Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

A: Apa makanan favorite kamu?
B: Masakan mama!
A: Tempat makan favorite kamu?
B: Di rumah!
 
Saat kecil aku sulit makan dan picky, apa-apa ingin yang kering, nggak suka yang basah-basah seperti tumis dan sayur karena nasinya jadi mengembang. Suatu hari setelah selesai memasak mama menyuruhku makan, katanya “Mbak makan ya... ini makanan orang kaya, kalau mau jadi orang kaya harus mau makan ini”

Tahu apa makanannya? Zapcay! Yang membedakannya dengan capcay biasa ia menambahkan kol ungu, paprika dan asparagus yang tentunya menambah value dan menarik secara visual. Sehingga aku pun terbuai dengan perkataannya bahwa menjadi orang kaya bisa dimulai sejak dini. You are what you eat 😂.

Mama juga bersemangat mengajak aku dan adikku menghadiri resepsi di Bandung, yang saat itu terbilang baru dan mewah karena ada food stall-nya. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman baru mengenai manner (saat makan) sekaligus food tester, mencari tahu makanan apa yang kita sukai kemudian membuatnya di rumah.

Ketika selesai mengikuti pelatihan table manner bersama Dharma Wanita, meja makan di rumah lantas berubah menjadi lebih formal layaknya di restaurant. Kita diajari table manner sebagai persiapan untuk menghadiri acara-acara formal. Ketika tinggal di ma'had aku malah dianggap stiff karena terlalu ber-manner. T.T syedih ih...


Kalau ditanya mama hobby-nya apa? pasti jawabannya masak terus jalan-jalan terus belanja. Maklum ya ibu-ibu pasti gitu... Tapi mungkin memasak memang passion-nya ibu-ibu ya, selain ngedekor ala shabby chic kalau zaman sekarang mah. Mama suka roti, suka yang manis-manis, suka makan, makanya jadi gendut #eh. Karena kesukaannya itu mama terkena penyakit diabetes, jantung dan darah tinggi, ujung-ujungnya stroke. Sejak stroke aktivitas mama menjadi terbatas, ia tak lagi aktif dan selincah dahulu :).

Untuk merangsang kembali saraf motorik yang telah kaku mama dianjurkan untuk berlatih, selain itu mama juga butuh aktivitas yang merangsang kinerja otak. Menurut saran dari dokter, sebaiknya mama berlatih melalui aktivitas yang disukai. Karena memasak dianggap aktivitas yang berat, maka kita mengarahkan mama untuk melakukan aktivitas yang lebih ringan seperti melukis toples menggunakan cat acrylic, mendesign baju, menulis blog (masih draft) dan lain sebagainya yang ternyata tidak berhasil.

Satu-satunya yang berhasil mengembalikan mood mama adalah internet! Ia lebih bahagia di dunia maya karena bisa menemukan apa yang ia sukai. Salah satunya adalah menonton video tutorial memasak di Youtube.


Dari sanalah mama mulai memiliki keinginan untuk membuat sesuatu (memasak), ia mulai pergi ke dapur dan memerintahkan aku dan Bi Empat (ART) untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya. Horee !!! Our kitchen is on fire 😄

Jadi di setiap weekend kita punya main schedule untuk memasak, kebanyakan adalah uji coba dari resep di Cookpad, aplikasi berbagi resep yang sering ia kepoin sebelum tidur. Berhubung sekarang ini mama punya makanan pantangan, semua masakannya disesuaikan dengannya. Kita mah ikut...

Biasanya setelah selesai memasak ia meminta masakannya difoto kemudian dikirimkan ke adikku, mau pamer. Agar mudah sharing resepnya, aku membuat akun Cookpad, selain agar tidak lupa (resepnya) aku ingin mama tambah semangat memasaknya hehe. At least, ia ingat punya akun yang mesti di update.

Satu hal yang belum berubah, mama selalu ingin segala sesuatunya perfect, no excuse! Salah pake piring aja ngomelnya lama, apalagi saat tomatnya salah potong, pecyah syudah... Oh, itu belum termasuk dengan maintenance peralatan memasak dan Tupperware-nya, sekalinya ketahuan hilang... kelar hidup lo!

That is how I spend weekends nowadays, semoga istiqamah ya...

FYI. Akun ini milik berdua
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hampir setiap tahunnya ulang tahunku selalu dirayakan, entah itu dengan membuat tumpeng, membuat kue tart, mengundang keluarga dekat, mentraktir teman-teman sekalian atau mengadakan acara ulang tahun seperti di masa SD. Meski (sedikit) terlambat, ulang tahunku selalu dirayakan.

Tak sedikit yang heran, kenapa ulang tahunku selalu dirayakan padahal aku sudah ‘dewasa’, seharusnya aku lebih mengerti bahwa di dalam agama Islam ulang tahun tidak dirayakan, terlebih lagi aku ini lulusan pesantren.

Kami (aku dan keluarga) secara pribadi tidak melihat adanya sisi negatif dari merayakan ulang tahun, toh hari kelahiran Rasulullah pun selalu dirayakan bukan? Bagi kami merayakan ulang tahun adalah sebagai bentuk syukur sekaligus penanda moment, kaya tahun ini ulang tahunnya gini ... tahun kemaren mah ulang tahunnya gitu ... ya iyalah kan waktu itu masih ... bla bla bla ...

Selain itu, merayakan ulang tahun hanyalah alasan untuk berkumpul bersama keluarga, apalagi kalau bukan masak-masak, makan-makan, ngobrol-ngobrol,  bercanda-bercanda terus ujung-ujungnya ketiduran di atas karpet ditemani TV yang garing ngomong sendiri.


Tahun ini ulang tahunku dirayakan dengan tumpeng. Berbeda dari biasanya, kali ini tidak ada garnish berupa bunga yang terbuat dari tomat atau cabai merah atau telur yang disimpan di puncak tumpeng. Melainkan dummy (tiruan) ballerina bergaun kelopak sawi, alasannya satu, daun seladanya habis. Lagipula, boneka barbie buntung kurang cocok disimpan di puncak tumpeng.

Sebenarnya aku tidak terlalu berminat dengan tumpeng, karena bulan kemarin kami sudah kami sudah tumpengan dalam rangka merayakan ulang tahun adikku. Aku lebih ingin kue tart. Tapi mama keukeuh membuat tumpeng, karena baginya setiap orang harus mendapatkan haknya tanpa terkecuali.

Biasanya, menjelang hari ulang tahunku mama akan berflashback ria menceritakan tentang proses kelahiranku. Cerita yang sama, namun selalu terdengar berbeda ketika diceritakan kembali. Kelahiran bukan Cuma tentang aku saja, ada mama yang menjadi tokoh utama. Aku adalah bagian dari dirinya sama seperti dia yang menjadi bagian dari diriku.

So ... moment ulang tahun adalah perayaan untuk kami berdua.

Mungkin aku ini (masih) kekanak-kanakan, tapi serius deh, yang paling aku suka dari ulang tahun adalah kado haha Bukannya mau menye-menye ya ... Tapi memang aku selalu diberi kado entah apapun bentuknya di setiap ulang tahun, kebiasaan bagus #eh

Dulu, aku selalu menunda-nunda jika orang tuaku menawarkan ‘ingin beli apa?’, kadang malah sampai menolak, sengaja nggak banyak request beli ini itu karena nanti pas ulang tahun mau mintanya sekalian. Sekarang? Alhamdulillah sudah ‘dewasa’ ...


Masih dulu, yang selalu kepikiran menjelang hari ulang tahun itu adalah ‘siapa yang pertama kali ngucapin?’ sekarang mah boro-boro ya kepikiran, masih mending ada yang ngucapin. Eh, tapi tetep sih ayah paling juara, dia smsnya selalu tepat waktu (00.00 WIB) lebih gercep ketimbang pacar #eh. Di rumah, aku dibangunkan dengan nyanyian selamat ulang tahun dari mama yang langsung cupika cupiki sambil mendoakan.

Dan seiring bertambahnya usia semakin sedikit juga yang mengingat ulang tahunku, hanya orang-orang terdekat yang sayang dan care saja. Hidup ini (memang) selektif ...

Apalagi yang didoakan teman-temanku selain segera mendapat ‘kabar baik’. Well ... nggak semuanya juga sih hehe Tapi intinya ya itu, semoga aku mendapatkan kebahagiaan yang selama ini aku inginkan.

Terima kasih

I’ll love you (all) with no limits, more than to the moon and back a zillion times.

Setiap tahunnya doaku selalu sama, semoga Allah SWT mengabulkan semua doa yang belum sempat tercapai di tahun lalu. Allah SWT tidak sibuk, mungkin Ia hanya terlalu pusing mendengarkanku yang banyak request ini itu ...




Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Pernah nggak sih ingin baca artikel tapi kelupaan menyimpan link urlnya? Atau ada artikel yang sudah dibaca tapi ingin dibaca lagi kapan-kapan? Pasti sering ya ... apalagi saat ini hampir semuanya linked. Memang sudah ada fitur bookmark, tapi tidak semua ‘hal’ bisa disimpan menggunakan bookmark. Nah, hal itulah yang menginspirasi Nate Weiner menciptakan Pocket.

Di awal kemunculannya pada tahun 2007 aplikasi Pocket ini dinamai Read It Later, baru pada tahun 2010 developer memutuskan untuk merebranding Read It Later dan mengganti namanya menjadi Pocket.

Aplikasi Pocket untuk smartphone bisa didownload melalui Play Store, jika pencarian dengan keyword ‘Pocket’ tidak juga membuahkan hasil cobalah menggunakan keyword ‘Get Pocket’. Sedangkan untuk penggunaan di desktop, user hanya perlu mendownload Pocket button di situs resmi Pocket. Ketika menemukan link url yang akan disimpan user hanya tinggal mengklik Pocket button.

Aplikasi Pocket ini ditujukan sebagai tempat untuk menyimpan link url dari aplikasi multimedia seperti Twitter dan hasil dari Google search engine, lantas apa bedanya dengan bookmark? Bedanya adalah link url yang sudah disimpan melalui bookmark hanya dibuka ketika sedang online, sedangkan link url yang disimpan melalui Pocket bisa dibuka secara offline.

Namun, ada beberapa link yang hanya bisa dibuka saat sedang online saja. Salah satu kemungkinannya adalah download yang belum selesai. Seperti You Tube yang memiliki motto ‘save now, watch later’, Pocket juga memiliki motto ‘save now, read later’, untuk bisa dinikmati secara offline keduanya mendownload isi link url yang telah disimpan user.

Karena tujuan Pocket adalah untuk membaca link url yang sudah disimpan, maka user bisa menghapusnya jika sudah dibaca. Tapi jika ingin dibaca-baca lagi nanti bisa disimpan di bagian archive, untuk mempermudah pencarian link url yang disimpan user bisa menggunakan tag. Untuk fitur tag ini user hanya bisa mengedit (rename) di desktop sedangkan untuk android fitur tersebut tidak ada.

Untuk bisa menggunakan Pocket user harus membuat akun terlebih dulu, agar nanti ketika berganti gadget / device semua data yang sudah tersimpan tidak hilang. Selain itu user juga bisa membuka akun Pocket nya di desktop dan smartphone secara bersamaan.


Sebagai Pocket user sejak zaman kuliah lalu aplikasi Pocket ini sangatlah praktis dan berguna, terutama untuk menyimpan link url yang didapat dari timeline Twitter. And ... at least, tdak perlu merasa khawatir akan kehilangan data ketika switch device.

Trust me ... 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
So... where should I begin?

Somebody whose exciting turn into 27 has told me about “life begins at 27”, she seems happy and pretty when saying that. At that time I didn’t really notice because I’m still under 25 and 27 is a little far hehe

Then,

Suddenly I’m 27!

Time flies so fast. I still remember the day I write New Year's resolution at nearly midnight, trying to understand what I really looking for in the next year and trying to figure out what should I do to make it happen.

If you had been watching Forrest Gump, you must remember the scene when Forrest and his mother stay in bed before she is gone. She said “Life is like a box of chocolate, you don’t know what you get” to Forrest.

Yap, you don’t know what you get until you took and taste it.

Because in life, sometimes... you can’t have what you want because of a reason. Indonesian should know about Manusia yang merencanakan, Tuhan yang menentukan phrase that learnt in school. It means we are trained to accept that condition (of can’t have what you want because of a reason) undirect.

OK. Forget about the New Year resolution. Most of them failed no longer it was written.

What I write is not only about me for the next year, maybe it’s about my life for the rest. A new life statement that should be put on 5 cm from (my) forehead.

Work smart.

Play hard.

Running faster.

Why isn’t Eat. Pray. Love?

You know... It’s too Julia Roberts (^.^)

When technology makes life easier, there is a chance of impossible things. I want to be a smart worker on the minimax concept, it means a huge result without too much effort hahaha How did it become? By skills. So... I should gain skills until being an expert.

This is the best part, play hard. When traveling I always wondered that everything seems different and interesting from another angle. It brightens me because I’m on fire. No matter where is the destination, I wish to travel a lot.

Dear God. I wish... no, I request... a travelyfe partner who lives passionately, like Mario & Dita (^.^)

FYI. I’d like to write ‘nice to sea you’ rather than ‘vitamin sea’ on the Instagram caption.

Running faster means I should prepare myself to pursue my lost behind, the hiatus is very bothered me because it has taken so much time than it should be. There is a leap year of my lifeline. I want to be equal and more, even if it means I should work harder than others... twice or thrice.

Those are mine. So how about you?




I’m absolutely sure it would be an enchanted journey.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Memang sulit untuk mengucapkan kata perpisahan ,apalagi kita sebagai manusia memang sudah ditakdir kan untuk mencari sebelah tulang rusuk yang memang hilang dan diperuntukan untuk kita cari ,singkat kata kita telah menemukan tulang rusuk itu bukan dalam hal percintaan ato apalah tapi dalam hal persaudaran .

Memang semua orang tak pernah sesama dengan pikiran kita tapi sungguh saya merasa gelisah dengan keadaan hari yang terus berlalu berarti semakin dekat dengan waktu itu ,waktu yang tak bisa saya bayangkan,saya akan kehilangan jiwa saya tawa sedih saya dan semua memory yang telah menetap selama 6 taun dipikiran saya tentang kalian ,sungguh keadaan yang sangat tidak ingin saya rasa kan dan pikirkan.

 Memang  saya tak bisa memberikan apa2 untuk kalian , dan memang cukup sulit juga untuk  mengucapkan kata kalau saya sayang kalian ,saya butuh kalian sebagai pelengkap tawa saya sedih saya dan semua hal yang terindah dan ter puruk yang saya alami .....luph u mile^^

*surat ini diketik Pici di laptop sambil curi-curi waktu sebelum Tapantri (2008), gak sengaja ketemu waktu beres-beres folder, time fies ya sist ... sekarang udah 2017 aja dan kelakuan kita semua masih kaya gini. 😂
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (25)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Jun (6)
    • ►  Jul (2)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Oct (1)
    • ▼  Nov (1)
      • Resortopia

SERIES

Book Annual Post Quaranthings Screen Shopping Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Dinda Puspitasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kae Pratiwi
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Mira Afianti
  • Monster Buaya
  • N Journal
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Check This Too

  • Minimalist Baker
  • Spice The Plate

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Community

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates