Sudah hampir setahun lamanya mama sakit, ia
terkena serangan (stroke) dalam
perjalanannya ke kantor di pagi hari, sepupuku lantas membawanya ke Rumah Sakit
namun tak berapa lama kemudian separuh tubuhnya dinyatakan tidak berfungsi. Aku
yang memang sedang berada di rumah pasca resign
tak pernah mengira, bahwa hal yang paling dikhawatirkan mama akan terjadi juga.
Lalu, setelah dirasa cukup pulih, dokter di
Rumah Sakit mengizinkan mama pulang. Yang terjadi setelahnya adalah perjalanan
panjang ala Pendeta Tom Sam Chong di serial Kera Sakti. Aku mewakili keluargaku
membawa mama berobat kesana kemari. Berbagai pengobatan pernah dicoba. Berbagai
dokter pernah dikunjungi. Berbagai obat-obatan pernah diminum. Tapi hasilnya
nihil.
Aku yang belum bekerja lagi memutuskan untuk
menjadi volunteer, dengan main project
mengurus mama hehehe Bagiku menjadi volunteer
merupakan pilihan terbaik daripada jadi pengangguran yang sering diasumsikan
dengan tidak memiliki pekerjaan dan tidak melakukan apa-apa. Mungkin bagi
sebagian orang pekerjaanku kurang menguntungkan karena tidak menghasilkan dan
tidak keren. Memang. Aku sudah tahu.
Atas saran dari keluarga, kami pun hijrah ke
rumah Mbah yang terletak di daerah Kalijati, di desa dekat perkebunan karet
yang kini ditanami pohon pisang. Aku tidak terlalu menyukainya karena merasa
dijauhkan dari peradaban hahaha ... Tidak ada sinyal provider yang stabil. Tidak ada TV kabel. Tidak ada warnet (pliss
dehh ... hari gini ...). Tidak ada buku bacaan. Tidak ada pedagang di malam
hari. Mmhhh ... Banyak alasan bagiku untuk menolak. Tapi apa daya, mama ingin
tinggal disana. Membuatku khawatir bahwa suatu saat aku dan mama akan pindah ke
rumah Mbah secara permanen T.T
Perlu lebih dari 3 kali untuk mengangkut
barang bawaan selama hijrah, sisanya menyusul ketika aku ‘main’ ke rumah. Jika
untuk waktu 2 minggu saja diperlukan barang bawaan yang banyak, apalagi jika
nanti benar-benar pindah. Mungkin butuh lebih dari 10 truk untuk mengangkut
semua barang di rumah dan itu belum termasuk dengan printilan-printilannya.
Setiap hari aku terbangun karena suara kokok
ayam ketawa yang baru-baru ini dipelihara oleh Wa Gun, yang dengan suaranya
yang parau dan terbata-bata, ketawanya jauh dari kata merdu. Setelah sholat shubuh biasanya aku akan memasak
air untuk mandi mama, tapi jika kompor gasnya sedang fully booked, aku akan
pindah menggunakan hawu (tungku) di
bagian belakang rumah.
Lalu ... aku akan memasak tahu dan menyeduh
susu diabetes. Lalu ... aku akan membereskan kamar dan menyetrika baju. Lalu
... aku akan ikut menonton Gangga dan Uttaran hanya karena mama suka. Lalu ... aku
akan mengobrol sampai malas. Lalu ... aku akan membereskan tas dan bersiap-siap
pergi ke dokter. Lalu ... aku akan ... akan ... akan ... mmmhhh ... akan ...
akan ... Yasudahlah. Kira-kira begitulah
setiap harinya. Membosankan.
Eh. Kecuali. Menonton Andre dan Hesty memasak dengan
modus (modal dusta) di NET.
Satu-satunya hiburan adalah Candy Crush Saga
dan Candy Crush Soda yang selalu aku mainkan secara maraton setiap kali ada
waktu kosong. Atau menyalakan laptop hanya demi mendengarkan All I Ask nya
Adele berulang-ulang sepanjang hari. Kadang-kadang membaca ulang blog content
yang pernah dipublish untuk sekedar
mengisi waktu luang. Sisanya aku habiskan dengan pekerjaan rumah reguler yang sangat menyita waktu.
Meskipun aku membawa serta design tools ketika hijrah, jarang sekali
aku bisa menggunakannya secara bebas. Karena sepupu kecilku terlalu ingin tahu mengacak-ngacak
meja kerja yang sudah aku tata. Dan demi kebaikan semua design tools yang aku miliki, aku memilih untuk doodling secara rahasia dan tersembunyi.
Sorry
buddy ... Family first. I’ll call you later OK!
Aku tidak melakukan semua hobbyku untuk menyenangkan orang lain, aku melakukannya untuk
diriku sendiri. karena aku akan bahagia jika bisa melakukannya ... Sayangnya, not everyone understand as well as I am.