe ke dasar samudra *eh
calon-calon infocemen neeh ...
Dan yang terakhir
ada Khal Drogo haha Tau nggak sih dulu pas tau ada karakter DC yang namanya
Aquaman yang kepikiran malah ... apa coba? Deny manusia ikan haha dibilang
duyung bukan dibilang manusia juga bukan kan ya?
Hal yang agak
genggeus menurutku adalah super power yang dimiliki para superhero, apa semua yang jadi superhero mesti bisa terbang? Kalau
loncat jarak jauh sih pasti tapi ini mah
terbang loh ... terbang! The Flash juga kaya yang ambigu, sebenernya
kekuatannya kecepatan atau petir sih? atau emang kilatan petir?
Kalau ada yang
tanya “bagus nggak Justice League?” aku pasti bilang “bagus” tapi kalau
pertanyaanya dilanjut dengan “bagusan mana sama Thor: Ragnarok?” yha~ jelaslah
Thor: Ragnarok lebih unggul. Kalau diliat-liat penggunaan tone color
di filmnya DC lebih gloomy dan serius
sedangkan Marvel lebih warm dan
atraktif.
Persaingan antara
Marvel dan DC ini agak mirip-mirip ya dengan Alfamart dan Indomaret, maksain
berdampingan biar costumer
membandingkan *ehe Nggak tahu ya tapi menurutku Marvel vs DC mulai slek sejak Chris Evans yang berperan
sebagai Johny Storm di film Fantastic Four ‘dicuri’ Marvel untuk berperan
sebagai Steve Rogers di film Captain
America.
Sayangnya DC
nggak segercep Marvel yang langsung ‘melempar’ superhero-nya satu-persatu ke market.
Ketimbang mengikuti Marvel yang membuat film-film teaser yang berakar pada The Avengers, DC malah membuat Suicide
Squad yang (bagiku) terasa ‘dangkal’ dan maksain banget nyaingin.
Semacam; YANG PENTING ADA DULU DEH.
Untuk film
bertema superhero Justice League
nggak jelek-jelek amat, lebih bagusan (daripada Suicide Squad) malah meskipun
plot hole bertebaran, Cuma ya itu jangan pernah nginget-nginget
film Marvel pas nontonnya haha
Susyeh kan bok! 😂😂😂