Hello~
Udah lama yekan kita nggak mampir ke area Jl. ABC, tenang guise… nggak ada yang berubah kok, bahkan Mang Bola Ubi masih stay di depan toko jam 😁. Setelah scroll sana sini demi mencari tempat ngobrol terbaik selain di Alfamart Express, aku dan Icunk memilih untuk berakhir di Blue Doors. Yha~ apalagi kalau bukan karena lokesyennya yang cukup strategis dan dekat dengan meeting point favoritos kita semua, alun-alun Bandung ☺️.
Seingatku, Blue Doors berada di era yang sama dengan Two Hands Full dan Noah’s Barn. Berhubung I’m not into coffee as you did jadi ya B aja, nggak yang dijugjug atau sengaja mampir gitu. Kalau teman ngajak ketemuan atau kebetulan berada di lokasi yeng dekat aku pun sebenarnya aku nggak keberatan (mampir), cuma kadang gajelas aja haha Mendengarkan teman berbincang dengan barista mengenai kopi dan turunannya membuatku yakin bahwa kopisop adalah tempat yang tepat untuk melamun.
Wow… I’m in the middle of nowhere niya…
Ada masanya aku malay mengunjungi kopisop atau café kekinian, I tried so hard to fits in and enjoy the moment as peoples did, but in the end… it’s only me and my self. Rasa-rasanya ada aja hal yang membuatku kurang nyaman, macem situasi yang terlalu berisik, tembok yang sengaja nggak di-finishing, interior yang kurang matching, perabotan stainless yang mengilap, obrolan-obrolan yang mendadak naik level (serius yaini, aku pun nggak faham… apakah orang yang duduk di depanku ini adalah orang yang sama saat di parkiran tadi? 😵) dan serta mertanya.
Beberapa kali aku terjebak di situesyen yang kurang nyaman dimana aku ingin segera mengakhiri sesi temu kangen di kopisop haha Macem, kapan udahannya yaini? Atau, ayo dong ngobrol lagi dengan siapa gitu… ada hal lain yang ingin kulakukan. Atau, ini kenapa orang rumah nggak ada yang nyuruh pulang? Haha Maaf banget, tapi nggak jarang aku merasa menyesal menghabiskan waktu di kopisop.
Seiring waktu, aku berusaha untuk beradaptasi dengan situesyen yang terasa kurang nyaman, termasuk kopisop. Well… akhirnya aku menyadari bahwa bukan kopisopnya yang bikin nggak nyaman melainkan teman ngobrolnya 😂, kamu nggak seasyik yang kamu pikirkan kawan… 😅 Ternyata, aku merasa lebih nyaman saat ngobrol bersama teman yang udah mengenal karena kita memiliki banyak hal menyenangkan untuk dibahas.
Yaeyalah… untukku yang lebih senang memanen meme dan menertawai jokes receh warga +62, mendengarkan presentasi kiat-kiat me-roasting biji kopi udah macem ikut kuliah teori 2 SKS di pagi hari paska begadang mengerjakan tugas. Bikin ngantuk dan tak tergapai 😶.
Buseddd… panjang banget ya intronya 😅
Meski jarak kantorku dan Blue Doors hanyalah selemparan batu macem menyebrang ke Kings, tapi aku sama sekali nggak kepikiran untuk mampir kesana bahkan di jam-jam makan siang atau pulang kerja sekali pun. Karena aku bukan coffee person, aku lebih sering memesan minuman non kopi macem matcha, thai tea, es krim atau apalah itu yang namanya lucu-lucu di daftar menu.
Aku nggak akan minum kopi dan turunannya kalau nggak ingin-ingin banget, keinginannya ini mestilah muncul dari hati yang terdalam kek keinginan makan Bakso. Nggak bisa diprediksi 😕. Percayalah… aku selalu merasa ngantuk setelah minum kopi, makanya jangan heran kalau mataku tetiba kriyep-kriyep macem kena sirep. Nggak kuwat hamba…
Kali ini aku memilih Hermossa Red, karena nggak mau minum Matcha atau Cokelat, sedang Icunk memesan White Velvet Latte.
Hermossa Red ini adalah campuran dari green tea, hibiscus, bergamot, lemon dan rose. Wanginya enak, rasanya cukup fun dan masih bisa diterima di lidah, cuma after taste-nya terasa kurang nyaman karena menyisakan sedikit hint pahit. Mbany merekomendasikan Hermossa Red ini karena menyegarkan, ceunah… tapi untukku sih masih kurang menyegarkan meski udah dikasih banyak es.
Aku mencicipi White Velvet Latte-nya dan OK, approved. Rasanya lebih creamy dan nggak bikin enek.
📌 Jl. Alkateri No.2, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung
⏰ 06:00 - 21:00
☕️35K - 60K