Pernahkah terlintas dalam pikiran, mengapa
orang kaya bisa tetap (atau bertambah) kaya sedangkan orang miskin bisa tetap
miskin?
Mengapa?
Jawabannya adalah pemahaman finansial.
Robert terlahir dari keluarga kelas menengah
yang cukup berkecukupan, ayahnya adalah seorang guru sedangkan ibunya hanyalah
seorang ibu rumah tangga biasa. Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
sangat bergantung pada pendapatan ayahnya, karena tidak memiliki penghasilan
lainnya. Maka dari itu ia menyebutnya sebagai Poor Dad.
Di sekolah ia berteman dengan Mike yang juga
berasal dari kelas menengah, bersama-sama mereka menjadi partner dalam menghasilkan uang. Ayah Mike adalah kontraktor
sekaligus businessman pada saat yang
bersamaan, dari ayah Mike lah Robert belajar bagaimana caranya menghasilkan
uang, mengatur uang sampai membuat uang tersebut bekerja untuknya. Maka dari
itu ia menyebutnya sebagai Rich Dad.
Rich Dad, Poor Dad adalah 2 sisi mata uang
dari issue finansial, memberikan
gambaran nyata mengenai pemahaman keuangan di masyarakat luas, tentang
bagaiamana pemahaman finansial sangat berpengaruh terhadap masa depan
seseorang.
Dengan bahasa yang mudah dimengerti Robert T.
Kiyosaki mengupas tuntas tentang issue
finansial yang dianggap krusial, seperti issue
pajak dilihat dari kacamata bussinessman
yang kapitalis atau issue mengenai
perbedaan mendasar antara bisnis dan profesi.
Satu hal yang perlu diingat, pemahaman finansial
adalah salah satu skill yang wajib
diajarkan oleh orang tua kepada anaknya, katakanlah sebagai legacy (warisan). Karena dengan
mengajarkan pemahaman finansial, sekurang-kurangnya orang tua telah
mempersiapkan masa depan si anak.
Mungkin buku ini agak kejam menggunakan
istilah Rich Dad (Ayah Kaya) dan Poor Dad (Ayah Miskin), namun dibalik kejamnya
terjemahan kata sifat tersebut, buku Rich Dad, Poor Dad mengajarkan kepada
pembaca mengenai pemahaman finansial, selain itu buku ini disertai dengan tips dan trik finansial yang bisa diterapkan dalam
bisnis, khususnya bisnis property.