Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.


Sudah hampir 2 bulan ini ku punya ‘mainan’ baru yang bukan hanya menyita waktu dan menguras energi namun juga menguji daya ingat 😋. Letterboxd. Letterboxd adalah versi film dari Goodreads. IYDK. Goodreads bisa dibilang adalah jejaring sosialnya para book lover, tempat dimana mereka (pembaca) bisa berinteraksi dengan buku maupun penulis bukunya, mau itu membaca review, memberi rating buku atau menginformasikan jadwal meet and greet.

Aku tahu Letterboxd dari akun Twitternya Hafilova, tadinya kupikir Letterboxd adalah blognya 😝Well, setelah dioprek sana sini barulah kufaham bahwa Letterboxd adalah semacam social media untuk para penikmeh film. Nggak mau ketinggalan kan ... jadi aku ikutan membuat akun di Letterboxd, asyik dongs ... karena akhirnya aku bisa membuat list film keren versiku sendiri 🖔🖔🖔

Untuk membuat akun di Letterboxd kamu tinggal mendaftar di situsnya, prosesnya sama kok dengan ketika kamu membuat akun social media lainnya. Kalau sekedar melihat review dan rating-nya tanpa harus membuat akun pun bisa, tapi lebih afdhol lagi kalau punya akunnya 😊 karena:


Kamu bisa memberi rating dan menulis review-nya, serta memberikan like kalau kamu suka film tersebut. Tapi yang terpenting adalah kamu bisa menandai film yang sudah kamu tonton! Keren khan ... biar semua orang tau 😏😏😏


Kamu bisa membuat watchlist (daftar film yang ingin ditonton) ini fitur ter-favorite yha~ karena sangat membantu saat bingung mau nonton streaming dan download film apa.


Kamu bisa membuat diary mengenai film yang sudah ditonton, semacam track list laa ... jadi kan bisa tahu film apa aja yang udah ditonton selama sebulan ini?


Kamu bisa membuat list film versimu sendiri, suka-suka hehe 😉Susahnya dari membuat list ini adalah kita mesti mengingat-ingat lagi film apa yang sudah pernah ditonton.


Untuk meningkatkan daya ingat 😉 kamu bisa melihat-lihat dulu film berdasarkan genre dan tahun rilisnya, siapa tahu ada belum masuk list 😊


Kurang lebih begini ya tampilan profile akun Letterboxd, disediakan 4 slot kosong untuk favorite films di bagian atas. Silahkan diisi dengan seksama ...


Meski agak kurang penting Letterboxd ini menghibur ya 😊 karena ku bisa tracking film sekaligus mencari film-film rekomendasyion orang-orang untuk tabungan streaming dan download 😊😊😊
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hi! Welcome to April’s This or That post, the theme is ... what would I’d rather be (if I choose to reincarnate)☻. Yes, I’m inspired by Along The God’s movie, where reincarnation is the only matter thing after death. I didn’t know yet about the death because I’m still alive, so with you ... ehh you’re still alive right? 😊 ehehe Besides that in my belief there is no reincarnation thing, we only believe that we should wait until the judgment day before to be put in heaven or hell. So, why couldn’t I let myself imagine it? ⌣

What would I’d rather be? (if I chose to reincarnate)

1. Human or Inhuman (animals, plants, or aliens)
Absolutely human!

2. Man or Woman
I enjoyed being myself  💙💙💙

3. My parent’s child or Other parent’s child
I wish to stay the same.

4. The only child or Siblings
I need friends! I don’t want to be alone and ... lonely hehe

5. Brother or Sister
I wish both.

6. First, Middle, or Last child
If I can choose, I’d like to be a middle child because I will have an older and younger sibling.

7. Twins or No twins
Twins seem interesting 😏

8. I am twins of Twins siblings
I believe more siblings more happiness and ... fight 😂😂😂

9. Older brother or Younger brother
Both, I don’t mind.

10. Older sister or Younger sister
Both, I don’t mind too. I don’t want to clean up the house or prepare dishes on great days alone. 

11. Earth or Other planets
Earth!

12. Land or Naval
Land, for a reasonable lyfe.

13. Asian or Europe
Europe, I wanna that blue eyes!

14. Arabian or Latina
Latina is so sexy, besides that the Arabian culture is very shocking.

15. African or Atlantis
Even Atlantis is very interesting, I’m very curious about living in Wakanda 😂😂😂😂😂

16. Indonesia or Malaysia or Brunei Darussalam or Singapore or Japan or Korea
No matter how chaotic and broke, I would like to choose Indonesian as my country.

17. My hometown or other towns.
So with the above, no matter how unknowingly my hometown is, I would like to choose Subang as my hometown.

18. Garut or Bandung
Actually, I’d love to live in Garut because I spent around 6 years there and I was enjoying every minute of it. Bandung is a nice place for living and work but I missed my old Bandung as in my childhood.

19. Born in poverty but raised well or Born in wealth but raised badly
None. I’d like to prefer born in wealth and raised well 😂😂😂

20. Parents or Single parent
Absolutely parents!

21. Public school or Boarding school
Boarding school! I wish I can turn back the time ...

22. Sains or Social or Linguistic
I’d love to be a socialist and interested in linguistics.

23. State university or Overseas university
Nah!

24. Architect or Designer
Architect if you don’t mind ... like Ted Mosby 👏👏👏

25. Interior designer or Visual designer
Interior designer sounds nearby to the architect thingy, and I should admit that I often think about “why I didn’t choose an interior designer major in college?”.

26. Fashion designer or Industrial designer
Off course industrial designers and fashion is the part of us.

27. Freelance or Mobile
Mobile sounds good because it means I kept the job.

28. Working for myself or Working for someone else
Hey! Are you kidding me? I’m the CEO of my own company 👑

29. Studio or Workshop
Both!

30. Offline store or Offline store
Can I have both? 😜

31. Blogger or Vlogger
I’m still into blogging. Maybe next time I become a vlogger.

32. Writer or Photographer
A blog provided both.

33. Artist or Crafter
Both.

34. DIY or Recycler
Recycler for a better future.

35. Painter or Sketcher
Painter is so old school.

36. Chef or Barista
Chef!

37. Fashionista or Geek
Geek is cool.

38. Moviegoers or Partygoers
I love watching movies.

39. Bookworm or a Sports junkie
I didn’t like to sweat.

40. Traveller or Adventurer
My life. My adventure!

41. A lot of friends or A few friends
A few friends that know me so well are worthy 💗

42. A cool friend or A popular friend
A cool friend! Because I would be like them.

43. A funny friend or A cute friend
Cute is never enough.

44. A lovely friend or A loyal friend
I’m loyal to you.

45. A good friend or A caring friend
The carest one.

46. Follow the dream or Follow the heart
The heart is the root of the dreams.

47. Passion or Desire
Both!

48. Me VS The Worlds or The Worlds VS Me
What’s the difference? When the world decided to against me it means I’m the only one who was worthed enough to be her rival.

49. Being myself or Being someone else
Absolutely being myself. Life is hard but being yourself is a struggle 💘💘💘

50. Eym ... Still thinking about reincarnation?

IDK with you but when I wrote this post, I felt to see myself and talked about what I really want to rather than what would I’d rather be (if I choose to reincarnate) 😂 hehe It’s offside. But I’m glad to know that I’m always enjoying and happy for being myself, not anyone else, maybe the only thing that I couldn’t deal with is the situation isn’t always on my side. Do you feel the same?

I’m not Bruce Almighty anyway ...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Selain film-film vampire mandarin di hari sabtu siang, masa kecilku pernah diisi oleh telenovela dan film-film India yang dangdut abis. Pokoknya, setiap kali nonton TV sepulang sekolah pasti nemu channel yang menayangkan film India, mau itu yang seri atau sekali tamat, termasuk diantaranya Kuch Kuch Hotta Hai, Mann dan Nagin. Selalu ada scene inspektur Vijay mengejar penjahat sambil bawa pistol atau scene nyanyi sambil lari-larian bawa selendang  berkibar-kibar diantara pepohonan.

#meanwhileinindia part nyanyinya lebih cetar ketimbang alur ceritanya haha 😂😁

Tapi itu dulu ya... kini industri perfilman India sudah berbenah dan menghasilkan banyak film berkualitas, yang sayangnya belum sempat ku tonton. Film India ter-uptodate yang kutonton adalah 3 Idiots dan My Name Is Khan, selainnya, hanya menonton ulang film-film lawas India yang ditayangkan di TV. Film seri nggak termasuk ya ... ku KZL liat drama hidupnya Ichah vs Tafasya + Damini + si nenek yang  susah banget kelarnya 😭😭😭

Pertama kali tahu film Dangal ini dari tweet-nya @ikanatassa hampir 2 tahun yang lalu, dan berhubung ku sadar di Subang nggak ada di bioskop jadi Cuma bisa mantengin review-nya di akun moviegoers, Yawla... sebegini kurang hiburannya ya Subang. Kalau baca dari review-nya film Dangal ini bagus nggak bikin bosan meski berdurasi 2 jam lebih, wajar sih lama... karena hampir semua film India mengawali ceritanya dengan kelahiran 👶.

Secara garis besar film Dangal ini menceritakan tentang cita-cita dan ambisi seorang ayah akan olahraga gulat, ya, Dangal adalah bahasa Hindi untuk gulat. Filmnya sendiri bergenre family drama + sport, alur ceritanya pun terbilang lengkap, ada sedihnya, bahagianya, ada ngenesnya, ada gemesnya, ada keselnya dan ada deg-degannya. Dan seperti film-film ber-genre sport pada umumnya yang dibuat inspiratif, sulit rasanya untuk nggak terharu 😹.

Mahavir Singh Phogat (Amir Khan) adalah seorang mantan pegulat yang memilih untuk banting stir menjadi pegawai kantoran demi menghidupi keluarganya, kurang lebih beginilah nasib para atlet di kehidupan nyata... nggak peduli seberapa berprestasinya, ujung-ujungnya selalu dihadapkan pada urusan perut. Harusnya pada punya DPLK nih haha 😻

BTW, opening film Dangal ini syungguh sangat memorable yha~... ehehe Kapan lagi coba liat cowok-cowok kekar bercawat dan berkumis ala Bahadur pamer body diiringi lagu berlirik “Dangal... Dangal... Dangal...” Kan jadi bimbang... antara terkesima, tergelitik dan ternganga 😂😂😂Temen-temenku yang diliatin opening film Dangal ini malah melongo lah, saking bingungnya nggak tahu mau ngomong apa...😕


Mahavir yang mengharapkan anak lelaki di keluarganya harus kecewa karena keempat anaknya adalah perempuan, ia terpaksa mengubur impiannya untuk mengajarkan anaknya gulat dan menjadikannya sebagai juara. Seiring berjalannya waktu, hari-hari suram Mahavir lambat laun mulai berseri lantaran kedua anak perempuannnya yaitu Geeta Kumari Phogat (Zaira Wasim) dan Babita Kumari Phogat (Suhani Bhatnagar) mulai menunjukkan ‘tanda-tanda‘ pegulat.

Alih-alih mendidik Geeta dan Babita sebagaimana anak perempuan lainnya, Mahavir melatih Geeta dan Babita untuk menjadi pegulat. Bukan hanya istrinya yang menentang keputusan Mahavir, tetangga pun ikut bergunjing, tapi ya bisa apa... komentar, kritik dan saran mereka hanya ‘numpang lewat’ di telinga Mahavir. Geeta dan Babita pun hanya bisa pasrah dengan nasibnya saat ini.

Di India sendiri gulat adalah olahraga yang cukup populer seperti halnya sepakbola di Amerika latin namun kurang terdengar gaungnya, iya sih, aku juga baru tahu gulat adalah olahraga populer di India dari film Dangal ini, dikira Cuma kriket doang yang eksis.

Dalam menjalani latihannya, Geeta dan Babita ditemani oleh Omkar (Aparshakti Kurana) sepupu lelakinya sekaligus narator di film Dangal ini. Meski awalnya ogah-ogahan lama kelamaan mereka menikmati latihannya. Mengawali karir sebagai pegulat di pertandingan antar desa, Geeta dan Babita mulai memenangkan berbagai macam pertandingan namun tetap belum cukup menyurutkan ambisi Mahavir.

Setelah memenangkan pertandingan tingkat nasional, Mahavir keukeuh ingin anak-anaknya memenangkan pertandingan tingkat internasional. Hadehh babehh... 😫Mereka yang gulat, bapaknya yang ambisius kok kenapa aku yang capek yha~ ehehe Tapi salut sih dengan kegigihan Mahavir yang all out dalam melatih Geeta dan Babita, Omkar juga ya... sebagai asisten pelatih yang saban hari dimarahi Mahavir.

Film Dangal ini adalah biopic dari perjalanan Geeta dan Babita untuk mewujudkan mimpi Mahavir; memenangkan pertandingan gulat internasional. Semua perjuangan mereka akhirnya terbayar meski harus mengalami berbagai halangan dan rintangan. Mahavir mampu membuktikan bahwa ambisinya benar-benar berbuah manis dan mampu membawa perubahan bagi lingkungannya, termasuk di dalamnya meningkatkan awareness masyarakat India terhadap olahraga gulat.


Meski di awal film kita akan melihat Geeta dan Babita berjuang bersama-sama, di pertengahan film pembagian porsi karakter akan dikerucutkan pada karakter Geeta saja. Babita ada, namun porsi karakternnya hanya sebagai pelengkap karakter Geeta bukan berdampingan seperti di awal film. Mungkin Disney juga agak kewalahan ya kalau mesti menceritakan keduanya, mesti dibuat part 1 dan part 2 kaya film Hunger Games; Mockingjay.

Ada banyak issue yang ditampilkan di film Dangal ini, diantaranya adalah kesetaraan gender dan peran seorang lelaki dalam keluarga. Terkesan too good to be true karena pesan moralnya disisipkan terlalu sering, tapi balik lagi ya... kan ini film dan ciri khasnya filmnya Disney ya yang seperti itu.

Entah mesti digendutin berapa kilo, tapi Aamir Khan cucok bangetlah jadi Mahavir yang jidatnya kerang kerung  mulu, Geeta dan Babita waktu masih kecil nggak kalah ngegemesin meski waktu udah dewasa tetep keliatan lebih cakep daripada yang seharusnya. Scene tetangga yang sotoy di opening juga nggak kalah menarik, alangkah miripnya dengan Indonesahh... hallahh... hallahh...

Dulu aku nggak ngerti sama sekali dengan olahraga gulat, paling liat di eskul-eskulnya film barat remaja dan itu pun Cuma selingan belaka. Setelah nonton film Dangal ini agak-agak ngertilah dikit karena (film ini) dibawakan dengan cukup enak, kita jadi nggak bosan dan mengamati terus tanpa ingin dicepet-cepetin. Terutama untuk scene pertandingan gulatnya, pengambilan angle-nya juara dongs, tapi yang paling penting film Dangal ini menggunakan native language bukan Bahasa Inggris jadi lebih dapet feel-nya.

Sebenarnya ada banyak hal yang bisa diceritakan dari film Dangal ini, banyak ya ... saking banyaknya ku jadi lupa ehehe Eh iya, ada nyanyi-nyanyinya kok tapi nggak pake nari-nari, nggak masalah sih karena ku malah gagal fokeus bacain liriknya ehehe  ❤❤❤ So, kalau kamu ada waktu tontonlah Dangal niscaya kamu akan percaya bahwa film India bukan melulu tentang scene nyanyi sambil lari-larian bawa selendang berkibar-kibar diantara pepohonan.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
taken from Pexels

Seperti netizen kebanyakan, sebelum memutuskan untuk membeli produk atau jasa aku cukup bergantung pada review di internet, ya... hari gini apa sih yang nggak ditanyain ke Mbah Google 😂. Selain review per-skin care-an dan review destinasi wisata kekinian yang intensitas googling-nya cukup tinggi adalah review film, eym... gimana ya... menurutku review adalah hal pertama yang mampu memuaskan dahaga kekepoan 😂😂😂.

Sebagai penikmat film (yang belum sampai tahap moviegoers 🙏🏻) review sangatlah membantu, karena dari review tersebut aku bisa memutuskan untuk tetap pergi nonton ke bioskop atau malah mager nungguin meme-nya rilis 😊. Selain untuk mencari tahu jalan cerita filmnya, kadang suka penasaran dengan pendapat orang-orang tentang filmnya, meski kadang suka pada over spoiler 😅.

Ada banyak situs dan blog (pribadi) yang mengulas tentang film, tapi hanya beberapa yang ulasannya mendekati fakta, fakta disini adalah similarity feeling saat menonton (eh ini feeling-ku bukan orang lain 🤭). FYI. Review film dari portal berita nggak termasuk ya karena isinya sedikit-sedikit dan pasti nggak jauh berbeda dengan review portal berita sebelah 😌. Setidaknya, para movie reviewer tersebut memiliki kredibilitas yang cukup bisa dipertanggungjawabkan dan syungguh sangat menghibur 😉.

Karena Rotten Tomatoes tidaklah se-shahih sanad hadits, maka ada baiknya sebelum atau sesudah menonton film kita membaca review film dari: 

CENAYANG FILM
Mbah Cenayang atau Opung ini sudah wara wiri di Twitter sejak aku masih kuliah, kalau dulu kita mesti mantengin timeline-nya demi kultwit review film terbaru yang ditontonnya, sekarang kita bisa membaca review filmnya di blognya. Mbah Cen ini menurutku cukup tegas dan lugas dalam me-review film, kalau bagus ya bagus, kalau jelek ya jelek, apalagi kalau memang nggak layak... lo, gue, end! 😌.

Mungkin karena faktor usia juga yha~ 😁 Mbah Cen kini lebih strict dan moody. Yang terbaru, Mbah Cen memberi rating 0 (nol) dari 5 untuk film Benyamin Biang Kerok dan me-review film Pacific Rim: Uprising hanya dengan satu kata: “jelek”. Padahal movie reviewer lain sekurang-kurangnya memberikan rating rendah untuk film Benyamin Biang Kerok karena merasa ‘nggak enak’ dengan Reza Rahardian 😅.

THE FREAKY TEPPY
Aku baru mengikuti Teppy ini sejak menemukan review film Posesif di salah satu tweet temanku, sumpahlah ngakak sengakak-ngakaknya 😂 terutama tentang part kebaperannya untuk #haripatahhatinasionaljilid2 Raisa X Hamish. FTW!!! Tapi ternyata itu belum seberapa dengan review film Ayat-Ayat Cinta 2 yang membuatnya viral seketika, sekaligus membuat dada ini membuncah ingin ikutan nyampah meski belum nonton filmnya 😂😂😂😂😂.

Sebenarnya ini blog pribadi bukan blog khusus film, tapi cara Teppy me-review dan mempermanis post-nya dengan meme based on her view syungguh sangat menghibur 😍. Teppy jugalah yang mempopulerkan (lagi) gif receh menggantikan gambar-gambar film HD 👍🏻. Di masa jayanya, meng-update Tumblr menggunakan gif adalah wajar meski kadang suka spamming. Kini? Hell... ohhh! Barangsiapa yang menggunakan gif di posting-an blognya pastilah sudah pernah baca #moviereviewsukasuka.

RORYPNM
Cukup disayangkan ya empunya situs ini memilih untuk hiatus dulu, mungkin karena banyak pekerjaan atau memang ingin istirahat sejenak dari dunia perfilman yang virtual ini. Terhitung sejak April 2017 empunya situs mengumumkan rencana hiatus-nya, meski kemudian ada beberapa posting-an baru tapi bahasannya nggak sedalam review yang biasanya.

Yang kusuka dari review-nya rorypm adalah bahasannya yang cukup deep mengenai filmnya, berikut istilah-istilahnya, pemain-pemainnya dan alur ceritanya. Opininya sendiri cukup membuka pikiran dan cara penyampaiannya... kok bisa ya to the point 😁.

MY DIRT SHEET
Kurang lebih mirip-miriplah dengan rorypm cuma style-nya yang berbeza, blognya nggak khusus membahas tentang tentang film tapi sering kasih rating sendiri untuk film-film yang sudah ditontonnya. Pembahasannya menarik terutama cara penyampaiannya yang compact seperti istilah sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui. Kusuka niya yang begini-begini 😁...

Meski terbilang cukup cepat (tektokan bahasannya) mydirtsheet selalu berusaha untuk netral di akhir review-nya karena... in life there are winners and there are losers, we? be the judge 😊. Kalau kalyan ingin membaca in depth review tipis-tipis kalyan bisa mampir di My Dirt Sheet ini.

@watchmen.id
Anak bawang ini *heu 😅 cukup agresif di awal kemunculannya di jagad per-Twitter-an, sering nyamber obrolan akun perfilman lainnya dan agak nyampah. Puncaknya adalah ketika @watchmen.id yang self-proclaimed sebagai akun shitpost dunia perfilman berhasil menarik perhatian @jokoanwar yang berujung dengan di-promote-nya @watchmen.id secara sukarela.

Lah, kok tahu? Well... Aku adalah follower akun @watchmen.id di awal-awal, ku follow sebab meski anak bawang review-nya sesuai dengan seleraku. Sehati ❤️.

Tadinya kupikir @watchmen.id adalah akun film anak UIN Bandung sebab pernah men-screenshot e-ticket di MIM (Metro Indah Mall), waktu kutanya kenapa nggak di Ubertos? Katanya, rumahnya dekat MIM. Yha~ 😌 fix mimin @watchmen.id warlok* Bandung Timur 😁. Sebagai akun shitpost @watchmen.id terbilang cukup melesat, review-nya yang zuzur dan seadanya membuatnya jadi favorite warga Twitter. Saat ini @watchmen.id termasuk salah satu akun Twitter yang menjadi barometer ‘jadi nonton nggak nih?’ 😁.

***

Selain situs, blog & akun Twitter yang diatas ini, aku juga punya rekomendasi akun YouTube untuk ditonton, kalau untuk podcast aku belum menemukan yang sreg ya, semoga nanti nemuin 😉.

CINE CRIB
Untuk Youtube aku mengandalkan akun Cine Crib sebab kepincut oleh review-nya si duo Upin Ipin Arya dan Razak, bang khek memang mereka berdua... 🤣. Nggak mungkin nggak ngikik ketawa-ketawa setiap kali mendengarkan review mereka yang sengklek, apalagi kalau membahas film horor murce 😁. Mungkin bisa dibilang versi Youtube-nya #reviewsukasuka haha 🤣.

Sebenarnya ada beberapa reviewer lain selain si duo Upin Ipin namun yang paling kusuka ya mereka berdua, rasanya macem mendengarkan obrolan diri sendiri dan teman se-geng kalau abis nonton 😁. Review-nya bagus dan hampir seluruh aspeknya dibahas, tektokannya enak dan yang paling penting logat Sundanya Arya ini membuatku merasa ikrib 🤣.

Balikin Razakkk dong 🥺.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Ini sebenernya film lama sih, release di tahun 2007 disaat aku masih kuliah, dulu belum sempat nonton atau download film ini karena ‘sok’ sibuk dengan tugas kuliah haha 😂😂😂. Selain karena  reviewnya yang cukup menjanjikan, aku cukup penasaran dengan aktingnya Keira Knightley dan Saoirse Ronan yang waktu itu masih bocah kinyis-kinyis. Kusuka keduanya, Keira Knigtley karena film triology The Pirates of The Carribbean dan Saoirse Ronan karena film The Lovely Bones.

Atonement atau yang kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti pengakuan (penebusan) dosa adalah film bergenre family drama dengan latar belakang perang dunia ke 2 di Inggris, yang lagi-lagi menggunakan moment evakuasi Dunkirk sebagai sub-setting. Belakangan ini banyak film yang menggunakan Dunkirk sebagai setting atau sub-setting, coba ya mereka (producer, director dan crew) janjian dulu bikin filmnya, kan lumayan tuh bisa budget sharing untuk scene ± 300.000 tentara Inggris yang menunggu evakuasi di bibir pantai 😉.

Capek aja mikirin banyaknya orang yang mesti dilead untuk scene yang nggak begitu lama ... 😂 *padahal bukan siapa siapa

Atonement diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ian McEwan yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2001. Aku belum baca bukunya ya jadi belum bisa membandingkan tingkat keakuratan antara versi buku dan versi filmnya atau membandingkan mana yang lebih rame. Alur ceritanya sendiri dipenggal menjadi 3 bagian, bagian pertama bersetting di rumah keluarga Tallis pada tahun 1935, bagian kedua bersetting perang dunia ke 2 pada tahun 1940 dan bagian ketiga bersetting di masa ini yakni tahun 2007 disaat film ini release.

Briony Tallis (Saoirse Ronan)

Cecillia Tallis (Keira Knightley)

Robbie Turner (James McAvoy)

Tokoh sentral di film Atonement ini adalah Briony Tallis (Saoirse Ronan) seorang remaja tanggung yang sedang mencari jati diri, eh engak deng, seorang remaja tanggung yang kelakuannya ngeselin abis 😏. Briony Tallis memiliki seorang kakak perempuan bernama Cecillia ‘Cee’ Tallis (Keira Knightley) dan seorang kakak laki-laki bernama Leon Tallis (Patrick Kennedy). Mereka tinggal dengan ibunya Emily Tallis (Harriet Walter) serta pembantu-pembantunya di rumah besar di Inggris.

Selain mereka ada Robbie Turner (James McAvoy) anak seorang penjaga rumah yang pekerjaan sehari-harinya adalah mengurusi kebun keluarga Tallis. Karena seumuran dengan Leon dan Cecillia Robbie ini cukup akrablah dengan mereka, bahkan disekolahkan di Universitas Cambridge dengan Cecillia oleh Mr. Tallis. Kebetulan saat itu salah satu sepupu Briony, Lola Quincey (Juno Temple) dan si kembar  Poirret Quincey (Charlie von Simson) Jackson Quincey (Felix von Simson) mengungsi sementara di rumah mereka karena ada urusan keluarga. BTW. Lola ini rambutnya lucu loh ... keriting mengembang kaya Merida di film Brave.

Briony ini suka berkhayal dan menulis cerita untuk pertunjukan, atau drama-dramaan kaya waktu kita kecil dulu. Suatu hari tanpa sengaja Briony melihat Cecillia dan Robbie sedang berada di depan air mancur, then, Cecillia membuka bajunya dan terjun ke dalam air mancur. Robbienya shock. Briony sotoy. Pikirannya ngelantur kemana-mana 😯😕😕.

Hari itu Leon pulang ke rumah dengan temannya yang bernama Paul Marshall  (Bennedict Cumberbatch) seorang businessman pemilik pabrik cokelat Amos. Robbie yang merasa bingung dengan kejadian yang dialaminya dengan Cecillia kemudian berinisiatif menulis surat permohonan maaf. Dalam perjalanannya ke rumah keluarga Tallis, Robbie bertemu dengan Briony dan menitipkan suratnya. Setalah Briony pergi, Robbie baru sadar bahwa suratnya tertukar dengan surat versinya yang lain.

Bang Ben yang cakep 💖💖💖

Bukannya langsung diberikan kepada Cecillia, Briony malah membaca surat dari Robbie dan bercerita kepada Lola bahwa Robbie ini adalah seorang ‘sex maniac’. Tahu darimana coba bocah itu istilah semacam beginian? 😔 Dari sini ku mulai emosyion... 😫 Briony ini perpaduan antara ke’sok tahu’an yang HQQ dan kedewasaan yang belum pada waktunya. Kobe (kokolot begog, bukan kontrol beungeut).

Robbie yang datang untuk makan malam dengan keluarga Tallis kemudian mencari Cecillia untuk menjelaskan kesalahfahaman pada suratnya. Sayangnya mereka lupa mengunci pintu perpustakaan dan kegap oleh Briony, mungkin saat itu mereka berfikir “Yha~~~ ada Briony... “ 😅 eits jangan salah ya, kenyataannya bocah itulah yang akan memutuskan nasib mereka beberapa jam kemudian.

Menjelang makan malam Briony menemukan bahwa si kembar Poirret dan Jackson kabur entah kemana, bubar syudah makan malam ini... mereka kemudian mencari si kembar ke seluruh penjuru rumah. Saat itu (lagi-lagi) tanpa sengaja Briony memergoki seseorang sedang memperkosa Lola, kepada polisi Briony mengatakan bahwa Robbielah pelakunya, untuk membuat keterangannya tampak lebih meyakinkan Briony memberikan surat yang ditulis Robbie untuk Cecillia kepada ibunya.

Scene Robbie yang kembali dengan si kembar tapi ditungguin seluruh penghuni rumah di tangga depan adalah scene ter... apa ya... terkamvret di film ini 💢. Gimana nggak ngeselin ya, begitu Robbie datang bukannya disambut malah langsung digelandang ke kantor polisi. Dan Briony nonton semua itu dari jendela lantai atas. So, kenapa mesti Briony menuduh Robbie? Simple aja sih, karena pada hakikatnya Briony menaruh hati pada Robbie tapi Robbie lebih memilih Cecillia ketimbang dirinya, jadilah Briony jealous dan kecewa, ujung-ujungnya begitu ada kesempatan langsung membalas dendam.
  
Cerita beralih pada 4-5 tahun setelah kejadian itu. Cecillia yang marah kemudian hengkang dari rumahnya dan menjadi perawat di Rumah Sakit St. Thomas. Setelah mendekam di penjara Robbie kemudian memutuskan untuk menjadi tentara. Sedangkan Briony (Romola Garai) yang akhirnya merasa bersalah kemudian memutuskan untuk menjadi perawat seperti Cecillia dengan alasan untuk membuat dirinya lebih berfaedah😝.

Cecillia dan Robbie pun akhirnya bertemu kembali setelah sekian tahun lamanya, sayangnya nggak lama ya karena Cecillia harus kembali ke rumah sakit dan Robbie harus bertugas ke Prancis, namun di akhir pertemuannya mereka saling berjanji untuk kembali bertemu. Well... scene Cecilia berdiri di bagian belakang Double Decker dengan Robbie yang berlarian mengejarnya ini termasuk scene termenyedihkan ya... 

:)

💘💘💘

Setelah melalui peperangan di Prancis, Robbie, Tommy Nettle (Daniel Mays) dan Frank Mace (Nonso Anozie) berusaha kembali ke Inggris dengan berjalan kaki menuju Dunkirk. Beruntungnya, evakuasi belum dimulai dan mereka harus menunggu beberapa hari sampai akhirnya kapal evakuasi datang. Dengan luka-luka yang dideritanya Robbie berusaha tetap hidup demi kembali kepada Cecillia.

Sedang di Inggris sana Briony mencari alamat Cecillia dan menulis surat kepadanya, intinya memohon maaf untuk dosa-dosanya di masa lalu, tapi karena Cecillia nggak membalas suratnya Briony kemudian pergi ke rumahnya Cecillia di Balham. Oh iya, sebelum ke Balham, Briony sempat menghadiri pernikahannya Lola dan Paul di gereja, tapi Lola berusaha pura-pura nggak kenal 😐.

Ketika sampai di Balham, Briony agak canggung saat bertemu dengan Cecillia dan beneran canggung saat bertemu dengan Robbie yang ternyata ada disana. Sudah bisa ditebak ya, mereka marah kepada Briony dan memintanya untuk membersihkan nama mereka dengan cara merubah keterangannya pada polisi dan mengakui dosa-dosanya kepada keluarganya. At least, itu mungkin akan sepadan dengan apa yang telah Briony lakukan kepada mereka.

the three of us 😞

zoom in ya 😂

Cerita ke masa kini.

Briony Tallis adalah seorang novelis terkenal, sedang diwawancarai tentang novel terbarunya yang berjudul... Atonement. Duhh Hayati lelah... 😫😫😫 dari tadi emosyion taunya nyeritain tentang isi novel. Meski pun novelnya based on true story karena menceritakan tentang dirinya sendiri dan keluarganya, Briony menggubah alur ceritanya demi kemaslahatan penonton yang kadung baper. Let’s guess... bagian manakah yang digubah Briony? Tentu saja kamu bisa dengan mudahnya mencari spoiler review dari ending film Atonement ini, tapi akan lebih afdhol kalau kamu menontonnya karena... sensasi nyeseknya berbeda 😥.

Film Atonement ini kurang lebih menggambarkan perbedaan perspektif antara bocah dan orang dewasa, dalam hal ini adalah Briony dan Cecillia. That’s why di film ini ada beberapa flashback scene yang diambil berdasarkan perspektif mereka berdua, lebih pada konfirmasi sih ya karena scene dugaan-dugaan sotoynya Briony akan dijelaskan oleh scenenya Cecillia. Tapi kalau begini semuanya jadi memiliki porsi kekuatan yang balance, kekacauan yang ditimbulkan oleh Briony adalah buah dari psikologis dan emosi yang berhamburan.

Selain settingnya yang ciamik dan memanjakan mata, scoringnya juara, belum pernah sebegini enjoynya dengerin suara tik tak tik tukannya mesin tik. Di awal film bahkan ada satu scoring lumayan lama, awalnya deg-degan dengernya tapi lama-lama enak haha 💗💗💗

*Nggak mungkin dong direview kalau nggak direkomendasiin 😜

note: all pics was taken randomly from Google
Share
Tweet
Pin
Share
3 comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ▼  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ▼  Apr (5)
      • Atonement
      • Yang Reviewnya Sering Kubaca
      • Dangal
      • This or That : What Would I’d Rather To Be
      • Letterboxd
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ►  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ►  Apr (1)

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates