Hiking di Gunung Papandayan part 1
Hello~
Setelah hampir 6 bulan #stayathome, akhirnya aku cuti ygy 😁. Awalnya Pici berinisiatif merencanakan halal bihalal di Garut karena tahun ini kita nggak ada bukber dan WAG terpantau sepi. Iya sih... prioritas buibu saat ini adalah para bocil yang udah nggak bocil lagi dan seabrek kegiatan sekolah. Pun kita yang masih single, sibuk luar biasa mengurusi negara yang main gila 😉.
Dipikir-pikir sayang banget kalau beres halal bihalal langsung pulang ke rumah, mumpung masih di Garut yekan. Deya request yang ijo-ijo *lagi karena ingin grounding, sedang aku dan Icunk mah yes wae da lagi di masa tanggang. Tadinya Pici ngajak ke Gunung Sagara yang lagi hype di TikTok, namun menimbang track-nya yang sulit dan cuaca yang kurang coy kita memilih ke Gunung Papandayan.
![]() |
parking with a view 😍 jangan coba-coba meninggalkan cokelat karena pasti meleleh |
Kalau sebelumnya kita ke Gunung Papandayan untuk hiking tipis-tipis dan camping di pinggir tempat sampah, kali ini hiking beneran 😂. Tadinya kita mau camping karena Pici ingin barbeque-an, tapi nggak jadi karena prakiraan cuacanya hujan mulu. Jadilah kita memutuskan untuk tektok (pergi pulang) aja, dan yang pertama kali kubayangkan adalah... menyala kakiku 🦶🔥.
Sejujurnya aku sempat ragu karena nggak yakin mampu, terakhir kali hiking ke Gunung Papandayan kakiku pegal selama hampir seminggu. Sadar udah pada tuwir, kita mempersiapkan diri dengan jalan kaki 30-45 menit setiap hari selama 2-3 minggu. So far it works 😉, alhamdulillah kita semua sehat wal afiat, kakiku nggak pegal macem hiking yang lalu-lalu, cukup pake Salonpas semalam besoknya udah normal.
![]() |
tanpa bermaksud pick me, ini tanaman apa sih? |
Kita pergi ke Gunung Papandayan berempat, + Intan yang memutuskan untuk join di last minute. Seperti byasa... niat suci berangkat shubuh, namun mandi dan beberes pun butuh waktu 😅 akhirnya kita berangkat sekitar jam 8an. Cuaca pagi itu cerah hingga cahaya matahari mampu menelusup di antara pepohonan dan menyilaukan kita yang sarapan darurat di mobil *nggak keburu yaini 😋.
Tiket masuk weekend Rp 40.000
Tiket parkir mobil Rp 40.000
Sebelum mulai kita mampir ke kios yang menyewakan berbagai perlengkapan hiking, cap cip cup aja sih toh isinya mirip-mirip. Untuk hal begini jangan remehkan the power of emak-emak ya, Pici langsung menawar harga sewa bahkan sebelum masuk kios 😂. Saranku, jangan lupa double check karena nggak semua barang yang disewakan kondisinya OK. Oh ya, penyewa wajib menyimpan KTP di kios.
Tracking pole Rp 10.000 (penawaran maksimal)
Vest 15.000 (penawaran maksimal)
![]() |
ojek offline yang bikin pantat tepos 😅 |
Just in case ingin menghemat waktu dan tenaga kita bisa naik ojek dari pos 4 sampai pos 5, biayanya sekitar Rp 30.000 (percayalah... ini worth in every penny). Ada 10 pos yang mengelilingi Gunung Papandayan ini, hampir semua posnya dilengkapi toilet dan gazebo untuk beristirahat. Di pos tertentu ada warung-warung yang menjual makanan dan minuman, jadi sebenarnya nggak bawa bekal pun isokay laya, jajan aja di sana.
Dari pos 4 sampai pos 7 dan pos 9 track-nya disusun menggunakan bebatuan yang berasal dari material vulkanik di sekitar gunung. Untuk pejalan kaki track-nya dibikin bertangga-tangga sedang untuk motor trail track-nya dibikin lebih flat. Pada beberapa titik track-nya saling silang, yang mana bikin kita sering salah pilih track, kaget aja gitu lagi susah payah jalan eh tetiba disalip motor trail bawa logistik.
![]() |
Indomaret di pos 7 yang menjual cuanki, baso dan gorengan untuk harganya masih pake standar warung 👍 |
![]() |
semangka Rp 2.000 aja |
POS 1 Gerbang utama TWA Gunung Papandayan (loket)
POS 2 Tempat parkir
POS 3 Tempat lapor camping
POS 4 Pintu gerbang pendakian
POS 5 Area kawah I
POS 6 Area kawah II
POS 7 Persimpangan antara Ghober Hoet dan Hutan Mati
POS 8 Ghober Hoet
POS 9 Hutan mati
POS 10 Pondok Salada
Karena kita tektok, maka rute yang dipilih adalah:
Pos 1 - Pos 2 - Pos 3 - Pos 4 - Pos 5 - Pos 6 - Pos 7 - Pos 9 - Pos 10 - Pos 8 - Pos 7 - Pos 6 - Pos 5 - Pos 4
![]() |
salah satu barbuk yang kutemukan 😁 |
Aku bersyukur setelah beristirahat di Pos 7 kita pilih ke Hutan Mati dulu ketimbang Ghober Hoet karena track Tanjakan Omon sungguh sangat afghan... tsadesss banget. Sepanjang track aku menemukan banyak sole yang nyelip, mostly dari alas kaki yang bukan untuk aktivitas outdoor. Tapi memang edan sih rang-o-rang bisa-bisanya mereka hiking pake Crocs, Hush Puppies dan Air Jordan. Kamana atuh gaya... 😅.
Melihat para orang tua yang menggegendong carrier + bocil itu B aja, yang luar biasa justru melihat para lansia dan pasangannya tetap semangat mendaki meski dengan langkah yang terbata-bata. Pun dengan mb-mb yang pake rok panjang hingga menutup kaki, doi mah sans ya tapi kita yang berpapasan dengannya khawatir nggak sengaja menginjak roknya.
![]() |
beberapa langkah dari pos 4 di sini kita masih fresh dan berapi-api menuju puncak, pucuk... pucuk... pucuk... 🍃 |
![]() |
otw dari pos 4 ke pos 5 sungai air mineral yang menemani perjalanan kita, pemandangannya sungguh aduhai 😍 |
![]() |
otw dari pos 4 ke pos 5 aku pake beberapa lapis baju biar nggak masuk angin dan kepanasan 😅 |
![]() |
otw dari pos 4 ke pos 5 bagai ikut rombongan Tong Sam Chong mencari kitab suci ke barat 😁 |
![]() |
istirahat di antara pos 5 dan pos 6 jangan percaya review di TikTok yang bilang hiking di Gunung Papandayan cocok untuk pemula 😭 |
![]() |
otw dari pos 6 ke pos 7 di beberapa titik kita bisa melihat pori-pori Gunung Papandayan yang mengeluarkan uap panas dan bikin permukaan |
![]() |
istirahat di antara pos 6 dan pos 7 kita jalan begini saat tengah hari, monanges tapi yaudin 😅 |
![]() |
view dari pos 7 danau yang tercipta dari letusan Gunung Papandayan, kita nggak mampir kesana karena nggak tahu jalannya lewat mana 😅 |
![]() |
view dari pos 7 gazebo di belakang bukit adalah pos 6, kalau di maps mah deket sih 😅 |
![]() |
otw dari pos 7 ke pos 9 di tengah perjalanan Pici kasih kuliah singkat tentang Gunung Papandayan, mungkin kalyan pernan nonton di insta story kita 😁 |
![]() |
istirahat di antara pos 7 dan pos 9 track paling berat, tekanan udara yang rendah bikin nafas tersengal-sengal, jantung berdebar dan mudah lelah |
***
Untuk post yang terkait dengan Gunung Papandayan bisa dicek di link ini:
0 comments
Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~