Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

 “Selamat malam Jaka Dara ... Gue, Aris. Akan menemani kalian malam ini ...”

“Jaka Dara kalau malam minggu gini kalian biasanya ngapain sih? Malem mingguan sama pacar atau diem aja di rumah? Enaknya sih malem mingguan sama pacar, tapi kalau gak punya pacar mendingan malem mingguan sama temen-temen ...“

 “Sambil dengerin Tri FM Radio tentunya ... hehehehe ...”

 “Eh, Jaka Dara kalau ada yang mau request lagu atau mau kirim salam-salam sama gebetan atau pacar atau temen bisa dikirim via sms atau telepon  langsung ke nomor XXXXXXXXXXX ...”

 “OK. Sambil nungguin request lagu dari Jaka Dara, yuk kita dengerin lagu dari Maroon 5 yang judulnya She Will Be Love, let’s check this out ...“

 “Ditunggu ya requestan lagunya Jaka Dara...”

Aku tumbuh dalam generasi peace, love and gaul yang menggandrungi muzik azeekk ... Ketika walkman dengan merk Sony adalah benda keren yang jadi wishlist ulang tahun favorite. Ketika kaset menjadi hadiah ideal  untuk menyampaikan isi hati kepada gebetan. Ketika pulang ke rumah sukanya nonton MTV biar up to date. Ketika mendengarkan radio dianggap sebagai kegiatan yang mengasyikkan. Ketika rata-rata binder isinya lebih banyak lirik lagu dan biodata teman ketimbang pelajaran.
Sebagai remaja yang gaul pada masanya, tentunya aku dan teman-temanku sebisa mungkin mengikuti perkembangan zaman dengan mencari informasi ter up to date. Sayangnya, peraturan Ma’had Darul Arqam tidak mendukung usaha kita untuk lebih brainy, pembina dan guru rajin sekali merazia benda elektronik seperti televisi mini, handphone dan tape / radio dengan alasan memberi dampak yang negatif.
Untungnya, walkman masih diizinkan karena dianggap sebagai benda pribadi yang tidak mengganggu kepentingan orang banyak. Saat itu, toko kaset di sebelah toko kamus adalah tempat yang wajib dikunjungi saat libur hari Jum’at, selain menjual berbagai kaset dalam berbagai genre musik, toko tersebut juga menjual earphone dengan bentuk yang stylish.
Jika bosan mendengarkan kaset yang lagunya itu-itu saja, kita terbiasa mendengarkan siaran radio lokal, diantaranya adalah Tri FM Radio, AHRS Radio, Reks Radio dan Antares Radio. Tapi yang menjadi favorite kita semua (rata-rata di Ma’had) adalah Tri FM Radio, karena segmen acaranya yang menarik dan suara penyiarnya yang merdu haha ... FYI, namanya Aris. Aris Tri FM.
Seperti halnya smartphone di masa kini, walkman adalah benda wajib punya ke 1 sebelum ada handphone. You always could find someones on theirs walkman in every corner. Anywhere and everywhere. Bahkan di dalam kelas sekalipun #eh. Karena we addicted on it hehe
Bukannya mendengarkan guru menerangkan di dalam kelas, kita malah asyik sendiri (atau kadang berdua dengan teman sebangku) mendengarkan siaran radio pagi, bertukar frekuensi siaran radio lewat celetukan-celetukan yang disengaja dan saling berkirim salam lewat radio. Aku (dan kita juga) sangat diuntungkan dengan hijab, karenanya earphone walkman bisa dengan mudah disembunyikan dengan rapi.

 “Selamat malam Jaka Dara ... Ketemu lagi dengan gue, Aris, dalam acara Flashback Memories ...”

 “Malam ini di Flashback Memories gue akan membacakan kisah cinta Jaka Dara yang paling mengena di hati, terus muterin lagu requestannya Jaka Dara ...”

“So, Jaka Dara jangan lupa kirimkan cerita terbaik kamu ke nomor XXXXXXXXXXXX ...”

“Tapi inget ya, ceritanya harus asli, real, bener-bener merupakan pengalaman pribadi Jaka Dara ...”

Kebiasaan favoriteku pada saat itu adalah menulis diary di bawah lindungan selimut sambil mendengarkan siaran radio, ditemani segelas susu Milo (atau Ovaltine) dan cokelat Cadburry sebagai cemilan malam sebelum tidur haha *mintadigendutinbangetlahinimah Tak lupa handphone yang standby menunggu sms atau telepon, who knows? Positive thinking boleh kali ... haha
Salah satu segmen terfavorite di Tri FM Radio adalah Flashback Memories, sebuah segmen request lagu dengan target anak muda gaul nan aL4y yang gundah gulana karena asmara, serta ajang kreativitas bagi para tuna asmara seperti kita #eh.
So, Flashback Memories sebenarnya ditujukan untuk Jaka Dara (sebutan untuk pendengar setia 3FM Radio) yang memiliki kisah cinta menarik, lagu yang direquest adalah lagu yang menjadi theme song kisah cintanya atau lagu yang mengingatkannya kepada mantan. Seru sih, mendengarkan derita cinta orang lain #eh.
Anggap saja kita memang kurang kerjaan atau memang itu kerjaan kita. Setiap hari Rabu malam sekitar pukul 22.00, kita pasti sudah standby di atas kasur menunggu Flashback Memories, lalu ... mengarang bebas haha Demi lagu favorite, memeras otak memikirkan konsep cerita yang menarik, biar Aris sudi membacakannya dan mengabulkan lagu yang direquest. Sederhana memang, sesederhana membuat cerita FTV.

“Ris, aq Dita lg naksir banget nih sm seseorang, dia itu kakak kelasq, anak rohis yg alim gitu, g tau kenapa aq bisa suka bgt sama dia, pdhl dy orgny biasa2 aja. Bisa dibilang dia itu first Yny aq & lagu yg ngegambarin keadaanq saat ini adlh lagu Nikka Costa yg First Love, kl bisa puterin ya Ris. Trmksh.”

Seharusnya hari  ini adlh hari bahagia untuk qt b2, tp sayangnya qt ga sempet merayakannya. Pcr gw meninggal krn kecelakaan di Nagrek bbrp bln yg lalu, sulit rasanya bagi gw u/ ngelupain dy. Hari ini adlh hari ulang tahun pacar gw, dulu dia suka bgt sama lagu More Than Words nya Extreme, Happy Birthday ya Sayang, smg kamu bahagia disana. Ashanty.

“Sekitar setahun yg lalu gw kenalan sm cw, 3 bln yg lalu gw nembak dy, dan hari ini tepat 3 bln kita jadian. Gw req lagu Crazy Over You ya Ris, krn skrg gw lg syng2nya sm dy n kangen bgt nih. Makasih ya Ris. By Rambo”

“OK Jaka Dara, Aris bakalan puterin lagu Nikka Costa yang First Love, dilanjutkan dengan lagu More Than Words. Terus ... Crazy Over You ya buat yang lagi sayang-sayangnya sama pacarnya.“

“Selamat mendengarkan ya Jaka Dara ... Semoga lagu yang Aris bakal puterin ini bisa membuat perasaan kalian jadi lebih baik.”

Kalau dipikir-pikir ya ... Flashback Memories itu adalah ajang curhat terselubung haha Bisa-bisanya bilang sengaja buat cerita palsu demi lagu requestan, padahal mah emang curhat ... #eeeaaaaa Bisa-bisanya pake nama samaran biar gak ketahuan, padahal mah udah pada tahu kali ... #eeeaaaaa Bisa-bisanya nyuruh gebetan ngedengerin Flashback Memories, padahal mah kode ... #eeeaaaaa

Gw udah sahabatan slm ± 3 thnan sm seorg cowok, g tau knp y akhir2 ini muncul perasaan suka sm dia, gw sadar sih skrg dia msh pny pacar yaitu tmn gw sendiri, tp y mau gmn lg ... Gw jg g bs ngilangin perasaan gw gitu aja, smkn gw berusaha semakin gw suka. BTW gw minta lagunya Frente yg Bizzare Love Triangle ya Ris. Thx b4.

“Ris, ak mw request lagu You dari Ten 2 Five dong, crtny ak udah kesel bgt sm pacar ak, dy udah berkali-kali nyelingkuhin ak, sumpah kesel bgt, tdnya ak berharap dy berubah, tp smp skrg dy msh ky gt, plis puterin y Ris. Gw lg nyesek bgt nih. Thx. Fellin”

Hai Ris, aku kepingin curhat nih, udah bbrp minggu belakangan ini aku kok ngerasa bete ya sama pacarku, gtw kenapa ya tp bawaannya aku ingin marah2 trs sama dia. Kasian sih ... tp aku jg gtw mesti gmn, tp aku sayang kok sm dy. Aku request lagu Monita yg Keliru yahh ... Ucapannya: maafin aku ya beb, I love you ... Sandra

“Hhhmmmppp .... Jaka Dara ... memang sulit ya untuk menjalani suatu hubungan, saran gue sih ... jangan memaksakan hubungan yang sudah bisa ditebak akhirnya, karena ... pasti sakit hehe ...”

“Untuk lagu selanjutnya Aris mau puterin Bizzare Love Triangle dari Frente, You dari ten 2 Five dan Keliru dari Monita. Selamat mendengarkan ya Jaka Dara ...”

Flashback Memories mengisi hari Rabuku dengan begitu gembira, meski terkadang kecewa kalau lagu yang direquest gak diputerin Aris hehe Eh, tapi lumayanlah untuk mengisi malam-malam anyep tanpa TV. Bisa dibilang radio adalah telinga ke dunia luar. Karena keseringan mendengarkan siaran radio, aku dan teman-teman terbiasa menggunakan istilah gaul ala radio pada percakapan sehari-hari, semacam “Kamana atuh gaya ...???”.
Aku masih mendengarkan siaran radio hingga kini, meski tidak sesering waktu dulu. Kadang suka kirim-kirim salam ke diri sendiri karena gak tahu yang mau dikirimin salam lagi ngedengerin radio apa nggak.
Pernah nanya ke Simsimi kenapa radio di Garut frekuensinya gak nyampe Subang, yang dijawab Simsimi dengan imut tapi ngaco. Pernah juga nanya ke follower Twitterku “masih pada suka ngedengerin radio gak?“ yang akhirnya dijawab temen SDku dengan “udah nggak, karena banyak iklan So Man”.
Hadehhh ...
Yang aku suka dari mendengarkan siaran radio adalah ada penyiarnya, yang suka ngomong sendiri di studio, kaya lagi skypean sama jama’ah padahal mah lagi lihat tembok. Berbeda dengan mendengarkan mp3 di handphone atau laptop yang terus lanjut tanpa jeda kaya infinity knot. Celotehan penyiar adalah spasi pada lagu.
Gak tahu ya setiap kali aku mendengarkan siaran radio, entah itu di rumah atau di mobil kok yang kebayang suaranya Aris? Mungkin aku kangen #eh.

“ Dear Jaka Dara ... Sekarang udah hampir jam 12 malem nih, sebentar lagi Flasback Memories harus berakhir ...“

“ Maaf ya yang lagu requestannya gak sempet diputerin, mungkin di lain waktu Aris puterin ... Abisnya tadi banyak banget yang kirim sms dan telepon ...“

“Untuk lagu terakhir, nih Aris kasih lagunya Sheila On 7 yang judulnya Radio ... See you next time ... and bye bye ...”



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Finally ... I watched The Crossing part 2 ^.^

Cerita berlanjut dengan kedatangan tentara ke rumah Zhou Yunfen  (Song Hye Kyo) mengabarkan situasi terakhir di medan perang, Lei Yifang (Huang Xiaoming) dinyatakan hilang saat sedang bertugas. Tong Daqing (Tong Dawei) yang terluka parah akhirnya dirawat di rumah sakit tempat Yu Zhen (Zhang Zi Yi) bekerja, tapi karena ini film, mereka berdua tidak mengetahui satu sama lain sedangkan Yan Zenkun (Takeshi Kaneshiro) masih saja galau gara-gara Masako Shimura (Masami Nagasawa).

Zhou Yunfen datang ke kantor pemerintahan untuk mencari tahu tentang satatus suaminya, disana ia bertemu dengan Yan Zenkun yang diinterogasi karena aktivitas politik. Jadi, sebelum menjadi dokter, Yan Zenkun, kakaknya dan ayahnya pernah menjadi tentara Taiwan untuk Jepang, keduanya gugur dalam perang. Sejak saat itu keluargnya diawasi oleh pemerintah, termasuk adiknya Yang Youning yang kini menjadi aktivis.

Ibu Yan Zenkun (Yang Guimei) sebenarnya berharap Yan Zenkun mau menikahi Meifang (Angeles Woo) kakak iparnya, agar bisa melupakan Masako Shimura, namun sebaik apapun Meifang pada Yan Zenkun tak sekali pun ia peduli. Karena ... you know lahh ... dalamnya lautan bisa diselami, tapi dalamnya hati siapa yang tahu #eh. FYI, Meifang mengisi hari-hari hambarnya dengan berjualan ikan di pasar dan sesekali membantu di rumah Zhou Yunfen.

Yu Zhen yang sering membawa pelanggannya ke rumah Tn. Gu (Wang Qianyuan) dan Ny. Gu akhirnya diusir juga, dengan harga diri yang berceceran ia menggelandang dan tinggal di jalanan. Dengan keadaannya yang serba kekurangan, Yu Zhen tetap keukeuh untuk pergi ke Keelung demi mencari kekasihnya. Temannya sempat memarahinya karena terlalu bersikeras tapi Yu Zhen tak bergeming.

Semakin hari harga tiket kapal kian melambung tinggi, Yu Zhen yang sedang waving check bertemu dengan seorang bussinessman bernama Peter  (Bowie Lam), Peter menyetujui untuk membelikan satu tiket kapal sebagai bayaran jasa Yu Zhen. Sayangnya, Peter tidak bersedia memberikan tiket kapal karena Yu Zhen dianggap tidak pantas mendapatkannya, Yu Zhen yang merasa ditipu kemudian memukuli Peter dengan balok kayu hingga berdarah-darah dan kabur.

Dengan situasi politik yang kian memanas, masyarakat mulai resah dan berupaya untuk mencari suaka ke Keelung. Disaat genting seperti itu, Yan Youning memilih untuk pergi ke Shanghai demi melanjutkan perjuangan ayahnya, Yan Zenkun kemudian menyusul Yan Youning karena mengkhawatirkan ibunya yang dititipkan kepada Meifang.

Yan Zenkun menemukan Yan Youning dan memintanya untuk pulang, awalnya Yan Youning menolak namun akhirnya ia mau juga pulang setelah dipaksa. Mereka datang tepat pada saat kapal akan mengangkat sauh, banyak diantara calon penumpang kapal yang tidak bisa menaiki kapal karena sudah kelebihan muatan, ketika sedang berdesak-desakan , Yan Youning meninggalkan Yan Zenkun.

Tong Daqing yang dirawat oleh Yu Zhen dibawa pergi menggunakan kapal oleh satuannya. Ketika Yu Zhen sedang membereskan tempat tidur bekas Tong Daqing datanglah Tian Hu, ia lantas bertanya kepada Yu Zhen apa ia masih mau pergi ke Keelung, tentu saja Yu Zhen menjawab Ya. Bak mendapatkan durian runtuh, Tian Hu memberikan tiket miliknya kepada Yu Zhen karena ia memilih untuk pergi bersama pria lain.

Yu Zhen kemudian membereskan barang-barangnya dan pergi menuju pelabuhan, pada saat itu datang korban baru dari medan peperangan, dibaringkan di tempat tidur yang dibereskannya tadi. Ia adalah kekasih Yu Zhen yang dicari selama ini, tak berapa lama ia meninggal.

Yu Zhen kemudian bertemu dengan Ny. Gu dan keluarganya di kapal, ia meminta Ny. Gu membantu mencari ranjang miliknya. Alangkah terkejutnya Peter ketika melihat Yu Zhen memegang tiket milik Tian Hu, kepadanya Yu Zhen mengatakan bahwa Tian Hu tidak mau menjadi gundiknya dan sudah menemukan pria lain.

Kapal yang mereka naiki sudah kelebihan muatan sedari awal, anggap saja asian culture, seorang yang memiliki kedudukan tentunya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan, mereka membawa serta keluarga besarnya melalui pengaruhnya, it’s known as nepotism. Maka tak heran jika jumlah penumpang membludak dan banyak yang ditinggalkan di pelabuhan.

Kebetulan, saat itu adalah malam tahun baru China sehingga bisa dipastikan semua penumpang merayakannnya, tak terkecuali dengan kru kapal. Ketika orang-orang sedang larut menikmati pesta meriah dengan sajian khas tahun baru diiringi live music dan gundik, kapal menabrak batu karang. Guncangan pertama sukses membuat kru kembali terjaga namun tak serta merta menyadari bahwa lambung kapal telah bocor.

Ketika mengetahu ada tentara di kapal, Yu Zhen kemudian membantu membagikan makanan sambil mencari tahu tentang kekasihnya. Pada saat itu foto pernikahan fiktif yang dipegang oleh Tong Daqing terjatuh dan diambil oleh Yu Zhen. Betapa gembiranya mereka berdua ketika mengetahui keadaan masing-masing, mereka lalu bersepakat untuk terus bersama.

Kapten kapal menyerukan agar penumpang tetap tenang, Tn. Gu yang menemukan bahwa air sudah memasuki kapal memerintahkan semua penumpang naik ke dek. Bayangkan ... adegan kapal pra tenggelam yang chaos ala Titanic dengan asian taste, lebih rempong dan lebih semrawut.

Disaat terjepit seperti inilah animals instinct muncul, saling sikut-sikutan menyelamatkan diri, rebutan pelampung sampai bunuh-bunuhan demi papan biar bisa ngambang. Padahal mereka berpotensi selamat jika mau sabar dan berbagi.

Yu Zhen dan Tong Daqing saling membantu menyelamatkan, mereka juga menyelamatkan salah satu anak Tn. Gu, jangan tanya kabar keluarga Gu yang lainnya, mereka semua tenggelam. Sedangkan Yan Zenkun yang memang tidak punya alasan untuk hidup akhirnya memilih untuk menenggelamkan diri (iya gitu ya?) karena tak sanggup lagi menjalani hidupnya yang hampa.

Di Keelung terjadi hujan badai yang membuat rumah kertas (Jepang) Zhou Yunfen rusak parah, bahkan runtuh sebagian, ia dan ibunya terjebak di rumah. Kemudian pembantunya dan Meifang membawanya ke rumah ibu Yan Zenkun untuk diobati.

Dari ribuan penumpang hanya 36 orang yang ditemukan selamat, sisanya? You know what I mean ...

Woww ... Woww ... Woww ...

Dengan jajaran cast yang menjajikan dan cerita yang apik, The Crossing part 2 ini membuat saya MaGer hehe Meski The Crossing part 1 lebih awesome, The Crossing part 2 juga tak kalah awesome ... Banyak adegan dari The Crossing part 2 yang mengingatkan akan Titanic, mungkin karena sama-sama tenggelam sehingga detail-detail adegannya tidak terlalu diperhatikan.

BTW, cool movie guys!!! Bagi yang kurang menyukai film bertema peperangan atau musibah, tak ada salahnya menonton The Crossing. It would change your mind ...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sisingaan is art performance from Subang Jawa Barat, also known as Gotong Singa or Singa Depok. It was a famous art performance in the Subang area, especially in Pantura (Pantai Utara Jawa / north Jawa Barat) such as Pamanukan, Indramayu, and Karawang.

Sisingaan means a fake lion. An artificial lion. In Bahasa Indonesia lion means singa, the Si word that is repeated twice, and a comment behind indicates a fake character or pretend situation in the Sundanese language. So, Sisingaan is an acculturation word from Bahasa Indonesia and Sundanese language.

It's performed by 4 (or more) men carrying the sitting lion doll, they walk around the village followed by their family and neighborhood, and they also dance following the music rhyme. At some point, the men will stop walking and perform their dance to entertain the viewers.

For Sisingaan, they used Sundanese traditional music, but for Sisingaan followers, they used dangdut music. So with the costumes, the boy who rode Sisingaan would wear Sundanese traditional costumes and the men would wear uniforms, such a modification design from Sundanese traditional costumes.

Commonly Sisingaan is performed to celebrate khitan, a Muslim tradition of remarked boy's maturity by circumcision. But, nowadays not only boys can ride Sisingaan, but adults can be, even sometimes they (adults) are the boy's parents. In some regional anniversary events, the leader would ride Sisingaan to be seen by people.

Sisingaan didn't come out by itself or suddenly created, there is a reason behind his genesis. In the 1800s, while the Dutch (Holland) and England still being an alliance, Subang was under their authority. They built a planter community named P & T Lands, in daily The Dutch managed the politics and England managed the economy of that company.


Because of the double ownership of P & T Lands, a lot of Subang people live miserably. That condition made them suffer and released an unsatisfied atmosphere in Subang. Then, they created Sisingaan to tease the colonizer.

The lion itself was chosen as a symbol of colonizers, Dutch and England, that's why in every Sisingaan performance at least they performed 2 lions. The boy who rides Sisingaan is a joke of the colonizer, representing the rude ambitions of squeezing a resource that isn't theirs.

In the beginning, Sisingaan was created as a disjunctive symbol for teasing the colonizer, but it grew into a folk culture of Subang. Even now Sisingaan is the main performer at Subang annual events.

Like other folk cultures, the tradition has been changed and modified depending on the situation. So with it. Nowadays Sisingaan form isn't only about a lion, it has transformed into the other form that people see on Television.

In North Subang, especially in the Pantura area. Sisingaan can be found in abstract, weird, and odds versions. It still has a lion head but with a tiger stripe body, horsetail, and bird wings, or a dragon head with a cow body and dragon tail in missy patterns.


That transformation can't be separated from the ancient folk culture (another folk culture) that appeared even before Sisingaan itself. That ancient folk culture has acculturated with Sisingaan in different tastes.

No matter how far Sisingaan has changed, it still is the disjunctive folk culture of Subang that was raised by the era.
(picture source: www.google.com)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Dari 45 orang mahasiswa yang resmi mendapatkan NRP di jurusan Desain Produk Kampus Oranye, 9 orang diantaranya adalah cewek cantik nan innocent, yang langsung membuat genk mandiri ala girlband Korea ketika tahu kalah jumlah 🥲. Slow but sure, jumlah mahasiswa Desain Produk Kampus Oranye menyusut sedikit demi sedikit hingga tersisa ± 20 an orang di tingkat senior. Kabarnya, mereka ciut ketika menghadapi seleksi alam di rimba Desain Produk Kampus Oranye, terlalu ganas katanya, dan sadis (kalau) kata Afgan 😁.

Aku, Rizma (ingat ya, Rizmanya pake z bukan pake s), Osi, Seni (serius namanya Seni, seni yang artinya art kalau di-translate ke Bahasa Inggris), Oki dan Nining (atau Ningcu biar image-nya unyu 😗) termasuk survivor di angkatan #DuaRibuDelapren Desain Produk Kampus Oranye. Karenanya kami cukup eksis. Meski tidak seeksis aa yang suka motongin kertas di Annur.

Karena eksisnya, Punk Restu sampai hati menjuluki genk codet karena wajah kita kusut kaya preman pasar Cihaurgeulis. Matthew yang keturunan Tionghoa impor sampai rela bermigrasi ke jurusan lain saking takutnya kita kecengin. Luck(y)Man si Anabu alias Budi Anduk KW sekian malah sempat-sempatnya bikin komik bertema assassin bengis di mading jurusan Desain Produk Kampus Oranye, hanya untuk sekedar menujukkan perasaannya. Oohhh... So sweet... 🤯🔨😌.

Jangan heran kalau melihat wajah kita kusut kaya preman pasar Cihaurgeulis, setiap harinya kita sibuk blusukan mencari material atau tukang, dari toko material bangunan di sekitar Jalan Pahlawan sampai ke tempat sampah di pasar induk Andir, dari gang-gang sempit di pelosok Cibaduyut sampai ke daerah Bandung coret lainnya. Demi tugas 🥺.

Please deh Matthew... kita gak ingin ngeceng, inginnya dikecengin kali #eeeaaaaa 

Semenjak ada workshop di basement jurusan DKV dan Kimia, teman-temanku mendadak jaim (jaga imah) dan sombong. Temanku yang biasanya ngobrol, yang suka jajan bareng Sabana dan suka curhat ingin punya pacar, jadi suka pura-pura gak kenal kalau ketemu di jalan 😌. Apalagi kalau ketemunya di depan workshop #eh. Apalagi kalau ketemunya sama teman-teman yang lain #eh. Apalagi kalau ketemunya lagi pas lagi ada senior #eh.

Jangan salahkan kita kalau image-nya jadi kaya assassin bengis. Terlalu sering diabaikan dan dijadikan standar reputasi ala anak gaul workshop membuatku yakin, diam-diam mereka memelihara Dementor disana. Satu-satunya alasan kita pergi ke workshop adalah untuk bertugas, selainnya tidak sengaja. Aura negatifnya yang tinggi membuatku khawatir akan terkena kecupan Dementor.

Hampir setiap hari Yudha Batik complain bin request: “Kenapa sih kalian ke kampus gak pernah pake high heels?”, “Cobain deh sekali-kali kalian ke kampus pake stiletto”, “Yudha ingin banget liat kalian pake dress ke kampus. Yang kaya Academy Awards semalem. Pasti gempar deh satu jurusan...”, “Ihh... pake make up geura kalian teh. Caludih tau!” dll dsb dst. Tapi baiknya, Yudha selalu men-design-kan sepatu atau dress ala professional personal stylist setiap kali selesai mengkritik, sebagai solusi, seperti Ivan Gunawan di masa kini.

J
angankan pakai high heels atau dress ala seleb Hollywood, bisa mengenakan baju dengan hijab yang warnanya nyambung juga alhamdulillah banget sist... #eh. Kalau lagi hectic, baju yang dipakai adalah baju yang pertama kali dilihat di lemari, gak sempat make up-an di kosan karena di workshop Desain Produk Kampus Oranye sudah ada dempul dan debu kayu pohon Pinus yang nungguin. Kangen ceunah...

Sebenarnya tak ada yang salah dengan kita. Design rule yang paling utama yaitu form follow function sudah diaplikasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin satu-satunya yang belum sesuai adalah function with performance. Intinya sih, kita kurang kece! Bukan kurang sih, emang gak kece!

Masih kata Yudha Batik, idealnya mahasiswa/i yang berkuliah di jurusan Desain produk Kampus Oranye harusnya tampil stylish dan keren ala fashion designer / fashion blogger, atau minimalnya tampil ala foto-foto yang ada di Pinterest. Biar enak dilihat. Jangan lupa pakai perfume, biar gak disangka tukang gara-gara badannya bau resin atau herin. Oh Iya, jangan lupa jadi diri sendiri, jangan jadi orang lain.

Kadang kalau lagi peak season (UTS/UAS) mahasiswa suka jadi lalai dan muncul animal instinc-nya, yang ada di pikiran cuma ada tugas, tugas dan tugas, selainnya gak kepikiran. Kaya temanku, saking khawatirnya terlambat gara-gara masangin tali sepatu, dia nekat melakban sepatunya dengan lakban hitam supaya gak copot waktu ngebut. Ada juga yang datang ke kampus masih mengenakan piyama, kelihatan banget kan begadangnya hehe

Aku juga pernah, hanya sekali-kalinya di umur hidupku. Ketika peak season, aku berangkat dari kosan menuju tempat ngeprint di seberang kampus tergesa-gesa, semuanya tampak normal, kecuali orang-orang yang menatapku berkali-kali. Merasa tak ada yang salah, aku lalu chatting sekaligus progress checking dengan teman yang lain. Tak lama kemudian pandanganku tertumpu pada pantulan diriku di depan etalase tempat nge-print...

Faaaaakkkkkkkkk!!!! 😱


Kok bisa sih (pake) sepatunya beda ??? (FYI. Aku mengenakan sporty shoes di kaki sebelah kanan dan mengenakan flat shoes di kaki sebelah kiri!!!) Bisa-bisanya gak kerasa padahal tinggi sepatunya juga beda. Bisa-bisanya juga cuek padahal orang-orang di sepanjang jalan Suci ngeliatin. Dan dengan harga diri yang berceceran aku kembali ke kosan untuk menyamakan sepatu.

Love is blind, but assignments is blinded. #QuotesOfThatDay

BTW, AADC D A #DRD DSN PRDK KMPS ORNY?
(By The Way, Ada Apa Dengan Cewek Di Angkatan #DuaRibuDelapren Desain Produk Kampus Oranye?)

EMGNY QT KNP? K AQ GTW. UDH A AQ MW NGDWNLD DL Y
(Emangnya Kita Kenapa? Kok Aku Gak Tau. Udah Ah Aku Mau Ngedownload Dulu Ya)

GTW NH. AQ JG G NGRT. LGN NGP JG RBT2 NGRSN QT. URS AJ DR SNDR. RBT AMT
(Gak Tau Nih. Aku Juga Gak Ngerti. Lagian Ngapain Juga Ribet Ribet Ngurusin Kita. Urus Aja Diri Sendiri. Ribet Amat)

KSRNGN GWL SM PNK RST X Y. JDNY PD TKT. HRSNY GWL SM MTHW YG KTRNN TI
(Keseringan Gaul Sama Punk Restu Kali Ya. Jadinya Pada Takut. Harusnya Gaul Sama Matthew Yang Keturunan Tionghoa Impor)

TW NH. BYR MK KCL GN JG AD MSH YG NKSR X
(Tau Nih. Komplen Mulu. Biar Muka Kucel Gini Juga Masih Ada Yang Naksir Kali)

O QRAIN AP. UDH C G USH DPQRIN
(Oohhh ... Kirain Apaan. Udah Sih Gak Usah Dipikirin)

..................................................
(silent reader)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Setiap resepsi pernikahan yang aku hadiri selalu menyisakan awkward questionable moment, pertanyaan ‘sekarang dengan siapa?’ adalah basa basi tapi kepo yang jadi top rank untukku. Membuatku agak baper karena mereka masih saja ingat dengan siapa aku sebelumnya haha

SBL. KZL. BPR.

Tapi diantara semua BFF yang sering chatting, ada beberapa yang menanyakan secara serius ‘sekarang dengan siapa?’. And the latest person whom got the answer is Vici.
So I asking to myself ‘what kind of guys that I’m really looking for?’.

‘A kind of Chuck Bass’.


Absolutely.

Let me tell you Vici, he’s the typical of eligible guy that I want the most. Seriously. I meant that. Mungkin Vici juga harus nonton Gossip Girl untuk bisa mengerti how could I fallin’ in love with Chuck Bass. Ya ... Meski aku tahu, ujung-ujungnya Vici pasti ngece sengece-ngecenya sama that most wanted guy karena bukan seleranya. Hahaha  I knew you sist ...
It started when I’m watching Gossip Girl during college. Di suatu siang yang geje karena kuliah mandiri, salah seorang temanku sedang asyik berkutat di depan laptopnya, tidak sedang mengerjakan tugas, tapi sedang menonton film yang baru di downloadnya. Gossip Girl.


Sejak saat itu hari-hari gejeku pun dihiasi dengan menonton Gossip Girl, aku bahkan rela bertapa di kamar kosan demi nonton marathon Gossip Girl, I don’t know ... I’m so addicted on it. Sebenarnya aku agak terlambat menonton Gossip Girl, but, it’s better late than never right?

Gossip Girl sendiri berkisah tentang anonymous blog account yang memberitakan tentang segala hal yang terjadi di Constance High School, private school di daerah Manhattan yang jadi centre story. Sama halnya dengan masa-masa high school pada umumnya, Gossip Girl sarat akan mean girls, rival,  friendship, backstabber, boyfriend & girlfriend dan remeh temeh lainnya, yang pasti semua high school graduated pernah rasakan.

Diantara semua murid Constance, yang paling sering diberitakan Gossip Girl adalah Serena van der Woodsen, Blair Waldorf, Nathaniel ‘Nate’ Archibald, Charless ‘Chuck’ Bass, Daniel ‘Dan’ Humprey dan Jennifer ‘Jenny’ Humprey, sisanya adalah figuran yang bergantian dating dengan mereka. 4 nama pertama adalah teman semasa kecil yang orang tuanya juga berteman, ya bisa dibilang Gossip Girl is about their circle.

Icunk jelas naksir berat sama Dan, katanya cowok yang penampilannya berantakan lebih cuco haha It’s her taste ... Dan seperti kebanyakan kecengan Icunk lainnya, Dan suka pake kemeja flannel atau hoodie lengkap dengan sling bag (tas selempang) keplek-keplek yang gak jelas ada isinya atau nggak, rambutnya so yesterday banget lah dan ada berewokan dikit di mukanya. Pokoknya, ala-ala mahasiswa baru yang sedang dalam masa peralihan style ... Tanggung-tanggung gimana gitchuh ...

At the beginning my eyes is on Nate, mungkin karena dia (memang) cakep parah dan tipikal golden boy yang gak neko-neko macem Chuck Bass. Tapi ... tapi ... tapi ... ada tapinya, karakter Nate yang effortless terkesan mudah menyerah pada keadaan, belum lagi kebiasaannya yang plin plan, hari ini dengan Serena, besok dengan Jenny, lusa dengan Vanessa. Arrggghhh ... Capek dweehhh mas Nate ... Too much goodness is boring J Aku sih no, gak tahu nih kalau Mas Anang.

Maka aku berpaling kepada Chuck Bass ...

He has prestige reputation that every guys had dreamed, bad boy, play boy and rich boy. A whole package of Chuck Basstards. He might not handsome as Nate but he had style, he might not smart as Dan but he had strategy, he might not kind as Erik but he had  manner. But most of it all ... He is Chuck Bass.

And his voice saying ‘I’m Chuck Bass’ whispering inside my heart hehe

Then ... I found another side of Chuck Bass, he is not as he be seen. He actually a kind of sweet and nice person , a loyal friend and the one whom always lent his hand for every urgently things that happened.

People changed ...

Even sometimes only pain whose can changes (people) :)

Did I mentioned? Chuck Bass is youth version of Barney Stinson, they like to suit up (memakai jas), seems their life is so officially ... Tapi emang agak annoying juga sih, masa tidur juga pake jas? Haha BTW, a little things that remind me so hard of Chuck Bass beside his suit is, his signature scarf hehe


Chuck Bass might be the typical of eligible guy that I want the most. Tapi bukan berarti aku akan selalu menuntut agar partnerku serupa seperti Chuck Bass atau menyerupai Chuck Bass. Semua orang berbeda, memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, tidak perlu dipaksakan. Asalkan ... berprospek haha

That’s the main point of Chuck Bass. Prosperity!. Prosperity!.  Prosperity!. Go!. Go!. Go!. I can smell the prosperity around him.

*wink *wink *wink                 
                       
Saat aku masih bersekolah di high school dulu, ada masanya ketika temanku kepo menanyakan tentang ‘what kind of guys that I’m really looking for?’, aku selalu menjawab dengan pasti ‘yang berprospek’. And I’m very serious for that one.

Pada saat itu aku berfikir bahwasanya berprospek adalah the keyword of everything that I wanted the most,berprospek berarti mencakup segala sesuatu yang cocok untukku, dan berprospek adalah suatu visi yang jelas. Masa depan. I’m not a kind of materialistic girl or a kind of money oriented girl, I’m just a visionary, a future oriented.


Not every smart one has a prosperity,not every handsome one has a prosperity, not every rich one has a prosperity. But the prosperity one had those of it all. At least for me :)

I had passion. He had prosperity. Together we run the world undefeatly (pssttt ... never mention the rest, they are just renter in our worlds).

Dan, kalau masih boleh nawar, aku juga ingin menambahkan ganteng ke dalam list ‘what kind of guys that I’m really looking for?’,karena kalau tampan kesannya hanya wajahnya saja yang rupawan, tapi tidak dengan bodynya #eh. Ganteng mencakup proporsi, komposisi dan isi, hugable enough meski tidak harus selembek adonan roti yang mengembang, tapi bolehlah kalau memang bisa semarshmallow Baymax mah.


Satu lagi, I don’t want a smoker or drugs addict. Karena ... refer on my (latest) healthy condition, aku pernah terpapar ISPA, haha meni geuleuh ihh ... Tapi ini serius, faktanya, aku sampai harus resign karena terpapar ISPA. KZL BGT kan sist, keselnya kebangetan...

So, those is the typical of eligible guy that I want the most which is  kept on my mind, a kind of daydreams that  I’m certainly sure I’ll have, no matter what.

Just wait ...

BTW, thank you Vici for asked me, it’s remind me that I had a super anxious requirement which is blown my mind everytime I  found the (new) one.  I’m writing this for helping myself getting out those ‘things’ that driving me so crazy since I’m in high school. A ‘things’ that I should putting 5 cm on my forehead and using for scanning every man that I meet. As always hehe












XOXO – Dorota! Pick the dress!!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates